Fungsi Mangrove Sebagai Ekowisata Konsep Mangrove Sebagai Ekowisata

ekologis, tidak terdapat bangunan buatan manusia maupun kegiatan-kegiatan formal manusia termasuk dalam pengolahannya adalah : suaka marga satwa, cagar alam, padang rumput, sawah, dan jalur hijau yang ada di lingkungan binaan. 2. Ruang yang berfungsi sebagai tempat bermain yang aktif untuk anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan sebagai areal konservasi. 3. Tempat yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya alam lainnya atau keperluan keindahan.

II.4.2. Fungsi Mangrove Sebagai Ekowisata

Mangrove sebagai ekowisata selain mempunyai fungsi sebagai tempat wisata atau rekreasi juga mempunyai fungsi lain, antara lain : 1. Areal perlindungan berlangsungnya fungsi ekosistem dan penyangga kehidupan lingkungan. 2. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan. 3. Terdapat perlindungan plasma nutfah. 4. Sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. 5. Pengatur tata air. Semuanya hanya bertujuan untuk pelestarian lingkungan terhadap hutan mangrove yang banyak sekali manfaat dan kegunaannya dan dapat memberikan masukan tambahan pendapatan daerah apabila tempat tersebut sukses menjadi kawasan ekowisata. Bagi kegiatan ekonomi, mata pencaharian penduduk akan bertambah sehingga meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat, dan tidaklah mustahil bila mereka akan berganti profesi dari menjadi petani tambak udang yang selama ini terus membuka lahan mangrove untuk tambak menjadi penyedia jasa pariwisata mangrove di kawasan hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan.

II.4.3. Konsep Mangrove Sebagai Ekowisata

Untuk mengembangkan ekowisata dilaksanakan dengan cara pengembangan pariwisata pada umumnya. Ada dua aspek yang perlu dipikirkan. Pertama, aspek destinasi, kemudian kedua adalah aspek market. Untuk pengembangan ekowisata dilaksanakan dengan konsep product driven . Meskipun aspek market perlu dipertimbangkan namun macam, sifat dan perilaku obyek dan daya tarik wisata alam dan budaya diusahakan untuk menjaga kelestarian dan keberadaannya. Pada hakekatnya ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat, jauh lebih ketat dibanding dengan hanya keberlanjutan. Pembangunan ekowisata berwawasan lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya dalam melestarikan alam dibanding dengan keberlanjutan pembangunan. Sebab ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik dan psikologis wisatawan. Bahkan dalam berbagai aspek ekowisata merupakan bentuk wisata yang mengarah ke metatourism. Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi. Dari aspek inilah ekowisata tidak akan mengenal kejenuhan pasar. Anonim, 2000 Mangrove sebagai ekowisata mempunyai beberapa konsep atau tatanan sehingga tempat itu layak untuk dijadikan sebagai ekowisata : 1. Mempunyai Lembaga Agar lembaga tersebut dapat berjalan dengan baik maka diperlukan seksi-seksi kerja sebagai berikut : a. Seksi Penelitian : Melaksanakan survei dan penelitian flora dan fauna yang berkaitan dengan mangrove. b. Seksi Pelatihan : Menyusun dan melaksanakan kegiatan pelatihan baok yang merupakan kegiatan rutin maupun permintaan pihak-pihak yang berkepentingan. c. Seksi Informasi : Menyebarluaskan informasi mangrove melalui media cetak dan elektronik. d. Seksi Ekowisata : Melakukan pemanduan wisata, pembuatan specimen dan pembuatan buku. e. Seksi Pendidikan Lingkungan : Melaksanakan event, kelas dilapangan dan penanaman partisipasi bagi kalangan sekolah, universitas, dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang mangrove. f. Seksi Manajemen : Mengorganisir dan mendukung semua kegiatan proyek. Wijayanti, 2007 2. Adanya Jalan Sebagai Sarana Mengelilingi Mangrove Jalan terbuat dari kayu sepanjang panjang mangrove karena hanya dengan jalan kaki, kita dapat mengelilingi hutan mangrove. 3. Tatanan Mangrove Tanpa Merubah Zonasi dari Mangrove itu Sendiri Zonasi mangrove tidak dapat dirubah karena pohon mangrove memiliki akar khusus yang cocok sesuai dengan zonasi tersebut. 4. Tidak Adanya Pedagang Liar yang Berada Di Kawasan Ekowisata Kawasan ini bebas dari pedagang liar karena akan mengganggu keindahan dan nilai estetika. Jika ada pedagang liar yang berada dikawasan wisata dikhawatirkan akan membuang sampah disembarang tempat.

II.5. Analisis SWOT