- Interview
Mengumpulkan data dari hasil tanya jawab dengan responden
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur
tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari
penjumlahan semua skor pertanyaan Sumarsono,2004:31. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan ditunjukkan dengan taraf signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas
Sumarsono, 2004:31 Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek
dan alat pengukur yang sama Sumarsono,2004:34. Menurut Ghozali 2006:46, dasar pengambilan reabilitas, yaitu sebagai
berikut: 1.
Jika nilai Cronbach Alpha 0.60, maka variabel dikatakan reliabel. 2.
Jika nilai Cronbach Alpha 0.60, maka variabel dikatakan tidak reliabel. Menurut Ghozali 2006 : 133, suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.5 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilaukan berbagai metode diantaranya metode Kolmogorov Smirnov Sumarsono, 2004 : 40.
Distribusi data mengikuti distribusi normal adalah jika nilai signifikasinya lebih dari 5 dan distribusi tidak normal jika nilai
signifikasinya lebih kecil dari 5 Ghozali, 2006:39.
3.6 Uji Asumsi Klasik
1. Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung VIF Variance Inflation Factor.
Rumus VIF = VIF menyatakan tingkat pembengkakan variance, apabila VIF 10,
maka hal ini berarti terdapat Multikolinieritas pada persamaan linier Ghozali, 2006 : 95.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Autokorelasi
Tujuan pengujian ini adalah menguji apakahlam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1, jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain Atau time series Ghozali, 2006:99, dalam pengujian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data time
series. 3.
Heteroskedastisitas Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006:125. Menurut Santoso 2002 : 301, deteksi adanya heteroskedastisitas,
yaitu : 1.
Nilai probabilitas 0,05, berarti bebas dari heteroskedastisitas. 2.
Nilai probabilitas 0,05, berarti terdeteksi adanya heteroskedastisitas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.7. Uji Regresi Linear Berganda