45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal
yang diolah dengan metode statistika. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
berdasarkan koefisien korelasi Azwar, 2013. Dalam penelitian ini adalah hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja
dengan orangtua bercerai.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas independent dan variabel tergantung dependent. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orangtua.
b. Variabel tergantung ialah variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri.
46
C. Definisi Operasional
1.
Dukungan Sosial Orangtua
Dukungan sosial orangtua adalah bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orangtua yang dapat berupa bantuan emosional,
instrumental, dan finansial yang mampu membuat individu merasa nyaman, dihargai, dan dicintai, serta memiliki manfaat emosional atau
efek perilaku bagi individu. Dukungan sosial orangtua dapat diukur berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh House dalam Smet,
1994 yaitu : a.
Dukungan emosional, mencakup empati, kepedulian, dan perhatian. b.
Dukungan penghargaan, mencakup penilaian positif, persetujuan, dan dorongan untuk maju.
c. Dukungan instrumental, berupa bantuan langsung berupa tindakan
maupun bantuan langsung berupa material. d.
Dukungan informasi, berupa pemberian nasehat, saran, dan petunjuk. Dalam penelitian ini dukungan sosial orangtua diwakili oleh skor
dukungan sosial orangtua. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi dukungan sosial
orangtuanya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka
semakin rendah dukungan sosial orangtuanya.
2.
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya untuk mendapatkan keharmonisan
47
dan keselarasan antara tuntutan lingkungan dimana ia tinggal dengan
tuntutan di dalam diri sendiri. Penyesuaian diri yang diungkap dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek penyesuaian diri dari Schneiders dalam
Indrawati Fauziah, 2012, antara lain : a.
Kontrol emosi Individu mampu mengontrol emosi ketika menghadapi situasi dan
permasalahan tertentu, serta mampu menentukan berbagai pemecahan masalah.
b. Tidak adanya mekanisme pertahanan diri
Individu melakukan pendekatan terhadap permasalahan lebih mengindikasikan respon yang normal dibandingkan penyelesaian
masalah melalui mekanisme pertahanan diri yang disertai tindakan nyata untuk mengubah suatu kondisi. Individu dengan penyesuaian diri
yang baik, bersedia mengakui kegagalan yang dialami dan berusaha kembali untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Kemampuan belajar
Individu dengan penyesuaian diri yang baik dapat dilihat dari kemampuannya belajar untuk mengatasi situasi, konflik, dan stres
secara berkesinambungan. d.
Sikap realistik dan objektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Individu mampu menerima keadaan dirinya dan keterbatasan yang dimiliki serta mampu mengahadapi kenyataan baik diri sendiri maupun
lingkungannya. e.
Tidak adanya frustrasi personal Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan mampu
mengorganisasikan pikiran, perasaan, motivasi, dan tingkah laku untuk menghadapi situasi dan kondisi yang membutuhkan penyelesaian
sehingga individu tidak mengalami frustrasi. f.
Pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri Individu dalam kondisi sulit tetap mampu menyesuaiakan diri secara
normal dengan menunjukkan kemampuan berpikir, melakukan pertimbangan terhadap masalah atau konflik, dan mengorganisasikan
pikiran, tingkah laku, serta perasaan untuk pemecahan masalah. g.
Memanfaatkan pengalaman masa lalu Individu mampu menggunakan pengalaman masa lalu sebagai usaha
dalam menghadapi masalah. Oleh sebab itu, individu mampu belajar dari pengalaman dirinya maupun dari pengalaman orang lain.
Dalam penelitian ini penyesuaian diri diwakili oleh skor penyesuaian diri. Skor tinggi yang diperoleh dari skala penyesuaian diri
mengindikasikan penyesuaian diri yang positif atau baik. Sebaliknya, skor rendah yang diperoleh mengindikasikan penyesuaian diri yang cenderung
negatif atau buruk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Subjek Penelitian