2.2.1.3. Teori-teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing- masing menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teri inflasi yang
lengkap yang mencangkup semua aspek penting dari proses inflasi
atau kenaikan harga ini. Suparmono,2002 : 128
Teori inflasi dibedakan menjadi : 1.
Teori Kuantitas Jumlah uang beredar yang berlebihan merupakan pendorong utama
terjadinya inflasi, baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab terjadinya kelebihan JUB, diantaranya karena terjadinya defisit
anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang,
maka inflasi yang terjadi semakin parah. Suparmono,2002 : 135 2.
Teori Keynes Pemerintah seperti yang telah dijelaskan pada inflasi menurut teori
kuantitas, pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai dengan cara mencetak uang baru.
Akan semakin memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah ingin memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat dengan
cara menjalankan defisit anggaran yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran pengeluaran pemerintah. Suparmono,2002
:136
3. Teori Strukturalis
Teori ini penekanannya pada aspek institusional. Teori ini bersifat jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal
dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena adanya sebab-sebab
struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan
bahan makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu tidak
dapat diobati dengan misalnya mengurangi jumlah uang beredar, tetapi harus dengan perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor.
Boediono,1993: 170
2.2.1.4. Efek-efek inflasi
Efek inflasi dalam hal ini dapat mempengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Efek Terhadap Pendapatan Equity Effect
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi, dengan
demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah
merupakan pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
2. Efek Trehadap Efisiensi Efficiency Effect
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan
berbagai macam barang-barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi barang-barang tertentu.
3. Efek Terhadap Output Out Effect
Inflasi dapat menyebabkan kenaikan produksi. Alasannya keadaan inflasi biasa kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah
sehingga keuntungan pengusaha naik. Namun apabila laju inflasi cukup tinggi dapat menyebabkan sebaliknya yaitu penurunan output.
Inflasi dapat dibarengi dengan kenaikan output, tetapi juga dibarengi dengan penurunan output. Nopirin,2000: 32
2.2.1.5. Cara mencegah inflasi