mendeteksi lebih
awal terjadinya
kegagalan atau
kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan produk yang disebabkan oleh
kerusakan sistem. Dalam prakteknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi routine
maintenance dan periodi maintenance. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin,
misalnya setiap hari, sedangkan periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam
jangka waktu tertantu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali ataupun setiap tahun sekali. Selain itu kegiatan periodic maintenance juga
dapat dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sebagai jadwa kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan periodic
maintenance ini jauh lebih berat dari routine maintenance Assauri, 2004. Dengan mengidentifikasi keempat faktor dalam melaksanakan preventive
maintenance, terdapat empat kategori dalam mengspesifikasikan preventive maintenance. Keempat ketegori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Time Directed Maintenance
Time – Directed TD adalah Perawatan yang diarahkan secara
langsung pada pencegahan kegagalan atau kerusakan. Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variabel waktu dari komponen
atausistem diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk diterapkan
pada time
directed maintenance adalah
periodic maintenance dan
on-condition maintenance. Periodic
maintenance adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk mengganti sebuah komponen atau
system berdasarkan interval waktu tertentu. On-condition maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan berdasarkan kebijakan
operator.
b. Condition Based Maintenance
Condition-Directed CD adalah perawatan yang diarahkan pada deteksi kegagalan atau gejala-gejala kerusakan. Condition Based
Maintenance merupakan aktivitas perawatan pencegahan yang dilakukan berdasarkan kondisi tertentu dari suatu komponen atau
sistem, yang bertujuan untuk mengantisipasi sebuah komponen atau sistem agar tidak mengalami kerusakan. Karenavariable waktunya
tidak pasti diketahui, kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah predictive maintenance. Predictive Maintenance merupakan
suatu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan menggunakan sistem monitoring, misalnya analisis dan komposisi gas.
c. Failure Finding
Failure Finding FF adalah perawatan yang diarahkan pada penemuan kegagalan tersembunyi . Failure Finding merupakan kegiatan
perawatan pencegahan yang bertujuan untuk mendeteksi kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara memeriksa fungsi sembunyi
hidden function secara periodik untuk memastikan kapan suatu komponenmengalami kegagalan.
d. Run to Failure
Run to Failure adalah Perawatan yang didasarkan pada pertimbangan untuk menjalankan komponen hingga rusak karena pilihan lain tidak
memungkinkan atau tidak menguntungkan dari segi ekonomi . Run to Failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena faktor
ketidaksengajaan yang bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan. Disebut juga sebagai no schedule maintenance karena dilakukan jika
tidak ada tindakan pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika dilakukan tindakan pencegahan terlalu mahal
ataudampak kegagalan
tidak terlalu
esensial tidak
terlalu berpengaruh.
ii. Corrective Maintenance
Menurut Prawirosentono 2000, pemeliharaan korektif corrective maintenance adalah perawatan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk
yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitasperalatan tersebut dapat berjalan lancer kembali. Corrective Maintenance
merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive maintenance. Pada
umumnya, corrective maintenance
bukanlah aktivitas
perawatan yang
terjadwal,karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke
kondisi semula.
Corrective Maintenance dapat diartikan juga sebagai jenis perawatan yang dilakukan setelah system mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi lagi
dengan baik. Kegiatan perawatan ini sering juga disebut sebagai kegiatan reparasi perbaikan repair Maintenance yang biasanya terjadi karena kegiatan perawatan
pencegahan tidak dilakukan sama sekali. Secara sepintas, biaya perawatan perbaikan akan lebih kecil daripada mengadakan perawatan pencegahan. Hal ini
benar selama kerusakan tidak terjadi pada saat fasilitas peralatan produksi sedang di operasikan, karena apabil kerusakan terjadi saat operasi berlangsung
maka selain biaya perbaikan kerusakan, perlu juga diperhitungkan biaya penundaan produksi. Kerusakan tersebut akan memberikan andil terhadap umur
peralatan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu perawatan pencegahan dianggap lebih menguntungkan daripada hanya melaksanakan
perbaikan saja.
B. Perawatan Tak Terencana Unplanned Maintenance
Perawatan tak terencana adalah bentuk perawatan darurat yang dapat didefiniskan sebagai perawatan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah
akibat yang lebih serius, seperti hilangnya waktu untuk berproduksi, kerusakan besar pada peralatan dan biaya-biaya perbaikan yang lebih mahal.
2.7 Kegagalan Failure