68
Gambar 3.16 Skema prosedur pengujian.
3.7 Skematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan,
kesimpulan, daftar pustaka, dan lampiran. Pendahuluan berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, originalitas
penelitian, dan manfaat penelitian. Landasan teori mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan informasi penelitian terdahulu steam ejector dan efek variasi
mixing chamber pada ejector. Metodologi penelitian berisi tentang persiapan pengujian dan proses pengujian. Hasi dan pembahasan berisikan data
– data hasil pengujian dan analisa data berdasarkan teori yang ada dari berbagai sumber.
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil analisis pada bagian hasil dan pembahasan. Daftar pustaka berisi semua referensi yang
digunakan atau diacu dalam pembuatan penelitian. Lampiran memuat hal – hal
yang perlu disertakan untuk lebih memperjelas isi penelitian. Mengganti mixing chamber dengan area ratio throat: 12,5 dan 18,75
END Mengganti konfigurasi tekanan dan temperatur kerja
ejektor sesuai dengan variasi pada Tabel 3.9 A
Setting ulang tekanan dan temperatur boiler, evaporator, dan kondenser. Kemudian mengulang langkah percobaan dari awal untuk
setiap variasi throat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Primary Pressure dan Secondary Temperature Terhadap
Entrainment Ratio
Pengaruh primary pressure dan secondary temperature pada steam ejector dengan area ratio throat 6,25 ditunjukkan pada Gambar 4.1. Hasil percobaan
menunjukkan terjadi kenaikan entrainment ratio pada tekanan 200 kPa untuk semua kondisi secondary temperature, kemudian terjadi penurunan entrainment
ratio seiring bertambahnya primary pressure. Peningkatan primary pressure yang melewati nozzle menyebabkan
penurunan entrainment ratio dari steam ejector pada semua kondisi secondary temperature. Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi primary pressure
maka sudut ekspansi dari aliran primary fluid yang keluar dari ujung nozzle akan semakin besar. Sudut ekspansi yang semakin besar menyebabkan entrainment
region pada suction chamber semakin kecil, sehingga secondary fluid lebih sedikit terhisap Chandra, et al., 2014. Selain itu kenaikan primary pressure
secara langsung menyebabkan mass flow rate dari primary fluid meningkat sehingga nilai entrainment ratio menurun.
Ejektor memiliki nilai optimum entrainment ratio pada primary pressure 200 kPa dan secondary temperature 70
°C dengan nilai ω = 0,62. Fenomena ini terjadi disebabkan karena aliran primary fluid pada tekanan 100 kPa belum
memiliki sudut ekspansi yang memadai untuk mengasilkan entrainment region Chunnanond, K., 2004. Hal tersebut juga menyebabkan entrainment ratio pada
tekanan 100 kPa bernilai negatif, karena aliran primary fluid masuk ke dalam evaporator.
Nilai secondary temperature pada percobaan dengan variasi area ratio throat 6,25 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
entrainment ratio. Hal tersebut disebabkan karena panjang throat terlalu pendek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI