dilakukan perbandingan terhadap konsep perbuatan melawan hukum onrechtmatigedaad yang berasal dari sistem hukum civil law dengan
konsep ultra vires yang berasal dari sistem hukum common law. Di samping itu, digunakan pula UUPT tahun 2007 sebagai bahan
perbandingan untuk menemukan upaya apa yang dapat diambil oleh RUPS atas tindakan direksi yang melampaui anggaran dasar dimana hal ini
bertujuan agar dapat diperoleh jawaban terhadap upaya apa yang dapat diambil oleh rapat anggota atas tindakan pengurus koperasi yang
melampaui anggaran dasar.
1.8.3 Sumber bahan hukum
Sumber bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer terdiri atas asas dan kaidah hukum
dimana perwujudan asas dan kaidah hukum dapat berupa peraturan perundang-undangan dalam arti luas, Perjanjian Internasional, Konvensi
Ketatangeraan, Putusan Pengadilan, Keputusan Tata Usaha Negara, dan Hukum Adat tertulis dan tidak tertulis.
Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku hukum, jurnal-jurnal hukum, karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat dalam
media massa, kamus dan ensiklopedi hukum beberapa penulis hukum menggolongkan kamus dan ensiklopedi hukum ke dalam bahan hukum
tersier, dan internet dengan menyebut nama situsnya. Penelitian pada skripsi ini menggunakan bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder dimana bahan hukum primernya terdiri dari UUD
NRI 1945, Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasiaan, UU Perkoperasiaan tahun 1992, Undang-Undang Nomor
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, UUPT
tahun 2007, UU Pemerintahan Daerah tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Peraturan Menkop dan UKM tentang Kelembagaan
Koperasi tahun 2015 dan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Rapat Anggota
Koperasi. Kemudian, bahan hukum sekundernya terdiri dari buku-buku yang membahas mengenai koperasi, Perseroan Terbatas, dasar-dasar ilmu
hukum, perjanjian, konsep wewenang, dan karya tulis hukum skripsi. Juga digunakan kamus-kamus hukum Oxford Dictionary of La
w, Black’s Law Dictionary, dan The Contemporary Law Dictionary dan Kamus
Terjemahan Bahasa Inggris-Indonesia, doktrin atau pandangan para sarjana hukum sesuai dengan pembahasan permasalahan serta internet
dengan menyebutkan secara jelas situsnya. Di samping menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, penelitian pada skripsi ini juga menggunakan data penunjang untuk memperdalam pembahasan. Data penunjang dalam penelitian
normatif berupa hasil wawancara mendalam dari tokoh-tokoh kunci key person bidang hukum. Tokoh-tokoh kunci tersebut adalah pihak-pihak
yang kompeten dalam bidang perkoperasiaan.
1.8.4 Teknik pengumpulan bahan hukum