Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang
tertentu Azwar, 2013. Penelitian deskriptif mampu mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya Sugiyono, 2008. Azwar 2013 menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif semata-mata
bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan terhadap variabel
yang hendak diteliti, melainkan menguraikan secara jelas variabel penelitiannya Kountur, 2003.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 2002: 96. Adapun variabel dalam penelitian ini
adalah budaya organisasi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang
dapat diamati. Variabel-variabel penelitian sebenarnya merupakan kumpulan konsep mengenai fenomena yang diteliti. Dalam pelaksanaan penelitian,
batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat dibiarkan ambiguous, yakni memiliki makna ganda, atau tidak menunjukkan indikator yang jelas Azwar,
2013. Untuk memperjelas batasan variabel yang diteliti, maka perlu diberikan definisi operasional variabel sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi Universitas Sanata Dharma adalah sebuah pola yang mengacu ke seperangkat nilai-nilai pelayanan, kepercayaan dan keyakinan
Jesuit, serta prinsip atau norma-norma Spiritualitas Ignasian yang telah lama dianut bersama oleh seluruh tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan di Universitas Sanata Dharma sebagai Universitas Jesuit yang berkarya di Indonesia. Pola tersebut menjadi pedoman perilaku,
aturan, sistem manajemen instansi, dan pedoman untuk memecahkan masalah-masalah instansi serta masalah-masalah adaptasi eksternal dan
masalah integrasi internal yang memberikan nilai identitas diri dan menciptakan komitmen bersama sebagai dasar dari gerak usaha
Universitas Sanata Dharma yang diukur menggunakan instrumen Organizational Culture Assessment Instrument OCAI.
2. Organizational Culture Assessment Instrument OCAI
Organizational Culture Assessment Instrument OCAI adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menilai budaya organisasi Universitas
Sanata Dharma dengan memetakan keinginan perubahan organisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui 4 budaya organisasi yaitu clan, adhocracy, market dan hierarchy yang disebar kepada 242 responden. Organizational Culture Assessment
Instrument OCAI diadaptasi dari versi asli yang dikembangkan oleh Robert Quinn dan Kim Cameron dan terdiri dari 6 buah soal dengan
masing-masing soal memiliki 4 alternatif pernyataan.
D. Subjek Penelitian
Menurut Azwar 2013 subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
Pada dasarnya, subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah para tenaga pendidik dosen
dan tenaga kependidikan administrasi yang telah menjadi karyawan tetap di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian harus memiliki
kriteria sebagai karyawan tetap karena sebagai karyawan tetap diasumsikan sudah cukup memahami budaya organisasi yang berjalan di instansi terkait.
Masalah pembatasan populasi dan cara penentuan sampel sampling menjadi sangat penting dalam penelitian ini. Atas dasar pertimbangan efisiensi
sumber daya penelitian seperti waktu, tenaga, dan dana, penelitian ini menggunakan sampel dari populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi
Azwar, 2013. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
sample. Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada
populasi. Jadi populasi sengaja dipandang berkelompok-kelompok, kemudian kelompok itu tercemin dalam sampel Hadi, 2004. Ukuran sampel pada
penelitian ini adalah 50 dari populasi. Populasi subjek pada penelitian ini sendiri berjumlah 465 dengan sampel berjumlah 242. Hal ini sesuai dengan
pendapat Leedy Ormrod seperti dikutip dalam Supratiknya, 2015 mengenai ketentuan ukuran minumum sampel yang dapat diterima
berdasarkan metode deskriptif dengan populasi berjumlah sekitar 500.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan
data penelitian
dilakukan melalui
penyebaran alat ukur yaitu kuesioner. Menurut Narbuko Achmadi 2007 kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpulan data
yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti dan disampaikan kepada respondensubjek penelitian
melalui sejumlah pernyataan . Teknik ini dipilih semata-mata karena subjek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan
oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi subjek tentang pertanyaanpernyataan yang diajukan kepada
subjek adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti Hadi, 2002.
Berdasarkan prosedurnya, kuesioner pada penelitian ini merupakan jenis kuesioner langsung karena kuesioner dikirim dan dijawab langsung
oleh responden Narbuko Achmadi, 2007. Kuesioner pada penelitian ini adalah skala OCAI Organizational Culture Assessment Instrument
yang dikembangkan oleh Cameroon Queen 2006. Skala OCAI didasarkan pada model teoritis yang dikenal sebagai The
Competing Values Framework
yang sangat berguna dalam mengatur dan menafsirkan berbagai fenomena organisasi.
2. Alat Pengumpulan Data
Skala Organizational Culture Assessment Instrument OCAI ini berbentuk sebuah kuesioner yang memerlukan tanggapan dari responden.
Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengidentifikasi budaya organisasi saat ini, dan membantu mengidentifikasi pemikiran dari anggota
organisasi mengenai budaya yang seharusnya dikembangkan untuk menyesuaikan tantangan yang dihadapi organisasi. Instrumen ini terdiri
dari enam pertanyaan yang mewakili enam kunci budaya organisasi dari konsep CVF, yaitu karakter dominan, tipe kepemimpinan organisasi, tipe
manajemen, perekat organisasi, penekanan strategi, dan kriteria keberhasilan. Setiap item pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban
yang mewakili 4 budaya organisasi yaitu Clan, Adhocracy, Market dan Hierarchy. Setiap responden diminta memberikan penilaian pada setiap
alternatif jawaban. OCAI merupakan skala penelitian yang dikembangkan di luar
negeri, maka dibutuhkan metode adaptasi ke dalam bahasa Indonesia bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
para responden. Metode adaptasi ini disebut back-translation. Back- translation adalah sebuah teknik penerjemahan protokol penelitian dengan
cara mengambil protokol penelitian yang dikembangkan dalam suatu bahasa, diterjemahkan ke target bahasa yang dituju, dan meminta orang
lain untuk menerjemahkan protokol tadi kembali ke bahasa asli. Apabila versi back-translated sama dengan yang asli, maka umumnya dianggap
ekuivalen setara. Apabila tidak, prosedur diulang hingga versi back- translation dianggap sama dengan protokol yang asli Matsumoto
Juang, 2008. Pada metode ini, penerjemah pertama melakukan penerjemahan
terhadap skala awal dari bahasa asli ke bahasa yang dituju. Langkah berikutnya, penerjemah kedua tanpa melihat skala awal, menerjemahkan
kembali skala yang sudah diubah pada bahasa yang dituju menjadi skala pada bahasa yang asli. Langkah terakhir, peneliti membandingkan skala
awal dengan skala hasil dari back-translation untuk melihat kualitas akurasi terjemahan.
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan salah satu penerjemah yang pernah menjadi dosen di program studi Pendidikan
Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma dan sedang menempuh studi lanjut S2 bidang Kajian Bahasa Inggris KBI untuk menerjemahkan skala
OCAI versi asli yang menggunakan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Setelah skala terjemahan OCAI dalam bahasa Indonesia
diperoleh, peneliti meminta bantuan kepada penerjemah lain yang pernah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menempuh pendidikan di luar negeri lebih dari satu tahun untuk menerjemahkan kembali skala terjemahan OCAI bahasa Indonesia
menjadi skala OCAI dalam bahasa Inggris. Skala hasil back-translation kemudian dibandingkan oleh peneliti
dan penerjemah dengan skala aslinya. Proses back-translation skala OCAI dapat dilihat pada lampiran 2. Penerjemah menyatakan hasil back-
translation skala OCAI sama dan sesuai dengan versi aslinya. Tidak ditemukan perbedaan maupun pergeseran esensi dan makna pada kalimat-
kalimat skala OCAI. Dari hasil metode back-translation tersebut, didapatkan skala OCAI versi bahasa Indonesia yang akan digunakan pada
penelitian ini. Skala OCAI versi bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran 3.
F. Koefisien Korelasi Item Total r
ix
Suatu item yang konsisten merupakan item yang mampu menunjukkan perbedaan antar subjek pada suatu hal yang diukur oleh skala yang
bersangkutan. Koefisien korelasi item total bertujuan untuk melihat daya diskriminasi dari sebuah skala. Secara teknis, pengujian konsistensi item
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri Azwar, 2003.
Besarnya koefisien korelasi item total r
ix
bergerak dari 0 hingga 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi item, maka
koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Koefisien yang kecil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif yang mengindikasikan bahwa item yang bersangkutan tidak memiliki daya diskriminasi Azwar,
2012. Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki
daya beda yang memuaskan. Item yang memiliki nilai r
ix
kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Batasan
ini merupakan suatu konvensi. Peneliti diperbolehkan menentukan batas minimal daya diskriminasi itemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan
pengukuran skala yang sedang disusun Azwar, 2012. Uji alat ukur dilakukan pada tanggal 9 November 2015 dan berakhir
pada tanggal 7 Desember 2015. Subjek penelitian ini adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skala yang disebar oleh peneliti berjumlah 275 eksemplar dan kembali sebanyak 254 eksemplar. Dari skala yang telah diterima oleh peneliti, terdapat
12 eksemplar skala yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Selain itu, terdapat 21 eksemplar skala yang tidak kembali. Jadi,
total skala yang dapat diolah dalam penelitian ini berjumlah 242 eksemplar.
Kisaran koefisien item total r
ix
untuk tiap dimensi budaya organisasi dalam skala OCAI dapat dilihat pada Tabel 8, sebagai berikut :
Tabel 6 Koefisien Korelasi Item Total Dimensi Budaya Organisasi dalam Skala
OCAI No.
Dimensi Kisaran r
ix
1. Clan
0,501 – 0,711
2. Adhocracy
0,429 – 0,512
3. Market
0,477 – 0,642
4. Hierarchy
0,537 – 0,712
G. Validitas dan Reliabilitas