keterkejutan, ada wawasan, ada kesadaran baru, dan hal yang penting ada riang www.NLP.com.
Taber dkk. 2007 menyatakan bahwa humor dapat dilihat dari beberapa cara, yaitu:
a Sebagai stimulus, misalnya tayangan humor. b Sebagai respon, misalnya tersenyum.
c Sebagai proses kognitif, misalnya pemahaman terhadap humor. d Sebagai karakter kepribadian, misalnya afek dan emosi positif
yang dihasilkan oleh humor. e Sebagai intervensi terapeutik, misalnya terapi humor.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa humor ialah segala sesuatu peristiwa, individu, ataupun stimulus-stimulus lainnya yang dapat
membangkitkan rasa senang.
2.1.4.2 Dimensi humor
Menurut Futgate 1998 dimensi humor adalah: It shows that a personal sense of humor is not a one-dimensional
construct; it is made up of many different elements. He proposes that sense of humor is multidimensional and that it contains at least the following six
dimensions:
1. Humor obyek.
2. A sense of playfulness
3. The ability to use humor to achieve social goals
4. Comparison
5. Silliness
6.
Surprice
Menurut Futgate 1998 dimensi humor bukan merupakan satu dimensi yang berdiri sendiri namun ada beberapa dimensi yang menjadikan suatu humor,
menurut Futgate ada sedikitnya enam dimensi humor yaitu: 1. sesuatu yang membuat tertawa
2. sesuatu perasaan atau sesuatu yang lucu 3. kemampuan menggunakan humor untuk tujuan tertentu
Universitas Sumtra Utara
4. komparasi atau perbandingan dua unsur atau lebih yang membuat sesuatu menjadi lucu
5. kedunguan atau kebodohan yang terjadi pada alur cerita atau pemeran 6. kejutan. Seringkali iklan humor dibangun dari sebuah kejutan untuk
menarik perhatian penonton.
2.1.4.3 Tipe Humor
Menurut Stern 1996 ada beberapa type humor yaitu: 1.
Physical humor Humor adalah berbentuk fisik atau terlihat, seperti kebodohan dan kejutan-
kejutan yang terjadi 2.
Verbal humor Dalam verbal humor permainan kata-kata dan pengolahan kata yang
menggunakan kecerdasan bahasa kerap digunakan dalam bentuk humor verbal ini.
3. Romantic Humor
Humor dalam bentuk ini menggunakan romantisme sebagai tema, namun di dalamnya terjadi kelucuan yang diakibatkan kebodohan maupun
membesar-besarkan sesuatu. 4.
Satiric humor Humor dalam bentuk ini bukan di karenakan oleh pemeran, namun
dikarenakan alur cerita yang ada.
Universitas Sumtra Utara
2.1.4.4 Teori Humor
Teori humor jumlahnya sangat banyak, namun tidak satu pun yang persis sama dengan lainnya dalam penjelasan teori-teori tersebut, dan tidak satupun pula
yang bisa mendeskripsikan humor secara menyeluruh, semua cenderung saling terpengaruh satu dengan lainnya.
Sedangkan orang awam
identik mengatakan bahwa humor adalah segala sesuatu yang lucu, yang membuat orang tertawa.
Teori humor dibagi dalam tiga kelompok Manser, 1989, meliputi: 1. Teori superioritas dan meremehkan, yaitu jika yang
menertawakan berada pada posisi super; sedangkan objek yang ditertawakan berada pada posisi degradasi diremehkan atau
dihina. 2. Teori mengenai ketidakseimbangan, putus harapan, dan bisosiasi.
Arthur Koestler Setiawan, 1990 dalam teori bisosiasinya mengatakan bahwa hal yang mendasari semua bentuk humor
adalah bisosiasi, yaitu mengemukakan dua situasi atau kejadian yang mustahil terjadi sekaligus. Konteks tersebut menimbulkan
bermacam-macam asosiasi; 3. Teori mengenai pembebasan ketegangan atau pembebasan dari
tekanan. Humor dapat muncul dari sesuatu kebohongan dan tipuan muslihat; dapat muncul berupa rasa simpati dan pengertian;
dapat menjadi simbol pembebasan ketegangan dan tekanan; dapat berupa ungkapan awam atau elite; dapat pula serius seperti satire
dan murahan seperti humor jalanan.
2.1.4.5 Keuntungan Humor dalam Periklanan