25
Penulis mengikuti peribadahan yang dilangsungkan secara aktif. Selain itu, penulis juga masuk ke dalam komunitas-komunitas yang berada di dalam naungan
gereja-gereja itu. Penulis juga akan melakukan wawancara terhadap anggota dan pemimpin komunitas ini terkait dengan penggunaan internet dalam
pengembangan komunitas. Penulis juga menggunakan metode
content analysis
untuk menganalisis media sosial dan
website
dari gereja-gereja tersebut. Dengan metode ini penulis bermaksud menemukan ideologi yang tersembunyi di balik media sosial dan isi
yang dari
website
. Penulis juga berusaha menjawab bagaimana proses
encoding
dan
decoding
dilakukan oleh administrator, dalam hal ini pihak multimedia dari gereja, dan jemaat yang menikmati informasi yang disampaikan.
Selain itu, penulis juga menggunakan metode semiotika fenomenologis untuk melihat dan mengkaji tanda-tanda religiositas dari fenomena gereja dan
internet
ini. Dari metode ini, penulis berusaha menemukan hubungan antara perkembangan media elektronik modern dengan pembentukan religiositas
modern.
VIII. Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, salah satunya adalah pengumpulan data tertulis tentang awal
perjumpaan gereja dengan media, baik berupa arsip dan dokumen tertulis yang kemungkinan dimiliki oleh gereja-gereja di atas. Penulis juga mendatangi
beberapa gereja dan meminta catatan dan dokumen berikut keterangan tentang hal ini.
26
Untuk mencapai analisa yang komprehensif, penulis merasa perlu untuk melengkapi data di atas dengan data lainnya. Penulis pun mewawancarai pihak
gereja sebagai pemilik situs elektronik dan media sosial. Penulis menggali informasi tentang apa yang menjadi sejarah perjumpaan gereja tersebut dengan
media elektronik, terutama
internet
, dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dan informasi, serta sejauh mana
internet
memberikan pengaruh terhadap kehidupan gereja dan religiositas umat.
Penulis juga mewawancarai beberapa orang yang secara aktif terlibat dalam media sosial gereja menjadi
friend
atau
follower
dan mengikuti perkembangan
website
gereja serta teknologi informasi yang dibangun di dalam gereja. dengan pendekatan fenomenologis. Khusus tentang hal ini, penulis
menjumpai kesulitan di dalam menemukan narasumber yang dapat diwawancarai ini. Aktivitas berselancar dengan
internet
merupakan aktivitas individual yang tertutup, yang dapat dilakukan oleh semua orang kapan saja dan di mana saja.
Penulis akan memulainya dengan mewawancarai para pekerja di gereja
church workers
, yang tentunya
familiar
dengan hal ini, dan berusaha menggali informasi secara mendalam tentang pengalaman mereka berselancar di dunia maya religius.
Penulis juga telah melakukan wawancara dengan beberapa rohaniwan Kristen dan para pengkaji media terkait dengan perkembangan
internet
di dalam gereja-gereja di Indonesia. Dari wawancara dengan mereka, penulis berharap
mendapatkan perspektif teologis juga sosio-kultural terkait perkembangan dengan realitas ini.
Penulis juga telah melakukan tinjauan kepustakaan terkait dengan beberapa konsep yang perlu dijelaskan, seperti teori tentang agama dan ritual,
27 encoding
dan
decoding
di dalam produksi informasi media, teori hiperrealitas, dan yang lainnya.
IX. Sistematika Penulisan