IV.2.3. Teknik Penanaman Mangrove di Kawasan Sungai Wain
Balikpapan
Mengingat pentingnya peranan hutan mangrove sebagai kawasan konservasi, maka penanaman kembali mangrove pada beberapa lahan
kosong di kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah sebuah keharusan. Terdapat teknik-teknik khusus yang harus dilakukan dalam melakukan
penanaman kembali mangrove agar kegiatan penanaman dapat terlaksana dengan baik.
Salah satu usaha yang harus dilakukan pada kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah dengan cara meningkatkan kesadaran masyaakat untuk
melakukan kegiatan rehabilitasi lahan kosong atau areal mangrove yang rusak maupun lahan tambak masyarakat. Guna meningkatkan keberhasilan
rehabilitasi hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan, hal-hal teknis yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
1. Persyaratan Tumbuh Mangrove Kawasan Sungai Wain Balikpapan Hutan mangrove adalah hutan tropik basah yang jenis tanamannya
tunggal. Pohon mangrove terdiri atas beberapa familia suku bakau- bakauan. Setiap jenis membentuk zona-zona tertentu yang memiliki
sifat fisik tertentu. Secara teknis persyaratan tumbuh mangrove kawasan Sungai Wain Balikpapan adalah sebagai berikut :
a. Daerah pantai dengan curah hujan sepanjang tahun cukup tinggi. b. Ada masukan air tawar pada hutan mangrove yang akan
mempengaruhi salinitas.
c. Pengaruh pasang surut air laut serta pengaruh air tawar. 2. Teknik Penanaman Mangrove Kawasan Sungai Wain Balikpapan
a. Penanaman dapat dilakukan dengan jarak tanam : a 2 × 1 meter, dengan jumlah bibit : 5000 batang hektar.
b 1.5 × 1 meter, dengan jumlah bibit : 6600 batang hektar. c 1 × 1 meter, dengan jumlah bibit : 10000 batang hektar.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, jarak penanaman yang baik dilakukan di kawasan Sungai Wain Balikpapan yaitu pada jarak
tanam 2 × 1 meter dengan jumlah bibit 5000 batang hektar karena semakin jauh jarak penanamannya semakin baik tanaman
mangrove tumbuh dan berkembang. Ukuran tanaman didasarka pada :
a Keadaan tanah pantai berlumpur, berpasir. b Kemiringan pantai landai.
c Keadaan arus atau gelombang laut deras. d Macam bibit biji.
b. Penanaman mangrove dilakukan dengan tahapan : a Persiapan Lapangan
a Pembuatan jalur tanaman, penentuan arah larikan tanaman melintang arah pasang surut.
b Pembersihan tanaman dari semak atau sampah pengganggu.
c Pemasangan ajir tanaman setinggi kurang lebih satu meter, dengan jarak ajir sesuai dengan jarak antar
tanaman 2 × 1 meter. d Pembuatan sarana lainnya yang diperlukan.
b Pengangkutan Bibit Mangrove a Dilakukan secara manual dengan tenaga manusia.
b Tempat pembawa bibit dengan kotak dari bambu untuk menghindari kerusakan bibit.
c Jumlah bibit yang diangkut ke lapangan disesuaikan dengan kemampuan penanaman dalam satu hari.
c Penanaman Mangrove a Penanaman dapat menggunakan bibit dari persemaian.
b Penanaman dengan bibit biji, meliputi pekerjaan : A. Pembuat lubang dengan ukuran sebesar kantung
plastik. B. Penanaman bibit bersamaan waktunya dengan
pembuatan lubang. C. Kantong plastik sebelum ditanam disobek dilepas
dan bekasnya diletakan di ujung ajir. c Pengendalian pencegahan hama terhadap bibit yang
ditanam dengan cara : A. Benih yang ditanam dimasukkan pada bumbung
bambu.
B. Cara lain dengan menancapkan jenis tanaman paku- pakuan disekeliling bibit yang baru ditanam.
c. Penanaman mangrove dilakukan pada saat air surut. d. Arah baris larian tanaman diperhitungkan dengan arah datangnya
arus air laut. e. Bibit yang akan ditanam dijaga agar tidak rusak pada saat
pengangkutan. 3. Cara Pengadaan Bibit Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Pengadaan bibit meliputi kegiatan : a. Pengumpulan Benih Mangrove
a Benih untuk calon bibit dipilih yang sudah tua dan berkualitas baik.
b Buah atau benih yang dikumpulkan dari pohon induk atau sumber benih yang telah memenuhi standar teknis. Untuk
sumber benih Rhizophora bakau, buah atau benih dikumpulkan dari pohon yang berumur 8 delapan tahun
keatas dan untuk api-api berumur lebih dari 5 lima tahun. c Pengumpulan buah atau benih dilakukan dengan memetik dari
pohon atau mengumpulkan buah yang jatuh disekitar tegakan. b. Pembuatan Persemaian Mangrove
Persyaratan lokasi persemaian mangrove : a Dekat dengan lokasi penanaman dan dekat dengan desa.
b Tanah subur, banyak mengandung humus.
c Dekat dengan sumber air payau dan tersedia sepanjang tahun. 4. Pemeliharaan Tanaman Mangrove Kawasan Sungai Wain Balikpapan
Pekerjaan pemeliharaan tanaman meliputi : a. Penyulaman
a Dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati dengan bibit yang sejenis.
b Penyulaman dilakukan 15-30 hari setelah penanaman. b. Penyiangan
a Untuk membebaskan tanaman dari penjalangan rumput semak pengganggu.
b Pada awal genangan atau daerah pasang surut tidak perlu penyiangan.
c Tanaman pada areal yang kering perlu penyiangan sampai tanaman berumur 1-2 tahun.
d Penyiangan dilakukan sepanjang larikan tanaman selebar 1 m. c. Pengendalian Hama
a Hama tanaman yang sering merusak tanaman bakau adalah yuyu yang mengerat bibit mangrove atau tanaman muda
sehingga menyebabkan tanaman mati. b Hama lain yang juga merusak tanaman bakau adalah tempakul
dan tiram yang menempel pada tanaman berumur 3-4 tahun. Kerusakan hutan mangrove selama ini jika dilihat dari aspek teknis
disebabkan oleh pola penanaman yang tidak sesuai dengan zonasi pohon
mangrove karena pohon mangrove dapat hidup dan berkembang biak sesuai dengan zonasi. Selain pola penanaman, teknis penanaman juga
harus diperhatikan karena dalam melakukan penanaman kembali terdapat teknik-teknik khusus agar penanaman dapat berjalan dengan baik. Jadi
konservasi hutan mangrove dapat berhasil jika bersamaan dengan pola dan teknik penanaman yang benar.
IV.3. Analisis Aspek Sosial