Sel Limfosit T CD8

2.3. Sel Limfosit T CD8

+ Pada PPOK sel Limfosit T CD8 dan peranan pada PPOK + adalah subtipe yang paling menonjol. Peningkatan CD8 + T-limfosit ditemukan di dahak, dinding saluran napas, dan parenkim paru pasien PPOK. Selain itu, korelasi yang kuat ditemukan antara derajat keparahan keterbatasan aliran udara dan jumlah sel CD8 + . 29 Mukosa sel CD8 + juga telah berhubungan dengan hiperresponsif saluran napas untuk AMP. Selain itu,ada sel CD8 + pada pasien PPOK dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik. Fungsi utama dari sel CD8 + adalah untuk memerangi virus, yang akibatnya dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui pelepasan zat litik seperti perforin dan granzyme. Sel CD8 + dapat menginduksi aptoptosis struktural sel, seperti sel endotel dan epitel alveolar. Selain itu, ada hipotesa bahwa merokok menyebabkan peradangan paru dapat mengakibatkan perubahan struktur protein sel dan jaringan menjadi autoantigens yang oleh sel T-limfosit menyebabkan cedera paru lebih lanjut. Patogen intraseluler kuat , seperti adenovirus, sebagai stimulus antigenik dapat mengaktifkan sel T-limfosit. Hodge S.J 2002 pada penelitian dengan pengambilan darah perifer dari 18 pasien PPOK dan 16 pasien kontrol, mendapati bahwa sel limfosit T CD8 23,28 + sedikit meningkat namun tidak bermakna pada PPOK dibanding dengn kontrol PPOK 31.7±14.3 SD ; Kontrol 26.6±11.2 SD p = 0.049 Sel Limfosit T CD8 8 + adalah sel yang dominan di saluran napas besar, saluran napas kecil, dan parenkim paru-paru pada penderita PPOK. Jumlah sel T Limfosit T CD8 + di paru-paru berhubungan dengan tingkat obstruksi saluran napas dan emfisema, menunjukkan bahwa sel-sel ini menyebabkan kerusakan jaringan pada Universita Sumatera Utara paasien PPOK. Setiap sel yang menampilkan molekul MHC kelas I menjadi target sel Limfosit T CD8 + cytolytic. Setelah serangan sitolitik, sel target mati dengan cara apoptosis atau nekrosis yang dilakukan oleh perforin, granulysin, atau granzim A atau B, dimana semua enzim proteolitik ini dilepaskan oleh sel Limfosit T CD8 + di paru- paru pasien PPOK. 12,30,31 Di paru-paru perokok dengan PPOK dan emfisema, sel epitel dan endotel mengarah ke apoptosis, dan jumlah sel yang mengalami apoptosis ini meningkat dengan tingkat merokok yang semakin tinggi dan berkorelasi dengan jumlah sel Limfosit T CD8 + di paru-paru. Apoptosis dan nekrosis sel epitel dan endotel yang disebabkan oleh sel Limfosit T CD8 + dan protease, dimana tidak ada keseimbangan dengan sel proliferasi yang berkontribusi atas kerusakan paru-paru penderita PPOK. Selanjutnya, fagositosis sel apoptosis oleh makrofag alveolar pada penderita PPOK akan berkurang. Sel Limfosit T CD4 + juga ditemukan dalam jumlah besar di saluran napas dan parenkim dari perokok dengan PPOK. Sel-sel ini diaktifkan dan oligoklonal; klon sel Limfosit T CD4 + muncul di paru-paru tetapi tidak dalam darah, menunjukkan bahwa akumulasi adalah hasil dari rangsangan oleh antigen yang terdistribusi di seluruh paru-paru. Jumlah sel Limfosit T CD4 + mengekspresikan interferon- γ berkorelasi dengan derajat obstruksi aliran napas, mendukung pernyataan bahwa bersama dengan sel Limfosit T CD8 + memainkan peran dalam patogenesis PPOK. Fungsi sel Limfosit T CD4 + terutama dimediasi oleh sitokin Th1, yang mempromosikan migrasi transendothelial sel inflamasi ke lokasi kerusakan. Perekrutan dan aktivasi sel-sel inflamasi, makrofag, neutrofil, eosinofil, Limfosit T CD4 + dan Limfosit T CD8 + , dan sel B memperburuk PPOK. Pada PPOK interaksi Universita Sumatera Utara antara kemokin CXCL10 atau IP-10 dan CXCL9 atau MIG, disekresikan oleh sel T, dan reseptor CXCR3, ditemukan di makrofag alveolar, meningkatkan produksi matriks metalloproteinase-12 oleh sel-sel ini sehingga menyebabkan kerusakan paru- paru. 31 Gambar 2.3 . Reaksi Respon Imun Adaptif. 31 Universita Sumatera Utara 2.4. Kerangka konsep 2.5. Hipotesa Terdapat perbedaan nilai sel limfosit T CD8 + pada penderita PPOK dan laki-laki dewasa sehat perokok. Hambatan Aliran Udara Dewasa Sehat Perokok Penyakit Paru Kronik Gejala Klinis Empisema PPOK Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Faktor Resiko 1. Asap rokok 2. Polusi Udara 3. Stres oksidatif 4. Gen 5. Tumbuh kembang paru Asap rokok Lama paparan Inflamasi Peningkatan CD8+ Dektruksi Alveolar Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Klasifikasi Radiologi Spirometri Universita Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik dari September Hingga November 2014

6 76 84

Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

6 113 83

Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2010-2011

1 63 90

Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN

11 99 67

Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP H. Adam Malik Bulan Juni 2011

6 81 72

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

Tingkat Keparahan Ansietas pada Pasien Tuberkulosis Paru di Instalasi Rawat Jalan SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan

1 39 69

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS DENGAN GEJALA PRE HIPERTENSI PADA PASIEN LAKI-LAKI LANJUT USIA ipi122529

0 0 7

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 0 16