Bagi Subjek Penelitian Bagi Orangtua Bagi Masyarakat Bagi Peneliti Selanjutnya

77

C. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Bagi subjek penelitian disarankan untuk tetap mempertahankan penyesuaian diri yang sudah baik, sehingga dapat mudah menyesuaikan diri dan mampu mengembangkan kepribadian secara optimal.

2. Bagi Orangtua

Meskipun telah bercerai, hendaknya orangtua lebih dapat menjaga hubungan yang hangat dengan anak dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang kepada anak. Orangtua, sebaiknya bisa meluangkan waktunya secara optimal dan memberikan dukungan kepada anak sehingga anak tetap merasa dirinya diperhatikan, diterima, dan disayangi orangtuanya meskipun orangtua telah bercerai, sehingga anak tidak kehilangan sosok orangtua dan tetap dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat hendaknya dapat mengetahui akan pentingnya dukungan sosial orangtua terhadap penyesuaian diri remaja yang orangtuanya bercerai agar dapat memahami kondisi dan situasi remaja yang mengalami perceraian orangtua. Masyarakat juga disarankan dapat memberikan dukungan kepada remaja yang orangtuanya bercerai untuk tidak merasa rendah diri dihadapan lingkungan sekitarnya. 78

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan penyesuaian diri hendaknya memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri, misalnya keadaan fisik, perkembangan dan kematangan, keadaan psikologis, keadaan lingkungan, tingkat religiusitas, kebudayaan, dan lain sebagainya. b. Peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, disarankan memperbanyak data demografis dari subjek, seperti lamanya orangtua bercerai. Hal ini dikarenakan memiliki pengaruh pada penyesuaian diri remaja. c. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan memilah subjek penelitian berdasarkan status pernikahan orangtua saat ini pasca bercerai. 79 DAFTAR PUSTAKA Ahrons. 2007. Family Ties After Divorce: Long-Term Implications for Children. Family Process, Vol.46, No.1, 53-65. Amato, P. R. 1994. Life- Span Adjustment of Children to Their Parents’ Divorce. The Future Of Children, Vol.4, No.1, 144-164. Amato, P. R. 2001. Children and Divorce in the 1990s : An update of the Amato and Keith 1991 meta-analysis. Journal of Family Psychology, 15, 355-370. Azwar, S. 2013. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, J.F Acocella, Y.R. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. IKIP : Semarang Press. Cole, K. 2004. Mendampingi Anak Menghadapi Perceraian Orang Tua. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya. Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo. Dariyo, A. 2004. Memahami Psikologi Perceraian dalam Keluarga. Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 2. Didi Puwardi. 2012. Angka Perceraian Pasangan Indonesia Naik Drastis 70 Persen.Tersedia: http:www.republika.co.idberitanasionalumum12012 4lya2ygangkaperceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen diakses pada tanggal 23 Maret 2015. Dunn, J., Davies, L. C., O’Connor, T. G., Sturgess, W. 2001. Family Lives and Friendships : The Perspectives Of Children In Step-, Single-Parent, And Nonstop Families. Journal of Family Psychology, 15, 272-287. Ermayanti, S dan Abdullah, S. M. 2007. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Pada Masa Pensiun. Jurnal InSight, 5, 148-170. Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Pustaka Setia. Goode, William J. 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Bina Aksara. Gunarsa, Y. Singgih D Ny Gunarsa, Y. Singgih D. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Hannum, J. W Dvorak, D. M. 2004. Effects of Family Conflict, Divorce, and Attachment Patterns on the Psychological Distress and Social Adjustment of College Freshmen. Journal of College Student Development, Vol. 45. No. 1, 27-42. Hetherington, E.M. 2003. Social Support and The Adjustment of Children in Divorced and Remmaried Families. Childhood, Vol. 1. No. 2. 217-236. Hughes, Robert. 2009. The Effects of Divorce on Children. http:parenting247orgarticle.cfm diakses pada tanggal 2 Juni 2016. Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Indrawati, E. S Fauziah, Nailul. 2012. Attachment Dan Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 11, No.1, 40-49. Johnson, D. W Johnson, F. P. 1991. Joining Together : Group Theory and Group Skil 4 th edition. New York : Prentice Hall Inc. Karina, Canggih. 2014. Resiliensi Remaja Yang Memiliki Orangtua Bercerai. Jurnal Online Psikologi, Vol. 02, No. 01. 152-169. King, L. A. 2010. The Science of Psychology : An Appreciative View Terjemahan. American : McGraw-Hill. Kumalasari, F Ahyani, L. N. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, Vol. 1, No.1, 21-31. Lubis, A. J. 2006. Dukungan Sosial Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal Yang Melakukan Terapi Hemodialisa. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Maharani, O. P Andayani, Budi. 2003. Hubungan Antara Dukungan Sosial Ayah Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja Laki-Laki. Jurnal Psikologi, No. 1, 23-25. Maslihah, Sri. 2011. Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah Dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 10, No. 2, 103-114. Monks, F. J; Knoers, A. M. P; dan Haditono, Siti Rahayu 1999. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Ningrum, P. R. 2013. Perceraian Orangtua dan Penyesuaian Diri Remaja. Jurnal Psikologi, Vol. 1, No. 1. 69-79. Orford, J. 1992. Community Psychology : Theory and Practicel. New York : John Wiley and Sons, Ltd. Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: ANDI. Rice, F. P dan Dolgin, K. M. 2002. The Adolescent : Development, Relationship, and Culture 10 th edition. United States : Allyn and Bacon. Santoso, Agung. 2010. Statistik Untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja 6 th edition. Jakarta : Erlangga. Santrock, J. W. 2007. Remaja terjemahan Jilid 1. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga. Saputri, M. A. W Indrawati, E. S. 2011. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Depresi Pada Lanjut Usia Yang Tinggal Di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip, Vol. 9, No.1, 65-72. Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology. New York : John Wiley Sons, Inc. Sarafino, E. P Smith, T. W. 2011. Health Psychology : Biopsychosocial interactions 6 th edition. New York : John Wiley Sons, Inc. Sarwono, S. W. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali. Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Save, M. D. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta : Cipta Jakarta. Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence. United States: McGraw-Hill. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, N. S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Willis, S Sofyan. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung : CV. Alfabeta. 82 LAMPIRAN 1 SKALA UJI COBA 83 SKALA PENELITIAN Disusun oleh : Veronica Lestari 119114187 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 84 Kepada Yth. Saudara Saudari yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya Veronica Lestari sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharap partisipasi Anda dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner ini. Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban yang Anda berikan merupakan gambaran tentang diri Anda yang sesungguhnya. Oleh karena itu, jawablah dengan jujur dan serius sesuai dengan keadaaan diri Anda yang sebenarnya. Jawaban Anda hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak berpengaruh terhadap nilai maupun hal lainnya, serta akan dijaga kerahasiaannya. Kesediaan Anda yang telah meluangkan waktu untuk mengisi skala ini merupakan suatu kontribusi yang sangat penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Atas partisipasi Anda, saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya, Veronica Lestari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Pernyataan Kesediaan Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya dengan sukarela bersedia mengisi kuesioner ini, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas saya. Yogyakarta, Desember 2015 ........................................... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 IDENTITAS DIRI Inisial : Usia : Jenis Kelamin : Tinggal bersama : a. Ayah b. Ibu c. Lainnya sebutkan_____________________ Orangtua menikah lagi : Ya Tidak Coret yang tidak perlu PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda X pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS : apabila jawaban Sangat Setuju S : apabila jawaban Setuju TS : apabila jawaban Tidak Setuju STS : apabila jawaban Sangat Tidak Setuju Usahakanlah untuk tidak melewati satu nomorpun dalam memberi jawaban pada pernyataan-pernyataan ini. Contoh Pengisian Skala : No. PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya memiliki hubungan yang dekat dengan orangtua. SS S TS STS 87 BAGIAN A No. Pernyataan SS S TS STS 1. Orangtua bersedia menemani ketika saya sedang kesepian. SS S TS STS 2. Saya sering merasa rindu dengan kebersamaan saya dengan orangtua saya. SS S TS STS 3. Ketika ada masalah, orangtua semakin membuat saya putus asa dengan perkataan yang menyinggung perasaan saya. SS S TS STS 4. Meskipun bercerai, orangtua saya tidak pernah meninggalkan perannya sebagai orangtua. SS S TS STS 5. Orangtua selalu memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan saya. SS S TS STS 6. Penjelasan orangtua sangat berarti bagi saya dalam menghadapi masalah. SS S TS STS 7. Orangtua menyepelekan ucapan saya karena dianggap tidak memahami permasalahan yang terjadi. SS S TS STS 8. Orangtua membantu menenangkan saya ketika saya merasa cemas. SS S TS STS 9. Orangtua tidak memahami perasaan saya ketika mereka memutuskan berpisah. SS S TS STS 10. Orangtua seringkali membanding- bandingkan saya dengan orang lain. SS S TS STS 11. Saya merasa lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah. SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 12. Saya merasa saran yang diberikan orangtua tepat untuk memperbaiki suasana hati saya yang tidak baik. SS S TS STS 13. Orangtua sering menanyakan perkembangan studi saya. SS S TS STS 14. Orangtua memberikan waktu untuk melakukan kegiatan yang saya senangi. SS S TS STS 15. Orangtua mengajari agar saya bisa bersosialisasi dengan baik. SS S TS STS 16. Saya kecewa karena orangtua tetap diam ketika melihat saya murung. SS S TS STS 17. Sejak terjadi perceraian, saya merasa orangtua tidak memiliki waktu bersama saya. SS S TS STS 18. Orangtua merasa keberatan mengeluarkan dana untuk pendidikan saya. SS S TS STS 19. Saya jarang mendapatkan saran dari orangtua ketika saya menghadapi masalah dengan relasi saya. SS S TS STS 20. Orangtua memberikan pujian atas prestasi saya. SS S TS STS 21. Orangtua menyediakan suasana tempat tinggal yang nyaman. SS S TS STS 22. Orangtua senantiasa memberikan saya petunjuk dalam bertindak. SS S TS STS 23. Sejak bercerai orangtua saya, selalu memikirkan dirinya masing-masing tanpa mempedulikan saya. SS S TS STS 89 24. Walaupun sudah berusaha dengan maksimal, orangtua tetap kecewa atas prestasi saya. SS S TS STS 25. Saya merasa kehilangan kasih sayang sejak orangtua saya bercerai. SS S TS STS 26. Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan tentang perceraian yang terjadi pada orangtua saya dan ini membingungkan saya. SS S TS STS 27. Orangtua membantu saya dalam menghadapi masalah. SS S TS STS 28. Orangtua senantiasa menjawab apa yang ditanyakan oleh saya. SS S TS STS 29. Orangtua membantu saya dalam melaksanakan berbagai aktivitas. SS S TS STS 30. Orangtua sering menyempatkan diri untuk mengajak saya berekreasi. SS S TS STS 31. Orangtua dapat menerima saran yang saya sampaikan di dalam keluarga. SS S TS STS 32. Orangtua meyakinkan saya bahwa keluarga kami akan tetap baik meski mereka telah bercerai. SS S TS STS 33. Orangtua membiarkan saya melakukan aktivitas sendiri meski saya membutuhkan bantuan mereka. SS S TS STS 34. Orangtua tidak mempedulikan relasi saya dengan orang lain. SS S TS STS 35. Saya merasa orangtua menghendaki saya untuk selalu mengikuti kehendak mereka. SS S TS STS 90 36. Peceraian yang dialami, tidak mengurangi kasih sayang orangtua kepada saya. SS S TS STS 37. Saya merasa pesan yang disampaikan orangtua membuat perasaan saya semakin kacau. SS S TS STS 38. Apapun yang dilakukan orangtua saya, tidak dapat memperbaiki suasana hati saya yang buruk. SS S TS STS 39. Ketika saya merasa minder dengan kondisi keluarga saya, orangtua selalu mendukung sehingga saya tetap merasa percaya diri. SS S TS STS 40. Orangtua senantiasa membantu kesulitan yang saya hadapi tanpa diminta. SS S TS STS 41. Saya sulit mendapatkan uang karena orangtua enggan memberikannya. SS S TS STS 42. Orangtua akan memarahi saya ketika saya melakukan suatu kesalahan. SS S TS STS 43. Orangtua kerap memberikan komentar positif tentang diri saya. SS S TS STS 44. Orangtua kurang peduli tentang prestasi belajar saya karena mereka lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan saya. SS S TS STS 45. Orangtua memberi kepercayaan akan keputusan yang saya ambil. SS S TS STS 46. Sejak orangtua saya bercerai, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 47. Orangtua tidak pernah memikirkan kebahagiaan saya dengan keputusan yang mereka ambil. SS S TS STS 48. Orangtua senantiasa mengabulkan permintaan saya jika saya butuh uang untuk pendidikan. SS S TS STS 49. Orangtua sering menyalahkan gagasan yang saya sampaikan. SS S TS STS 50. Saya merasa lebih nyaman menceritakan masalah kepada orangtua dibandingkan teman. SS S TS STS 51. Walau sudah tidak tinggal bersama, orangtua tetap memantau perkembangan saya. SS S TS STS 52. Informasi yang diberikan orangtua mengenai perceraian mereka membuat saya semakin paham dan jelas. SS S TS STS 53. Walaupun orangtua sudah bercerai, kebutuhan saya selalu dipenuhi oleh mereka. SS S TS STS 54. Meskipun orangtua memutuskan untuk bercerai, mereka tetap menguatkan saya agar dapat bangkit dari kondisi perceraian yang mereka alami. SS S TS STS 55. Orangtua memarahi saya apabila saya merasa khawatir. SS S TS STS 56. Orangtua memberikan pengertian pada saya alasan mereka bercerai. SS S TS STS 57. Orangtua saya selalu menyambut baik pilihan hidup saya. SS S TS STS 92 58. Orangtua selalu menghargai pendapat saya. SS S TS STS 59. Orangtua jarang menanyakan kabar saya, semenjak mereka sudah tidak tinggal bersama. SS S TS STS 60. Orangtua enggan membantu persoalan yang saya alami karena menurut mereka itu merupakan urusan saya sendiri. SS S TS STS 61. Saya merasa sangat sulit mendapatkan kebutuhan sehari-hari sejak orangtua bercerai. SS S TS STS 62. Orangtua senantiasa memotivasi ketika saya terpuruk dengan kondisi keluarga saya. SS S TS STS 63. Orangtua memberikan solusi ketika saya sedang memiliki masalah dengan teman. SS S TS STS 64. Orangtua saya fokus pada pekerjaanya dan jarang meluangkan waktu untuk saya. SS S TS STS 65. Orangtua jarang memikirkan kesenangan saya. SS S TS STS 66. Ketika saya membutuhkan petunjuk, orangtua sering menghiraukan saya begitu saja. SS S TS STS 67. Saya merasa orangtua mengerti apa yang terbaik bagi saya. SS S TS STS 68. Orangtua tidak menanggapi meski saya bertanya kepada mereka. SS S TS STS 69. Saya merasa terpuruk karena orangtua tidak memahami perasaan saya ketika mereka memutuskan bercerai. SS S TS STS 93 70. Sejak bercerai, orangtua tidak peduli lagi dengan kondisi saya. SS S TS STS 71. Meskipun sedang sibuk, orangtua sering menyempatkan dirinya untuk berbagi cerita dengan saya. SS S TS STS 72. Orangtua lebih mementingkan permasalahan mereka dibandingkan kondisi saya. SS S TS STS 73. Saya lebih sering menceritakan masalah kepada teman dibandingkan orangtua. SS S TS STS 74. Orangtua sering menyempatkan diri untuk meluangkan waktunya bagi saya. SS S TS STS 75. Orangtua berperilaku kasar ketika saya putus asa dengan kondisi keluarga saya. SS S TS STS 76. Orangtua senantiasa memberikan gambaran tentang masa depan. SS S TS STS 77. Orangtua tetap diam ketika saya merasa tidak percaya diri dengan kondisi keluarga saya. SS S TS STS 78. Orangtua menanyakan kondisi saya ketika saya terlihat murung. SS S TS STS 79. Ketika saya mengambil suatu keputusan, orangtua saya menunjukkan sikap yang kurang menyenangkan. SS S TS STS 80. Walaupun orangtua sudah tidak tinggal bersama, mereka sering mengunjungi dan menemani saya. SS S TS STS 94 BAGIAN B Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan segala sesuatu tentang diri Anda. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada. Kemudian berilah tanda X pada kolom jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini. No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya akan menyelesaikan masalah yang saya hadapi dengan pikiran yang positif. SS S TS STS 2. Walaupun saya merasa sedih atas perceraian orangtua saya, saya segera bangkit karena hal tersebut demi kebaikan keluarga saya. SS S TS STS 3. Saya dapat menerima keputusan orangtua saya untuk bercerai dan berusaha untuk menggapai cita-cita yang telah saya impikan. SS S TS STS 4. Saya merasa nyaman dengan kondisi keluarga saya, karena saya merasa hubungan keluarga saya semakin membaik. SS S TS STS 5. Ketika dihadapi masalah, saya selalu mendengarkan nasehat dari orangtua saya. SS S TS STS 6. Saya selalu merenungi nasib saya sehingga saya kurang bersosialisasi dengan orang lain. SS S TS STS 7. Saya selalu menggunakan kekerasan ketika saya tertekan. SS S TS STS 8. Kadang saya lebih berharap menjadi orang lain. SS S TS STS 9. Saya tetap sabar meskipun orang lain mengejek saya sebagai anak korban perceraian. SS S TS STS 95 10. Saya sering menyesali hal-hal buruk yang terjadi pada diri saya. SS S TS STS 11. Rasanya tidak menyenangkan menjadi seseorang seperti saya. SS S TS STS 12. Saya lebih senang menyendiri di lingkungan sosial. SS S TS STS 13. Saya frustasi dengan kehidupan saya saat ini. SS S TS STS 14. Saya tidak merasa gelisah apabila orang lain menanyakan kondisi keluarga saya. SS S TS STS 15. Saya enggan bersosialisasi dengan orang lain. SS S TS STS 16. Saya merasa iri jika ada orang lain yang lebih beruntung dibandingkan saya. SS S TS STS 17. Saya dapat menerima kritik dari orang lain. SS S TS STS 18. Saya menangis ketika saya sedih karena mengingat perceraian orangtua saya. SS S TS STS 19. Apabila saya mengalami kegagalan, saya akan menjadikannya sebagai pelajaran. SS S TS STS 20. Saya akan membalas kepada orang yang mengejek saya. SS S TS STS 21. Sampai saat ini saya belum dapat menerima perceraian yang terjadi pada orangtua saya. SS S TS STS 22. Saya merasa minder apabila orang lain mengkritik saya. SS S TS STS 23. Saya tidak merasa terpuruk ketika keluarga saya tidak utuh lagi. SS S TS STS 24. Saya berusaha tenang ketika orang lain menanyakan kondisi keluarga saya. SS S TS STS 96 25. Saya merasa berkewajiban mempersatukan orangtua saya kembali. SS S TS STS 26. Saya menyadari sepenuhnya kekurangan yang saya miliki. SS S TS STS 27. Saya merasa bahagia berada di antara keluarga saya. SS S TS STS 28. Saya tetap dapat bersikap baik pada orang yang tidak menyukai saya. SS S TS STS 29. Saya melakukan perencanaan yang cermat sebelum mengambil keputusan, yaitu memikirkan segala resiko dan keuntungan yang akan diperoleh. SS S TS STS 30. Saya dapat belajar dari pengalaman orang lain. SS S TS STS 31. Saya selalu menggunakan kekerasan ketika saya tertekan. SS S TS STS 32. Saya tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu. SS S TS STS 33. Saya banyak menggunakan waktu untuk mengenang kondisi keluarga saya yang sebelumnya utuh. SS S TS STS 34. Saya membenci keadaan keluarga saya karena perceraian orangtua saya. SS S TS STS 35. Saya enggan mendengarkan komentar orang lain tentang diri saya. SS S TS STS 36. Saya tetap optimis bahwa saya dapat menjalin relasi yang baik dengan teman- teman saya. SS S TS STS 37. Saya tersinggung apabila orang lain menanyakan kondisi keluarga saya. SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 38. Pengalaman yang saya alami membuat saya lebih dewasa. SS S TS STS 39. Pengalaman dalam keluarga yang buruk membuat saya enggan untuk menjalin relasi dengan lawan jenis. SS S TS STS 40. Kesedihan saya tidak menghalangi saya dalam menjalankan hobi saya. SS S TS STS 41. Saya dapat mengambil hikmah dari kegagalan-kegagalan yang saya alami. SS S TS STS 42. Perceraian orangtua saya hanya membawa dampak buruk bagi saya. SS S TS STS 43. Saya tidak akan putus asa ketika ada halangan yang menghambat saya. SS S TS STS 44. Saya memberontak ketika orangtua sibuk dengan urusannya. SS S TS STS 45. Meskipun orangtua saya bercerai, saya tetap menghargai keputusan mereka. SS S TS STS 46. Saya merasa senang dengan apa yang saya miliki sekarang. SS S TS STS 47. Saya memperoleh pelajaran yang berharga dari peristiwa perceraian orangtua saya. SS S TS STS 48. Saya melakukan kesalahan yang sama dan merugikan orang lain. SS S TS STS 49. Saya tidak mau memikirkan perceraian yang telah terjadi pada orangtua saya karena hal tersebut membuat saya sedih. SS S TS STS 50. Saya menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam apabila mengingat peristiwa perceraian orangtua saya. SS S TS STS 98 51. Kehidupan saya menjadi kacau semenjak orangtua saya sudah tidak tinggal bersama. SS S TS STS 52. Waktu saya hanya saya gunakan untuk merenungi peristiwa perceraian orangtua saya sehingga saya kurang bersosialisasi dalam lingkungan. SS S TS STS 53. Meskipun orang lain mengetahui saya anak korban perceraian, saya tetap dapat menerima kondisi tersebut. SS S TS STS 54. Saya akan mengejar cita-cita saya sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. SS S TS STS 55. Saya lebih suka mengurung diri dalam kamar. SS S TS STS 56. Saya sering berbagi cerita untuk mengembangkan diri saya. SS S TS STS 57. Saya tetap tersenyum ketika saya merasa sedih dengan perceraian orangtua saya. SS S TS STS 58. Saya tidak mampu menerima kenyataan kehidupan saya saat ini. SS S TS STS 59. Pengalaman yang tidak menyenangkan membuat saya takut menjalani hidup. SS S TS STS 60. Saya tertekan apabila orang di sekitar menanyakan hubungan saya dengan orangtua. SS S TS STS 61. Ketidakutuhan keluarga saya, membuat kehidupan saya berantakan. SS S TS STS 62. Saya merasa terbeban dengan kondisi keluarga saya saat ini. SS S TS STS 63. Saya mempertimbangkan dahulu apa yang akan saya lakukan. SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 64. Saya akan marah ketika orang lain menyinggung saya sebagai anak korban perceraian. SS S TS STS 65. Saya merasa depresi karena orangtua saya telah bercerai. SS S TS STS 66. Dengan sikap percaya diri, saya mudah menjalin hubungan dengan siapa saja. SS S TS STS 67. Saya yakin dengan permasalahan yang telah terjadi di keluarga saya, akan dapat berdampak positif bagi saya. SS S TS STS 68. Saya selalu optimis dengan masa depan saya. SS S TS STS 69. Saya yakin dapat menjadi siapapun yang saya inginkan. SS S TS STS 70. Saya bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini. SS S TS STS 71. Saya berkata kasar pada orang yang mengucilkan saya akibat perceraian orangtua saya. SS S TS STS 72. Saya mencari kesenangan di luar rumah untuk menghilangkan rasa rindu saya terhadap orangtua. SS S TS STS 73. Saya mampu menerima perceraian yang telah dialami orangtua saya tanpa adanya penyesalan. SS S TS STS 74. Saya bersemangat ketika beraktivitas karena dengan begitu saya dapat melupakan kesedihan atas perceraian orangtua saya. SS S TS STS 75. Saya tidak dapat menerima suatu musibah yang terjadi pada diri saya. SS S TS STS 100 76. Saya merasa cemas dengan kehidupan saya di masa depan. SS S TS STS 77. Saya merasa kurang percaya diri dengan apa yang saya miliki. SS S TS STS 78. Saya senang untuk berbagi pengalaman tentang kehidupan dengan teman saya dan saya mendengarkan pengalaman mereka. SS S TS STS 79. Dengan pengalaman yang saya miliki, saya berusaha tidak melakukan kesalahan yang sama seperti orangtua saya. SS S TS STS 80. Saya langsung memeluk orangtua saya karena merasa senang ketika mereka mengunjungi saya . SS S TS STS 81. Saya kurang teliti dalam bertindak. SS S TS STS 82. Saya dapat belajar dari pengalaman hidup saya. SS S TS STS 83. Saya seringkali mengulangi kesalahan yang sama. SS S TS STS 84. Saya percaya bahwa masa depan saya akan lebih baik dibandingkan saat ini. SS S TS STS 85. Saya bangga dengan kondisi saya saat ini. SS S TS STS 86. Saya mampu menerima ketika diantara orangtua saya menjalin suatu hubungan dengan orang lain. SS S TS STS 87. Saya menyela pembicaraan ketika ada orang yang berpendapat lain dengan saya. SS S TS STS 88. Saya tetap dapat memahami jika orangtua sulit untuk membagi waktunya untuk saya. SS S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 89. Saya akan berbuat apa saja agar bisa seperti idola saya. SS S TS STS 90. Saya merasa rendah diri dihadapan teman- teman karena status keluarga yang berbeda. SS S TS STS 91. Setelah perceraian orangtua, saya lebih banyak memiliki waktu yang lebih berkualitas dengan orangtua saya. SS S TS STS 92. Saya merasa tidak betah berada di rumah. SS S TS STS 93. Saya puas dengan apa yang ada pada diri saya. SS S TS STS 94. Saya tidak akan membalas perbuatan buruk orang lain. SS S TS STS SELESAI Silakan periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewat TERIMA KASIH  102 LAMPIRAN 2 RELIABILITAS SKALA 103

A. Skala Dukungan Sosial Orangtua