1 Kelompok fauna daratan terrestrial yang umumnya menempati
bagian atas pohon mangrove terdiri dari : insecta, ular, burung, dan monyet bekantan. Kelompok ini mempunyai sifat adaptasi
khusus untuk hidup didalam hutan mangrove karena mereka melewatkan sebagian besar hidupnya diluar jangkauan air laut
pada bagian pohon yang tinggi meskipun mereka dapat mengumpulkan makanannya berupa hewan laut pada saat air
surut. 2
Kelompok fauna akuatik, terdiri dari dua tipe, yaitu : a Hidup di kolam air, terutama berbagai jenis ikan dan udang.
b Hidup menempati substrat baik keras akar dan batang maupun lunak lumpur terutama kepiting, kerang dan
berbagai jenis invertebrate lainnya.
II.1.2. Habitat dan Ekosistem Mangrove
Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah
tropis dan sub tropis. Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan pada kondisi
yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif. Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering juga
dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia merupakan
nama dari salah satu spesies penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp
. Sehingga dalam percaturan bidang keilmuan untuk tidak membuat bias antara bakau dan mangrove maka hutan mangrove
sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang memiliki karakteristik hidup di daerah pantai.
Mangrove adalah individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Hutan mangrove
sering disebut hutan bakau atau hutan payau. Dinamakan hutan bakau oleh karena sebagian besar vegetasinya didominasi oleh jenis bakau,
dan disebut hutan payau karena hutannya tumbuh di atas tanah yang selalu tergenang oleh air payau. Arti mangrove dalam ekologi
tumbuhan digunakan untuk semak dan pohon yang tumbuh di daerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tropika dan subtropika.
Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri dari bermacam-macam campuran apa yang mempunyai nilai ekonomis baik untuk
kepentingan rumah tangga rumah, perabot dan industri pakan ternak, kertas, arang. Anonim, 2000
Tempat tumbuh hutan mangrove memerlukan suasana yang khusus, yang lazim disebut “suasana mangrove” yaitu suasana yang
timbul dari perpaduan unsur-unsur antara lain : iklim tropic basah, curah hujan tinggi, laut tenang, ada sumber lumpur. Untuk mencapai
pertumbuhan yang optimum, mangrove memerlukan beberapa criteria berikut didalamnya :
1. Topografi pantai yang relatif landai dengan kemiringan 0-3º dan
pantai terlindung dari hempasan ombak dan angin yang kencang. 2.
Terdapat suplai air tawar dan air asin. 3.
Terpengaruh pasang surut air laut. 4.
Suhu udara 25ºC - 30ºC dengan fluktuasi tidak lebih dari 5ºC. Berdasarkan jenis pohon penyusun formasi hutan mangrove
dari arah laut kedaratan dapat dibedakan 4 empat zona, yaitu : Wijayanti, 2007
1 Zona Api-api Prepat Avicenia Sonneratia Terletak paling luar jauh atau terdekat dengan laut, keadaan
tanah berlumpur agak lembek dangkal, sedikit bahan organik dan kadar garam agak tinggi. Zona ini didominasi oleh jenis Avecenia
sp dan biasanya berasosiasi dengan jenis Rhizophora sp.
2 Zona Bakau Rhizophora Terletak dibelakang zona api-api prepat, keadaan tanah
berlumpur pendek dalam. Pada umumnya didominasi oleh jenis-
jenis Rhizophora sp tinjang dan Xilocarpus sp nyirih dan Heririera sp
dungun. 3 Zona Tancang Bruguiera
Terletak dibelakang zona bakau, agak jauh dengan laut dekat dengan daratan. Keadaan tanah berlumpur agak keras, agak jauh
dengan pantai. Pada umumnya ditumbuhi jenis Bruguiera tinjang dan Lumntzera sp duduk. Jenis Bruguiera Gymnorhiza merupakan
jenis pohon penyusun terakhir formasi mangrove. 4 Zona Nipah Nypa Fructicance
Terletak paling jauh dari lautpaling dalam kearah darat, salinitas airnya sangat rendah dan tanahnya keras, kurang
dipengaruhi pasang surut. Pada umumnya ditumbuhi jenis Nypah Nypatructicane, Deris sp, dan sebagainya.
Pohon mangrove dalam mengatasi siklus hidupnya untuk menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya dengan cara
beradaptasi meliputi : A. Adaptasi Fisiologis
Mangrove dapat tumbuh pada substrat dengan kadar garam tinggi, maka mangrove mampu mengatur pemasukan garam dan
memelihara keseimbangan air didalam tubuhnya. Beberapa
mekanisme yang dikembangkan untuk menghadapi kondisi ini adalah :
a. Mangrove menyerap air mengandung garam yang tinggi kemudian mengeluarkan kembali. Mangrove memiliki
trikoma khusus yang mengandung ion-ion tertentu didalam tubuh, terutama ion NaO dan CIO untuk mengatur
keseimbangan didalam tubuhnya. Kelenjar garam ditemukan pada genus Acantus, Aegiceras, dan Avicennia.
b. Mangrove menyerap air laut tetapi mencegah masuknya garam kedalam tubuh melalui ultra-filter dalam akar. Genus
yang mampu menyaring masuknya garam adalah Rhizophora, Ceriops, Sonneratia, Avicennia, Osbornia, Bruguiera,
Aegiceras, Excoecaria, Aegialitis, dan Acrostichum.
c. Mangrove mengembangkan ketahanan terhadap tingginya kadar garam dan mengakumulasi garam didalam jaringan
seperti pada kulit, batang, dan akar serta dalam jaringan daun tua. Penyimpanan garam biasanya diikuti oleh penebalan
daun. Kelebihan garam dikeluarkan dari jaringan metabolik melalui pengguguran daun tua.
B. Reproduksi Vivipari Biji merupakan media penyebaran dan mangrove menyebar
melalui air, propagulan mangrove buah, biji, benih termodifikasi untuk mengapung di air, terutama bagian substrat pada dinding
buah. Perkembangan propagulan saat masih menggantung di pohon induk merupakan ciri khas dari beberapa jenis mangrove
dan ditemukan pada seluruh anggota suku Rhizophoraceae. Dua jenis vivipari dalam mangrove adalah :
a. Vivipari Sejati Pada genus Bruguiera, Rhizophora, Ceriops, dan Kandella.
Embrio tidak mengalami masa dormansi melainkan tumbuh menembus keluar kulit biji dan menembus kulit buah saat masih
menempe pada tanaman induk. b. Kriptovivipari
Embrio tumbuh menembus keluar kulit biji tetapi tidak sampai menembus keluar dari kulit buah jatuh ke tanah.
Contohnya genus Avicennia, Aegiceras, dan Pelliciera. C. Akar Khusus
Tanah tergantung dengan kandungan oksigen rendah dan substrat setengah basah yang memberikan mekanik lemah
merupakan dua masalah bagi mangrove untuk dapat tumbuh.
Untuk menghadapi masalah ini mangrove mengembangkan akar- akar khusus yang terdapat diudara sehingga saat air surut akar
udara membantu pertukaran gas dan udara yang dibutuhkan. Anonim, 2007a
Menurut Kitamura, terdapat enam jenis tipe akar mangrove. Berikut ini deskripsi masing-masing akar mangrove tersebut:
Anonim, 2007a A Akar tunjang adalah akar udara yang tumbuh di atas permukaan
tanah, mencuat dari batang pohon dan dahan paling bawah serta memanjang ke luar dan menuju ke permukaan tanah. Contoh:
Rhizophora sp . Anonim, 2007a
B Akar nafas adalah akar udara yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas, terbentuk dari perluasan akar yang
tumbuh secara horisontal. Contoh: Avicennia sp. Anonim, 2007a C Akar lutut adalah akar horisontal yang berbentuk seperti lutut
terlipat di atas permukaan tanah, meliuk ke atas dan bawah dengan ujung yang emmbulat di atas permukaan tanah. Contoh:
Bruguiera sp . Anonim, 2007a
D Akar papan adalah akar yang tumbuh secara horisontal, berbentuk seperti pita di atas permukaan tanah, bergelombang dan berliku-
liku ke arah samping seperti ular. Contoh: Xylocarpus sp. Anonim, 2007a
E Akar banir adalah struktur akar seperti papan, memanjang secara radial dari pangkal batang. Ceriops sp. Anonim, 2007a
F Akar tanpa akar udara adalah akar biasa, tidak berbentuk seperti akar udara. Contoh: Aegiceras sp. Anonim, 2007a
II.1.3. Manfaat Mangrove