Muchtolifah 2003 Judul penelitian” Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi kerangka pikir

beredar menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar berpengaruh secara positif terhadap laju inflasi karena jika jumlah uang beredar meningkat maka inflasi ikut meningkat. Sedangkan untuk suku bunga SBI menunjukkan variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara negatif terhadap tingkat inflasi. Maka naik turunnya tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap laju inflasi.

a. Muchtolifah 2003 Judul penelitian” Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

di Indonesia”, dengan variabel Y adalah Tingkat Inflasi. Sedangkan variabel bebas meliputi Suku Bunga Kredit X 1 , Sertifikat Bank Indonesia X 2 , Kurs Valuta Asing X 3 .. Berdasarkan dari hasil penelitian dengan uji F bahwa terbukti secara simultan bahwa hubungan antara variabel suku bunga kredit, SBI, kurs valuta asing berpengaruh terhadap inflasi. Sedangkan dari hasil analisis dengan uji t dari variabel suku bunga kredit menunjukkan variabel suku bunga kredit berpengaruh secara nyata terhadap laju inflasi. Karena suku bunga meningkat, makaterhadap inflasi ikut meningkat. Untuk variabel sertifikat bank indonesia berpengaruh secara nyata terhadap laju inflasi. Karena jika sertifikat bank indonesia naik, maka inflasi ikut meningkat. Sedangkan variabel tingkat suku bunga SBI menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara negatif = terhadap laju inflasi. Karena naik atau turunnya tingkat suku bunga SBI tidak banyak minflasi. Dan untuk variabel kurs valuta asing menunjukkan bahwa variabel kurs valuta asing berpengaruh secara positif terhadap laju inflasi. Karena jika valuta asing tinggi maka inflasi turun.

b. Andrianus 2005 Jurnal dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi

Laju Inflasi di Indonesia dengan variabel terikat Y adalah Inflasi. Sedangkan variabel bebas meliputi Tingtkat Suku Bunga X 1 , Jumlah Uang Beredar X 2 , dan Kurs Valas X 3 . Berdasarkan hasil dari penelitian uji F. Hal ini berarti simultan ketiga variabel bebas berpengaruh terhadap laju inflasi. Sedangkan berdasarkan hasil uji t dari Tingkat Suku Bunga menunjukkan bahwa Tingkat Suku Bunga mempunyai pengaruh terhadap laju inflasi. Karena jika pengeluaran pemerintah naik, maka inflasi ikut meningkat. Untuk jumlah uang beredar menunjukkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh secara negatif terhadap laju inflasi. Maka jumlah uang beredar naik turun tidak banyak mempengaruhi inflasi. Sedangkan untuk kurs valas berpengaruh secara negatif terhadap laju inflasi karena naik turun kurs valas tidak banyak mempengaruhi inflasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian sekarang terletak pada kurun waktu, ruang lingkup, tempat penelitian dan jumlah variabel yang digunakan untuk penelitian. Berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang telah disebutkan diatas, yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul “Analisis Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi di Jawa Timur”, dengan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inflasi Y, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengeluaran pemerintah X 1 , Jumlah Uang beredar X 2 , Kurs Valuta Asing X 3 , Tingkat Suku Bunga X 4 . 2.2. Landasan Teori Pengertian teori atau tinjauan pustaka ini di maksudkan untuk mengetahui dan menemukan dasar-dasar teoritis guna membantu memecahkan permasalahan.

2.2.1. Pengertian Inflasi

Pengertian inflasi ini adalah kenaikan harga-harga umum barang- barang secara terus-menerus. Definisi inflasi menurut beberapa ahli ekonomi pada dasarnya sama dengan ulasan-ulasan yang beda, yaitu antara lain : a. Menurut Triandaru 2000 : 133 inflasi adalah seluruh kenaikan dalam harga produksi juga seluruh tingkat harga sangat bervariasi sepanjang waktu dan antar Negara. b. Menurut Sukirno 2005 : 338 inflasi adalah kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan saja menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi, tetapi juga kemakmuran individu dan masyarakat. c. Menurut Mankiw 2007 : 75 inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam tingkat harga suatu perekonomian akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah adanya kecenderunan tendency harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu naik dibandingkan dengan sebelumnya.

2.2.1.1. Penggolongan Inflasi

Berdasarkan kepada tingkat kelajuan harga-harga yang berlaku, Inflasi dapat dibedakan 3 golongan dan mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita. Munir, 2007 : 5 a. Penggolongan pertama menurut parah tidaknya inflasi, ada beberapa macam inflasi : 1. Inflasi ringan, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya kurang dari 10 per tahun. 2. Inflasi sedang, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya antara 10 sampai 30 per tahun. 3. Inflasi berat, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya antara 30 sampai 100 per tahun. 4. Hiper inflasi, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya diatas 100 per tahun. b. Penggolongan inflasi berdasarkan atas penyebabnya : 1. Inflasi permintaan agregat Demand Full Inflation Adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan permintaan agregat barang-barang konsumsi dari masyarakat. Gambar 1 : Terjadinya Demand Full Inflation P AS P 4 Inflationary Gap P 3 AD 4 P 2 AD 3 P 1 AD 2 AD 1 Q 1 Q FE Q Sumber : Nopirn, 2000, Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM,Yogyakarta, Halaman 29. Keterangan : Bermula dengan harga P 1 dan output Q 1 , kenaikan permintaan total dari AD 1 ke AD 2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya , harga naik menjadi P 2 dan output naik menjadi Q FE . Kenaikan AD 2 selanjutnya menjadi AD 3 menyebabkan harga naik menjadi P 3 sedang output tetap pada Q FE . Kenaikan harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus sepanjang permintaan total terus naik misalnya menjadi AD 4 2. Inflasi penawaran agregat Cost Push Infltion Adalah inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat akibat kenaikan produksi Gambar 2 :Terjadinya Cost Push Inflation AS 1 AS 2 AS 3 P P 3 P 2 P 1 AD Q 2 Q 1 Q FE Sumber : Nopirin, 2000, Pengantar Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 31. Keterangan : Bermula pada harga P 1 dan Q FE . Kenaikan biaya produksi disebabkan baik karena berhasilnya tuntutan kenaikan upah oleh serikat buruh ataupun kenaikan harga bahan baku untuk industri akan menggeser kurva penawaran total dari AS 1 menjadi AS 2 . Konsekuensinya harga naik menjadi P 2 dan produksi turun menjadi Q 1 . Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS 3 , harga naik dan produksi turun menjadi Q 2 . Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser ke atas. Proses kenaikan harga ini yang sering juga dibarengi dengan turunnya produksi disebut dengan cost-push inflation. c. Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri Domestic Inflation. Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul, misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru, panen yang gagal. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri Imported Inflation. Inflasi yang timbul karena harga-harga barang dari luar negeri.

2.2.1.2. Penyebab Timbulnya Inflasi

Menurut Sihombing 2009 : 2 ada 3 bentuk timbulnya inflasi : 1. Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa, pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi. 2. Inflasi Desakan Biaya Inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi. 3. Inflasi Impor Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor mengalami kenaikan hanya mempunyai peran yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan salah satu contoh yang nyata dalam hal ini adalah efek kenaikan harga minyak dalam tahun 1970- an. Kepada perekonomian Negara Barat dan negara pengimpor minyak lainnya. Dari sudut lain dapat pula dikatakan bahwa inflasi tersebut dapat ditimbulkan oleh 2 sektor lain, yaitu : 1. Sektor Pemerintah Dapat menimbulkan inflasi bila pengeluaran pemerintah lebih besar daripada penerimanya. Sehingga untuk membiayai pengeluaran yang besar tersebut terpaksa dikeluarkan uang baru baik dengan jalan mengadakan pinjaman pada Bank Indonesia atau Bank Dagang maupun juga dengan mengeluarkan uang kertas pemerintah yang baru yang akan menyebabkan inflasi, bila pertambahan uang baru tersebut tidak diimbangi oleh naikknya jumlah barang-barang. 2. Sektor Partikulir Bila jumlah uang beredar dalam masyarakat akan bertambah bila bank-bank mengeluarkan kredit yang besar untuk memenuhi permintaan pinjaman sektor partikulir. Sehubungan dengan kegiatan- kegiatannya di bidang investasi dan non investasi. Boediono,1998 :85

2.2.1.3. Teori-teori Inflasi

Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing- masing menyoroti aspek-aspek tertentu dan bukan teri inflasi yang lengkap yang mencangkup semua aspek penting dari proses inflasi atau kenaikan harga ini. Suparmono,2002 : 128 Teori inflasi dibedakan menjadi : 1. Teori Kuantitas Jumlah uang beredar yang berlebihan merupakan pendorong utama terjadinya inflasi, baik uang kartal maupun uang giral. Ada beberapa sebab terjadinya kelebihan JUB, diantaranya karena terjadinya defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang. Semakin besar defisit anggaran pemerintah yang dibiayai dari mencetak uang, maka inflasi yang terjadi semakin parah. Suparmono,2002 : 135 2. Teori Keynes Pemerintah seperti yang telah dijelaskan pada inflasi menurut teori kuantitas, pemerintah dapat menyebabkan inflasi apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai dengan cara mencetak uang baru. Akan semakin memperparah terjadinya inflasi. Pemerintah ingin memperoleh bagian yang lebih besar dari output masyarakat dengan cara menjalankan defisit anggaran yang dilakukan dengan meningkatkan anggaran pengeluaran pemerintah. Suparmono,2002 :136 3. Teori Strukturalis Teori ini penekanannya pada aspek institusional. Teori ini bersifat jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makanan dan barang-barang ekspor. Karena adanya sebab-sebab struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan bahan makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga lain sehingga terjadi inflasi semacam itu tidak dapat diobati dengan misalnya mengurangi jumlah uang beredar, tetapi harus dengan perbaikan sektor bahan makanan oleh ekspor. Boediono,1993: 170

2.2.1.4. Efek-efek inflasi

Efek inflasi dalam hal ini dapat mempengaruhi beberapa faktor antara lain : 1. Efek Terhadap Pendapatan Equity Effect Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi, dengan demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain. 2. Efek Trehadap Efisiensi Efficiency Effect Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang-barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi barang-barang tertentu. 3. Efek Terhadap Output Out Effect Inflasi dapat menyebabkan kenaikan produksi. Alasannya keadaan inflasi biasa kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Namun apabila laju inflasi cukup tinggi dapat menyebabkan sebaliknya yaitu penurunan output. Inflasi dapat dibarengi dengan kenaikan output, tetapi juga dibarengi dengan penurunan output. Nopirin,2000: 32

2.2.1.5. Cara mencegah inflasi

Cara mencegah inflasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kebijakan Moneter Sasaran kebijan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar M. salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral demand deposit. Uang giral dapat terjadi melalui dua cara. Pertama, apabila seseorang memasukkan uang kebank dalam bentuk giro. Kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro. Deposito yang timbul dengan cara kedua sifatnya lebih inflator dari cara yang pertama. Sebab yang pertama hanyalah pengalihan bentuk saja, dari uang kas ke uang giral. b. Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah, serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan. Nopirin,2000: 34

2.2.2. Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Menurut Boediono 1993: 50, Yang dimaksud dengan “Pengeluaran pemerintah di sini adalah mengenai pengertian “barang jasa”. Yang dimaksudkan ke dalam G hanyalah pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan produksi tahun yang bersangkutan. Barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksikan tahun lampau tetapi dibeli oleh pemerintah tahun ini bukanlah merupakan bagian dari G pemerintah. Hal ini harus diteliti dahulu pos-posnya dan hanya pos-pos yang bersangkutan pembelian baran” G adalah semua pembelian barang jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah-pemerintah daerah. Satu catatan penting yang perlu diingat G dan jasa hasil produksi pada tahun bersangkutan. Pemerintah menggunakan anggaran untuk mengendalikan dan mencatat masalah fiskalnya. Suatu anggaran menunjukkan rencana pengeluaran dan penerimaan yang akan dilakukan nantinya dalam satu tahun.

2.2.2.1. Ada 2 pengeluaran pemerintah lainnya diantaranya :

 Pengeluaran investasi Mempelajari bagaimana tingkat pendapatan nasional menyesuaikan dengan tingkat tetap dari investasi riil direncanakan, maka kita asumsikan bahwa perusahaan merencanakan untukmelakukan sejumlah investasi bisnis dalam jumlah konstan dalam bentuk pabrik dan mesin setiap tahunnya dan mereka merencanakan mengadakan sediaan yang juga konstan.  Pengeluaran pemerintah barang dan jasa Pemerintah bermaksud untuk membelanjakan dan mencapai jumlah pembelanjaan hingga berjuta dolar pada barang dan jasa yang produksi sekarang. Kita akan mengeluarkan asumsi ini dan mempelajari bagaimana respon pendapatan nasional terhadap perubahan penegeluaran pemerintah yang diinginkan. Maulana,2001: 67 Rumus pengeluaran pemerintah : Y = C + I + G Suparmoko,2000 : 48 Keterangan : Y = Tingkat pendapatan nasional C = Pengeluaran konsumsi I = Investasi perusahaan G = Pengeluaran pemerintah Gambar dibawah ini adalah permintaan agregat yang digunakan sebagai sumbu vertical dan pendapatan nasional sebagai sumbu horizontal : Gambar 3 : Pengeluaran Pemerintah G G o G o O Y Sumber : Suparmoko, Keuangan Negara : Dalam Teori dan Praktik, BPFE, Ypgyakarta,2000,Edisi Keempat, Halaman 49 Keterangan : Pengeluaran pemerintah in kita beri symbol G dan sifatnya eksogen, yaitu tidak merupakan bagian aliran pendapatan nasional, dan tinggi rendahnya pengeluaran pemerintah itu di tentukan oleh pemerintah, jadi G = G o dan ini ditunjukkan oleh kurva G o G o bahwa pengeluaran pemerintah tidak dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional.

2.2.2.2. Pengeluaran pemerintah di bagi dua kelompok yaitu antara lain :

1. Pengeluaran rutin Pengeluaran rutin dalam anggaran adalah penegeluaran yang ditujukan pada kegiatan-kegiatan rutin Negara yang bersifat terus- menerus. Contohnya adalah untuk membayar gaji dan pensiun pegawai, belanja barang,dll. 2. Pengeluaran pembangunan Yang dimaksud pengeluaran pembangunan adalah pengeluaran pemerintah pada bidang-bidang tertentu, yang bertujuan untuk mengadakan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana untuk kebutuhan masyarakat.

2.2.2.3. Hubungan pengeluaran pemerintah dengan inflasi

Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah semakin besar. Tetapi apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga meningkat dengan cara menaikkan tarif pajak dan untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan inflasi menjadi naik atau harga barang dan jasa dipasar menjadi naik. 2.2.3. Jumlah uang beredar Jumlah uang beredar Money Supply di Indonesia didefinisikan seluruh “uang kartal” dan uang giral” yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat. Arti uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh bank sentral yang berada di bawah kekuasaan masyarakat aman untuk menggunakannya. Sedangkan uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening Koran giro yang dimiliki masyarakat pada bank-bank umum. Saldo ini merupakan bagian dari “dimiliki yang beredar” karena sewaktu-waktu bisa digunakan oleh pemiliknya masyarakat untuk kebutuhannya. Boediono,1993: 86 Dibandingkan dengan teori permintaan dan penawaran uag merupakan hal yang baru berkembang dalam teori moneter. Jumlah uang emas bisa turun apabila dikirim keluar negeri untuk menutupi defisit neraca pembayaran. Dalam sistem moneter seperti ; uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses-proses, sedangkan pemerintah bank sentral ataupun perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya jumlah uang beredar. Triandaru,2000 : 116 Jumlah uang beredar JUB dianggap bisa ditentukan secara langsung oleh penguasa moneter tanpa mempersoalkan dengan uang inti. Perilaku seperti ini berlandaskan pada analisis penentuan jumlah uang beredar secara mekanis,dimana JUB dihubungkan dengan uang inti lewat angka penggandaan. Besarnya angka penggandaan ini ditentukan oleh rasio cadangan perbankan dan rasio antara uang kartal dan uang giral. Namun pada kenyataannya bank sentral menentukan besarnya uang inti dan bank-bank umum menentukan volume kredit dan kekayaan lainnya serta masyarakat menentukan alokasi kekayaan likuid yang ingin mereka pegang. Tindakan yang bisa dilakukan oleh bank sentral mempengaruhi besarnya uang inti yang kemudian akan mempengaruhi angka penggandaan yang merupakan hasil bersih netto dan perilaku masyarakat serta perbankan menentukan cadangan yang ingin mereka pegang.

2.2.3.1. Uang inti merupakan besaran penting yang berfungsi sebagai

indikator bagi kebijaksanaa moneter terhadap perekonomian. Iswardono,2000: 113  Pendapat diatas berdasarkan pada 2 hal yaitu : 1. Adanya teori moneter yang memasukkan uang inti sebagai suatu mata rantai penghubung antara tindakan-tindakan penguasa moneter dengan dampak terakhirnya terhadap pendapatan, output dan harga. 2. Uang inti merupakan variabel yang relatif lebih bisa dikendalikan penguasa moneter.

2.2.3.2. Ada 3 konsep dalam menghitung besarnya uang inti yaitu :

a. Source base b. Reserve adjustment c. Monetary base  Sorce base diperoleh dari Neraca Bank Sentral dan Kas Negara yang dikonsolidasikan, dimana dalam hal ini source base terdiri atas:  Aktiva luar negeri  Tagihan rekening Bank Sentral  Rekening pemerintah dan  Rekening-rekening lainnya dalam neraca Bank Sentral  Reserve adjustment memperhitungkan pengaruh dari berubahnya cadangan minimum yang diwajibkan dan perubahan proporsi kekayaan likuid yang dikenai peraturan tersebut.  Monetary base implikasi kebijaksanaannya, dimana penguasa moneter tidak dapat meramalkan dampak kebijaksanaan moneternya dengan tepat karena hubungan antara cadangan dan deposit perbankan akan dipengaruhi oleh harapan mereka tentang apa yang akan dilakukan oleh Bank Sentral

2.2.3.3. Ada 4 macam system perbankan dengan cadangan sebagian :

 Reserve Ratio Bagian dari deposito yang dipertahankan sebagai cadangan.  Reserve Banking sebuah sistem perbankan dimana bank hanya menempatkan sebagian simpanan yang diterimanya sebagai cadangan.  Reserve requirement menetapkan jumlah cadangan minimum yang harus dipertahankan bank, yang dinamakan ketentuan cadangan minimum.  Kelebihan cadangan bank juga dapat mempertahankan cadangan di atas jumlah minimum yang telah ditetapkan. Mankiw,2003: 159

2.2.3.4. Hubungan variabel jumlah uang beredar dengan inflasi

Terdapat pada pengaruh sektor pemerintah terhadap jumlah uang beredar yang melalui anggaran belanja karena pasar uang modal di negara berkembang belum maju, maka pinjaman pemerintah akan mempengaruhi jumlah uang beredar mengingat tidak mungkinnya pemerintah menjual surat utang kepada masyarakat sehingga pencairanpenggunaan dana ini oleh pemerintah akan menaikkan uang inti yang selanjutnya dapat menaikkan jumlah uang beredar dan juga dapat menaikkan permintaan serta penawaran uang sehingga berakibat secara langsung dapat menaikkan inflasi. Iswardono,2000: 15

2.2.4. Kurs valuta asing

Menurut Nopirin 2000: 163 definisi nilai tukar merupakan harga didalam bertukaran dan dalam bertukaran antara dua macam mata uang yang berbeda, akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan Kurs Valuta Asing Exchange Rate. Menurut Nopirin 2000: 164, perbedaan tingkat kurs timbul karena beberapa hal, antara lain :  Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing. Selisih kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para padagang.  Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya. Di dalam pembayaran valas yang lebih cepat akan mempunyai kurs yang lebih tinggi.  Perbedaan kurs karena tingkat keamanan dalam penerimaan pembayaran. Sering terjadi bahwa penerimaan hak pembayaran berasal dari bank asing yang sudah terkenal kursnya lebih tinggi daripada yang belum terkenal. Jadi pasar valas tidaklah hanya menyangkut kurs harga valas saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain : eksportir-importir, bank,pedagang perantara dan bank sentral.

2.2.4.1. Sistem kurs valuta asing

Sifat kurs valas valas sangat tergantung dari sifat pasar, apabila transaksi jual-beli valas dapat dilakukan secara bebas maka kurs valas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawarannya. Sistem kurs valas ada beberapa macam, antara lain : Nopirin,2000 : 173 1. Sistem kurs berubah-ubah Banyak istilah digunakan untuk mengungkapkan sistem kurs berubah-ubah diantaranya yang paling popular ialah flexible exchange rate system akan tetapi istilah yang sekarang paling banyak dipergunakan ialah sistem kurs mengambang atau floating rate system. Dalam sistem ini kurs valas tidak ditentukan oleh pemerintah tetapi ditentukan oleh pasar. 2. Sistem kurs stabil Istilah sistem kurs stabil lebih terkenal dengan istilah kurs tetap atau fixed exchange rates system. Sistem kurs tetap atau kurs stabil dipertahankan melalui intervensi pemerintah. 3. Sistem pengawasan devisa Sistem devisa yang paling sedikit memperoleh perhatian para pemikir ekonomi ialah sistem pengawasan devisa atau exchange control system. Sistem pengawasan devisa merupakan sistem penjatahan valuta asing yang dipergunakan secara menyeluruh dan seluruh valuta asing yang diperoleh para penghasil valas harus diserahkan kepada pemerintah.

2.2.4.2. Pasar valuta asing

Pasar valuta asing adalah pertukaran kurs valas yang mempunyai fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, antara lain : Nopirin,2000 : 165 1. Mempermudah pertukaran valas serta pemindahan dana dari suatu Negara ke Negara lain Clearing. 2. Memberikan kemudahan untuk dilaksanakan perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit. 3. Mempermudah dilakukan “hedging” yaitu membantu pedagang yang melakukan transaksi jual-beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi resiko akibat perbandingan kurs.

2.2.4.3. Hubungan antara kurs dengan inflasi

Makin tinggi tingkat kurs, makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan akan valuta asing, kurs valas cenderung naik harga mata uang sendiri turun. Demikian inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang mengakibatkan kurs valuta asing naik. Disamping faktor-faktor ekonomi, ada faktor non ekonomi misalnya faktor politis dan psikologi.

2.2.5 Tingkat suku bunga

Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per-unit waktu yang disebut persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Mankiw,2003: 44 Arti suku bunga yang lain adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Fair,2001:635 Jadi dapatlah dikatakan bahwa para peminjam bersedia membayarkan sejumlah tingkat bunga kepada pemilik uang karena adanya yang dipinjamkannya orang tersebut dapat menciptakan pendapatan secara singkat suku bunga harga dari pada uang price of money 2.2.5.1 Ada 2 macam suku bunga nominal nominal interest rate dan suku bunga riil riil interest rate :  Suku bunga nominal : tingkat suku bunga yang dibayarkan oleh bank lazim.  Suku bunga riil : suku bunga yang telah dikoreksi terhadap inflasi. Hubungan antara suku bunga nominal dan suku bunga riil, dan inflasi sebagai berikut : Suku bunga riil = Suku bunga nominal – tingkat inflasi Keterangan : Suku bunga riil adalah selisih suku bunga nominal dan tingkat inflasi. Suku bunga nominal memberitahu anda seberapa cepat jumlah uang anda di bank bertambah dalam periode tertentu, sedangkan suku bunga riil memberitahu anda seberapa cepat daya beli simpanan anda di bank itu meningkat dalam kurun waktu tertentu.

2.2.5.2. menurut masing-masing teori ada perbedaan pendapat suku

bunga : a. Teori klasik tentang tingkat suku bunga Menurut para ahli ekonomi aliran klasik, bunga adalah harga dari penggunaan dan yang tersedia untuk dipinjamkan loanable fund ataupun dana yang digunakan untuk investasi pada pasar dana investasi. Boediono,1998: 157 Pasar dana investasi adalah pasar tempat bertemunya antara pihak yang kelebihan dan dengan membutuhkan dana. Pihak yang kelebihan dana adalah masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk memenuhi konsumsinya. Sedangkan pihak yang membutuhkan dana adalah masyarakat yang ingin berkonsumsi melebihi apa yang diterimanya atau bisa juga pihak yang ingin melakukan investasi dan memperluas usahanya. b. Teori Keynes tentang tingkat suku bunga Teori Keynes yang menyatakan bahwa suku bunga selalu bergerak menyesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah uang beredar dan permintaan uang. Jhon Maynard Keynes menawarkan teori prefrensi likuiditas untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan suku bunga perekonomian. Teori ini, pada hakekatnya, hanya merupakan aplikasi dari konsep penawaran dan permintaan. Menurut Keynes, suku bunga senantiasa bergerak menyesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah uang beredar dan permintaan uang. Mankiw,2003: 306

2.2.5.3. Berikut ini ada beberapa sebab-akibat perubahan suku bunga :

 Dampak kekayaan : tingkat harga yang lebih rendah akan meningkatkan nilai riil dari uang tunai yang dipegang oleh rumah tangga, dan kesejahteraan yang lebih tinggi mendorong naikknya belanja konsumen.  Dampak suku bunga : tingkat harga yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga ketika masyarakat berupaya untuk meminjamkan kelebihan uang yang mereka pegang, dan suku bunga yang lebih rendah mendorong pengeluaran investasi.  Dampak nilai tukar : ketika tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga, para investor memindahkan sebagian dana mereka keluar negeri dan menyebabkan depresiasi mata uang domestik relatif terhadap mata uang asing. Mankiw,2003: 305

2.2.5.4. Tingkat Suku Bunga PUAB

Pasar Uang antar Bank, adalah transaksi untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana sedang kalah kliring. Kalah kliring artinya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya . Pakarti, 2001 :20

2.2.5.4.1. Fungsi Pasar Uang :

 Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya.  menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.  memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia SBI dan Surat Berharga Pasar Uang SBPU

2.2.5.4.2. Ada beberapa indikator Pasar uang :

 Suku bunga Pasar Uang Antar Bank Rp Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk rupiah.  Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank Rp Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah.  Suku bunga Pasar Uang Antar Bank US Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk US . 2.2.5.5. Hubungan variabel tingkat suku bunga PUAB dengan inflasi Dana yang digunakan oleh para investor masyarakat untuk menambah alat produksi modal yang diharapkan bisa menghasilkan penerimaan tabungan yang lebih besar dari pada jumlah yang di investasikan, sehingga hal ini yang menyebabkan inflasi menjadi naik kerana masyarakat atau investor lebih banyak menginvestasikan ke produktivitas dari pada ke konsumsi. Boediono,2000:81

2.3. kerangka pikir

Kerangka pikir dari penelitian ini membahas “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Inflasi Di Jawa Timur”, dalam pembahasan ini variabel yang mempengaruhi yaitu pengeluaran pemerintah, jumlah uang beredar , kurs valas dan suku bunga kredit. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar variabel maka dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut : 1. Pengeluaran pemerintah X 1 Menurut Boediono 1998 : 50, Yang dimaksud dengan “Pengeluaran pemerintah” G adalah semua pembelian barang jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah-pemerintah daerah. Satu catatan penting yang perlu diingat di sini adalah mengenai pengertian “barang jasa”. Yang dimaksudkan ke dalam G hanyalah pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan produksi tahun yang bersangkutan. Barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksikan tahun lampau tetapi dibeli oleh pemerintah tahun ini bukanlah merupakan bagian dari G pemerintah. Dengan meningkatnya pengeluaran pemerintah menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat permintaan akan barang dan jasa juga mengalami peningkatan dan harga barang dan jasa naik, sehingga laju inflasi di Indonesia meningkat. 2. Jumlah uang beredar X 2 Menurut Gunawan 1991 : 61, jumlah uang beredar Money Supply di Indonesia didefinisikan sebagai tagihan masyarakat terhadap sektor perbankan dan terbatas pada jumlah antara uang kartal dan uang giral. Dengan meningkatnya jumlah uang beredar maka akan menyebabkan penawaran uang mengalami peningkatan dan mengakibatkan nilai uang menurun, sehingga laju inflasi di Indonesia ikut meningkat. 3. Kurs valuta asing X 3 Menurut Nopirin 2000: 163 definisi nilai tukar merupakan harga didalam bertukaran dan dalam bertukaran antara dua macam mata uang yang berbeda, akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan Kurs Valuta Asing Exchange Rate. Dengan meningkatnya kurs valuta asing maka akan menyebabkan kenaikan biaya produksi untuk mendorong harga barang, sehingga mengakibatkan meningkatnya laju inflasi di Indonesia. 4. Tingkat suku bunga PUAB X 4 Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per-unit waktu yang disebut persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Mankiw,2003: 44 Adapun contoh macam-macam dari suku bunga adalah pasar uang antar bank itu termasuk bagian dari suku bunga. Definisi pasar uang antar bank adalah transaksi untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu Bank kepada Bank yang lain, di mana Bank yang menerima dana sedang kalah kliring. Kalah kliring artinya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya .Pakarti, 2001 :20 Apabila tingkat suku bunga pasar uang antar bank turun, maka jumlah nasabah akan turun karena orang akan memilih untuk membelanjakan uangnya dari pada untuk menabung sehingga jumlah uang beredar di masyarakat akan meningkat dan menyebabkan laju inflasi semakin tinggi. Gambar 4 : Kerangka pikir Pengeluaran pemerintah X1 Permintaan barang dan jasa Penawaran uang Jumlah uang beredar X2 Inflasi Y Sumber : Penelitian Kurs valuta asing X3 Tingkat suku bunga pasar uang antar bank PUAB Biaya produksi Jumlah nasabah tabungan deposito

2.4. Hipotesis