5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Deksametason
Deksametason memiliki pemerian yaitu serbuk hablur, putih sampai praktis putih, tidak berbau, stabil di udara, melebur pada suhu lebih kurang 250
o
C disertai peruraian. Kelarutan deksametason yaitu: praktis tidak larut dalam air,
agak sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dalam dioksan dan dalam metanol, sukar larut dalam kloroform, sangat sukar larut dalam eter Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995.
Gambar 1. Struktur Deksametason
Deksametason merupakan
salah satu
kortikosteroid sintetis.
Kemampuannya dalam menanggulangi peradangan dan alergi kurang lebih sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednison Katzung, 1998.
Penggunaan deksametason antara lain pada terapi artritis reumatoid, sistemik lupus eritematosus, rinitis alergika, asma, leukemia, limpoma, anemia
hemolitik atau autoimun, selain itu deksametason dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis sindroma
cushing .
Efek samping
pemberian
deksametason antara lain terjadinya insomnia, osteoporosis, retensi cairan tubuh, glaukoma dan lain-lain Suherman, 2007.
B. Deksklorfeniramin Maleat
Pemerian pada deksklorfeniramin maleat yaitu serbuk hablur, putih, tidak berbau sedangkan kelarutannya diketahui mudah larut dalam air, larut dalam
etanol dan dalam kloroform, sukar larut dalam benzen dan dalam eter Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995.
Gambar 2. Struktur Deksklorfeniramin Maleat
Mekanisme kerja dari deksklorfeniramin maleat yaitu memblokir reseptor-H1 dan bersaing dengan histamin pada reseptornya di otot polos dinding
pembuluh dan dengan demikian menghindarkan timbulnya reaksi alergi. Khasiat lainnya menyempitkan bronchi, saluran cerna, kandung kemih dan rahim Tjay
dan Rahardja, 2002. Deksklorfeniramin maleat merupakan obat yang menentang kerja
histamin pada H1 reseptor histamin berguna dalam menekan alergi yang disebabkan oleh timbulnya simptom karena histamin ISO, 2007.
C. Kromatografi Lapis Tipis KLT