normatif berupa hasil wawancara mendalam dari tokoh-tokoh kunci key person bidang hukum. Tokoh-tokoh kunci tersebut adalah pihak-pihak
yang kompeten dalam bidang perkoperasiaan.
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumen. Teknik studi dokumen dilakukan dengan cara
mencari, menginventarisasi, dan mempelajari peraturan perundang- undangan yang terkait dan juga selain itu dilakukan dengan cara
mengumpulkan bahan hukum sekunder ditambah dengan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait
dengan perkoperasiaan sebagai penunjang pembahasan masalah.
1.8.5 Teknik analisis bahan hukum
Dalam penelitian hukum, untuk menganalisis bahan-bahan hukum yang telah terkumpul terdapat beberapa teknik analisis bahan hukum.
Teknik tersebut diantaranya adalah teknik deskripsi, teknik interpretasi, teknik konstruksi, teknik evaluasi, teknik argumentasi, dan teknik
sistematisasi. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian
skripsi ini adalah teknik deskripsi, teknik evaluasi, teknik argumentasi, teknik konstruksi, dan teknik sistematisasi. Teknik deskripsi adalah teknik
dasar analisis dengan menguraikan apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum. Teknik evaluasi
adalah teknik berupa penilaian berupa tepat atau tidak tepat, setuju atau
tidak setuju, benar atau salah, sah atau tidak sah oleh peneliti terhadap suatu pandangan, proposisi, pernyataan rumusan norma, keputusan baik
yang tertera dalam bahan hukum primer maupun dalam bahan hukum sekunder. Teknik argumentasi adalah teknik atas dasar penilaian yang
harus didasarkan pada alasan-alasan yang bersifat penalaran hukum. Teknik konstruksi adalah adalah teknik yang dilakukan dengan
menggunakan analogi dan pembalikan proposisi. Teknik sistematisasi adalah teknik yang berupaya mencari hubungan rumusan suatu konsep
hukum atau proposisi hukum antara peraturan perundang-undangan yang sederajat maupun antara yang tidak sederajat.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN PRINSIP-
PRINSIP DASAR KOPERASI 2.1
Koperasi 2.1.1
Pemahaman koperasi secara umum
Secara etimologi, koperasi berasal dari bahasa Inggris dari kata co dan operation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja sehingga
apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka cooperation berarti bekerja bersama. Kemudian dalam bahasa Belanda disebut cooperatie
dimana berasal dari kata co yang berarti bersama dan operatie yang berarti bekerja sehingga apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
cooperatie berarti bekerja bersama. Oleh karena demikian maka apabila dilafalkan dalam bahasa Indonesia menjadi koperasi.
2.1.2 Pengertian koperasi dan dasar hukum koperasi
Mengawali pembahasannya maka terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian koperasi. Pada umumnya para ahli memberikan pengertian
koperasi secara tersendiri sehingga oleh karena itu sulit untuk memahami pengertian koperasi. Akan tetapi dari setiap pengertian koperasi yang
diberikan oleh para ahli tersebut terdapat kesamaan sehingga gambaran tentang adanya kesatuan di antara perbedaan-perbedaan tersebut akhirnya
diperoleh juga. Beberapa pengertian tentang koperasi yang dijadikan rujukan di antaranya adalah pengertian tentang koperasi dari para ahli
yaitu dari C.R Fay, H.E Erdman, Mohammad Hatta, dan Arifinal
31