3. Jalur distribusi III G – C3 – G
Panjang Perjalanan = JG,C3 + JC3,G = 58,17 + 58,17 = 116,34 km Beban order jalur distribusi III = C3 = 10.000 Bungkus
Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri 4.
Jalur distribusi IV G – C5 – C4 – G Panjang Perjalanan = JG,C5 + JC5,C4 + JC4,G = 60,26 + 21 + 42,36
= 123,62 km Beban order jalur distribusi IV = C5 + C4 =7700 bungkus + 8756 bungkus
= 16.456bungkus Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri
5. Jalur distribusi V G – C7 – G
Panjang Perjalanan = JG,C7 + JC7,G = 52,76 + 52,76 = 105,52 km Beban order jalur distribusi V = C7 = 6900 bungkus
Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri
4.2.4 Biaya Transportasi Pada Jalur Awal Periode Januari 2011-Juni 2012
Biaya transportasi sebelum menggunakan metode saving matrix pada jalur awal dihitung untuk 4 kali pengiriman dalam 1 bulan untuk masing-masing jalur
berdasarkan permintaan periode Januari 2011 – Juni 2012. Untuk menghitung besarnya biaya transportasi jalur distribusi awal, dengan
melihat pada Tabel 4.12 Daftar Harga Untuk Biaya Transportasi Awal dan Tabel 4.15 Jarak Lokasi Dari Pabrik Ke Tiap Toko, maka perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Contoh perhitungan untuk Jalur distribusi I G – C1 – G dengan Armada Mobil Box =
Biaya Premium = Total Jarak tempuh x 110 x harga premium
= 117,38 km x 110 x Rp. 4500,-liter = Rp.52.821 ,-minggu = Rp 211.284,- bulan
Biaya Tenaga Kerja = -
Upah Sopir = Rp 1.200.000,- bulan
- Upah Pendamping Sopir
= Rp 800.000,- bulan Biaya Retribusi parkir
= Rp 5.000,- bulan Untuk perhitungan customer lain dapat dilihat di lampiran E.
Tabel 4.17 Total Biaya Transportasi
No. Jalur Distribusi
Awal Pengiriman Customer
Jumlah Mobil
Box Total Biaya Tenaga
Kerja bulan Biaya Bahan
Bakar bulan Biaya
Retribusi Bulan
1
G – C1 – G
1 Rp 2.000.000,-
Rp 211.284,- Rp 5.000,-
2
G – C6 – C2 - G
1 Rp 2.000.000,-
Rp 132.768,- Rp 10.000,-
3
G – C3 – G
1 Rp 2.000.000,-
Rp 209.412,- Rp 5.000,-
4
G – C5 – C4 - G
1 Rp 2.000.000,-
Rp 222.516,- Rp 10.000,-
5
G – C7 – G
1 Rp 2.000.000,-
Rp 189.936,- Rp 5.000,-
∑
Total 5
Rp 10.000.000,- Rp 965.916,-
Rp 35.000,-
Sumber: Hasil pengamatan data primer
Jadi, biaya total transportasi untuk jalur distribusi awal, adalah : = Total biaya tenaga kerja + Total biaya premium seluruh jalur distribusi + Total
biaya retribusi
= Rp 10.000.000,- bulan + Rp 965.916,- bulan + Rp 35.000,- bulan
= Rp 11.000.916,- bulan
4.2.5 Mengalokasikan Permintaan customer Periode Januari 2011-Juni 2012 Pada Jalur Distribusi Baru Menggunakan Metode Savings
Matrix 4.2.5.1 Mengidentifikasi Matriks Penghematan Penghematan Jarak
Dalam menghitung penghematan jarak dari pabrik ke tiap-tiap customer dan dari satu customer ke customer lainnya, menggunakan rumus sebagai berikut :
y x
J y
G J
x G
J y
x S
, ,
, ,
− +
=
Berdasarkan data pada Tabel 4.16 Matrik Jarak, dapat dihitung penghematan jarak sebagai berikut :
Contoh perhitungan penghematan jarak dari lokasi C1 Toko Enggal-Nganjuk ke C2 Toko Abadi-Magetan :
2 ,
1 2
, 1
, 2
, 1
C C
J C
G J
C G
J C
C S
− +
= 96
, 14
60 ,
68 87
, 24
69 ,
58 2
, 1
= −
+ =
C C
S
km Untuk perhitungan penghematan jarak selanjutnya, dapat dilihat pada Lampiran F.
Tabel 4.18 Savings Matriks
C1 C2
C3 C4
C5 C6
C7 C1
C2 14,96
C3 1,31
18,01 C4
45,14 0,37
23,99 C5
66,43 1,65
21,17 81,62
C6 38,20
29,5 4,6
9,62 15,21
C7 48,02
42,77 11,77
7,47 14,32
51,25 Sumber: Hasil pengamatan data primer
4.2.5.2 Penentuan Alokasi Customer pada Kendaraan dan Jalur Distribusi Baru Periode Januari 2011-Juni 2012
Pengalokasian customer pada kendaraan dan jalur distribusi baru periode Januari 2011 – Juni 2012 :
1. Iterasi 1
Tiap customer dialokasikan seperti pada jalur distribusi awal Tabel 4.9 yang memiliki 5 jalur pendistribusian produk, sehingga pada iterasi 1
diperoleh 5 jalur distribusi dalam pendistribusian produk ke customer dapat dilihat pada Tabel 4.18 Matriks Penghematan.
2. Iterasi 2
Dari Tabel 4.18 Matriks Penghematan, didapat penghematan tertinggi yaitu 81,62 = S C
4
,C
5
dengan mengkombinasikan jalur distribusi untuk C
4
dan C
5
dalam satu jalur distribusi yaitu jalur distribusi A. Kemudian dilakukan pengecekkan apakah pengkombinasian tersebut layak atau tidak dengan
berdasarkan nilai total beban order customer tersebut dan kapasitas armada yang ada Mobil Box. Untuk perhitungan beban dari tiap customer dapat
dilihat berdasarkan Tabel 4.5 - Tabel 4.8, dengan perhitungan beban jalur distribusi sebagai berikut :
Beban untuk jalur distribusi A = Beban order Customer 4 + Customer 5
= 8756 + 7700 = 16.456 bungkus
32.000
Layak
Hasil dari iterasi 2 dapat dilihat pada Lampiran G.
3. Iterasi 3
Pada iterasi 3 didapat penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 66,43 = SC
1
,C
5
tetapi karena Customer 5 sudah masuk jalur distribusi A sehingga pada tahap ini dilakukan pengecekkan apakah Customer 1 dapat ditambahkan
pada jalur distribusi A, dengan perhitungan beban jalur distribusi sebagai berikut :
Beban untuk jalur distribusi A = Beban order Customer 4 + Customer 5 + Customer 1
= 8756 + 7700+9789 = 26.245 bungkus
32.000
Layak
Hasil dari iterasi 3 dapat dilihat pada Lampiran G. 4.
Iterasi 4 Pada iterasi 4 didapat penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 51,25 =
SC
6
,C
7
dengan mengkombinasikan jalur distribusi untuk C
6
dan C
7
dalam satu jalur distribusi yaitu jalur distribusi B. Kemudian dilakukan pengecekkan
apakah pengkombinasian tersebut layak atau tidak dengan berdasarkan nilai total beban order Customer tersebut dan kapasitas armada yang ada Mobil
Box, dengan perhitungan beban jalur distribusi sebagai berikut : Beban untuk jalur distribusi B
= Beban order Customer 6 +Customer 7 = 9623 + 6900
= 16.523 bungkus
32.000
Layak
Hasil dari iterasi 4 dapat dilihat pada Lampiran G.
5. Iterasi 5
Pada iterasi 5 didapat penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 48,02 = SC
1
,C
7
tetapi karena Customer 1 sudah masuk jalur distribusi A dan Customer 7 sudah masuk jalur distribusi B, maka dicari penghematan tertinggi
selanjutnya yaitu 45,14 = SC
1
,C
4
tetapi karena Customer 1dan Customer 4 sudah masuk jalur distribusi A, maka dicari penghematan tertinggi selanjutnya
yaitu 42,77 = SC
2
,C
7
tetapi karena Customer 7 sudah masuk jalur distribusi B sehingga pada tahap ini dilakukan pengecekkan apakah Customer 2 dapat
ditambahkan pada jalur distribusi B, dengan perhitungan beban jalur distribusi sebagai berikut :
Beban untuk jalur distribusi B = Beban order Customer 6 +Customer 7 + Customer 2
= 9623 + 6900 +9412 = 25.935 bungkus
32.000
Layak
Hasil dari iterasi 5 dapat dilihat pada Lampiran G. 6.
Iterasi 6 Pada iterasi 6 didapat penghematan tertinggi selanjutnya yaitu 38,20 =
SC
1
,C
6
tetapi karena Customer 1 sudah masuk jalur distribusi A dan Customer 6 sudah masuk jalur distribusi B, maka dicari penghematan tertinggi
selanjutnya yaitu 29, 5 = SC
2
,C
6
tetapi karena Customer 2 dan Customer 6 sudah masuk jalur distribusi B, maka dicari penghematan tertinggi selanjutnya
yaitu 23,99= SC
3
,C
4
tetapi karena Customer 4 sudah masuk jalur distribusi A sehingga pada tahap ini dilakukan pengecekkan apakah Customer 3 dapat
ditambahkan pada jalur distribusi A, dengan perhitungan beban jalur distribusi sebagai berikut :
Beban untuk jalur distribusi A = Beban order Customer 4 + Customer 5 + Customer 1+ Customer 3
= 8756 + 7700+9789 +10000 = 36.245 bungkus
32.000
Tidak Layak Beban untuk jalur distribusi A dinyatakan tidak layak jika
ditambahkan dengan beban order Customer 3. Maka dibuat jalur distribusi yang baru yaitu jalur distribusi C, dengan perhitungan beban jalur distribusi
sebagai berikut : Beban untuk jalur distribusi C
= Beban order Customer 3 = 10.000 bungkus
32.000
Layak
Hasil dari iterasi 6 dapat dilihat pada Lampiran G. 7.
Iterasi 7 Berdasarkan iterasi 1 sampai 6, sehingga pada iterasi 7 diperoleh 3 jalur
distribusi baru yaitu : a
Jalur distribusi A = C
4
– C
5
– C
1
Beban jalur distribusi A = 26.245 bungkus Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri
b Jalur distribusi B = C
6
– C
7
– C
2
Beban jalur distribusi B = 25.935 bungkus Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri
c Jalur distribusi C = C
3
Beban jalur distribusi C = 10.000 bungkus Armada yang digunakan adalah Mobil Box Milik sendiri
4.2.5.3 Mengurutkan Customer dalam Jalur Distribusi Baru