METODE PENELITIAN KONSERVASI HUTAN MANGROVE SEBAGAI EKOWISATA.

41

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis mangrove dan faktor- faktor yang menyebabkan berkurangnya luas hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor tersebut akan disusun strategi pengelolaan dan pemeliharaan hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan. III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 1 Oktober 2009 sampai dengan 1 Februari 2010 di Kawasan Sungai Wain Balikpapan. Penelitian difokuskan pada hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan dengan 2 kelurahan : 1. Kelurahan Kariangau 2. Kelurahan Margomulyo III.2. Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Penentuan Lokasi Penentuan variabel penelitian : 1. Aspek teknik 2. Aspek sosial 3. Aspek kelembagaan Pengumpulan data Data Primer 1. Teknik observasi lapangan 2. Teknik kuisioner 3. Teknik dokumentasi Data Sekunder 1. Dinas Kehutanan 2. Dinas Tata Kota 3. BLH Pembahasan Output Penelitian Konsep Ekowisata Ditinjau dari tiga aspek III.3. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang memiliki beberapa macam nilai. Variabel yang digunakan dalam penelitian dilatar belakangi oleh : 1. Kondisi fisik dasar hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan. 2. Kondisi habitat mangrove di Sungai wain Balikpapan. Variabel yang dimaksud meliputi : 1 Aspek teknis yang mempengaruhi pengelolaan hutan mangrove meliputi : a Jenis tanaman mangrove. b Pola penanaman mangrove. c Teknik penanaman mangrove. 2 Aspek sosial pengelolaan hutan mangrove meliputi : a Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk. b Peran serta masyarakat dalam pengelolaan mangrove. c Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan dan memelihara hutan mangrove. 3 Aspek kelembagaan yang mempengaruhi pengelolaan hutan mangrove meliputi : a Dukungan Peraturan Pemerintah. b Dukungan Pemerintah Balikpapan. c Partisipasi BLH dan kalangan Perguruan Tinggi. III.4. Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi : 1. Data Primer Dilaksanakan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada daerah penelitian dengan beberapa teknik. a. Teknik Observasi Lapangan Untuk mendapatkan data kuantitatif seperti jenis tanaman mangrove, pola penanaman mangrove, dan teknik penanaman mangrove. b. Teknik Kuisioner Untuk mendapatkan data-data primer melalui proses wawancara dengan 30 responden dalam hal ini pakar-pakar Pemerintah Kota dan masyarakat yang interest terhadap penanganan dan pengelolaan hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan. Responden pakar yang diambil berasal dari : a Lima 5 responden dari Dinas Tata Kota Balikpapan. b Lima 5 responden dari Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur. c Lima 5 responden dari Kalangan Perguruan Tinggi Balikpapan. d Lima 5 responden Badan Lingkungan Hidup BLH Balikpapan. e Sepuluh 10 responden dari Masyarakat kawasan Sungai Wain. c. Teknik Dokumentasi Untuk mendukung hasil observasi lapangan dilakukan teknik dokumentasi atau pemotretan sebagai hasil rekaman visual berupa foto-foto hutan mangrove Balikpapan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang mendukung penelitian dimana memberikan gambaran umum tentang hal-hal yang mencakup penelitian yang didapatkan dari beberapa sumber terkait antara lain : Dinas Kehutanan, Dinas Tata Kota, dan Badan Lingkungan Hidup, meliputi : a. Data exiting dan rencana tata ruang kota. b. Kondisi hutan mangrove. c. Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk. d. Peraturan perundangan dan kebijakan yang berhubungan dengan penataan dan pengelolaan hutan mangrove. III.5. Teknik Pembuatan Kuesioner Kuesioner adalah salah satu alat yang digunkan untuk mengumpulkan data. Kuesioner biasanya berupa pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting dalam konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata. Berikut ini langkah-langkah yang digunakan untuk merancang sebuah kuesioner, yaitu : 1. Menentukan persoalan apa yang ingin diidentifikasi. 2. Desain kuesioner harus bisa menjembatani antara peneliti dengan respondennya. Dalam kata lain, bahasa yang digunkan harus disesuaikan dengan responden yang akan diteliti. Untuk mengetahui tingkat persetujuan responden terhadap konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata, maka responden diminta penilaian terhadap kawasan mangrove Sungai Wain Balikpapan dengan menggunakan skala empat tingkat likert. Dimana penilaian yang digunakan dengan skoring menurut skala likert dengan nilai terendah 1 satu tertinggi 4 empat. Disediakan 4 empat pilihan skala dengan format seperti : 1 Sangat tidak setuju = 1 2 Tidak setuju = 2 3 Setuju = 3 4 Sangat setuju = 4 III.6. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik secara deskriptif yang didapat melalui hasil dari jawaban 30 responden tentang faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya luas kawasan hutan mangrove di Sungai Wain Balikpapan. Sebelumnya akan ditentukan terlebih dahulu indikator dan variabel yang diteliti yaitu variabel tergantung dan variabel bebas. Sebagaimana tujuan dari pembahasan ini menganalisa sampai seberapa jauh peran serta dan kesadaran masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah dan Peraturan Undang-undang terhadap partisipasi BLH dan Perguruan Tinggi terhadap kondisi hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan, maka yang jadi dependent variabel variabel gantung adalah kondisi hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan Y sedangkan peran serta dan kesadaran masyarakat, kebijakan Pemerintah dan Peraturan Undang-undang, dan partisipasi BLH dan Perguruan Tinggi merupakan independent variabel variabel bebas yaitu X. Unuk mengetahui pengaruh peran serta dan kesadaran masyarakat, kebijakan Pemerintah dan Peraturan Undang-undang, dan partisipasi BLH dan Perguruan Tinggi dengan kondisi hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan digunakan metode regresi linier berganda, karena kuisioner yang digunakan menggunakan 3 tiga variabel independen. Dengan rumus sebagai berikut : 3 3 2 2 1 1 X b X b X b a Y + + + = Dimana : Y : variabel dependen a : koefisien konstanta b 1 ,b 2 , b 3 : koefisien regresi X 1 : variabel independen pertama X 2 : variabel independen kedua X 3 : variabel independen ketiga III.7. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan uji F uji serentak dan uji t secara parsial dan dalam perhitungan dipergunakan alat bantu program perhitungan SPSS Statistical Package for Socials Science versi 17.00 1. Uji F Uji Simultant Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. F hitung diperoleh dengan rumus : 1 1 2 2 − − − = k n R K R F Dimana : R 2 : koefisien determinasi k : jumlah parameter n : jumlah sampel Apabila F hitung F tabel dengan derajat kesalahan X tertentu, maka hipotesis nol H ditolak dan menerima hipotesis alternatif H 1 . Artinya variabel bebas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terkait. Sebaliknya bila F hitung F tabel , maka hipotesis nol H diterima dan menolak hipotesis alternatif H 1 . 2. Uji t Uji Parsial Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji apakah masing- masing variabel bebas X mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas Y. t hitung diperoleh dari rumus : bi SE bi t hitung = Dimana : bi : koefisien regresi SE : standar error of estimasi Apabila t hitung t tabel , maka hipotesis nol H ditolak dan menerima hipotesis alternatif H 1 . Berarti variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya bila t hitung t tabel , maka hipotesis nol H diterima dan menolak hipotesis alternatif H 1 . III.8. Analisis SWOT Tahapan-tahapan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Untuk menangani dan memelihara ekosistem mangrove di Sungai Wain Balikpapan merupakan tugas Pemerintah Kota Balikpapan dan Dinas terkait yaitu Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup. Dalam upaya menangani dan memelihara hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan timbul beberapa masalah utama, yaitu: a. Kondisi hutan mangrove Sungai Wain Balikpapan jauh dari memadai. Luas mangrove di kawasan tersebut hanya mencapai 8.2 Ha, padahal luas hutan mangrove yang dipersyaratkan oleh Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 tahun 2006 adalah seluas 52.2 Ha. Sehingga terdapat selisih sebesar 44 Ha untuk luas mangrove yang memenuhi syarat sebagai kawasan konservasi alam. b. Tidak adanya dukungan peraturan perundangan yang melindungi hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan sehingga Pemerintah Kota Balikpapan tidak dapat mencegah terjadinya reklamasi hutan mangrove menjadi pemukiman, pelabuhan dan pertambakan. c. Rendahnya peran serta masyarakat dalam ikut menjaga dan melestarikan hutan mangrove di kawasan Sungai Wain Balikpapan. d. Kurang optimalnya pelaksanaan program penanganan dan pemeliharaan hutan mangrove oleh Pemerintah Kota Balikpapan. e. Masih belum optimalnya peran serta BLH dan Perguruan tinggi dalam pengawasan, penanganan, dan pemeliharaan hutan mangrove. 2. Penetapan Prioritas Masalah Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasikan diatas, maka dapat ditentukan prioritas masalah sebagai berikut : a. Penanganan kondisi hutan mangrove sebagai prioritas utama. b. Pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kota sebagai prioritas kedua. c. Dukungan Peraturan Perundangan sebagai prioritas ketiga. d. Peran serta dan kesadaran masyarakat sabagai prioritas keempat. e. Dukungan BLH dan Perguruan Tinggi sebagai prioritas kelima. 3. Penentuan Faktor Kunci Sukses Langkah utama yang dilakukan disini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN