Zaman reformasi Sejarah Koperasi di Indonesia

koperasi untuk lebih menjamin terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. 9 Pengaturan koperasi sebagai badan hukum semakin jelas pada definisi koperasi menurut UU Perkoperasiaan tahun 1992 yakni badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi serta berdasar atas asas kekeluargaan. 10

2.2.5 Zaman reformasi

Pada pertengahan bulan Oktober tahun 2012, Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan sidang paripurna untuk membahas pergantian UU Perkoperasiaan menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012. Dalam rapat tersebut, Menteri Koperasi dan UKM pada saat itu Bapak Syarifuddin Hasan mendorong percepatan realisasi UU Perkoperasiaan yang baru dengan dasar pengembangan serta pemberdayaan koperasi nasional dimana koperasi selayaknya mencerminkan nilai dan prinsip perkoperasiaan sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan para anggotanya. Setelah diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 muncul reaksi atas regulasi ini. Reaksi tersebut berasal dari Gabungan Koperasi Pegawai Republik Indonesia Provinsi Jawa Timur, Pusat Koperasi Unit Desa Jawa Timur, Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur, Pusat Koperasi An-Nisa Jawa Timur, Pusat Koperasi Bueka 9 Suhardi, Moh. Taufik Makarao, dan Fauziah, op.cit, h. 18. 10 Ibid. Assakinah Jawa Timur, Gabungan Koperasi Susu Indonesia, Agung Haryono, dan Mulyono. Pihak-pihak tersebut mengajukan permohonan gugatan uji materiil kepada Mahkamah Konstitusi karena ketentuan Pasal 1 angka 1, Pasal 50 ayat 1, Pasal 55 ayat 1, Pasal 56 ayat 1, Pasal 66, Pasal 67, Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 72, Pasal 73, Pasal 74, Pasal 75, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 80, Pasal 82, dan Pasal 83 tidak sesuai dengan amanat UUD NRI 1945. 11 Mahkamah Konstitusi menilai bahwa Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 yang menyebut koperasi sebagai badan hukum tidak mengandung pengertian substantif dimana hal ini tidak sejalan dengan koperasi seperti apa yang diamanatkan dalam Pasal 33 ayat 1 UUD NRI 1945 sehingga dalil pemohon bahwa pengertian koperasi mengandung individualisme adalah beralasan menurut hukum. Bahwa Pasal 1 angka 1 berbunyi : koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi Mahkamah Konstitusi menilai bahwa pendefinisian koperasi sebagai sebuah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan sudah jelas menunjukkan semangat pembentuk Undang-Undang Republik Indonesia 11 Agus Sahbani, 2014, “UU Perkoperasiaan dibatalkan Karena Berjiwa Korporasi”, URL : http:m.hukumonline.comberitabacalt5385bfa83b01fuu-perkoperasiaan-dibatalkan- karena-berjiwa-korporasi, diakses pada tanggal 6 Januari 2016. Nomor 17 tahun 2012 merubah paradigma keberadaan koperasi yang sebelumnya merupakan usaha bersama menjadi usaha pribadi. Di samping itu, Pasal 50 ayat 1 huruf a, ayat 2 huruf a dan e, dan Pasal 56 ayat 1 yang memberi tugas kepada pengawas untuk mengusulkan pengurus, menerima atau menolak anggota baru hingga memberhentikan anggota adalah kontradiktif dengan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 29 ayat 2 yang menjadikan demokrasi dan persamaan sebagai nilai dasar kegiatan koperasi. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip demokrasi ekonomi. Akibatnya, menurut Mahkamah Konstitusi koperasi menjadi sama dan tidak berbeda dengan Perseroan Terbatas. Koperasi menjadi kehilangan roh konstitusionalitasnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas bangsa yang berfilosofi gotong royong. Mahkamah Konstitusi berpandangan bahwa meskipun permohonan pemohon hanya mengenai pasal tertentu namun karena pasal tersebut mengandung materi muatan norma substansial yang menjadi jantung perkoperasiaan maka harus dibatalkan seluruhnya. Oleh karena demikian, Mahkamah Konstitusi memutuskan sebagaimana tertuang dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 28PUU-XI2013 dalam amarnya memuat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasiaan bertentangan dengan UUD NRI 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, dan UU Perkoperasiaan tahun 1992 berlaku untuk sementara waktu sampai dengan terbentuknya undang-undang koperasi yang baru. UU Perkoperasiaan tahun 1992 ini berlaku sementara waktu dimaksudkan untuk menghindari kekosongan hukum.

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Koperasi