Zaman orde baru Sejarah Koperasi di Indonesia

Pada tahun 1958 diundangkan Undang-Undang Nomor 79 tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi. Terdapat dua peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 79 tahun 1958 yang sangat dominan mencerminkan sikap pemerintah dalam membina koperasi, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi dan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1960 tentang Badan Penggerak Koperasi. 8 Setelah keluarnya Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1960 tersebut, tepatnya pada tahun 1965 melalui Undang-Undang Nomor 14 tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Perkoperasiaan timbul suatu gejala baru pada perkoperasiaan Indonesia. Gejala tersebut adalah diikutsertakannya kekuatan-kekuatan di luar koperasi untuk mencampuri urusan-urusan koperasi secara mendalam. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah unsur politik pemerintah yang menyebabkan sendi-sendi dasar koperasi tinggal rumusan saja karena ternyata banyak koperasi yang meninggalkannya dan lebih mengutamakan sebagai ajang untuk mencari keuntungan pribadi.

2.2.4 Zaman orde baru

Dengan diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasiaan maka terbentuklah sendi-sendi dasar koperasi secara lengkap. Dalam Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1967 disebutkan bahwa sendi-sendi dasar koperasi Indonesia adalah sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia, rapat anggota 8 Ima Suwandi, op.cit, h. 55. merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, adanya pembatasan bunga atas modal, mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka, serta swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan daripada prinsip dasar koperasi. Dalam hal ini, poin penting dalam periodesasi koperasi pada tahun 1967 adalah Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 12 tahun 1967 merupakan undang-undang yang pertama kalinya menyebut koperasi sebagai badan hukum. Oleh karena demikian maka dalam Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1967 tersebut tercantum pula ketentuan mengenai rapat anggota yang berfungsi sebagai pencerminan demokrasi ekonomi. Di samping itu, terdapat pula program dari pemerintah untuk memberikan penerangan kepada manajer dalam mengelola usaha koperasi secara profesional sesuai dengan kebijaksanaan yang diletakkan oleh pengurus serta memfungsikan badan pemeriksa sebagai wakil rapat anggota dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan oleh pengurus dan manajer. Kemudian pada tahun 1992, diundangkanlah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasiaan UU Perkoperasiaan tahun 1992. Undang-Undang ini hadir akibat ketidakjelasan aturan main di lapangan mengenai jati diri, tujuan, kedudukan, peran, manajemen, keusahaan, permodalan, serta pembinaan koperasi untuk lebih menjamin terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. 9 Pengaturan koperasi sebagai badan hukum semakin jelas pada definisi koperasi menurut UU Perkoperasiaan tahun 1992 yakni badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi serta berdasar atas asas kekeluargaan. 10

2.2.5 Zaman reformasi