Jenis kelamin, Gender, dan Feminitas

http:www.readingculture.netindex.php?option=comcontenttask=viewitem.id =43 diakses 19 April 2011, 15:01 WIB. Representasi dalam film merupakan penggambaran suatu objek yang ditampilkan dalam film. Penggambaran ini ditampilkan melalui serangkaian tanda – tanda, tanda – tanda yang dimaksudkan berarti tanda yang menjadi unsur sebuah film. Unsur tersebut berupa dialog, sikap pemain, angel, kamera hingga musik. Tanda dan unsur – unsur film ini akan dianalisis dan dicari maknanya, sehingga makna dibalik tanda tersebut dapat diungkap. Film dan televisi mempunyai bahasanya sendiri dengan susunan kalimat dan tata bahasa yang berbeda. Tata bahasa ini terdiri atas semacam unsur yang akrab, seperti pemotongan cut, pengambilan gambar jarak dekat close up, pengambilan gambar dari dua arah two shot, dll. Namun bahasa tersebut juga mencakup kode – kode representasi yang lebih halus, yang mencakup dalam komplekstivitas dari penggambaran visual yang harfiah hingga simbol – simbol yang paling abstrak dan arbiter berubah-ubah Sardar, 2001:156 dalam Sobur 2003:130.

2.1.3. Jenis kelamin, Gender, dan Feminitas

Banyak sekali penelitian ataupun analisis serta studi tentang gender yaitu salah satu teknik yang memberi gambaran tentang adanya perbedaan maupun saling ketergantungan peran perempuan dan laki – laki. Adapun teknik gender memungkinkan kita untuk menunjukkan peran reproduktif perempuan sebagai hal yang penting bagi peran produktif keluarga, mengungkapkan profil aktivitas perempuan dalam rumah tangga, mengidentifikasi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. faktor – faktor sosial budaya yang menghambat dan mendorong kelangsungan dan kehidupan perempuan dan laki – laki, melihat betapa pentingnya pengelola proyek – proyek, mengerti peran gender agar dapat secara tepat menentukan masukan diintevensi yang dibutuhkan ihromi, 1995 : 173 – 174 . Ada dua konsep yang harus dimengerti dalam usaha menelaah kaum perempuan, yaitu membedakan dan memahami antara konsep jenis kelamin seks dan konsep gender. Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang tertentu. Misalnya, bahwa manusia laki – laki adalah manusia yang memiliki sifat seperti berikut ini : laki – laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala, dan memproduksi sperma. Perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat untuk menyusui. Alat – alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis perempuan dan laki – laki, artinya tidak bisa dipertukarkan dan tidak berubah sesuai dengan ketentuan Tuhan daan kodrat. Gender adalah interpretasi mental karena perbedaan fisikal ini, laki – laki cenderung didudukan secara antagonis. Sikap pasif emosional, mudah menangis dan tergantung pada lawan jenisnya, dianggap sebagai ciri yang melekat pada perempuan. Sementara laki – laki dipandang kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Kedua : perubahan yang terjadi dari waktu dan dari tempat ke tempat lain; misalnya zaman dahulu perem[puan kuat dan sebaliknya, ketiga : adalah dari kelas – kelas masyarakat yang lain dan juga berbeda. Pada perempuan kelas bawah di pedesaan pada tempat lain, serta dari kelas – kelas lainnya, itulah yang disebut dengan konsep gender. Fakih, 1996; 8-9 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kadang – kadang interpretasi mental ini lebih merupakan keadaan yang idela daripada apa yang seesungguhnya dilakukan dan dapat dilihat. Gender biasanya digunakan untuk menunjukkan pembagian kerja dianggap tepat bagi pria dan perempuan, sering kali kegiatan didefinisikan sebagai milik laki – laki dan perempuan yang diorganisasikan dalam hubunngan saling ketergantungan. Ihrohim, 1995:171 Konsep gender merupakan sifat melekat pada kaum laki – laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya perempuan dikenal lemah lembut, emosional dan keibuan, sementara laki – laki dianggap kuat, rasional, dan perkasa. Gender terbagi dari beberapa elemen : 1 peranan gender yaitu peranan sosial yang ditentukan oleh perbedaan kelamin; 2 pembagian kerja gender, yaitu pola pembagian kerja dimana pria dan perempuan melakukan jenis kerja tertentu sering menimbulkan ketimpangan yang merugikan; 3 diskriminasi gender, yaitu system sosial dan budaya, peraturan – peraturan serta hukum dalam masyarakat yang melegimitasi berdasarkan jenis kelamin; 4 ketimpangan struktural gender, yaitu system diskriminasi gender yang dipengaruhi oleh adanya legitimasi oleh adat, peraturan administrasi ataupun perundang – uindangan. Astuti, 1995: 2 – 3 Terbentukknya perbedaan gender dikarenakan beberapa hal, diantaranya dibentuk melalui disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural. Kaum laki – laki harus bersifat kuat dan agresif, maka kaum laki – laki kemudian terlatih dan tersosialisasi serta termotivasi untuk menjadi atau menuju kesifat gender yang ditentukan oleh suatu masyarakat tersebut, sebaliknya kaum Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perempuan harus lemah lembut, maka sejak bayi proses sosialisasi tersebut tidak saja berpengaruh kepada perkembangan emosi dan visi serta ideology kaum perempuan, tetapi juga mempengaruhi perkembangan fisik dan biologis selanjutnya. Karena proses sosialisasi tersebut, mnejdai sulit dibedakanapakah sifat – sifat gender itu, seperti kaum perempuan lemah lembut dan kaum laki – laki perkasa, dikonstruksikan atau dibentuk oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditetapkan oleh Tuhan. Perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan gender gender inegualities, baik bagi kaum laki – laki dan terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender merupakan system dan struktur, bagi kaum laki – laki dan perempuan menjadi korban dari system tersebut. Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan yakni: a. Gender dan marginalisasi perempuan : proses marginalisasi yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya banyak sekali terjadi dalm masyarakat dan negara yang menimpa laki – laki dan perempuan yang disebabkan oleh berbagai kejadian, misalnya penggusuran, bencana alam atau proses eksploitasi. Marginalisasi kuam perempuan tidak saja terjadi ditempat kerja, juga terjadi dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur dan bahkan negara. b. Gender dan subordinasi : anggapan bahwa perempuan tidak bisa tampil dalam memimpin. Berakibat munculnya sikap menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah yang tinggi. Hal ini berangkat dari kesadaran gender yang tidak adil. c. Gender dan beban kerja : adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, seta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, berakibat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab kaum perempuan konsekuensinya banyak kaum perempuan bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangganya. d. Gender dan kekerasan : kekerasan terhadap sesama manusia pada dasarnya berasal dari berbagai sumber, nmaun salah satu kekerasan terhadap satu jenis kelamin tertentu adalah disebabkan oleh gender. Fakih, 2001: 7 – 13 Ada beberapa macam dan bentuk kekerasan gender, diantaranya : 1 Bentuk pemerkosaan, termasuk perkosaan dalam perkawinan, perkosaan ini terjadi jika seseorang melakukan paksaan untuk mendapatkan pelayanan seksual tanpa kerelan yang bersangkutan. 2 Tindakan pemukulan dan serasngan fisik yang terjadi dalam rumah tangga dan penyiksaan terhadap anak. 3 Bentuk penyiksaan mengarah pada organ vital. 4 Kekerasan dalam bentuk pelacuran, pelacuran merupakan bentuk pelacuran, pelacuran merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan yang diselenggarakan oleh mekanisme ekonomi ynag merugikan kaum perempuan. 5 Kekerasan dalam bentuk pornografi, pornografi merupakan kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk nonfisik, yakni pelecehan terhadap tubuh perempuan yang dijadikan sebagai objek demi keuntungan seseorang. 6 Kekerasan dalam bentuk pemaksaan sterilisasi dalalm keluarga berencana. 7 Jenis kekerasan terselubung molestation yakni memegang dan menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan dimasyarakat yang dikenal dengan pelecehan seksual atau sexsual and emotional harassment. Fakih, 2001 : 18 – 20 Tindakan kekerasan terhadap perempuan, baik itu secara domestik maupun publik, secara individu maupun kelompok, perempuan tidak pernah mendapatkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perhatian secar proposional. Masalah ini yang merupakan pelanggaran hak asasi perempuan sebagai manusia, tidak pernah dianggap sebagai sesuatu yang serius. Aturan yang melindungi kaum perempuan masih sangat lemah. Imam, 2004 : 43

2.1.4. Perempuan dan Media