Imunitas Bawaan pada PPOK

Gambar 2.3 Kaskade Imflamasi pada PPOK 21

2.2.1 Imunitas Bawaan pada PPOK

a. Neutrofil Peran neutrofil dalam patogenesis PPOK tidak sepenuhnya jelas. Beberapa penelitian telah menunjukkan jumlah neutrofil meningkat pada dahak dan BAL dari pasien dengan PPOK. Neutrofil dapat bermigrasi ke pernapasan saluran bawah akibat kontrol faktor kemotactic, seperti LTB4, IL-8, dan kemokin CXC, yang meningkat pada saluran napas PPOK. Neutrofil adalah sumber metabolit oksigen reaktif, sitokin inflamasi, mediator lipid, antimikroba peptida, dan proteinase yang dapat merusak jaringan, seperti neutrofil elastase, cathepsin G, dan proteinase 3, serta matriks metalloproteinase MMP-8 dan MMP-9. Senyawa ini terlibat dalam generasi metaplasia mukosa dalam bronkitis kronis dan kerusakan jaringan paru pada Universita Sumatera Utara emfisema dan dengan demikian memainkan peran dalam perkembangan keterbatasan aliran udara pada PPOK. b. Makrofag 23,24 Pada pengamatan pasien PPOK, terjadi peningkatan jumlah makrofag dalam cairan BAL, dinding saluran napas dinding, parenkim paru, dan kelenjar bronkus. Jumlah makrofag dalam saluran udara berkorelasi dengan keparahan PPOK. Makrofag memainkan peran sentral dalam peradangan dan tuan rumah pertahanan terhadap mikroorganisme, tetapi juga berpartisipasi secara aktif dalam penyelesaian peradangan. Tidak jelas mana dari sub-fenotipe makrofag ini yang dominan di saluran napas pasien PPOK. Makrofag dapat melepaskan reactive oxygen species ROS, faktor khemotactic, sitokin inflamasi, kontriksi otot polos, aktivasi kelenjar mukus, matriks ekstraseluler protein, dan matriks metalloproteinase enzymes MMP. MMP ini terutama diduga terlibat dalam emfisema. Dalam studi vivo memang diamati peningkatan ekspresi MMP-2, MMP-9, dan MMP-12 pada pasien dengan COPD dibandingkan dengan kontrol sehat. Selain itu, jumlah makrofag alveolar dalam parenkim paru berkorelasi dengan tingkat keparahan kerusakan paru, menunjukkan peran makrofag dalam perkembangan emfisema. c. Eosinofil 23 Eosinofil saluran napas dapat diamati pada sputum pasien dengan PPOK stabil, cairan BAL, dan dinding saluran napas. Selain itu, eosinofili pada sputum telah ditemukan berhubungan dengan obstruksi saluran napas dan dengan hiperresponsif menjadi adenosin monophosphate AMP di PPOK. Temuan ini Universita Sumatera Utara menunjukkan bahwa eosinofil pada saluran napas secara fungsional penting pada pasien dengan PPOK. d. Sel Mast 24,25 Peran sel mast dalam patogenesis PPOK belum jelas. Dalam beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bukti kelimpahan sel mast pada saluran napas atau parenkim pasien PPOK. Sel mast dan sitokin IL-8, TNF- α dan enzim tryptase, chymase, telah terbukti untuk memulai dan mendorong berbagai proses yang relevan dengan peradangan dan perubahan saluran napas. Ini termasuk fibrosis saluran napas dan omset matriks ekstraseluler, angiogenesis, otot halus saluran napas dan hiperplasia sel epitel, peradangan, perubahan dalam suara bronkial, dan hipersekresi sputum. Selain itu, lebih tinggi jumlah sel ini di perifer saluran udara dikaitkan dengan keterbatasan aliran udara kurang parah pada PPOK. Tidak jelas apakah hasil ini mencerminkan peran protektif dari sel mast dalam patogenesis PPOK atau meningkat degranulasi sel mast. e. Sel Dendrit 23,26 Peran sel dendrit memulai dan mengatur baik respon imun bawaan dan adaptif untuk dihirup antigen, virus dan bakteri. Sel denrit meningkat pada saluran napas kecil dan pada induksi sputum dari pasien PPOK dengan perokok. f. Sel Epitel 23 Epitel saluran napas pasien dengan PPOK mengalami perubahan, termasuk metaplasia sel skuamosa, dan sel goblet dan hiperplasia sel basal . Sel epitel bronkial berkontribusi terhadap perawatan yang memadai homeostasis paru oleh produksi sputum, silia beating , sekresi produk antimikroba dan memadai imunologi drive Universita Sumatera Utara dalam menanggapi rangsangan berbahaya. Oleh karena itu, perbaikan sel epitel pada PPOK mungkin terlibat dalam patogenesis penyakit. Hiperplasia goblet sel akan lebih parah pada perokok dengan PPOK dibandingkan dengan PPOK tanpa merokok dan berkontribusi dalam hipersekresi lendir,yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pada PPOK. Metaplasia sel skuamosa merusak mukosiliari clearence dan berkontribusi terhadap peningkatan risiko karsinoma sel skuamosa seperti yang diamati dalam PPOK. Mekanisme yang mendasari perubahan epitel pada PPOK yang tidak sempurna dipahami. Kaskade epidermal growth factor receptor EGFR telah terbukti terlibat dalam produksi musin dan hiperplasia sel goblet, perbaikan sel epitel yang rusak , serta pengembangan karsinoma sel skuamosa . Selain ligan EGFR, berbagai rangsangan dapat menginduksi aktivasi EGFR in vitro dan pada binatang, termasuk asap rokok. Selain itu, ekspresi epitel EGFR meningkat pada biopsi bronkial dari perokok dengan dan tanpa PPOK dibandingkan non-perokok. Oleh karena itu, aktivasi EGFR mungkin memainkan peran dalamperubahan fenotip sel epitel yang diamati pada PPOK dengan perokok aktif.

2.2.2. Imunitas Adaptif pada PPOK

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2 70 87

Karakteristik Hipertensi pada Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik dari September Hingga November 2014

6 76 84

Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

6 113 83

Karakteristik Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2010-2011

1 63 90

Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN

11 99 67

Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP H. Adam Malik Bulan Juni 2011

6 81 72

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

Tingkat Keparahan Ansietas pada Pasien Tuberkulosis Paru di Instalasi Rawat Jalan SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan

1 39 69

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS DENGAN GEJALA PRE HIPERTENSI PADA PASIEN LAKI-LAKI LANJUT USIA ipi122529

0 0 7

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 0 16