Deskripsi Subjek Penelitian Pembahasan

kerahasiaan identitas, peneliti memperbolehkan subjek untuk hanya mencantumkan inisial. Skala yang disebar oleh peneliti berjumlah 275 eksemplar dan kembali sebanyak 254 eksemplar. Dari skala yang diterima oleh peneliti, terdapat 12 eksemplar skala yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Beberapa skala tersebut tidak memenuhi kriteria penelitian karena tidak memiliki identitas responden yang jelas dan terdapat kesalahan dalam merespon beberapa item soal. Jadi, total skala yang dapat diolah dalam penelitian ini berjumlah 242 eksemplar.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 130 tenaga pendidik tetap dan 112 tenaga kependidikan tetap di Universitas Sanata Dharma. Berikut adalah deskripsi subjek dalam penelitian ini : Tabel 8 Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Tenaga Pendidik Laki-laki 57 Perempuan 73 Tenaga Kependidikan Laki-laki 74 Perempuan 38 Tabel 9 Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Tenaga Pendidik S2 111 S3 19 Tenaga Kependidikan SDsederajat 1 SMPsederajat 1 SMAsederajat 47 D3 19 S1 40 S2 4 Tabel 10 Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Lama Bekerja di USD Jumlah Tenaga Pendidik – 3 tahun 20 4 – 6 tahun 20 7 – 10 tahun 15 11 – 15 tahun 30 16 – 20 tahun 23 21 – 25 tahun 11 25 tahun 11 Tenaga Kependidikan – 3 tahun 4 4 – 6 tahun 12 7 – 10 tahun 4 11 – 15 tahun 23 16 – 20 tahun 38 21 – 25 tahun 13 25 tahun 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 11 Subjek Penelitian Berdasarkan Program Studi, Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas Pendidikan Terakhir Jumlah Tenaga Pendidik Ekonomi Akuntansi 6 Ekonomi Manajemen 6 Pendidikan S1 Farmasi 5 Bimbingan dan Konseling 6 Pendidikan Akuntansi 5 Pendidikan Fisika 5 Pendidikan Matematika 8 Pendidikan Ekonomi 6 Pendidikan Sejarah 4 Pendidikan Bahasa Inggris 8 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia 5 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 8 Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik 6 Pendidikan Biologi 5 Psikologi 10 Matematika 3 Teknik Elektro 4 Teknik Informatika 5 Teknik Mesin 4 Ilmu Sejarah 4 Sastra Indonesia 4 Sastra Inggris 9 Teologi 4 Tenaga Kependidikan Biro Administrasi Akademik BAA 9 Biro Layanan Umum BLU 16 Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi BAPSI 10 Biro Keuangan 9 Biro Personalia 10 Biro Sarana dan Prasarana BSP 12 Biro Hubungan Masyarakat 3 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM 7 Lembaga Bahasa 5 Lembaga Penjaminan Mutu 2 Perpustakaan 11 Tata Usaha F. Psikologi 3 Tata Usaha F. Farmasi 8 Tata Usaha F. Teologi 7

C. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normalitas persebaran variabel pada sebuah penelitian. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan IBM SPSS versi 21. Data akan dinyatakan normal apabila memenuhi p0,05 Santoso, 2010. Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Variabel Statistik Signifikansi Keterangan Clan 0,064 0,017 Tidak normal Adhocracy 0,090 0,000 Tidak normal Market 0,087 0,000 Tidak normal Hierarchy 0,149 0,000 Tidak normal Berdasarkan hasil uji normalitas dimensi budaya organisasi Adhocracy, Market, dan Hierarchy sama-sama memperoleh nilai signifikansi p = 0,000. Sementara itu, dimensi budaya organisasi Clan memperoleh nilai signifikansi p = 0,017. Hasil yang menunjukkan p0,05 ini menunjukkan bahwa dimensi-dimensi budaya organisasi memiliki persebaran data yang tidak normal. Data yang tidak normal ini menandakan bahwa data berasal dari populasi yang tidak normal. Persebaran data yang tidak normal ini dapat dikarenakan adanya nilai ekstrim Santoso, 2010. Gambar 1 Kurva Dimensi Budaya Organisasi Clan Kurva budaya organisasi Clan menggambarkan persebaran data pada dimensi budaya organisasi Clan. Pada data tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak normal karena banyaknya data di skor 170. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2 Kurva Dimensi Budaya Organisasi Adhocracy Kurva budaya organisasi Adhocracy menggambarkan persebaran data pada dimensi budaya organisasi Adhocracy. Pada data tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak normal karena banyaknya data di skor 125. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3 Kurva Dimensi Budaya Organisasi Market Kurva budaya organisasi Market menggambarkan persebaran data pada dimensi budaya organisasi Market. Pada data tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak normal karena banyaknya data di skor 125. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4 Kurva Dimensi Budaya Organisasi Hierarchy Kurva budaya organisasi Hierarchy menggambarkan persebaran data pada dimensi budaya organisasi Hierarchy. Pada data tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak normal karena banyaknya data di skor 140.

2. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti melakukan analisis deskripsi menggunakan analisis Organization Culture Assessment Instrument OCAI. Analisis OCAI dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung nilai rata-rata tiap kriteriakunci budaya organisasi yang terdiri dari 1 Karakter Dominan; 2 Pola Kepemimpinan; 3 Tata Kelola Karyawan; 4 Perekat Organisasi; 5 Penekanan Strategi; 6 Kriteria Keberhasilan. Setiap indikatorkunci budaya organisasi ini terdiri dari 4 sub kriteriakunci yaitu A, B, C, dan D Rangkuti, 2015. Nilai rata-rata untuk masing-masing kriteriakunci budaya organisasi terdiri dari tiga, yaitu nilai yang dirasakan oleh tenaga pendidik, nilai yang dirasakan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma dan nilai yang diinginkan oleh Rektor selaku pemimpin instansi Universitas Sanata Dharma. Langkah selanjutnya setelah keenam kriteriakunci budaya organisasi di atas telah selesai dihitung nilai rata-ratanya adalah menghitung nilai empat budaya organisasi. Tipe A merupakan indikasi budaya organisasi Clan. Tipe B merupakan indikasi budaya organisasi Adhocracy. Tipe C merupakan indikasi budaya organisasi Market. Tipe D merupakan indikasi budaya organisasi Hierarchy Rangkuti, 2015. Cara menghitung nilai empat budaya organisasi tersebut adalah dengan menghitung nilai rata-rata setiap budaya organisasi dari keenam indikatorkunci budaya organisasi Rangkuti, 2015. Cara menghitung budaya organisasi Clan : 1A+2A+3A+4A+5A+6A 6 A = Indikasi Budaya Organisasi Clan Cara menghitung budaya organisasi Adhocracy : 1B+2B+3B+4B+5B+6B 6 B = Indikasi Budaya Organisasi Adhocracy Cara menghitung budaya organisasi Market : 1A+2A+3A+4A+5A+6A 6 C = Indikasi Budaya Organisasi Market Cara menghitung budaya organisasi Hierarchy : 1D + 2D + 3D + 4D + 5D + 6D 6 D = Indikasi Budaya Organisasi Hierarchy Nilai rata-rata untuk masing-masing budaya organisasi terdiri dari empat, yaitu nilai yang dirasakan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan, nilai yang dirasakan oleh tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma, nilai yang dirasakan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma dan nilai yang diinginkan oleh Rektor selaku pemimpin instansi Universitas Sanata Dharma. a. Deskripsi Budaya Organisasi yang dirasakan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan secara Keseluruhan Tabel 13 Hasil Skor OCAI Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan secara Keseluruhan Budaya Organisasi Mean Peringkat Clan A 29 1 Adhocracy B 21 4 Market C 22 3 Hierarchy D 28 2 Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 29 dan Hierarchy 28 disusul dengan budaya organisasi Market 22 dan Adhocracy 21. Bagi seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma, instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan, namun dengan sistem yang terstruktur dan terkendali. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi, namun tetap mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja. Tata kelola karyawan lebih bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan. Tata kelola karyawan juga berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Instansi juga menyatakan tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi sehingga tercipta efisiensi kerja dalam instansi Cameron Queen, 2006. b. Deskripsi Budaya Organisasi yang dirasakan Tenaga Pendidik Tabel 14 Hasil Skor OCAI Tenaga Pendidik Budaya Organisasi Mean Peringkat Clan A 28 2 Adhocracy B 20 4 Market C 22 3 Hierarchy D 30 1 Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 30 dan Clan 28 disusul dengan budaya organisasi Market 22 dan Adhocarcy 20. Tenaga pendidik melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali namun tetap dengan semangat kekeluargaan yang kental. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja, namun juga tetap memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan juga bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi. Instansi juga menyatakan tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan seluruh kegiatan instansi secara efisien sehingga kesejahteraan dalam instansi tercapai. Tugas utama manajemen yang tidak kalah penting adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi dalam setiap proses kegiatan instansi Cameron Queen, 2006. c. Deskripsi Budaya Organisasi yang dirasakan Tenaga Kependidikan Tabel 15 Hasil Skor OCAI Tenaga Kependidikan Budaya Organisasi Mean Peringkat Clan A 30 1 Adhocracy B 22 3 Market C 21 4 Hierarchy D 27 2 Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 30 dan Hierarchy 27 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 22 dan Market 21. Tenaga kependidikan melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi Cameron Queen, 2006. Hampir sama dengan deskripsi budaya organisasi yang dirasakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan, karakter dominan instansi yang dirasakan oleh tenaga kependidikan adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan, namun dengan sistem yang terstruktur dan terkendali. Pola kepemimpinan yang dikembangkan lebih cenderung sebagai usaha memfasilitasi fasilitator PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konflik atau segenap permasalahan yang ada dalam organisasi, namun juga tetap berfungsi sebagai koordinator yang melakukan mentoring secara kuat dan ketat. Tata kelola karyawan yang dipakai biasanya berprinsip pada pentingnya partisipasi karyawan atau anggota organisasi. Tata kelola karyawan juga berpusat pada pengendalian dan kontrol yang ketat, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM dan partisipasi karyawan yang tinggi yang diharapkan akan menumbuhkan rasa saling percaya antar karyawan. Instansi juga menekankan efisiensi, stabilitas, dan batasan-batasan waktu yang tegas dan ketat dalam segala proses di instansi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya pengembangan SDM yang berkelanjutan, semangat teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi. Instansi juga menyatakan tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi dalam bidangnya sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi sehingga tercipta efisiensi kerja dalam instansi Cameron Queen, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Deskripsi Budaya Organisasi yang diinginkan Rektor Universitas Sanata Dharma Tabel 16 Hasil Skor OCAI Rektor Universitas Sanata Dharma Budaya Organisasi Mean Peringkat Clan A 37 1 Adhocracy B 21 3 Market C 18 4 Hierarchy D 25 2 Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang diinginkan oleh Rektor selaku pemimpin instansi di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 37 dan Hierarchy 25 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 21 dan Market 18. Budaya organisasi Clan memiliki skor yang sangat besar 37 dan berbeda jauh dengan alternatif budaya organisasi lain. Hal ini menunjukkan keinginan yang besar dari Rektor untuk menekankan fokus Universitas Sanata Dharma pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang diinginkan oleh Rektor adalah instansi menerapkan sistem yang terstruktur dan terkendali dengan pondasi semangat kekeluargaan yang kuat. Pola kepemimpinan yang ingin dibawakan Rektor lebih bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasiinstansi. Rektor juga berperan sebagai koordinator yang berperan mengkoordinasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja di instansi. Tata kelola karyawan yang diinginkan Rektor lebih bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari seluruh karyawan untuk terlibat lebih dalam proses instansi. Rektor juga menginginkan tata kelola karyawan yang berfokus untuk memberikan rasa aman kepada seluruh karyawan, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan Cameron Queen, 2006. Rektor menginginkan peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat sebagai tumpuan perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional instansi. Penekanan strategi instansi yang diinginkan Rektor sangat menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Bagi Rektor, kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya pengembangan SDM yang berkelanjutan, teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota instansi yang tinggi. Rektor juga menginginkan tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi sebagai kriteria keberhasilan. Bagi Rektor, tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi sehingga tercipta efisiensi kerja dalam instansi Cameron Queen, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Deskripsi Budaya Organisasi di Tiap Program Studi Tabel 17 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Ekonomi Akuntansi A 27 D 27 C 26 B 20 2. Pendidikan Akuntansi A 31 D 24 B 23 C 23 3. Pendidikan Ekonomi A 33 D 24 B 22 C 21 4. Teknik Elektro A 35 D 25 C 21 B 19 5. Sastra Indonesia A 28 D 27 B 23 C 23 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Ekonomi Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 27 dan Hierarchy 27 disusul dengan budaya organisasi Market 26 dan Adhocracy 20. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 31 dan Hierarchy 24 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 23 dan Market 23. Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik adalah budaya organisasi Clan 33 dan Hierarchy 24 disusul dengan budaya organisasi Market 22 dan Adhocracy 21. Berdasarkan data pada tabel 18, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 35 dan Hierarchy 25 disusul dengan budaya organisasi Market 21 dan Adhocracy 19. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 28 dan Hierarchy 27 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 23 dan Market 23. Tenaga pendidik pada beberapa program studi ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan, namun dengan sistem yang terstruktur dan terkendali. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi, namun tetap mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja. Tata kelola karyawan lebih bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan. Tata kelola karyawan juga berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Instansi juga menyatakan tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi sehingga tercipta efisiensi kerja dalam instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 18 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Ekonomi Manajemen D 29 A 26 C 25 B 19 2. Pendidikan Fisika D 42 A 22 C 19 B 17 3. Pendidikan Matematika D 33 A 29 B 22 C 16 4. Psikologi D 31 A 30 C 20 B 19 5. Matematika D 31 A 28 C 25 B 16 6. Teknik Informatika D 31 A 29 C 21 B 20 7. Teknik Mesin D 30 A 26 B 23 C 21 8. Ilmu Sejarah D 30 A 26 B 18 C 18 9. Sastra Inggris D 35 A 27 B 19 C 19 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 29 dan Clan 26 disusul dengan budaya organisasi Market 25 dan Adhocracy 19. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 42 dan Clan 22 disusul dengan budaya organisasi Market 19 dan Adhocracy 17. Pada Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik adalah budaya organisasi Hierarchy 33 dan Clan 29 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 22 dan Market 16. Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui pula bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 31 dan Clan 30 disusul dengan budaya organisasi Market 20 dan Adhocracy 19. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 31 dan Clan 28 disusul dengan budaya organisasi Market 25 dan Adhocracy 16. Pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik adalah budaya organisasi Hierarchy 31 dan Clan 29 disusul dengan budaya organisasi Market 21 dan Adhocracy 20. Berdasarkan data pada tabel 19, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 30 dan Clan 26 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 23 dan Market 21. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 30 dan Clan 26 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 18 dan Market 18. Pada Program Studi Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik adalah budaya organisasi Hierarchy 35 dan Clan 27 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 19 dan Market 19. Tenaga pendidik pada beberapa program studi ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali namun tetap dengan semangat kekeluargaan yang kental. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja, namun juga tetap memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan juga bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi. Instansi juga menyatakan tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan seluruh kegiatan instansi secara efisien sehingga kesejahteraan dalam instansi tercapai. Tugas utama manajemen yang tidak kalah penting adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi dalam setiap proses kegiatan instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 19 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Farmas i A 35 C 23 D 22 B 20 2. PGSD A 29 C 24 D 24 B 23 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 35 disusul dengan budaya organisasi Market 23, Hierarchy 22 dan Adhocracy 20. Berdasarkan data pada tabel 20, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 29 disusul dengan budaya organisasi Market 24, Hierarchy 24, dan Adhocracy 23. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendidik pada dua program studi ini merasakan budaya organisasi Clan yang dominan. Budaya organisasi Clan lebih mengarah pada fleksibilitas dan berfokus pada integrasi lingkungan internal. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan. Pola kepemimpinan bersifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi. Tata kelola karyawan bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, kohesivitas kelompok team, komitmen, kepedulian terhadap anggota yang tinggi, dan komitmen untuk mengembangkan moral karyawan employee moral serta sumber daya manusia SDM yang berkelanjutan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi dalam proses instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 20 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. PBI D 40 C 29 A 16 B 14 2. Pendidikan Biologi D 44 C 24 A 18 B 14 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 40 dan Market 29 disusul dengan budaya organisasi Clan 16 dan Adhocracy 14. Berdasarkan data pada tabel 21, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 44 dan Market 24 disusul dengan budaya organisasi Clan 18 dan Adhocracy 14. Tenaga pendidik pada kedua program studi ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada stabilitas dan kontrol instansi. Budaya organisasi Hierarchy lebih berfokus pada integrasi lingkungan internal, sedangkan budaya organisasi Market berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali, dan berorientasi pada tujuan. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur, namun di sisi lain pola kepemimpinan dapat sebagai kompetitor dan pendorong tangguh yang bersifat agresif dan berorientasi pada hasil. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan lain yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah prinsip persaingan yang menekankan pada tuntutan yang tinggi dalam meraih prestasiproduktivitas Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada prestasi dan pencapaian hasil dari karyawan yang berlandaskan peraturan dan kebijakan formal. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan kompetisi dan prestasi dalam mencapai target. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi, sehingga dapat memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin di pasar yang kompetitif. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan instansi secara efisien untuk mencapai produktivitas, hasil, tujuan, dan keuntungan, sehingga kesejahteraan dalam instansi dapat tercapai Cameron Queen, 2006. Tabel 21 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. IPPAK A 32 B 27 D 22 C 19 2. Teologi A 33 B 29 D 23 C 16 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 32 dan Adhocracy 27 disusul dengan budaya organisasi Hierarchy 22 dan Market 19. Berdasarkan data pada tabel 20, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Teologi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 33 dan Adhocracy 29 disusul dengan budaya organisasi Hierarchy 23 dan Market 16. Tenaga pendidik pada kedua program studi ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada fleksibilitas instansi. Budaya organisasi Clan lebih berfokus pada integrasi lingkungan internal, sedangkan budaya organisasi Adhocracy berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan dan menciptakan situasi dimana karyawan bisa dengan bebas menggali serta menyalurkan ide-ide segar, kreatif, dan inovatif, serta berpandangan ke depan dan mandiri. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi dan sebagai inovator, wirausaha, serta visionary leadership. Tata kelola karyawan bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan dan memberikan karyawan kebebasan berkreasi serta mencari keunikan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada komitmen untuk menciptakan inovasi dan perkembangan yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan Instansi juga menekankan penemuan SDM baru dan mencoba serta mengkreasikan hal-hal baru yang dapat mengarahkan instansi menuju pertumbuhan. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Kriteria keberhasilan bagi instansi juga meliputi keluaran output instansi yang jelas, proses kerja yang efektif serta terwujudnya prinsip pertumbuhan. Instansi diharapkan dapat menciptakan produklayanan terbaru inovasi sebagai sumber daya baru yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan instansi. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi serta mendorong terciptanya semangat enterpreneurship dan kreativitas di setiap proses instansi Cameron Queen, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 22 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Pendidikan Sejarah D 32 B 26 A 21 C 21 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 32 dan Adhocracy 26 disusul dengan budaya organisasi Clan 21 dan Market 21. Hal ini menunjukkan budaya organisasi yang cukup bertolak belakang. Budaya organisasi Hierarchy lebih mengarah pada stabilitas dan kontrol serta berfokus pada integrasi lingkungan internal, sedangkan budaya organisasi Adhocracy lebih mengarah pada fleksibilitas dan berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan tenaga pendidik pada program studi ini adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali, namun tetap memberikan kesempatan untuk menciptakan situasi dimana karyawan bisa dengan bebas menggali serta menyalurkan ide-ide segar, kreatif, dan inovatif, serta berpandangan ke depan dan mandiri. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja. Pola kepemimpinan juga terkadang lebih sebagai inovator, wirausaha, serta visionary leadership. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan juga bersifat risk taking, artinya manajemen memberikan kebebasan berkreasi dan mencari keunikan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada komitmen untuk menciptakan inovasi dan perkembangan yang berlandaskan peraturan dan kebijakan formal. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan penemuan SDM baru dan mencoba serta mengkreasikan hal-hal baru yang dapat mengarahkan instansi menuju pertumbuhan. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi, sehingga dapat mendorong keluaran output instansi yang jelas, proses kerja yang efektif serta terwujudnya prinsip pertumbuhan. Instansi diharapkan dapat menciptakan produklayanan terbaru inovasi sebagai sumber daya baru yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan instansi. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan seluruh kegiatan instansi secara efisien sehingga kesejahteraan dalam instansi dapat tercapai. Tugas utama manajemen yang tidak kalah penting adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendukung dan mendorong terciptanya semangat enterpreneurship dan kreativitas di setiap proses instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 23 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Bimbingan Konseling A 34 C 32 D 18 B 16 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 34 dan Market 32 disusul dengan budaya organisasi Hierarchy 18 dan Adhocracy 16. Hal ini menunjukkan budaya organisasi yang cukup bertolak belakang. Budaya organisasi Clan lebih mengarah pada fleksibilitas dan berfokus pada integrasi lingkungan internal, sedangkan budaya organisasi Market lebih mengarah pada stabilitas dan kontrol serta berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan oleh tenaga pendidik pada program studi ini adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan dan berorientasi pada tujuan. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi, namun di sisi lain pola kepemimpinan dapat sebagai kompetitor dan pendorong tangguh yang bersifat agresif dan berorientasi pada hasil. Tata kelola karyawan bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan, namun tidak menutup kemungkinan tata kelola karyawan yang digunakan adalah prinsip persaingan yang menekankan pada tuntutan yang tinggi dalam meraih prestasiproduktivitas Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada prestasi dan pencapaian hasil dari karyawan yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan kompetisi dan prestasi dalam mencapai target. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Instansi juga menyatakan memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin di pasar yang kompetitif sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi serta mengendalikan organisasi untuk mencapai produktivitas, hasil, tujuan, dan keuntungan Cameron Queen, 2006. Tabel 24 Hasil Skor OCAI Program Studi No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. PBSI C 30 D 30 A 21 B 20 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga pendidik di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Market 30 dan Hierarchy 30 disusul dengan budaya organisasi Clan 21 dan Adhocracy 20. Tenaga pendidik di program studi ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada stabilitas dan kontrol instansi. Budaya organisasi Market berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan, sedangkan budaya organisasi Hierarchy lebih berfokus pada integrasi lingkungan internal Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan oleh tenaga pendidik pad program studi ini adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali, dan berorientasi pada tujuan. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur, namun di sisi lain pola kepemimpinan dapat sebagai kompetitor dan pendorong tangguh yang bersifat agresif dan berorientasi pada hasil. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan lain yang digunakan adalah prinsip persaingan yang menekankan pada tuntutan yang tinggi dalam meraih prestasiproduktivitas Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada prestasi dan pencapaian hasil dari karyawan yang berlandaskan peraturan dan kebijakan formal. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan kompetisi dan prestasi dalam mencapai target. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi, sehingga dapat memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin di pasar yang kompetitif. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan instansi secara efisien untuk mencapai produktivitas, hasil, tujuan, dan keuntungan, sehingga kesejahteraan dalam instansi dapat tercapai Cameron Queen, 2006. f. Deskripsi Budaya Organisasi di Tiap Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas Tabel 25 Hasil Skor OCAI Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. BAA A 28 D 26 C 25 B 21 2. BLU A 29 D 26 C 24 B 22 3. BAPSI A 28 D 27 B 23 C 22 4. Biro Keuangan A 31 D 25 B 24 C 20 5. BSP A 30 D 27 C 22 B 21 6. Lembaga Bahasa A 31 D 25 B 22 C 22 7. LPM A 28 D 28 C 23 B 21 8. Perpustakaan A 36 D 31 B 18 C 14 9. TU Fakultas Farmasi A 36 D 26 B 19 C 19 10. TU Fakultas Teologi A 25 D 25 B 23 C 23 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Administrasi Akademis BAA Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 28 dan Hierarchy 26 disusul dengan budaya organisasi Market 25 dan Adhocracy 21. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Layanan Umum BLU Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 29 dan Hierarchy 26 disusul dengan budaya organisasi Market 24 dan Adhocracy 22. Pada Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi BAPSI Universitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan adalah budaya organisasi Clan 28 dan Hierarchy 27 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 23 dan Market 22. Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui pula bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Keuangan Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 31 dan Hierarchy 25 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 24 dan Market 20. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Sarana dan Prasarana BSP Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 30 dan Hierarchy 27 disusul dengan budaya organisasi Market 22 dan Adhocracy 21. Pada Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan adalah budaya organisasi Clan 31 dan Hierarchy 25 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 22 dan Market 22. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Lembaga Penjaminan Mutu LPM Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 28 dan Hierarchy 28 disusul dengan budaya organisasi Market 23 dan Adhocracy 21. Berdasarkan data pada tabel 26, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 36 dan Hierarchy 31 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 18 dan Market 14. Budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kependidikan di Tata Usaha Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 36 dan Hierarchy 26 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 19 dan Market 19. Pada Tata Usaha Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan adalah budaya organisasi Clan 29 dan Hierarchy 25 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 23 dan Market 23. Tenaga kependidikan di biro, lembaga, dan tata usaha ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi. Karakter dominan instansi yang dirasakan adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali namun tetap dengan semangat kekeluargaan yang kental. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja, namun juga tetap memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan juga bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi. Instansi juga menyatakan tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan seluruh kegiatan instansi secara efisien sehingga kesejahteraan dalam instansi tercapai. Tugas utama manajemen yang tidak kalah penting adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi dalam setiap proses kegiatan instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 26 Hasil Skor OCAI Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. LPPM A 28 B 26 D 24 C 21 2. TU Fakultas Psikologi A 32 B 25 D 24 C 19 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 28 dan Adhocracy 26 disusul dengan budaya organisasi Hierarchy 24 dan Market 21. Berdasarkan data pada tabel 27, dapat diketahui juga bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan 32 dan Adhocracy 25 disusul dengan budaya organisasi Hierarchy 24 dan Market 19. Tenaga kependidikan di LPPM dan Fakultas Psikologi melihat bahwa instansi lebih berfokus pada fleksibilitas instansi. Budaya organisasi Clan lebih berfokus pada integrasi lingkungan internal, sedangkan budaya organisasi Adhocracy berfokus pada lingkungan eksternal, keunikan atau inovasi, dan persaingan Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan tenaga kependidikan pada lembaga dan tata usaha fakultas ini adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan dan menciptakan situasi dimana karyawan bisa dengan bebas menggali serta menyalurkan ide-ide segar, kreatif, dan inovatif, serta berpandangan ke depan dan mandiri. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi dan sebagai inovator, wirausaha, serta visionary leadership. Tata kelola karyawan bersifat teamwork yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan dan memberikan karyawan kebebasan berkreasi serta mencari keunikan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada komitmen untuk menciptakan inovasi dan perkembangan yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan Instansi juga menekankan penemuan SDM baru dan mencoba serta mengkreasikan hal-hal baru yang dapat mengarahkan instansi menuju pertumbuhan. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Kriteria keberhasilan bagi instansi juga meliputi keluaran output instansi yang jelas, proses kerja yang efektif serta terwujudnya prinsip pertumbuhan. Instansi diharapkan dapat menciptakan produklayanan terbaru inovasi sebagai sumber daya baru yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan instansi. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi serta mendorong terciptanya semangat enterpreneurship dan kreativitas di setiap proses instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 27 Hasil Skor OCAI Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Biro Personalia D 35 A 26 B 20 C 20 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Personalia Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy 35 dan Clan 26 disusul dengan budaya organisasi Adhocracy 20 dan Market 20. Tenaga kependidikan di biro ini melihat bahwa instansi lebih berfokus pada lingkungan internal instansi, integrasi, dan kesatuan seluruh instansi Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan oleh tenaga kependidikan di biro ini adalah instansi sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam organisasi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Instansi menerapkan segala sesuatunya secara terkendali namun tetap dengan semangat kekeluargaan yang kental. Pola kepemimpinan bersifat mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja, namun juga tetap memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi. Tata kelola karyawan lebih berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Tata kelola karyawan juga bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan Cameron Queen, 2006. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada peraturan dan kebijakan formal yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Instansi juga menekankan pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi. Instansi juga menyatakan tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah melaksanakan seluruh kegiatan instansi secara efisien sehingga kesejahteraan dalam instansi tercapai. Tugas utama manajemen yang tidak kalah penting adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi dalam setiap proses kegiatan instansi Cameron Queen, 2006. Tabel 28 Hasil Skor OCAI Biro, Lembaga, dan Tata Usaha Fakultas No. Program Studi Peringkat Budaya Organisasi Tertinggi 1 2 3 4 1. Biro Humas B 27 A 26 D 26 C 21 Keterangan : A : Budaya Organisasi Clan B : Budaya Organisasi Adhocracy C : Budaya Organisasi Market D : Budaya Organisasi Hierarchy Berdasarkan hasil skor OCAI, dapat diketahui bahwa budaya organisasi yang paling dirasakan oleh tenaga kependidikan di Biro Hubungan Masyarakat Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Adhocracy 27, Clan 26, Hierarchy 26 dan disusul dengan budaya organisasi Market 21. Terdapat 3 tipe budaya organisasi yang sama-sama dominan dirasakan oleh tenaga kependidikan di biro ini. Tenaga kependidikan di biro ini melihat bahwa instansi lebih menekankan pada fleksibilitas instansi Adhocracy dan Clan. Instansi juga dipandang lebih berfokus pada integrasi lingkungan internal Clan dan Hierarchy Cameron Queen, 2006. Karakter dominan instansi yang dirasakan tenaga kependidikan di biro ini adalah instansi menerapkan semangat kekeluargaan dan menciptakan situasi dimana karyawan bisa dengan bebas menggali serta menyalurkan ide-ide segar, kreatif, dan inovatif, serta berpandangan ke depan dan mandiri, namun tetap dalam kerangka sistem yang terstruktur dan terkendali. Pola kepemimpinan bersifat memfasilitasi fasilitator konflik atau segenap permasalahan yang berkembang dalam organisasi dan sebagai inovator, wirausaha, serta visionary leadership, namun tetap mengkoordinasi dan mengatur serta berorientasi pada efisiensi kerja.. Tata kelola karyawan bersifat teamwork yang menekankan pada pentingnya partisipasi dari karyawan dan memberikan karyawan kebebasan berkreasi serta mencari keunikan. Tata kelola karyawan juga berfokus untuk memberikan rasa aman, sehingga tercipta stabilitas hubungan antar karyawan. Perekat organisasi dalam pelaksanaan kegiatan operasional bertumpu pada komitmen untuk menciptakan inovasi dan perkembangan yang berlandaskan semangat kesetiaan dan rasa saling percaya yang kuat serta peraturan dan kebijakan formal Cameron Queen, 2006. Penekanan strategi instansi lebih menitikberatkan pada pengembangan SDM, keterbukaan dan partisipasi karyawan yang tinggi. Instansi juga menekankan Instansi juga menekankan penemuan SDM baru dan mencoba serta mengkreasikan hal-hal baru yang dapat mengarahkan instansi menuju pertumbuhan tanpa meninggalkan asas efisiensi, stabilitas, kontrol, dan kelancaran dalam proses kegiatan instansi. Kriteria keberhasilan instansi adalah tercapainya teamwork, komitmen, dan kepedulian terhadap anggota yang tinggi serta komitmen terhadap pengembangan SDM yang berkelanjutan. Kriteria keberhasilan bagi instansi juga meliputi keluaran output instansi yang jelas, proses kerja yang efektif serta terwujudnya prinsip pertumbuhan. Instansi diharapkan dapat menciptakan produklayanan terbaru inovasi sebagai sumber daya baru yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan instansi. Instansi juga menyatakan tercapainya efisiensi dan keterandalan instansi sebagai kriteria keberhasilan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan, membina, dan memudahkan karyawan untuk berpartisipasi serta mendorong terciptanya semangat enterpreneurship dan kreativitas di setiap proses instansi sehingga tercipta efisiensi kerja dalam instansi Cameron Queen, 2006.

D. Pembahasan

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana budaya organisasi yang berlangsung dan dirasakan serta yang diinginkan ada di Universitas Sanata Dharma. Hasil pengukuran budaya organisasi yang dilakukan dengan bantuan Organizational Culture Assessment Instrument OCAI, menunjukkan bahwa budaya organisasi yang sedang berlangsung dan dirasakan oleh seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan A dan Hierarchy D. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Diagram Hasil OCAI Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Keseluruhan Budaya organisasi Clan merujuk pada model atau jenis budaya yang lebih menitikberatkan pada hubungan dan sistem kekeluargaan. Semangat kekeluargaan menjadi pondasi segala proses dinamika di instansi. Budaya organisasi Hierarchy merujuk pada budaya yang sangat menekankan pentingnya struktur yang baik dan rapi dalam instansi. Semua proses kerja diatur secara baku dan sistematis. Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan memiliki budaya organisasi Clan dan Hierarchy. Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh C dan S. C adalah salah satu tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma. C menyatakan sangat merasakan semangat kekeluargaan di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Semua civitas akademika saling mengenal dan saling menyapa. Hal ini sesuai dengan karakter dominan budaya organisasi Clan yang menggambarkan suatu organisasiinstansi menyerupai Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan keluarga. C menyatakan sangat nyaman berada dan berkarya di universitas ini. Lebih lanjut lagi, C mengatakan bahwa semangat kekeluargaan yang tinggi itu tetap diimbangi dengan penghargaan terhadap sistem dan struktur yang ada di Universitas Sanata Dharma Komunikasi Pribadi, 7 Februari 2016. Hal ini sesuai dengan karakter dominan budaya organisasi Hierarchy yang menekankan pada struktur yang terkendali. Senada dengan C, S yang merupakan salah satu tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma mengatakan bahwa Universitas ini sangat menghargai partisipasi dan keberadaan setiap individu karyawan yang terlibat di dalamnya. Hubungan satu karyawan dan karyawan lain berjalan cukup harmonis. Kepercayaan antar karyawan maupun dengan jajaran pimpinan instansi terbangun dengan cukup baik. Hal ini sesuai dengan karakteristik budaya organisasi Clan yang menekankan strategi pada kepercayaan, keterbukaan, dan partisipasi dari anggota. S juga menambahkan bahwa sistem dan struktur instansi yang ada selama ini sudah berjalan baik. Peraturan- peraturan yang bersifat formal dan tegas membantu roda instansi berjalan lebih mulus dan teratur Komunikasi Pribadi, 8 Februari 2016. Hal ini juga sesuai dengan salah satu karakteristik budaya organisasi Hierarchy yang merekatkan organisasi melalui peraturan dan kebijakan yang formal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 6 Diagram Gap Hasil OCAI Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan dengan Rektor Analisis OCAI menggambarkan bahwa tidak ada gap atau perbedaan yang besar antara budaya organisasi yang diiinginkan oleh Rektor selaku pemimpin instansi dengan budaya organisasi yang dirasakan oleh tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma. Senada dengan budaya organisasi yang sedang berlangsung dan dirasakan di Universitas Sanata Dharma, Rektor selaku pemimpin Universitas Sanata Dharma, menginginkan budaya organisasi yang condong Clan A dan sedikit menyisipkan budaya organisasi Hierarchy D sebagai budaya yang dihidupi dan berjalan di proses dinamika instansi. Perbedaan mencolok dengan budaya organisasi yang berlangsung dan dirasakan, terletak pada skor OCAI Rektor Universitas Sanata Dharma yang menunjukkan budaya organisasi Clan diinginkan lebih tinggi dibandingkan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rektor dengan budaya organisasi Adhocracy, Market, dan Hierarchy. Hal ini menunjukkan bahwa Rektor selaku pemimpin instansi sangat menginginkan budaya organisasi Clan berjalan di Universitas Sanata Dharma. Hasil tersebut didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh Rektor Universitas Sanata Dharma. Rektor mengungkapkan bahwa beliau berusaha mengembangkan suatu sistem dan struktur yang dilandasi nilai-nilai humanis yang mengutamakan manusia sebagai salah satu unsur di dalamnya. Rektor berusaha memadukan semangat kekeluarga dan sistem yang rapi, sehingga tercipta ciri khas tersendiri di Universitas Sanata Dharma. Sistem dan struktur diciptakan dan dikembangkan bukan sebagai alat kontrol dan evaluasi semata, namun lebih kepada sarana pertumbuhan masing-masing sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Rektor juga mengungkapkan bahwa semangat yang dibawa dalam memimpin instansi ini adalah semangat fasilitating tanpa melupakan fungsi koordinasi apabila situasi mengharuskan Komunikasi Pribadi, 10 Februari 2016. Hal ini sesuai dengan karakteristik budaya organisasi Clan yang menekankan strategi melalui keterlibatan aktif dari anggota dan mengutamakan semangat kepemimpinan yang mengarah ke mentoring atau fasilitating. Rektor menambahkan bahwa partisipasi aktif karyawan dan keberlangsungan pengembangan sumber daya manusia yang ada, menjadi satu pencapaian yang mutlak harus terjadi di Universitas Sanata Dharma Komunikasi Pribadi, 10 Februari 2016. Hal ini juga tertuang jelas dalam Renstra Universitas Sanata Dharma tahun 2013-2017. Pada renstra tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dijelaskan bahwa salah satu aspek kinerja utama Universitas Sanata Dharma adalah penjaminan keberlanjutan dan perkembangan lembaga serta pertumbuhan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Priyatma et al., 2012. Penjabaran Rektor tersebut sesuai dengan karakteristik budaya organisasi Clan yang menekankan strategi dan kriteria keberhasilan pada pengembangan SDM yang berkelanjutan dan kepedulian terhadap anggota instansi itu sendiri. Keinginan Rektor untuk menekankan budaya organisasi Clan juga banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai dan figur panutan instansi sebagai unsur pembentuk budaya organisasi Deal Kennedy, dalam Riani, 2011. Rektor memilih untuk menekankan budaya organisasi Clan karena representatif dengan slogan atau motto Universitas Sanata Dharma, yaitu cerdas dan humanis. Budaya organisasi Clan memiliki nilai-nilai yang sama dengan motto cerdas dan humanis, terutama dalam usaha membangun semangat kepedulian dan menciptakan keterlibatan aktif bagi seluruh anggota instansi. Pembentukan budaya organisasi yang diinginkan oleh Rektor juga ditentukan oleh para pendiri instansi dimana tindakan pendiri instansi menjadi inti dari budaya awal organisasi Schein, 1990. Rektor Universitas Sanata Dharma ingin terus menghidupkan semangat para pendiri Universitas Sanata Dharma, seperti Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. dan Pater K. Looymans, S.J. sebagai tokoh panutan dan teladan dalam memperjuangkan nilai-nilai pelayanan. Nilai- nilai tersebut tersirat dalam nama “Sanata Dharma” yang berarti “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata” www.usd.ac.id., tanpa tahun. Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik budaya organisasi Clan yang mengutamakan semangat kepemimpinan yang melayani fasilitating dan komitmen dalam pengembangan SDM secara terus menerus. Gambar 7 Diagram Gap Hasil OCAI Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Hal yang menarik adalah terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara budaya organisasi yang dirasakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma. Budaya organisasi yang dirasakan oleh tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy D dan disusul dengan budaya Clan A. Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh M, salah satu tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma. M mengatakan bahwa Universitas Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan Sanata Dharma sangat menekankan pada sistem dan struktur. Dalam beberapa konteks, hal ini membuat wadah berkreasi dan inovasi menjadi sedikit terhambat. Menurut M, kesempatan berinovasi menjadi semakin relevan dengan perkembangan jaman dewasa ini. Bagi M, Universitas Sanata Dharma perlu membuka pandangan ke depan dan lebih berani menjadi mandiri. Komunikasi Pribadi, 9 Februari 2016. Dari hasil OCAI memang dapat dilihat bahwa tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma tidak terlalu merasakan adanya budaya organisasi Adhocracy yang lebih mengutamakan terciptanya kreasi dan inovasi. Berbeda dengan tenaga pendidik, budaya organisasi yang dirasakan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan A dan baru disusul dengan budaya Hierarchy D. Tenaga pendidik lebih menekankan pada budaya organisasi Hierarchy, sedangkan tenaga kependidikan lebih menekankan pada budaya organisasi Clan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh A. A adalah salah satu tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma. A mengungkapkan bahwa kebersamaan dan kedekatan personal sangat dirasakan di instansi ini. Hal ini membuat semua proses dalam instansi menjadi lebih menyenangkan dan tidak kaku, namun terkadang hal ini juga membuat terlena dalam bekerja. A mengaku bahwa sering kali kedekatan personal membuat dinamika di tempat kerja menjadi terlalu santai. Beberapa peraturan menjadi lebih longgar dan tidak terlalu mengikat karena tidak ada usaha yang signifikan dalam penegakan peraturan atau sistem itu sendiri. Komunikasi Pribadi, 9 Februari 2016 Analisis budaya organisasi yang dirasakan tenaga pendidik pada masing-masing program studi di Universitas Sanata Dharma menunjukkan hasil yang cukup beragam. Budaya organisasi Clan dan Hierarchy menjadi budaya organisasi yang paling dirasakan di lima program studi, yaitu Ekonomi Akuntansi, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Ekonomi , Teknik Elektro, dan Sastra Indonesia. Pada program studi Ekonomi Manajemen, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika, Psikologi, Matematika, Teknik Informatika, Teknik Mesin, Ilmu Sejarah, dan Sastra Inggris budaya organisasi yang paling dirasakan adalah budaya organisasi Hierarchy dan baru disusul dengan budaya organisasi Clan. Berbeda dengan beberapa program studi sebelumnya, tenaga pendidik di program studi Farmasi dan PGSD merasakan budaya organisasi Clan yang dominan di Universitas Sanata Dharma. Pada program studi PBI dan Pendidikan Biologi, tenaga pendidik merasakan budaya organisasi Hierarchy dan Market yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendidik pada kedua program studi ini melihat instansi lebih berfokus pada stabilitas dan kontrol instansi. Terdapat satu fenomena yang menarik pada dua program studi berunsur keagamaan di Universitas Sanata Dharma, Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik IPPAK dan Teologi. Pada kedua program studi tersebut, tenaga pendidik merasakan budaya organisasi Clan dan Adhocracy yang kuat. Hal ini menjadi menarik karena pada program studi-program studi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lain di Universitas Sanata Dharma, budaya organisasi Adhocracy biasanya menempati peringkat terakhir sebagai budaya yang dirasakan. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendidik pada kedua program studi ini melihat instansi lebih berfokus pada fleksibilitas dan pandangan ke depan. Fenomena ini tidak terlepas dari perbedaan interpretasi budaya organisasi pada tenaga pendidik di program studi tersebut. Perbedaan interpretasi budaya organisasi dapat dijelaskan melalui Teori Sociodynamic dan Teori Pembelajaran Learning Theory. Perbedaan interpretasi budaya organisasi dapat terjadi karena masing-masing kelompok kerja mempunyai proses interpersonal dan emosional yang berbeda-beda dalam menjelaskan budaya organisasi yang berjalan. Perbedaan interpretasi terhadap suatu budaya organisasi juga terjadi karena setiap kelompok individu dapat mempelajari menggunakan kognisi, perasaan dan penilaian yang berbeda-beda Schein, 2006. Penilaian individu yang berbeda-beda dipengaruhi oleh ukuran pragmatic penting-tidak penting, moralistic baik-tidak baik, dan affective senang-tidak senang bagi masing-masing individu Wutun, 2004. Lingkungan gedung Program Studi IPPAK dan Teologi yang berbeda dengan kampus utama juga sedikit banyak mempengaruhi perbedaan interpretasi tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi adalah karena nilai-nilai dasar budaya yang dihidupi oleh anggota organisasi juga bersumber dari share process yang dilakukan para anggota terintim di organisasi. Nilai-nilai budaya organisasi yang terjadi dalam proses ini disebut dengan general beliefs Wutun, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh X. X adalah salah satu tenaga pendidik di Program Studi Teologi. X mengungkapkan bahwa situasi gedung Program Studi Teologi yang berbeda dengan kampus utama Kampus I, II, dan III, sedikit banyak mempengaruhi pemahaman rekan-rekan di Program Studi Teologi mengenai budaya apa yang sebenarnya ingin dihidupi dan ada di Universitas Sanata Dharma. Jarak yang mempengaruhi frekuensi komunikasi langsung tatap muka membuat terkadang informasi yang ada dipersepsikan secara berbeda. X juga berpendapat bahwa letak Program Studi Teologi yang jauh dari Kantor Pusat Universitas Sanata Dharma membuat budaya organisasi Hierarchy tidak terlalu dominan seperti pada program studi lain. Budaya Adhocracy yang memiliki karakter dinamis dan inovatif justru lebih tampak dan terpetakan pada skala OCAI. Bagi X, karakter dinamis dan inovatif seharusnya memang menjadi budaya yang dihidupi suatu instansi pendidikan sebagai agen perubahan Komunikasi Pribadi, 11 Maret 2016. Hal serupa juga terjadi pada tenaga pendidik di program studi Pendidikan Sejarah yang merasakan budaya organisasi Hierarchy dan Adhocracy yang kuat di Universitas Sanata Dharma. Hasil berbeda ditemukan pada program studi Bimbingan Konseling dan PBSI. Tenaga pendidik pada program studi Bimbingan Konseling merasakan budaya Clan dan Market yang dominan di Universitas Sanata Dharma, sedangkan tenaga pendidik pada program studi PBSI merasakan budaya organisasi Market dan Hierarchy yang kuat di Universitas Sanata Dharma. Analisis budaya organisasi yang dirasakan tenaga kependidikan pada masing-masing biro, lembaga, dan tata usaha fakultas di Universitas Sanata Dharma menunjukkan hasil yang tidak kalah beragam. Mayoritas tenaga kependidikan di sepuluh biro, lembaga, dan tata usaha fakultas berbeda BAA, BLU, Biro Keuangan, BSP, Lembaga Bahasa, LPM, Perpustakaan, TU Fakultas Farmasi, dan TU Fakultas Teologi merasakan budaya organisasi Clan dan Hierarchy yang kuat. Sedikit berbeda, tenaga kependidikan di Biro Personalia merasakan budaya organisasi Hierarchy dan baru disusul budaya organisasi Clan sebagai budaya yang paling kuat. Hasil berbeda ditemukan pula pada LPPM dan TU Fakultas Psikologi. Tenaga kependidikan di lembaga dan tata usaha fakultas ini merasakan budaya organisasi Clan dan Adhocracy yang dominan di Universitas Sanata Dharma. Pada Biro Humas, tenaga kependidikan merasakan budaya organisasi Adhocracy dan Clan sebagai budaya organisasi yang paling dominan di Universitas Sanata Dharma. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kependidikan pada ketiga lembaga, tata usaha fakultas, dan biro ini melihat instansi lebih berfokus pada fleksibilitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana budaya organisasi yang berlangsung dan dirasakan serta yang diiinginkan ada di Universitas Sanata Dharma. Hasil pengukuran budaya organisasi yang dilakukan dengan bantuan Organizational Culture Assessment Instrument OCAI, menunjukkan bahwa budaya organisasi yang sedang berlangsung dan dirasakan oleh seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan dan Hierarchy. Budaya organisasi yang dirasakan oleh tenaga pendidik di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Hierarchy dan disusul dengan budaya Clan. Berbeda dengan tenaga pendidik, budaya organisasi yang dirasakan tenaga kependidikan di Universitas Sanata Dharma adalah budaya organisasi Clan dan baru disusul dengan budaya Hierarchy. Senada dengan budaya organisasi yang sedang berlangsung dan dirasakan di Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan, Rektor selaku pemimpin Universitas Sanata Dharma, menginginkan budaya organisasi yang condong Clan dan sedikit menyisipkan budaya organisasi Hierarchy sebagai budaya yang dihidupi dan berjalan di proses dinamika instansi. Dari hasil analisis OCAI, dapat diketahui bahwa tidak ada gap atau perbedaan yang besar antara budaya organisasi yang diiinginkan oleh Rektor selaku pemimpin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI