Corrective Maintenance dapat diartikan juga sebagai jenis perawatan yang dilakukan setelah system mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi lagi
dengan baik. Kegiatan perawatan ini sering juga disebut sebagai kegiatan reparasi perbaikan repair Maintenance yang biasanya terjadi karena kegiatan perawatan
pencegahan tidak dilakukan sama sekali. Secara sepintas, biaya perawatan perbaikan akan lebih kecil daripada mengadakan perawatan pencegahan. Hal ini
benar selama kerusakan tidak terjadi pada saat fasilitas peralatan produksi sedang di operasikan, karena apabil kerusakan terjadi saat operasi berlangsung
maka selain biaya perbaikan kerusakan, perlu juga diperhitungkan biaya penundaan produksi. Kerusakan tersebut akan memberikan andil terhadap umur
peralatan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu perawatan pencegahan dianggap lebih menguntungkan daripada hanya melaksanakan
perbaikan saja.
B. Perawatan Tak Terencana Unplanned Maintenance
Perawatan tak terencana adalah bentuk perawatan darurat yang dapat didefiniskan sebagai perawatan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah
akibat yang lebih serius, seperti hilangnya waktu untuk berproduksi, kerusakan besar pada peralatan dan biaya-biaya perbaikan yang lebih mahal.
2.7 Kegagalan Failure
Kegagalan dapat didefinisikan sebagai terhentinya kemampuan suatu item dapat berupa komponen sampai berupa satu system yang kompleks untuk
menjalankan fungsinya. Menurut Priyanta 2000 Kegagalan dari suatu komponen dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kegagalan primer primary failure
Kegagalan primer dapat didefmisikan sebagai suatu komponen berada dalam keadaan rusak non-working state dimana komponen tersebut memang
diperhitungkan akan mengalami kegagalan, sehingga perlu diadakan aksi perbaikan agar komponen tersebut dapat kembali berada paua keadaan siap
bekerja working state. Kegagalan primer pada komponen akan terjadi pada design envelope dari komponen, dan penyebab dari kegagalan ini adalah
umur dari komponen. Sebagai contoh kerusakan pada tangki karena kelelahan material merupakan contoh dari kegagalan primer.
2. Kegagalan sekunder secondary failure
Kegagalan sekunder dapat dikatakan sama dengan kegagalan primer kecuali kegagalan komponen terjadi diluar perhitungan. Stres yang berlebihan yang
diterima komponen baik pada masa lalu maupun pada saat sekarang merupakan penyebnb kegagalan sekunder. Stres ini melibatkan amplitudo
dari kondisi yang tidak dapat ditolerir, frekuensi, durasi, atau polaritas, dan input sumber-sumber energi termal, mekanikal elektrikal, kimia, magnetik.
atau radioaktif, Stres ini disebabkan oleh komponen-komponen yang ada disekitar atau Lingkungan disekitar komponen yang, mengalami
kegagalan, yang melibatkan kondisi meteorologi atau geologi, dan sistem engineering yang lain. Personel, seperti operator dan inspektor juga mungkin
menyebabkan terjadinya kegagalan sekunder, jika mereka merusakkan
komponen. Perlu dicatat bahwa stres yang berlebihan pada komponen tidak akan menjamin komponen akan kembali pada working-state seperti semula,
karena stres yang dialami komponen akan meninggalkan kerusakan memori pada komponen yang direparasi.
3. Kesalahan perintah commandfaults
Kesalahan perintah didefinisikan sebagai komponen berada dalam keadaan rusak non-working state karena kesalahan sinyal pengontrol atau noise,
seringkali aksi perbaikan tidak diperlukan untuk mengembalikan komponen pada keadaan semula.
Gambar 2.3 Karakteristik Kegagalan komponen Sumber : Keandalan dan Perawatan Dwi Priyatna
Gambar diatas menunjukkan karakteristik kegagalan dari sebuah komponen. Lingkaran pertama yang mengelilingi lingkaran yang bertuliskan component
failure menunjukkan bahwa kegagalan komponen disebabkan oleh 1 primary failure. 2 secondary failure atau 3 command faults. Berbagai penyebab yang
mungkin dari ketiga kategori kegagalan ini ditunjukkan oleh lingkaran terluar.
2.8 Failure Mode and Effect Analysis FMEA