Ruang Lingkup Masalah PENDAHULUAN

yang dapat diupayakan atas tindakan tersebut. Berdasarkan isu hukum tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Akibat Hukum Tindakan Pengurus Koperasi yang Melampaui Anggaran Dasar ”. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana konsep hukum tindakan pengurus koperasi yang melampaui anggaran dasar ? 2. Bagaimana akibat hukum dari tindakan pengurus koperasi yang melampaui anggaran dasar ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah sangat berkaitan dengan latar belakang masalah. Bahwa tujuan dari adanya rumusan masalah adalah menggambarkan luasnya cakupan lingkup masalah yang akan dilakukan penelitian serta dibuat untuk mengemukakan batas area penelitian. Pada umumnya, ruang lingkup masalah digunakan untuk membatasi pembahasan, yaitu hanya sebatas pada permasalahan yang sudah ditetapkan. Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut. 1. Pada rumusan masalah pertama, ruang lingkup masalahnya adalah mengenai istilah hukum apa yang dapat digunakan untuk menyebut tindakan pengurus koperasi yang melampaui anggaran dasar. Dalam hal untuk menyebut tindakan tersebut maka dilakukan studi perbandingan terhadap istilah ultra vires yang secara umum dikenal dalam lingkup badan hukum Perseroan Terbatas. Di samping itu, untuk memperdalam pengetahuan tentang ultra vires maka dilakukan pula studi perbandingan terhadap istilah perbuatan melawan hukum onrechtmatigedaad karena dua istilah tersebut memiliki kemiripan. Selain itu, dicari dasar hukum penerapan tindakan melampaui anggaran dasar yang tertuang dalam UU Perkoperasiaan tahun 1992 dan anggaran dasar dari salah satu koperasi, yaitu Koperasi Karangasem Membangun selanjutnya disebut KKM. 2. Pada rumusan masalah kedua, ruang lingkup masalahnya adalah tindakan apa yang dapat diambil oleh rapat anggota atas tindakan pengurus koperasi yang melampaui anggaran dasar. Dalam hal ini, dilakukan studi perbandingan terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut UUPT tahun 2007 yang mencakup tindakan apa yang dapat diambil oleh Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya disebut RUPS atas tindakan direksi yang melampaui anggaran dasar yang kemudian diterapkan juga pada badan hukum koperasi. Digunakan pula Kitab Undang-Undang Hukum Perdata selanjutnya disebut KUH Perdata dan doktrin sebagai landasan untuk memberikan penegasan terhadap batas-batas tindakan yang dapat dilakukan atas tindakan pengurus koperasi yang melampaui anggaran dasar.

1.4 Orisinalitas Penelitian