66
intensitas penggunaan media sosial Facebook dan Twitter. Keduanya saat ini telah ada dalam genggaman setiap orang, di manapun dan kapanpun, entah di kantor
atau di sekolah atau di rumah, baik di jalan atau di dalam ruangan, baik siang atau malam hari. Selain kedua aplikasi di atas, masih banyak lagi aplikasi sosial media
lainnya yang beredar di ranah dunia maya dan membuat setiap orang di seluruh dunia dapat saling terhubung.
Besarnya jumlah pengguna serta tingginya intensitas dari penggunaan media sosial berbasis internet ini pun ditangkap sebagai sebuah momentum bagi
gereja untuk ikut terjun menyelam dalam geliat konektivitas antar manusia di dunia maya ini. Gereja mulai berlomba-lomba untuk membuat akun mediasosial
yang merepresentasikan dirinya kepada jemaat dan dunia luar. Sejalan dengan doktrin misiologis gereja yaitu berusaha menjangkau semua orang dengan Injil
Yesus Kristus, maka tawaran konektivitas luas yang diberikan oleh media sosial pun seolah sayang untuk dilewatkan begitu saja.
5. 1. Facebook
Umumnya, sebuah gereja tidak memiliki akun Facebook layaknya akun personal. Pihak Facebook memfasilitasi organisasi dan perusahaan
untuk membuat Facebook
page
.
11
Page
ini nantinya dapat di
-follow
oleh semua orang yang memiliki akun personal Facebook.
Page
berfungsi sebagai sarana informasi di mana gereja dapat mem-
posting
segala hal,
11
Hal yang membedakan page dengan akun personal adalah hubungan page dengan akun personal berjalan satu arah. Setiap akun personal yang mengikuti page tertentu akan mendapatkan
notifikasi tiap kali page itu melakukan perubahan pada halamannya, entah dengan mengirimkan foto atau mengupdate status. Hal ini tidak berlaku sebaliknya di mana page tidak akan
mendapatkan notifikasi apapun tiap kali akun personal yang mengikutinya melakukan perubahan pada halamannya. Sumber https:www.facebook.comhelp174987089221178 diakses tanggal 14
Juni 2014.
67
umumnya tentang kegiatan yang berlangsung dan yang akan dilangsungkan oleh gereja. Penulis kerap menemukan
posting
berupa gambar dan foto yang sifatnya pengumuman tentang kegiatan yang akan
dilangsungkan oleh gereja. Di dalam foto itu, semua
follower page
dapat memberikan komentar ataupun pertanyaan terkait dengan berita yang di-
posting
. Pihak gereja, yang diwakili oleh administrator akun, akan membaca komentar dan membalasnya. Para
follower
akan saling membalas komentar atau menjawab pertanyaan. Tidak jarang juga muncul
perbedaan pendapat yang berujung kepada perdebatan antar
follower
yang berbeda dan tidak saling kenal. Konstruksi Facebook dan media sosial
sejenis yang
terbuka dan
mengedepankan konektivitas,
telah memungkinkan terjadinya percakapan antara beberapa oknum yang tidak
saling mengenal. JPCC memiliki Facebook
page
dengan
followers
sebanyak 21.000. GBI PRJ, berada di bawahnya, dengan
followers
sebanyak 5.020. Sedangkan GBI Glow FC memiliki followers yang paling sedikit dari
ketiganya, yaitu hanya sekitar 526. Hal yang menarik adalah tidak semua
followers
dari Facebook
page
gereja-gereja ini adalah anggota gereja ini atau bergereja di tempat ini setiap minggunya. Menurut keterangan
seorang rekan penulis yang menjadi
followers
salah satu Facebook
page
gereja ini, ia tetap ingin mengetahui info kegiatan di salah satu gereja ini walau ia tidak bergereja disana. Ia hanya tertarik untuk datang di acara
seperti Kebaktian Kebangunan Rohani KKR atau seminar gerejawi yang
68
membahas tema tertentu. Dengan cara ini, ia akan mendapat informasi secara langsung dari
page
ini tanpa perlu hadir setiap minggunya. Tidak hanya interaksi antara organisasi gereja dengan umat, di
dalam Facebook kita dapat melihat interaksi religius antara para pemimpin gereja dengan umatnya. Hampir sebagian besar pemimpin gereja memiliki
akun Facebook. Semakin terkenal seorang pendeta, maka akan semakin banyak temannya di media sosial ini.
12
Pertemanan yang terjalin bisa saja terjadi antara pemimpin religius dengan jemaat ataupun antar sesama
pemimpin religius. Sayangnya, Facebook hanya mengakomodasi pertemanan sebuah akun pribadi mencapai 5000 pertemanan, sehingga
jikalau ingin memiliki lebih banyak teman maka seseorang biasanya membuat akun yang lainnya, yang tentu dengan nama yang sedikit
berbeda.
13
Pembatasan ini dimaksudkan agar para pengguna Facebook dapat memiliki
’teman-teman’ yang eksklusif dan saling mengenal satu sama lain, yang secara aktif berinteraksi dan bukan sekadar hasil dari
mengklik ”
add friend
” atau ”
accept friend request
”. Walaupun, 5000 adalah angka yang besar untuk jalinan pertemanan.
Menulis status dan mengkomentari status sepertinya menjadi aktivitas yang paling utama dari pemilik akun Facebook. Seseorang dapat
menulis segala hal yang ia inginkan, tidak terkecuali. Hal yang umum ditemukan adalah pemilik akun, bagaikan seorang reporter, menuliskan
12
Kategori ’terkenal’ biasanya identik dengan seberapa sering seorang pendeta tampil di
media, baik di media cetak maupun media elektronik. Dalam hal ini, ada kesejajaran antara pendeta terkenal dengan pendeta yang menjadi gembala sidang di sebuah gereja yang besar
megachurch.
13
Misalnya, jikalau penulis membuat akun dengan nama ”Johanes Lengkong”, maka
untuk akun yang lainnya harus menggunakan nama akun ”Johanes Lengkong 1” untuk
membedakannya dengan akun yang lainnya.
69
berbagai macam hal yang terjadi di sekitarnya pada hari itu, termasuk juga segala kejadian yang berkaitan dengan pribadinya.
5. 2. Twitter