Penetapan kurva baku PEMBAHASAN

Gambar 15. Pola Spektra sampel tanpa penambahan baku replikasi 1 Gambar 16. Pola Spektra Sampel dengan penambahan baku replikasi 1

E. Penetapan kurva baku

Penetapan kurva baku bertujuan untuk memperoleh persamaan garis yang kemudian dapat digunakan untuk analisis kuantitatif suatu senyawa. Pada penelitian ini digunakan 5 konsentrasi larutan baku campuran deksametason dan deksklorfeniramin maleat dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Persamaan kurva baku menunjukan hubungan yang linear antara konsentrasi dengan respon pengukuran dalam hal ini dinyatakan sebagai Area Under Curve AUC dan diperoleh nilai koefisien kolerasi r. Koefisien determinasi r 2 ≥ 0,997 Chan, Lam, Lee dan Zhang, 2004 dapat diterima dan menunjukan korelasi antara konsentrasi dan AUC yang akurat. Untuk itu, pada pemilihan persamaan kurva baku dipilih koefisien determinasi r 2 yang mendekati 1. Tabel IV. Data Penentuan Kurva Baku Deksametason Gambar 17. Kurva hubungan konsentrasi dan AUC pada replikasi 1, 2 dan 3 Deksametason Pada data tabel IV dan V dapat dilihat bahwa deksametason dan deksklorfeniramin maleat pada semua replikasi memenuhi kriteria koefisien determinasi r 2 ≥ 0,997 Chan, Lam, Lee dan Zhang, 2004. Untuk pemilihan persamaan kurva baku yang akan digunakan yaitu menggunakan persamaan kurva Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC 0,02952 411,1 0,028944 305,1 0,029008 305,4 0,05904 667,2 0,057888 591,9 0,058016 614,6 0,08856 995,6 0,086832 907,1 0,087024 871,3 0,11808 1205 0,115776 1206,3 0,116032 1187 0,1476 1482,6 0,14472 1549,5 0,14504 1420,4 a = 148,06 a = 18,98 a = 39,02 b = 9081,3 b = 10721 b = 9660,8 r 2 = 0,997 r 2 = 0,999 r 2 = 0,998 , , , , baku replikasi 2, karena pada replikasi 2 terlihat nilai r 2 yang paling mendekati 1 jika dibandingkan dengan replikasi 1 dan 3. Nilai r 2 yang mendekati 1 menunjukan bahwa dengan adanya perubahan konsentrasi akan memberikan perubahan nilai AUC secara proporsional. Tabel V. Data Penentuan Kurva Baku Deksklorfeniramin Maleat Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC Konsentrasi AUC 0,1015 791,5 0,09934 565,4 0,10144 616,6 0,203 1276,5 0,19868 1042,9 0,20288 1173,8 0,3045 1839,5 0,29802 1520,3 0,30432 1660,9 0,406 2260,9 0,39736 1920,6 0,40576 2143,3 0,5075 2677,6 0,4967 2445,7 0,5072 2545,7 a = 342,22 a = 107,49 a = 179,75 b = 4686,3 b = 4669,1 b = 4759,2 r 2 = 0,997 r 2 = 0,999 r 2 = 0,997 Gambar 18. Kurva hubungan konsentrasi dan AUC pada replikasi 1, 2 dan 3 Deksklorfeniramin maleat Kurva hubungan konsentrasi dan AUC pada replikasi 1, 2 dan 3 deksametason dan deksklorfeniramin maleat memiliki kemiringan yang mirip antar replikasinya, hal ini menunjukan bahwa persamaan kurva baku yang , , , diperoleh memiliki keterulangan yang baik dan perolehan persamaan ini bukan merupakan suatu kebetulan. Persamaan kurva baku deksametason yang digunakan untuk analisis kuantitaif yaitu y=10721x-18,98 dan untuk deksklorfeniramin maleat y=4669,1x+107,49. Pada gambar 19 dan 20 menunjukan bahwa peningkatan konsentrasi akan memberikan peningkatan respon pengukuran dalam hal ini nilai AUC. Gambar 19. Kurva hubungan konsentrasi dan AUC Deksametason , , , , , Gambar 20. Kurva hubungan konsentrasi dan AUC Deksklorfeniramin maleat

F. Validasi Metode Analisis