terbentuknya undang-undang koperasi yang baru. UU Perkoperasiaan tahun 1992 ini berlaku sementara waktu dimaksudkan untuk menghindari
kekosongan hukum.
2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Koperasi
2.3.1 Asas koperasi
Koperasi di Indonesia menganut asas kekeluargaan. Hal ini diatur dalam ketentuan Pasal 2 UU Perkoperasiaan tahun 1992. Dengan
berdasarkan atas asas kekeluargaan telah mencerminkan adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu atas dasar
keadilan, kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama.
12
Asas kekeluargaan ini biasanya disebut dengan istilah gotong royong yang mencerminkan semangat kebersamaan. Gotong royong dalam
pengertian kerja sama pada koperasi memiliki beberapa pengertian, yaitu gotong royong dalam lingkup organisasi, bersifat terus menerus dan
dinamis, dilaksanakan atas dasar hubungan ekonomi, dan dilaksanakan dengan terencana serta berkesinambungan.
2.3.2 Keanggotaan
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada ketentuan
Pasal 1 angka 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992 disebutkan bahwa anggota
koperasi terdiri dari orang seorang atau badan hukum. Bertumpu pada
ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992 tersebut bahwa
12
G. Kartasapoetra, Bambang S, dan A. Setiady, 2003, Koperasi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, h. 18.
patut ditinjau ketentuan Pasal 6 ayat 1 dan ayat 2 UU Perkoperasiaan
tahun 1992. Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 6 ayat 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992 tersebut membahas tentang koperasi primer,
yaitu koperasi yang dibentuk oleh minimal 20 orang dan dalam ayat 2 nya dibahas tentang koperasi sekunder, yaitu koperasi yang dibentuk oleh
minimal 3 koperasi. Dalam pembahasan ini, hanya dibahas ketentuan tentang koperasi primer seperti yang telah disebutkan dalam ketentuan
Pasal 6 ayat 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992. Dalam ketentuan Pasal 6 ayat 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992
disebutkan bahwa koperasi primer dibentuk sekurang-kurangnya oleh 20 orang. Orang-orang tersebut tentunya merupakan anggota koperasi yang
dalam Pasal 17 ayat 1 UU Perkoperasiaan tahun 1992 disebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
Secara umum yang dapat menjadi anggota koperasi di Indonesia ialah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut. 1. Dewasa dan mampu melakukan tindakan hukum. Ini berarti bahwa
anak-anak di bawah umur tidak dapat diterima menjadi anggota dan pula tidak dapat mendirikan koperasi di kalangan mereka sendiri. Ini
disebabkan oleh karena hanya orang-orang dewasa yang dapat mengikat perjanjian jual beli, memiliki hak menuntut di muka
pengadilan. Adanya koperasi-koperasi sekolah yang dimaksud sebagai wadah pendidikan praktek koperasi di sekolah-sekolah dikecualikan
dari ketentuan ini, karena koperasi ini dimaksudkan sebagai tempat dimana para murid belajar sambil berbuat sesuatu. Yang tidak dapat
menjadi anggota koperasi adalah juga mereka yang walaupun sudah dewasa tetapi tidak berpikiran waras serta dalam keadaan sakit yang
tidak mungkin sembuh lagi karena mereka ini tidak mungkin bekerja secara biasa seperti anggota-anggota lain.
2. Menyetujui landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi, seorang yang hendak menjadi anggota koperasi, sebelumnya mempelajari maksud
dan tujuan koperasi yang bersangkutan dan juga landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi. Jika seorang menyetujui anggota suatu
koperasi, maka dengan sendirinya dapat dianggap bahwa sebelumnya ia telah mempelajari dan menyetujui hal-hal tersebut diatas. Yang
sudah menjadi anggota sekalipun perlu terus-menerus mempelajari tentang cara-cara memajukan koperasi sehingga semua anggota turut
memikirkan usaha-usaha apa yang dapat menambah perbaikan masing- masing anggota.
3. Sanggup dan memenuhi kewajibannya dan melakukan haknya sebagai anggota koperasi. Anggota koperasi lebih dahulu harus mengetahui
kewajibannya baru sesudah kewajibannya sebagai anggota dipenuhi, dapatlah ia menuntut haknya.
13
Setiap anggota koperasi memiliki kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati
dalam rapat anggota, berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, serta mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas
dasar rasa kekeluargaan. Kemudian hak dari setiap anggota koperasi adalah menghadiri, menyatakan, dan memberikan suara dalam rapat
anggota, memberikan kritik danatau saran kepada pengurus baik diminta maupun tidak diminta, meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan
anggaran dasar, memilih danatau dipilih menjadi pengurus atau pengawas, serta mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.
2.3.3 Struktur Organisasi Koperasi