64
D. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui hasil statistik data empiris yang disajikan pada tabel 9.
Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian
Variabel N
Data Hipotetik Data Empirik
Mean Skor
SD Mean
Skor SD
Min Max Min Max
Dukungan Sosial
Orangtua 50
190 76
304 38
209.68 140
283 36.818
Penyesuaian Diri
50 179
70 280
35 198.36
129 249
26.343 Mean hipotetik adalah rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari
angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Sedangkan, mean empirik diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata data penelitian. Mean
hipotetik bisa didapat melalui perhitungan manual sedangkan mean empirik melalui perhitungan dengan menggunakan teknik One-Sample Statistics
dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.
Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa skor mean empirik yang diperoleh dari 50 subjek pada skala dukungan sosial orangtua adalah 209,68,
sedangkan skor mean hipotetiknya adalah 190. Mean empirik pada skala dukungan sosial orangtua lebih besar dari mean hipotetiknya, hal tersebut
menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini mempersepsi dirinya memiliki dukungan sosial orangtua yang tinggi. Selain itu, pada skala
penyesuaian diri diperoleh mean empirik dari 50 subjek sebesar 198,36, sedangkan skor mean hipotetiknya adalah sebesar 179. Begitu pula dengan
mean empirik pada skala penyesuaian diri lebih besar dari mean hipotetiknya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian ini memiliki penyesuaian diri yang tinggi.
E. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang
sebarannya normal Santoso, 2010. Uji ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Saphiro Wilk dalam program SPSS 16.0
for Windows dikarenakan subjek penelitian berjumlah 50 orang Santoso, 2010. Bila p 0,05, maka sebaran skor dari data dikatakan
memenuhi distribusi normal. Sebaliknya bila p 0,05, maka sebaran skor dapat dinyatakan tidak normal.
Tabel 12 Uji Normalitas
Shapiro-Wilk Statistic
Df Sig.
Dukungan Sosial Orangtua 0,964
50 0,130
Penyesuaian Diri 0,956
50 0,063
Pada variabel dukungan sosial orangtua diperoleh nilai Saphiro- wilk sebesar 0,130. Untuk variabel penyesuaian diri diperoleh nilai
nilai p sebesar 0,063. Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa sebaran data variabel dukungan sosial orangtua dan
penyesuaian diri memiliki nilai signifikansi atau probabilitas p yang lebih besar dari 0,05 p0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
66
sebaran data variabel dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri mengikuti distribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung mengikuti garis lurus linear
atau tidak Santoso, 2010. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS 16.0
for Windows. Dua variabel dikatakan mengikuti garis lurus jika memiliki nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil
dari 0,05 p 0,05. Tabel 13
Uji Linearitas
F Signifikansi
Keterangan
Penyesuaian Diri
Dukungan Sosial
Orangtua Linearity 90,515
0,000 Linear
Dari hasil uji linearitas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri adalah 0,000. Hal
tersebut berarti p lebih kecil dari 0,05 p 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel dukungan sosial orangtua
dengan penyesuaian diri mengikuti garis lurus atau memiliki hubungan linear.
67
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 16.0 for
Windows. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 p 0,05, maka hipotesis ditolak. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 p 0,05, maka hipotesis diterima. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Setelah dilakukan
pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 14
Uji Hipotesis
Dukungan Sosial
Orangtua Penyesuaian
Diri
Dukungan Sosial
Orangtua Pearson Correlation
1 .693
Sig. 1-tailed .000
N 50
50 Penyesuaian
Diri Pearson Correlation
.693 1
Sig. 1-tailed .000
N 50
50 Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diketahui bahwa hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini dapat terlihat dari koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,693 dengan nilai signifikansi
atau probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,005 p 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara dukungan sosial orangtua dengan
penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. 3.
Uji Data Tambahan
Pada penelitian ini dilakukan analisis tambahan untuk mengetahui apakah ada perbedaan terhadap dukungan sosial orangtua dan
penyesuaian diri subjek berdasarkan status pernikahan orangtua setelah perceraian. Berikut adalah hasil analisisnya :
Tabel 15 Uji t dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri subjek terhadap
status pernikahan orangtua setelah perceraian
Group Statistics
Status_pernikahan_ orangtua
N Mean
Std. Deviation Std. Error Mean Dukungan_sosial
_orangtua Menikah
26 199.15
35.025 6.869
Tidak Menikah 24
221.08 35.966
7.342
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t df
Sig. 2- tailed
Mean Difference
Std. Error Difference
95 Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Dukungan_ Sosial_
orangtua Equal
variances assumed
.252 .618 -2.184
48 .034
-21.929 10.043 -42.122 -1.737
Equal variances not
assumed -2.181 47.445
.034 -21.929
10.054 -42.150 -1.709
69
Menurut Priyatno 2012 sebelum uji independent sample t-test dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji F uji homogenitas uji
Levene’s. Artinya jika varian sama, maka uji t yang digunakan ialah nilai Equal variance assumed diasumsikan varian sama dan jika
varian berbeda menggunakan nilai Equal variance not assumed diasumsikan varian berbeda. Kemudian untuk memberi kesimpulan
uji independent sample t-test, dilakukan dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel yang dapat dilihat pada tabel statistik.
Berdasarkan hasil uji independent sample t-tes yang dilakukan, diketahui bahwa signifikansi dari uji F didapat 0,618. Dengan
demikian, kelompok dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua yang menikah dan tidak menikah lagi setelah
perceraian pada penelitian ini bersifat homogen karena signifikansi 0,05 0,618 0,05 sehingga uji t Independent Sample T Test
menggunakan nilai Equal variance assumed. Selain itu, dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai t hitung t tabel 2,184 2,011
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kelompok data dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua yang
menikah dan tidak menikah lagi setelah perceraian. Selain itu, dari rata-rata dapat dilihat bahwa status pernikahan orangtua yang tidak
menikah lagi setelah perceraian merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi daripada yang menikah lagi.
70
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,693 dengan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 p 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Jadi, ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan
orangtua bercerai. Hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai menggambarkan bahwa
semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang dimiliki individu, maka semakin positif atau baik penyesuaian diri yang dimiliki.
Penelitian ini menunjukkan kekuatan hubungan yang tergolong kuat, dapat terlihat dari koefisien korelasinya sebesar 0,693. Jika nilai
koefisien pearson correlation rxy semakin mendekati 1, maka semakin kuat indikasi adanya korelasi Priyatno, 2012. Hal ini dapat diartikan dukungan
sosial orangtua yang diterima memiliki dampak yang cukup besar terhadap proses pengembangan kemampuan penyesuaian diri remaja dengan orangtua
bercerai. Dukungan sosial memang dapat bersumber dari siapapun, salah
satunya adalah orangtua Sarafino Smith, 2011. Orangtua merupakan individu yang paling dekat dengan remaja dan salah satu sumber dukungan
sosial bagi remaja dalam keluarga. Dukungan sosial orangtua yang diterima remaja dapat membantu remaja untuk melakukan penyesuaian terhadap
71
perubahan yang terjadi karena perceraian orangtua mereka. Kehadiran dukungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan penyesuaian diri
individu dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang menekan. Sebaliknya, ketidakhadiran dukungan sosial dapat menimbulkan perasaan kesepian dan
kehilangan yang akan menghambat proses penyesuaian diri individu Caplan dalam Ermayanti Abdullah, 2007.
Tinggi rendahnya dukungan orangtua akan berkorelasi dengan baik atau buruknya penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Melalui
dukungan orangtua sebagai salah satu bentuk dukungan sosial orangtua, remaja dapat melakukan penyesuaian yang lebih baik dalam menghadapi
perceraian orangtua mereka. Menurut Sarafino Smith, 2011 dikatakan bahwa dukungan sosial orangtua yang tinggi pada individu dapat membuat
individu memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan
dibandingkan individu dengan dukungan sosial yang rendah. Remaja dengan orangtua bercerai yang menerima dukungan sosial
orangtua dapat bermanfaat bagi mereka dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson dan Johnson 1991 yang
menyatakan bahwa dukungan sosial berperan dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri. Hal tersebut
karena dukungan sosial dapat membantu individu menemukan identitas diri yang lebih jelas, meningkatkan harga diri, mengurangi stres, dan
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang sejalan. Pada variabel dukungan sosial, mean
empiriknya adalah 209,68 sedangkan mean hipotetiknya adalah 190. Pada variabel penyesuaian diri, mean empiriknya sebesar 198,36 sedangkan mean
hipotetik sebesar 179. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan subjek memiliki dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri yang tergolong
tinggi. Hal tersebut dikarenakan 44 subjek tinggal bersama ibu. Subjek dalam penelitian ini lebih banyak tinggal bersama dengan ibu kemungkinan
dikarenakan kedekatan subjek yang cenderung lebih dekat dengan ibunya. Menurut Karina 2014, seorang ibu dapat memberikan proporsi yang
seimbang antara tugas beban sebagai tulang punggung, serta sebagai pencurah kasih sayang. Sehingga, terdapat kemungkinan subjek yang tinggal bersama
ibunya merasa tetap mendapatkan dukungan dan kasih sayang yang utuh meskipun orangtua telah bercerai.
Di samping itu, penyesuaian diri yang tinggi pada subjek penelitian ini dikarenakan 68 subjek adalah perempuan. Hal inidikarenakan remaja
perempuan lebih menunjukkan penyesuaian diri yang lebih baik dalam menghadapi perceraian orangtua dibandingkan remaja laki-laki. Santrock
2003 mengungkapkan bahwa remaja laki-laki lebih menunjukkan masalah penyesuaian diri dibandingkan remaja perempuan. Selain itu, banyak
penelitian telah menyimpulkan bahwa dampak dari perceraian lebih terpengaruh terhadap perilaku remaja laki-laki daripada remaja perempuan
Rice Dolgin, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai yang baik dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial orangtua. Menurut House dalam
Smet, 1994, ada empat aspek dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.
Dukungan emosional berupa empati, kepedulian dan perhatian akan timbul keyakinan bahwa individu tersebut dicintai, diterima, dan diperhatikan.
Adanya perhatian dari orangtua meskipun orangtua sudah bercerai, adanya empati meskipun orangtua sudah tidak tinggal bersama dapat membuat
individu mampu mengontrol emosinya secara baik dan mampu menerima keadaan dirinya sehingga penyusuaian diri remaja baik Schneiders dalam
Indrawati Fauziah, 2012 Aspek lain yaitu dukungan penghargaan berupa penghargaan positif,
dorongan untuk maju, persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu House dalam Smet, 1994. Dukungan ini akan membantu remaja yang
mengalami perceraian orangtua merasa dihargai, dihormati, dan merasa mendapatkan kepercayaan. Penghargaan dari orangtua membuat individu
merasa masih berharga meskipun orangtua telah bercerai. Hal ini membuat remaja terhindar dari mekanisme pertahanan diri sehingga memiliki
penyesuaian diri yang baik Schneiders dalam Indrawati Fauziah, 2012. Selanjutnya ialah aspek dukungan instrumental yang berupa bantuan
langsung, misalnya berupa bantuan finansial atau bantuan berupa tindakan dalam menyelesaikan tugas House dalam Smet, 1994. Tersedianya fasilitas
dan dana yang diberikan orangtua akan membantu remaja untuk mencukupi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kebutuhan-kebutuhannya sehingga penyesuaian diri remaja yang mengalami perceraian orantgua baik, karena terhindar dari perasaan frustrasi dan kecewa
karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan Schneiders dalam Indrawati Fauziah, 2012.
Aspek yang terakhir adalah dukungan informasi yang berupa saran, nasehat, petunjuk serta informasi yang berharga House dalam Smet, 1994.
Bantuan informasi mampu membuat individu berpikir dan melakukan pertimbangan secara matang dalam memecahkan masalah dan konflik yang
dihadapi dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil. Ketika individu dapat mengatasi masalah yang dialami, maka individu tersebut dapat
belajar dan mampu mengembangkan kualitas dirinya menjadi lebih baik sehingga penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai baik Schneiders
dalam Indrawati Fauziah, 2012. Remaja dengan orangtua bercerai yang menerima dukungan sosial
orangtua akan merasa lega secara emosional karena mendapatkan perhatian dan saran yang berguna untuk dirinya, serta merasakan kepedulian terhadap
dirinya Sarafino Smith, 2011. Hal tersebut membuat remaja dengan orangtua bercerai merasa mendapat penerimaan dari orang lain.
Hasil analisis data tambahan mendapati bahwa ada perbedaan kelompok data dukungan sosial orangtua antara status pernikahan orangtua
yang menikah dan tidak menikah lagi setelah perceraian. Dari rata-rata dapat dilihat bahwa status pernikahan orangtua yang tidak menikah lagi setelah
perceraian merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
daripada yang menikah lagi. Menurut Rice dan Dolgin 2002, remaja akan merasa cemburu dan marah apabila orangtuanya memulai menjalin hubungan
kembali dengan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka merasa harus berbagi orangtuanya dengan orang lain. Tugas perkembangan yang dihadapi remaja
membuat mereka sulit menerima keberaradaan orangtua tiri Santrock, 2003. Oleh karena itu, orangtua yang tidak menikah lagi setelah perceraian akan
membuat remaja merasa memiliki dukungan sosial orangtua yang lebih tinggi daripada yang menikah lagi karena remaja sulit untuk menerima keberadaan
orangtua tiri, sehingga mereka merasa kesepian dan kehilangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini diterima dengan koefisien
korelasi sebesar 0,693 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan positif
antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial orangtua, maka
penyesuaian diri juga semakin positif atau baik. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua, maka penyesuaian diri juga semakin
negatif atau buruk.
B. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, perbandingan bobot pada masing-masing aspek skala penyesuaian diri terlalu ekstrim sehingga kurang dapat
menggambarkan aspek yang diukur dengan baik. Selain itu, subjek penelitian yang berjumlah 50 orang dirasa kurang representatif bagi
populasi dari subjek penelitian. Namun, dengan pertimbangan waktu jumlah 50 orang yang didapat peneliti. Kemudian, keterbatasan penelitian
ini terletak pada data demografik subjek mengenai status pernikahan orangtua subjek yang menikah dan tidak menikah lagi setelah bercerai
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI