Deskriptif Obyek HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Obyek

Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Menyusul krisis keuangan global yang menghantam hampir semua sektor industri termasuk industri makanan, industri kecap juga terkena imbasnya. Ditambah lagi pada 2008 lalu terjadi kenaikan harga bahan baku utama yaitu kacang kedelai akibat penyesuaian terhadap kenaikan harga bahan bakar. Disamping itu kenaikan harga komoditas di pasar internasional mengakibatkan inflasi yang tinggi dan melemahnya daya beli masyarakat. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan industri makanan termasuk industri kecap. Penurunan terjadi terutama pada segmen bawah karena kenaikan harga jual kecap seiring dengan kenaikan harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama. Akibatnya sebagian produsen dari kecap segmen bawah untuk sementara tidak berproduksi, karena anjloknya permintaan konsumen dari kalangan ini. Sedangkan permintaan kecap dari segmen menengah atas tidak mengalami perubahan. Sehingga industri kecap segmen menengah atas tetap bersaing ketat. Namun demikian, persaingan di segmen menengah atas tersebut sekarang berlangsung secara lebih sehat. Sebab tidak lagi terjadi perang harga secara terbuka antara dua produsen besar yaitu Grup Heinz dengan Grup Wings, seperti yang terjadi tiga tahun belakangan ini. Semua produsen kecap 45 segmen menengah atas tersebut serentak menaikkan harga jual produknya menyesuaikan dengan kenaikan biaya produksi yang tinggi. Ketatnya persaingan di dalam pasar kecap, menjadikan penguasaan pasar oleh Grup Heinz melalui PT. Heinz dengan merk ABC berkurang menjadi sekitar 77 dari sebelumnya 90. Hal ini terutama disebabkan munculnya pesaing terbesarnya yaitu PT. Prakarsa Alam Segar Group Wingsfood dengan produknya Kecap Sedaap yang berhasil merebut sebagian pasar Heinz. Wingsfood kini menguasai sekitar 12 pangsa pasar. Sejak lima tahun terakhir hingga saat ini praktis pasar kecap hanya menjadi arena pertarungan antara ABC Grup Heinz dengan kecap Sedaap Grup Wings, keduanya menguasai sekitar 89 dari seluruh pasar kecap di Indonesia. Sementara sejumlah pemain lainnya memperebutkan sisa pangsa pasar yang sangat kecil hanya 11. Meski terjadi krisis global, namun pada 2008 lalu produksi kecap tetap mengalami pertumbuhan produksi sekitar 6,9 menjadi sekitar 1.544.072 ton dibandingkan 1.443.686 ton pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena imbas krisis global yang juga berdampak pada sektor industri makanan termasuk industri kecap, dimana sebagian produsen mengurangi produksi karena permintaan berkurang. Industri kecap memiliki nilai pasar yang cukup besar, pada 2008 lalu diperkirakan mampu menembus Rp 15 triliun. Disamping itu, potensi pasar masih cukup besar dengan populasi 225 juta jiwa pada 2008, konsumsi kecap per kapita baru sekitar 63 sachetbotol per orang setiap tahun. Ini masih lebih kecil 46 dibandingkan dengan Korea Selatan yang konsumsi kecapnya cukup tinggi yaitu 70 sachetbotol per orang per tahun. Besarnya pasar kecap di dalam negeri menarik minat beberapa pemain diluar Grup Heinz dan Grup Wings, yang berhasil mengisi ceruk pasar yang ada seperti Kecap Indofood, kecap angsa. Secara umum kapasitas produksi kecap dalam periode lima tahun terkahir mengalami pertumbuhan rata-rata 18,6 per tahun. Kapasitas produksi mengalami peningkatan cukup tinggi yaitu mencapai 72,6 menjadi 1.691.588 ton pada 2005 dari sebelumnya hanya 979.628 ton. Hal ini dipicu oleh tingginya tingkat permintaan kecap dibandingkan tahun sebelumnya yang relatif masih rendah. Kenaikan kapasitas yang cukup pesat tersebut didukung oleh adanya perluasan kapasitas dari beberapa pemain yang sudah memiliki pasar cukup baik seperti merek Indofood, angsa, piring Lombok, dll dan terutama produk dari Grup Heinz ABC. Pada 2006 tidak terjadi penambahan, sebab kapasitas produksi yang ada masih mencukupi kebutuhan. Pada tahun 2007 kapasitas produksi hanya mengalami peningkatan sekitar 1,0 yaitu menjadi sekitar 1.708.504 ton per tahun. Terutama karena adanya perluasan dari produsen besar yaitu PT. Heinz. Sekitar Rp 400 miliar dari total belanja modal tahun 2007 digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi kecap sebanyak 1 miliar bungkus. Sampai akhir 2006 perseroan memiliki kapasitas produksi terpasang sebanyak 13,5 miliar dan akan ditingkatkan menjadi 14,5 miliar bungkus tahun 2007. 47 Seiring dengan krisis global yang terjadi pertengahan 2008, beberapa produsen menghentikan produksinya terutama produksi untuk segmen bawah. Namun kondisi ini tidak mempengaruhi industri kecap. Sebab beberapa produsen besar mampu menambah kapasitas produksinya. Kapasitas produksi kecap meningkat relatif kecil hanya 0,9 menjadi sekitar 1.725.589 ton per tahun. Pada tahun 2009 ini seiring dengan mulai membaiknya kondisi ekonomi, kapasitas produksi kecap diperkirakan akan meningkat menjadi 1.880.892 ton per tahun, atau akan meningkat sekitar 8,9. Hal ini didukung oleh Grup Heinz sebagai produsen kecap terbesar yang merencanakan akan melakukan penawaran obligasi untuk membiayai ekspansi usahanya termasuk meningkatkan kapasitas produksi. Saat ini produsen kecap tercatat sekitar 20 perusahaan baik perusahaan berskala besar maupun kecil. Industri kecap yang dikemas berbentuk sachet. relatif cukup lama berdiri di Indonesia yaitu dimulai sekitar tahun 1969. Yang dianggap perintis di bidang industri ini adalah PT Wingsfood yang beroperasi sejak tahun 1969. Meningkatnya permintaan kecap, sebagai konsumsi alternatif makanan pokok, telah mendorong investor baru di antaranya Group Wings. Group Wings yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur awalnya lebih dikenal sebagai produsen sabun cuci dengan merk Wings Biru. Pada awal 2003 melalui sub grup-nya Wingsfood langsung sukses menggebrak pasar kecap melaui 48 produknya kecap Sedaap. Wingsfood memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Karunia Alam Segar KAS dan PT. Prakarsa Alam Segar PAS dengan total kapasitas produksi sekitar 202 ribu ton per tahun. KAS yang berlokasi di Gresik Jawa Timur sebagai basis produksi untuk pemasaran wilayah Indonesia bagian Timur, sedangkan PAS yang berlokasi di Bekasi Jawa Barat untuk pemasaran wilayah barat. Strategi Wingsfood ini berhasil merebut sebagian pasar kecap yang selama ini dikusai oleh Heinz. Semua distribusi produk kecap Sedaap milik Wingsfood ditangani oleh PT. Sayap Mas Utama. 49

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian