Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas Evaluasi Outlier

55 Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa sebagian besar responden sangat setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban pada skor 5 dengan total skor sebanyak 128 jawaban. Responden menyatakan bahwa mereka akan melakukan pembelian produk kecap sedaap setelah mencari informasi sebuah produk terlebih dahulu.

4.3. Analisa dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Asumsi Model

4.3.1.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar  2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara  2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut : Tabel 4.6. Hasil Pengujian Normalitas Variabel Min Max Kurtosis c.r. X 11 1 5 1,156 2,417 X 12 1 5 -1,139 -2,382 X 13 1 5 1,018 2,129 X 21 1 5 -0,239 -0,500 56 X 22 1 5 3,228 6,752 X 23 1 5 4,346 9,089 X 31 1 5 0,504 1,055 X 32 1 5 0,366 0,766 X 33 1 5 3,389 7,090 Y 1 1 5 1,209 2,528 Y 2 1 5 0,437 0,913 Y 3 1 5 0,933 1,952 Multivariate 41,909 11,714 Batas normal ± 2,58 Sumber : Lampiran Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. multivariate berada di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler dan Chou 1987 bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation MLE walau distribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.3.1.2 Evaluasi Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau mutivariat Hair, 1998. Evaluasi terhadap outlier multivariate antar variabel perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis 57 menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional Hair.dkk, 1998; Tabachnick Fidel, 1996. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p 1. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² chi kuadrat pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil Pengujian Outlier Multivariate Min Max Mean Std. Deviation N Predicted Value 23.372 78.741 55.500 9.036 110 Std. Predicted Value -3.556 2.572 0.000 1.000 110 Standard Error of Predicted Value 5.711 22.106 10.516 3.718 110 Adjusted Predicted Value 20.133 86.513 55.351 10.393 110 Residual -52.705 51.957 0.000 30.592 110 Std. Residual -1.625 1.602 0.000 0.943 110 Stud. Residual -1.696 1.657 0.002 0.998 110 Deleted Residual -59.000 55.969 0.149 34.365 110 Stud. Deleted Residual -1.713 1.672 0.002 1.002 110 Mahalanobis Distance [MD] 2.390 49.661 11.891 10.040 110 Cooks Distance 0.000 0.051 0.010 0.010 110 Centered Leverage Value 0.022 0.456 0.109 0.092 110 a Dependent Variable : NO. RESP Sumber : Lampiran 58 Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan  2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai  2 0.001 dengan jumlah indikator 12 adalah sebesar 32,909. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 49,661 lebih dari  2 tabel 32,909 tersebut. Dengan demikian, terjadi multivariate outliers.

4.3.1.3. Evaluasi Reliabilitas