Densitometri Analisis Kualitatif Landasan Teori

E. Densitometri

Teknik kuantitasi dapat didasarkan atas pengukuran intensitas sinar yang diserap absorbsi, intensitas sinar yang dipantulkan reflektansi, atau intensitas sinar yang difluoresensikan fluoresensi. Disini biasanya dipilih sinar pada panjang gelombang yang diserap atau dipantulkan paling banyak oleh noda yang diteliti. Banyaknya sinar yang direfleksikan akan ditangkap paling banyak oleh suatu alat yang disebut reflection photomultiplier yang akan diteruskan ke pencatat atau rekorder untuk diubah menjadi suatu puncak atau kromatogram Mintarsih, 1990. Gambar 4. Densitometer dan Autosampler Wall, 2005 Monokromator digunakan untuk memilih panjang gelombang yang cocok, sistem untuk memfokuskan sinar pada lempeng, pengganda foton, dan rekorder. Densitometer dapat bekerja secara serapan atau fluoresensi, dalam sistem serapan terdapat dua model yaitu pantulan dan transmisi. Cara pantulan dapat digunakan untuk sinar tampak maupun ultraviolet sedangkan transmisi hanya dapat digunakan untuk sinar tampak Gandjar dan Rohman, 2007. Gambar 5. Diagram skematis densitometer Scott, 2009

F. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dapat dilakukan melalui 3 pendekatan : 1 Perbandingan antara retensi solut yang tidak diketahui dengan retensi baku yang sesuai pada kondisi yang sama. 2 Dengan cara spiking, dilakukan dengan menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki dengan senyawa baku pada kondisi kromatogram yang sama, maka akan terjadi perbedaan tinggi atau luas peak antara sampel dengan sampel yang telah ditambah baku. 3 Menggabungkan alat kromatografi dengan spektrometer massa Identifikasi dengan hanya menggunakan data retensi pada satu kondisi kromatografi tidak selalu menghasilkan data yang reliabel Gandjar dan Rohman, 2007.

G. Validasi Metode

Tujuan utama validasi metode adalah menjamin bahwa metode analisis yang digunakan dapat memberikan hasil analisis yang baik Adamovics, 1997. Prosedur analisis terbagi menjadi 4 kategori, dimana masing-masing kategori membutuhkan parameter analisis yang berbeda-beda seperti terlihat pada Tabel I. Kategori I merupakan prosedur analisis untuk kuantifikasi komponen utama zat obat atau bahan aktif dalam produk jadi farmasi. Kategori II merupakan prosedur analisis untuk penentuan impurities dalam bahan obat atau senyawa degradasi dalam produk jadi farmasi, prosedur ini meliputi tes kuantitatif dan tes batas. Kategori III merupakan prosedur analisis untuk menentukan karakteristik kinerja disolusi, pelepasan obat. Kategori IV yaitu uji identifikasi United States Pharmacopeial Convention, 2007. Tabel I. Parameter analisis yang dibutuhkan dalam validasi metode analisis United States Pharmacopeial Convention, 2007 Karakteristik Kategori I Kategori II Kategori III Kategori IV Kuantitatif Batas Uji Akurasi Yes Yes No Presisi Yes Yes No Yes No Selektivitas Yes Yes Yes Yes Batas Deteksi No No Yes No Batas Kuantifikasi No Yes No No Linearitas Yes Yes No No Range Yes Yes No Mungkin dibutuhkan

1. Akurasi.

Akurasi merupakan kedekatan antara nilai terukur nilai rata-rata hasil analisis dengan nilai yang diterima sebagai nilai sebenarnya, kemudian dinyatakan sebagai persen perolehan kembalirecovery Gandjar dan Rohman, 2007. Tabel II. Kriteria rentang recovery yang dapat diterima Horwitz cit.,Gonzales and Herador, 2007 Konsentrasi analit Fraksi Analit Unit Akurasi 100 1 100 98-102 ≥10 10 -1 10 98-102 ≥1 10 -2 1 97-103 ≥0,1 10 -3 0,1 95-105 0,01 10 -4 100 ppm 90-107 0,001 10 -5 10 ppm 80-110 0,0001 10 -6 1 ppm 80-110 0,00001 10 -7 100 ppb 80-110 0,000001 10 -8 10 ppb 60-115 0,0000001 10 -9 1 ppb 40-120

2. Presisi.

Presisi atau keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual yang diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata, jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel- sampel yang diambil dari campuran yang homogen Snyder dkk., 1997. Tabel III. Kriteria Penerimaan RSD dari ketentuan Horwitz dan ketentuan AOAC Peer Verified Methods PVM berdasarkan kadar analit Horwitz cit.,Gonzales and Herador, 2007

3. Selektivitas

Selektivitas suatu metode adalah kemampuan suatu metode untuk dapat mengukur zat tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matrik sampel Harmita, 2004. Selektivitas ditentukan melalui perhitungan nilai R s. Nilai R s = 1,5 disebut baseline resolution, yaitu pemisahan sempurna dari dua puncak dengan ukuran yang sama Pecsok dkk., 1976.

4. Linearitas

Linearitas prosedur analisis merupakan kemampuan mendapatkan hasil respon absorbansi dan AUC yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit di dalam sampel. Respon yang dapat dikuantifikasikan adalah peak area , peak heights atau ratio of peak area dari analit ke peak eksternal standar. Pada linearitas digunakan setidaknya lima tingkat konsentrasi, seperti direkomendasikan oleh ICH. Dalam keadaan normal, linearitas dicapai bila koefisian determinasi r 2 ≥ 0,997 Chan, Lam, Lee dan Zhang, 2004.

5. Range

Range dalam metode analisis adalah interval antara konsentrasi paling atas dan konsentrasi paling bawah analit yang sudah memenuhi prosedur analisis yang meliputi akurasi, presisi, dan linearitas The British Pharmacopoeia Commission , 2011.

H. Landasan Teori

Deksametason dan deksklorfeniramin maleat merupakan dua zat aktif yang terdapat pada obat anti alergi, kedua zat aktif ini memiliki sifat kepolaran yang berbeda sehingga dengan mengunakan sistem kromatografi lapis tipis kedua senyawa ini dapat dipisahkan. Jika dilihat dari sifat fisikokimia deksametason lebih bersifat non polar dibandingkan dengan deksklorfeniramin maleat yang cenderung lebih larut pada air dan sukar larut pada benzen. Metode yang digunakan yaitu KLT densitometri dimana metode ini dapat memisahkan antara dua senyawa dan dapat untuk melakukan analisis kuantitatif. Pemisahan terjadi karena adanya perbedaan afinitas dan interaksi senyawa terhadap fase diam dan fase gerak. Bercak yang muncul setelah dilakukan elusi dapat dianalisis kuantitatif menggunakan densitometer, sehingga dapat diperoleh nilai R f dan AUC. Suatu metode yang akan digunakan untuk menetapkan kadar suatu obat harus memiliki parameter validitas yang baik agar data yang diperoleh dapat dipercaya. Parameter validasi untuk prosedur analisis kategori 1 meliputi selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan range. Suatu metode analisis dikatakan memiliki validitas yang baik apabila memenuhi parameter-parameter validasi tersebut.

I. Hipotesis

Metode KLT-densitometri untuk penetapan kadar campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat memenuhi parameter-parameter validasi yang meliputi selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan range. 15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Non-eksperimental karena tidak terdapat manipulasi dan perlakuan terhadap subjek uji, sedangkan deskriptif karena peneliti hanya mendeskripsikan keadaan yang ada.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu sistem KLT yang telah dioptimasi, yaitu jenis dan komposisi fase gerak. 2. Variabel tergantung Variabel tergantung pada penelitian ini yaitu parameter-parameter validasi meliputi selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, dan range. 3. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini yaitu digunakan pelarut pro analisis yang memiliki kemurnian tinggi, bahan baku yang digunakan yaitu bahan baku yang memiliki Certificate of Analysis CoA, dan penjenuhan bejana kromatografi menggunakan kertas saring sebagai indikator kejenuhan bejana kromatografi.