IV tahun 1995, deksklorfeniramin maleat larut dalam etanol dan deksametason agak sukar larut dalam etanol, dimana pernyataan agak sukar larut berarti 30-100
mL pelarut mampu melarutkan 1 gram senyawa. Untuk itu, dapat diketahui bahwa kedua senyawa mampu terlarut di dalam pelarut etanol.
Secara keseluruhan, pembuatan larutan baku campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat dijaga agar terhindar dari cahaya dan dilakukan secara
cepat dan tepat agar proses penotolan dapat segera dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan senyawa di dalam pelarut.
C. Penetapan Panjang Gelombang Pengamatan
Penetapan panjang gelombang pengamatan diperlukan untuk mengetahui panjang gelombang optimal pada pengukuran bersama antara deksametason dan
deksklorfeniramin maleat, sehingga perubahan kecil kadar mampu meningkatkan respon. Hal ini diperlukan agar pada saat pengukuran mampu dikuantifikasikan
dan untuk meminimalkan kesalahan. Larutan yang digunakan merupakan larutan baku campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat dengan konsentrasi
0,03 : 0,1 mgmL rendah, 0,09 : 0,3 mgmL sedang ; 0,15 : 0,5 mgmL tinggi. Pemilihan 3 konsentrasi ini digunakan untuk memastikan bahwa spektrum yang
dihasilkan dari tiap konsentrasi memiliki pola spektrum yang sama sehingga mampu mewakili seluruh konsentrasi kurva baku.
Hasil scanning
menunjukan panjang
gelombang pengamatan
deksametason dan deksklorfeniramin maleat yaitu 245 nm untuk deksametason dan 261 nm untuk deksklorfeniramin maleat. Untuk analisis multikomponen
penentuan panjang gelombang pengamatan dilakukan dengan menumpang
tindihkan spektra masing- masing senyawa dan memilih perpotongan kedua
spektra. Pembacaan serapan dilakukan pada 200 nm –450 nm menggunakan
detektor UV pada densitometer. Pada gambar 6 menunjukan kedua spektra saling tumpang tindih, dimana perpotongan dari kedua spektra yaitu pada panjang
gelombang 262 nm. Untuk itu, panjang gelombang pengamatan yang digunakan selanjutnya yaitu 262 nm.
Gambar 6. Perpotongan Spektra Deksametason A dan Deksklorfeniramin maleat B dalam pelarut etanol
Detektor UV digunakan pada pembacaan panjang gelombang dikarenakan senyawa yang diuji yaitu deksametason dan deksklorfeniramin maleat memiliki
kromofor dan auksokrom. Kromofor merupakan gugus tak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah-daerah ultraviolet dan visibel, sedangkan
auksokrom adalah heteroatom yang terikat pada kromofor dan dapat mengubah panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum. Dengan adanya kromofor
dan auksokrom pada deksametason dan deksklorfeniramin maleat maka senyawa ini dapat di uji menggunakan detektor UV.
A B
Gambar 7. Bagian kromofor deksametason warna merah: kromofor
Gambar 8. Bagian kromofor dan auksokrom deksklorfeniramin maleat warna merah: kromofor, warna biru: auksokrom
D. Analisis Kualitatif