Gender dan Subordinasi Metodologi Penelitian

menyebabkan kerugian dalam kehidupan masyarakat. Dalam kaitannya dengan film ini berlian dan Daya danyat dirugikan dan menjadi termarginalisasi dengan keadaan seperti itu, mereka harus mencari tempat tinggal untuk dapat mempertahankan hidupnya.

b. Gender dan Subordinasi

- Penggalan scene 2 Visual : Eksternal. ”Warung Jamu” Berlian – siang. Close Up 2 orang pria pembeli jamu bertanya kepada berlian setelah melihat anaknya. Daya, sudah tumbuh dewasa. Berlian terlalu banyak menjawab sambil sibuk menyiapkan kopi, pembeli berkomentar serius kepada Berlian, tetapi setelah itu Berlian hanya diam sambil melihat Daya bermain. Gambar 4.5 Terlihat 2 dua orang pembeli jamu sedang bertanya pada ibu Daya pada scene 16 17 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.6 Berlian sedang meladeni pembeli pada scene 18 Gambar 4.7 Daya sedang bermain – main di pantai pada scene19 Dialog : Pembeli 1 : ’Suaminya cari duit kemana toh? Kok gak pulang – pulang” Berlian : ’Jauh.. Pembeli 2 : ’Suruh cepat – cepat pulang saja mbak, tahu – tahu anak istrinya mau jadi apa lho.... ” Pembeli 1 : ”ho’o lo..” Analisis : Pada penggalan scene 2, 2 pria pembeli jamu yang berkomentar, agar suami berlian disuruh kembali pada keluarga karena mengkhawatirkan anak dan istrinya hidup tanpa suamibapak laki – laki. Berlian tidak terlalu menaggapi pertanyaan dua orang pembeli itu dengan hanya sedikit menjawab, lalu Berlian hanya diam sambil melihat Daya anaknya yang sedang bermain dipantai. Keadaan tersebut, menggambarkan bgaimana mainstream subordinasi gender masih sangat melekat pada masyarakat kelas bawah khususnya pada laki – laki, mereka menganggap bahwa keluarga harus dipimpin, didampingi atu ditemani oelh laki – laki apalagi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sudah memiliki anak gadis. Mereka menganggap juga hanya ada ibu sebagai pemimpin keluarga tidaklah cukup baik. Perempuan dianggap selalu emosional, irasional, dan tidak bisa memimpin sehingga mereka tidak dapat percaya layak untuk memimpin keluarga. Namun dalam cerita tergambar bagaimana Berlian cukup tegar dan kuat untuk bisa memimpin keluarga tanpa ada laki – laki disampingnya walaupun masih terlihat bagaimana Berlian sedikit mengkhawatirkan anaknya Daya yang sudah tumbuh dewasa. Ini mengartikan bahwa masih ada keraguan dari Berliann untuk bisa menjaga dan membesarkan Daya seorang diri. Bahasa yang digunakan dalam penggalan scene 2 terdapat bahasa yang tidak baku. Seperti pada saat pembeli jamu 2 berkata, ”ho’o lo....” . Dikarenakan bahasa yang dapat menyesuaikan keadaan saat berdialog. Penggunan bahasa tidak resmi bertujuan lebih baik untuk bisa lebih mengartikan maksud serta tujuan makna dalam berkomunikasi. - Penggalan scene 3 Visual : Eksternal. Padang Pasir – siang. Medium Close Up dan Long Shot Pemberontak yang menanyakan tempat tujuan Berlian dan Daya pergi, pemberontak berkomentar”tidak baik jalan ditempat seperti ini tanpa ditemani seorang laki – laki. Pemberontak yang meragukan Brlian dan Daya untuk melakukan perjalan menuju ‘pasir putih’ tanpa ditemani seorang laki – laki. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.8 berlian, daya, pemberontak pada scene 25 Dialog : Pemberontak : “kalian mau kemana…? Kalian ini tidak baik jalan sendirian tanpa ditemani seorang laki – laki. Berlian : ”kemana arahnya ? Pemberontak : ”pasir putih? Pasir putih disebelah sana.” Analisis : Berlian dan Daya bertemu seorang pemberontak laki – laki dalam perjalanan mereka menuju ’pasir putih’, mereka bertemu pemberontak itu saat bersama – sama berlindung direrumputan disaat terjadi badai pasir yang cukup besar. Saat mereka terbangun tiba – tiba pemberontak itu sudah ada dihadapan mereka. Lalu kemudian merampas bekal mereka untuk diperjalanan. Pemberontak itu menanyakan tujuan Berlian dan daya, pemberontak itu langsung berkomentar” Kalian ini tidak baik jalan sendirian tanpa ditemani seorang laki – laki, tapi kemudian Berlian menanyakan arah menuju ’pasir putih’, tempat diamana tujuan dari perjalanan yang dilakukan Berlian dan Daya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penggambaran masih adanya kaum maskulin laki – laki kelas bawah yang sudah berfikiran maju yang terlukis dari tokoh pemberontak, masih menganggap perempuan tidak dapat melakukan perjalanan jauh dan berat tanpa ditemani seorang laki – laki, di scene ini juga terlihat bagaimana laki – laki menunjukkan kekuasannya dengan merebut seenaknya bekal yang di bawa Daya dan Berlian Ibunya. Ini menunjukkan bagaimana laki – laki selalu ingin menunjukkan kekuasannya terhadap perempuan yang dianggap sebagai kaum lemah. - Penggalan pada scene 4 Visual : Eksternal dan Internal . Di dalam dan di luar Rumah Berlian dan Daya – Sore. Medium Shot, Daya melihat ayahnya, Agus kembali datang kerumah namun Berlian ibunya tidak memperbolehkan Agus untuk masuk. Daya memohon supaya Ibunya agar Ayahnya diperbolehkan masuk Berlian hanya mengangguk. Gambar 4.9 Agus kembali ke rumah pada scene 40 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.101 Agus memoohon pada Berlian agar dapat masuk Rumah pada scene 41 Gambar 4.11 Agus, Berlian, dan Daya, makan bersama pada scene 42 Dialog : Daya : ‘bu.. di luar dingin sudah semakin dimgim bu.bu.......’ Berlian : hanya mengangguk Agus : ‘aku sudah tidak tahu harus kemana lagi’ Berlian : ‘seharusnya sudah kamu pikirkan sejak pertama kamu pergi’sambil mereka bertiga makan. Agus :’itu dulu sudah lama sekali’ Berlian : ‘iya,, dan sekarang aku sudah tidak butuh kamu lagi.’ Analisis : Berlian harus merelakan Agus untuk kembali tinggal bersama lagi demi Daya yang sangat merindukan seorang sosok Ayah. Karena Daya melihat bapaknya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kembali setelah sekian lama ia merindukan kehadiran sosok seorang ayah dalam kehidupannya, namun Berlian – ibunya, awalnya menolak kehadiran Agus untuk kembali berkumpul bersama karena Berlian sudah tidak lagi membutuhkan kehadirannya sebagai kepala keluarga, tetapi setelah melihat keinginan Daya anaknya yang begitu besar, mengharap hadirnya sosok seorang bapak, akhirnya Berlian membiarkan Agus untuk tetap tinggal bersama. Sebuah gambaran dimana laki – laki menunjukkan kekuasaannya yang lebih dominan kepada perempuan dengan pergi begitu lama meninggalkan tanggung jawabnya pada keluarga lalu seenaknya pulang karena merasa keluarganya Daya anaknya masih sangat membutuhkan kehadirannya.

c. Gender dan Kekerasan