Definisi Perceraian Dampak Perceraian

32 bergantung pada pencapaian remaja di sekolah, evaluasi terhadap kemampuan diri sendiri, dan harapan mereka mengenai masa depan yang didukung oleh saran dan arahan dari keluarga dan teman- temannya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan psikososial remaja, antara lain ialah remaja berada dalam masa pencarian identitas diri, remaja mulai lebih mandiri, membangun keintiman yang lebih luas, adanya aktivitas seksual, serta mulai berpikir mengenai masa depan.

D. Perceraian

1. Definisi Perceraian

Perceraian merupakan perpisahan hidup antara sepasang suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka dalam menhjalankan peran masing- masing. Menurut Dariyo 2003, perceraian merupakan titik puncak dari pengumpulan berbagai permasalahan yang menumpuk beberapa waktu sebelumnya dan jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu kestabilan perkawinan ketika pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku Erna dalam Karina, 2014. Di sisi lain, Goode 1991 mendefinisikan perceraian sebagai terputusnya pertalian keluarga yang disebabkan karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban perannya. Hurlock 1999 menyatakan bahwa perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Menurut UU perkawinan dalam Karina, 2014, perceraian adalah perpisahan antara suami istri yang terjadi terjadi apabila kedua belah pihak baik suami maupun istri sudah sama-sama merasakan ketidakcocokan dalam menjalani rumah tangga. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perceraian merupakan puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku.

2. Dampak Perceraian

Menurut Dariyo 2003, perceraian baik disadari maupun tidak disadari akan membawa dampak negatif. Dampak yang dirasakan akibat perceraian tersebut diantaranya : a. Traumatis pada salah satu pasangan hidup individu Perceraian akan menimbulkan kesedihan, kekecewaan, frustrasi, tidak nyaman, tidak tentram, dan khawatir dalam diri sebab sebelumnya telah berupaya dalam menjalankan kehidupan pernikahan namun harus berakhir dalam perceraian. 34 b. Traumatis pada anak Anak-anak yang ditinggalkan orang tua yang bercerai juga memiliki pandangan negatif terhadap pernikahan, mereka akan merasa takut mencari pasangan hidupnya, sebab merasa khawatir jika perceraian juga terjadi pada dirinya. c. Ketidakstabilan kehidupan dalam pekerjaan Setelah bercerai, individu merasakan dampak psikologis yang tidak stabil. Ketidakstabilan psikologis ditandai oleh perasaan tidak nyaman, gelisah, takut, khawatir, dan marah. Beberapa kondisi psikologis dapat berakibat pada fisiologis individu mereka tidak dapat tidur dan tidak dapat berkosentrasi dalam bekerja sehingga menggagu kehidupan kerjanya. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perceraian memiliki dampak tidak hanya bagi pasangan suami istri saja melainkan juga memiliki dampak terhadap anak. E. Pengertian Remaja Dengan Orangtua Bercerai Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi remaja sebagai tempat untuk membimbing remaja serta memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan fisik maupuk psikis. Oleh sebab itu, orangtua harus dapat memberikan suasana keluarga yang harmonis sehingga anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, banyak kasus keluarga yang tidak dapat memberikan suasana harmonis kepada anaknya, salah satu contohnya ialah peristiwa perceraian. 35 Peristiwa perceraian akan mengubah struktur keluarga serta membawa dampak yang cukup mendalam bagi semua anggota keluarga, tidak terkecuali orangtua sebagai pelaku perceraian dan anak terutama remaja. Remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang disebut juga sebagai masa krisis karena terjadi proses pembentukan jati diri. Pada masa peralihan ini status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Masa remaja juga merupakan periode yang penting sebab terjadi perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai cepatnya perkembangan mental terutama di awal masa remaja dan semua perkembangan tersebut memerlukan penyesuaian mental dan perlunya pembentukan sikap, nilai dan minat baru Hurlock, 1999. Kebanyakan perpisahan atau perceraian orangtua merupakan masalah perasaan yang berat, yang menyebabkan konflik pada remaja. Konflik yang terjadi saat perceraian orangtua pada remaja menunjukkan masalah penyesuaian dibandingkan pada remaja dengan keluarga utuh Santrock, 2003. Remaja yang berada dalam satu keluarga yang orangtuanya bercerai umumnya identik dengan masalah perilaku karena mereka kurang mendapat dukungan seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas remaja, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, serta kurangnya kasih sayang orangtua. Hal tersebut senada dengan Santrock 2003, kebanyakan remaja mengalami stres yang cukup besar ketika orangtua mereka bercerai dan menghadapi risiko masalah perilaku. 36 Perceraian merupakan kejadian negatif yang menstimulasi ketidakamanan, kebingungan, dan emosi yang menyakitkan. Perceraian memiliki dampak jangka pendek maupan jangka panjang terhadap remaja Rice Dolgin, 2002. Reaksi emosional jangka pendek pada remaja akibat perceraian orangtua antara lain : a. Remaja merasa terkejut dan tidak percaya karena tidak menyadari permasalahan dalam keluarganya b. Remaja merasa takut, cemas, dan tidak aman terhadap masa depannya akibat perpisahan orangtuanya c. Remaja merasa marah dan benci terhadap orangtuanya karena menyalahkan perceraian yang terjadi d. Remaja akan menyalahkan dirinya sendiri karena mereka merasa ikut bertanggungjawab atas perceraian yang terjadi pada orangtuanya e. Remaja akan merasa bingung akan perceraian yang terjadi pada orangtuanya dan mereka mencoba untuk menyembunyikan fakta dari teman-temannya f. Remaja akan merasa cemburu dan marah apabila orangtuanya memulai menjalin hubungan kembali dengan orang lain. Hal ini karena mereka merasa harus berbagi orangtuanya dengan orang lain. Selain efek jangka pendek, perceraian juga memiliki efek jangka panjang terhadap remaja. Anak remaja yang orangtuanya bercerai telah menyaksikan perkelahian orangtuanya akan memiliki trauma dan sikap pesimis mengenai kehidupan pernikahannya pada masa dewasa nantinya sebab mereka merasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 khawatir jika perceraian juga terjadi pada dirinya. Oleh sebab itu, remaja yang orangtuanya bercerai tak jarang kurang mempercayai pasangan mereka bila dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga utuh. Menurut Hetherington 2003 perceraian orangtua memiliki resiko yang besar dalam masalah penyesuaian bagi remaja khususnya masalah eksternal seperti agresi, masalah perilaku antisosial dan kenakalan. Selain itu, juga menimbulkan masalah internalisasi seperti depresi, kecemasan, harga diri, dan rendahnya tingkat prestasi akademik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja dengan orangtua bercerai adalah remaja yang memiliki struktur keluarga yang tidak lengkap dikarenakan perceraian orangtuanya. Hal ini menyebabkan masalah dan konflik pada remaja terutama pada penyesuaian.

F. Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua Dengan Penyesuaian Diri