Pengertian Kepuasan Konsumen Strategi Bisnis 1. Pengertian Strategi Bisnis

puaskan. Untuk itu diperlukan strategi khusus untuk memuaskan kebutuhan ini yang menghasilkan kesetiaan pelanggan. 2. Komitmen manajemen puncak. Tidak hanya melihat pada prestasi keuangan bulanan, melainkan juga pada kinerja jasa. 3. Penetapan standar tinggi. Penyedia jasa terbaik menetapkan standar kualitas jasa yang tinggi, antara lain berupa kecepatan respon terhadap keluhan pelanggan, ketepatan memberi respon pada pelanggan. 4. Sistem untuk memonitor kinerja jasa. Secara rutin memeriksa kinerja jasa perusahaan maupun pesaingnya. 5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan. Menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan ramah. 6. Memuaskan karyawan sama seperti pelanggan. Percaya bahwa hubungan karyawan akan mencerminkan hubungan pelanggan. Manajemen menjalankan pemasaran intemal dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghargai prestasi pelayanan karyawan yang baik.

2.3. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja hasil yang dirasakannya dengan harapannya Oliver, 1980. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan, pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia selamanya, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan. Di dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, terdapat lima kriteria penentu kualitas jasa pelayanan yaitu: keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati serta berwujud Kotler, 1994:561. Kelima unsur tersebut akan menjadi acuan utama dalam kerangka penelitian ini yang kemudian dikembangkan menjadi beberapa faktor disesuaikan dengan pengelola jasa yang bersangkutan dalam hal ini warung internet warnet. 2.4. Strategi Bisnis 2.4.1. Pengertian Strategi Bisnis Walker, dkk 1992:8 mendefinisikan strategi sebagai berikut A strategy is a fundamental pattern of present and planned objectives, resources deployments, and interactions of an organization with markets, competitors, and other environmental factors. Jadi sesuai dengan definisi tersebut di atas, suatu strategi yang baik seharusnya menunjukkan apa yang ingin dicapai, di mana pada pasar atau industri yang mana fokus diarahkan dan bagaimana sumber daya serta aktivitas akan dilaksanakan pada setiap pasar yang dipilih untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menghadapi peluang dan ancaman dalam lingkungan serta untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Lebih jauh dikemukakan bahwa dalam suatu strategi yang baik terkandung lima komponen sebagai berikut: 1. Ruang lingkup scope. Ruang lingkup dari suatu strategi berkaitan dengan luas domain atau wilayahwewenangnya. Keputusan tentang ruang lingkup strategis suatu organisasi harus merefleksikan pandangan manajemen tentang misi organisasi, yaitu tentang apa yang ingin dicapai untuk masa depan. 2. Tujuan dan sasaran goals and objectives Strategi harus menunjukkan secara jelas tingkat keberhasilan yang ingin dicapai, yang dinyatakan dalam beberapa dimensi kerja tertentu. 3. Penggunaan sumber daya. Karena sumber daya organisasi itu bersifat terbatas, maka strategi seharusnya menyatakan bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan dalam organisasi. 4. Identifikasi keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Bagian terpenting dari suatu organisasi adalah spesifikasi tentang bagaimana suatu organisasi akan bersaing, dapat mengembangkan dan mempertahankan posisinya pada masa yang akan datang dan pada kompetitor potensial. Untuk menjawabnya manajer suatu organisasi harus meneliti peluang dan keunggulan yang dimilikinya. 5. Sinergi sinergy. Sinergi terjadi apabila seluruh sumber daya organisasi bersatu padu untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi akan lebih kuat dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. efisien bilamana terjadi penggabungan usaha atau kegiatan dari semua bagian dalam organisasi dibandingkan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri.

2.4.2. Macam-Macam Strategi Dalam buku “Manajemen Strategi” David 2002 mengemukaan

16 konsep Strategi, dimana 3 diantara strategi tersebut adalah strategi umum dari Porter 1997. Adapun strategi itu diantaranya: I. Strategi Diversivikasi Konsentrik Definisi dari strategi konsentrik adalah menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan. Penerapan strategi ini yang paling efektif pada saat: 1. Bila suatau organisasi bersaing dalam industri tanpa pertumbuhan atau dengan pertumbuhan lambat. 2. Bila penambahan produk baru, tetapi berkaitan, secara siknifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada. 3. Bila produk baru, tetapi berkaitan dapat ditawarkan dengan harga yang amat bersaing. 4. Bila produk baru, tetapi berkaitan mempunyai tingkat penjualan musiman yang menyeimbangan puncak dan lembah penjualan yang dialami. 5. Bila suatu produk organisasi saat ini dalam tahap menurun dari daur hidup produk. 6. Bila suatu organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. II. Strategi Diversifikasi Konglomerat Definisi dari strategi diversifikasi konglomerat adalah menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan. Penerapan strategi ini yang paling efektif pada saat: 1. Bila penjualan dan laba tahunan industri dasar suatu organisasi menurun 2. Bila suatu organisasi mempunyai modal dan bakat manajerial yang diperlukan untuk bersaing dengan sukses dalam industri baru 3. Bila suatu organisasi mempunyai peluang untuk membeli suatu bisnis yang tidak berkaitan yang merupakan investasi menarik III. Strategi Diversifikasi Horisontal Definisi dari strategi diversifikasi horisontal adalah menambah produk atau jasa baru, tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Penerapan strategi ini yang paling efektif pada saat: 1. Bila penghasilan produk atau jasa saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang berkaitan. 2. Bila suatu organisasi bersaing dalam industri dengan persaingan ketat danatau tidak tumbuh, seperti ditunjukkan oleh laba dan penghasilan industri yang rendah. 3. Bila saluran distribusi yang ada sekarang dapat dipakai untuk memasarkan produk baru kepada pelanggan lama. IV. Strategi Usaha Patungan Definisi dari strategi usaha patungan adalah dua perusahaan sponsor atau lebih membentuk organisasi terpisah dengan tujuan kerja sama. Penerapan strategi ini yang paling efektif pada saat: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Bila organisasi milik swasta membentuk usaha patungan dengan perusahaan terbuka, terdapat beberapa keunggulan bila dikuasai swasta sepertipemilik dekat, ada beberapa keunggulan bila dikuasahi publik, seperti kemudahan akses, penerbitan saham sebagai sumber modal. Kadang-kadang, keunggulan unik karena dimiliki bersama oleh swasta dan publik dapat menjadi sinergi usaha patungan. 2. Bila suatu organisasi domistik membentuk membentuk usaha patungan dapat menyediakan peluang bagi perusahaan domestik untuk memperoleh manajemen lokal di luar negeri, oleh karena itu mengurangi resiko seperti nasionalisasi atau penyerangan oleh pegawai pemerintah setempat. 3. Bila kompetisi khas dari dua perusahaan atau lebih saling mengisi dengan baik.

2.4.3. Strategi Tingkat Unit Bisnis

Berbeda dengan strategi bisnis pada tingkat korporat corporate strategy, untuk perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk, akan bersaing pada pelbagai tingkatan bisnis atau pasar. Strategi bisnis perusahaan yang menghasilkan berbagai produk ditekankan pada Strategy Business Units SBU, Strategy Business Groups, Strategy Business Segment, Natural Business Unit atau Product Market Units PMU Rangkuti, 1997:12. Mana yang akan diterapkan bergantung pada perusahaannya. Misalnya beberapa perusahaan sejenis membentuk suatu grup atua kelompok, strategi bisnis yang tepat diterapkan adalah Strategy Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Business Groups. Sebaliknya bila perusahaan tersebut berdiri sendiri, bukan merupakan anggota suatu grup bisnis, strategi bisnis yang digunakan umumnya Strategy Business Units SBU. Menurut Rangkuti 1997:12, SBU memiliki karakteristik: 1. Memiliki misi dan strategi. 2. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan dengan misi dan strategi. 3. Menghasilkan produk atau jasa secara spesifik. 4. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui dengan jelas. Dalam SBU tak dapat dilepaskan dari istilah positioning dan diferensiasi. Istilah positioning terkait dengan apa yang mungkin dirasakan oleh konsumen sebagai suatu keunggulan atau sesuatu yang tidak menguntungkan dari produk atau jasa tertentu secara relatif terhadap pesaing. Sedangkan istilah diferensiasi terkait dengan keuntungan benefit apa yang secara berbeda dan unik ditawarkan oleh organisasi, dibandingkan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing. Melakukan diferensiasi merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan diferensiasi. Menurut Kotler 1994:293-301, cara-cara tersebut adalah: 1. Diferensiasi produk. Dasar-dasar yang dapat dipergunakan oleh organisasi untuk melakukan diferensiasi produk adalah: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Feature, adalah karakteristik yang menambah fungsi dasar produk, dengan demikian maka akan menambah atau meningkatkan nilai kompetitif suatu produk. b. Kinerja performance, kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat beroperasi. Organisasi harus memutuskan bagaimana mengelola kualitas produk pada masa yang akan datang. Untuk itu ada tiga alternatif, yaitu mempertahankan, meningkatkan atau menurunkan kualitas. c. Penyesuaian adaptation, tingkat di mana desain produk dan karakteristik operasionalnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. d. Gaya style, menggambarkan seberapa baik suatu produk terlihat dan dirasakan oleh pembeli. Kemasan merupakan suatu senjata yang dapat dipergunakan untuk men-diferensiasi produk berdasarkan gaya style. 2. Diferensiasi pelayanan. Variabel-variabel utama dalam pelayanan adalah: a. Pengiriman delivery. Variabel ini mengungkapkan seberapa baik produk yang dihantarkan kepada konsumen, yang meliputi ketepatan, kecepatan dan perhatian. b. Instalasi installation. Meliputi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk dapat dioperasikan pada tempat yang direncanakan. c. Pelatihan konsumen. Meliputi pemberian pelatihan kepada konsumen agar konsumen dapat mempergunakan produk yang dibelinya dengan cara yang benar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Jasa Konsultasi. Meliputi data, sistem informasi dan jasa rekomendasi yang diberikan oleh penjual kepada pembeli secara cuma-cuma ataupun dengan membayar. e. Jasa reparasi. Menggambarkan kualitas jasa reparasi terhadap produk yang ditawarkan yang tersedia bagi konsumen. 3. Diferensiasi karyawan. Bilamana organisasi dapat melakukan perekrutan dan pelatihan sumber daya manusia yang lebih baik daripada organisasi lain, maka akan didapatkan apa yang dinamakan keunggulan kompetitif. Terdapat enam karakteristik karyawan yang terlatih dengan baik, yaitu: a. Competence. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya. b. Courtesy. Mempunyai sikap ramah, hormat dan penuh perhatian dalam menjalankan pekerjaannya. c. Credibility. Kredibel atau dapat dipercaya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan. d. Reliability. Dapat melakukan tugasnya dengan konsisten dan tepat. e. Responsiveness. Dapat memberikan tanggapan yang cepat terhadap setiap permasalahan yang dihadapi. f. Communication. Berusaha untuk memahami konsumen dan berkomunikasi secara jelas. 4. Diferensiasi citra. Citra yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Citra harus menyampaikan pesan tunggal yang memantapkan keunggulan serta positioning produk. b. Penyampian pesan harus dilakukan dengan cara yang berbeda sedemikian rupa sehingga konsumen tidak mencampurkannya dengan pesan serupa dari pesaing. c. Citra tersebut harus mempunyai tenaga emosional yang mampu menggerakkan hati maupun benak konsumen.

2.4.4. SWOT sebagai Formulasi Strategi

Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika sederhana, bagaimana memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities dari suatu perusahaan. Dalam upaya memaksimalkan kedua aktor tersebut, perusahaan juga harus memikirkan bagaimana dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Strengths. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan. Faktor-faktor strategi perusahaan tersebut adalah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat perencanaan strategis akan ditetapkan. Singkat kata, perencanaan strategis suatu perusahaan didasarkan atas analisis situasional Rangkuti, 1997:18-20. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Terdapat beragam model yang dapat digunakan untuk menganalisis situasi suatu perusahaan. Salah satu model yang cukup terkenal dan sering diaplikasikan di lapangan adalah analisis SWOT, yang merupakan kependekan kata atas faktor-faktor strategi perusahaan. Analisis SWOT mengasumsikan bahwa kinerja suatu perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Oleh karena itu faktor-faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan dikelompokkan sebagai faktor internal. Sebaliknya faktor-faktor peluang dan ancaman dikelompokkan sebagai faktor eksternal. Analisis SWOT pada dasarnya adalah membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal, yang dapat digambarkan sebagai berikut. FS +6 Konservatif +5 Agresif +4 +3 +2 +1 CA -6 -5 -4 -3 -2 -1 +1 +2 +3 +4 +5 +6 IS -1 -2 -3 -4 -5 Defensif -6 Kompetitif ES Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1. Matriks SPACE Fred R. David, Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 10 : 293 Kerangka kerja empat kuadran ini mengidentifikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif, defensive, atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Gambar 2.2. Matriks BCG Tinggi 1,0 Menengah 0,50 Rendah 0,0 Tinggi +20 Menengah 0 Rendah -20 Gambar Matriks BCG Boston Consulting Group dan Matriks Internal- Eksternal didesain secara spesifik untuk mendorong usaha perusahaan multidivisi dalam merumuskan strategi Fred R. David, Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 10 : 296 Contoh Matriks BCG diatas,uncul pada gambar 2.2. Masing- masing lingkaran mewakili divisi yang terpisah.  Tanda Tanya — Divisi dalam Kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relative yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan Kas perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut Tanda Tanya karena Bintang II Tanda Tanya I Sapi Perah III Anjing IV Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk atau menjualnya.  Bintang — Bisnis di Kuadran II sering disebut Bintang mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relative yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominan mereka. integrasi ke depan, kebelakang, dan horizontal ; penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan produk; dan joint venture adalah strategi yang sesuai untuk mempertimbangkan divisi ini.  Sapi Perah — Divisi yang berposisi di Kuadran III memiliki pangsa pasar relative yang tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut Sapi Perah karena mereka menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkannya, mereka sering kali diperah. Banyak sapi perah saat ini adalah Bintang di masa lalu. Divisi Sapi Perah harus dikelola untuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk atau Divertifikasi Konsentrik dapat menjadi strategi yang menarik untuk Sapi Perah yang sangat kuat. Tetapi, ketika divisi Sapi Perah menjadi lemah, divestasi lebih sesuai diterapkan.  Anjing — Divisi Kuadran IV dari organisasi memiliki pangsa pasar relative yang rendah dan bersaing dalam industri yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh; mereka adalah Anjing dalam portofolio Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan. Karena posisi Internal dan Eksternal lemah, bisnis ini sering kali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi Anjing, retrenchment dapat menjadi strategi terbaik yang dapat dijalankan karena banyak Anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan. Untuk mengaplikasikan analisis SWOT, perlu dibuat matrik faktor strategi eksternal EFAS dan matrik faktor strategi internal IFAS. EFAS merinci apa saja peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Sedang IFAS merinci apa saja kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.1. Matrik Faktor Strategi Eksternal Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar Peluang: 1. Prospek pemasukan. 2. Kerja sama antarkaryawan dan antarperusahaan. 3. Peraturan perundang- undangan. Perubahan dalam peraturan perundang- undangan yang membuka kesempatan baru untuk meningkatkan pelayanan jasa internet Ancaman: 1. Banyak bermunculan bisnis sejenis. 2. Perkembangan Teknologi Informasi. 3. Sumber Daya Manusia. Karyawan yang kurang jujur dapat menyebabkan keuangan perusahaan terganggu. 4. Persepsi masyarakat atau konsumen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.2. Matrik Faktor Strategi Internal Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar Kekuatan: 1. Dasar hukum yang dijadikan pijakan usaha warnet D-Zen Net Sidoarjo. 2. Potensi objek kegiatan usaha. 3. Unsur intern perusahaan. D- ZEN Net didukung oleh Sumber Daya Manusia yang menguasai dibidangnya. 4. Sumber data. 5. Sumber dana. Dana sebagai penggerak kegiatan operasional perusahaan D- Zen Net Sidoarjo. 6. Kemajuan Teknologi saat ini guna pengembangan bisnis usaha warnet. Kelemahan: 1. Keterbatasan sumber daya manusia. 2. Koordinasi kurang efektif. 3. Pengelola karena keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis Warnetnya sesering mungkin. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat diskriptif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian deskrptif ini mempunyai ciri-ciri yaitu untuk membuat suatu keterangan dan paparan terhadap suatu situasi atau kejadian tertentu. Menurut Sugiyono 2006:21 penelitian statistika deskriptif adalah statistika yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Jadi pada penelitian deskriptif hanya merupakan akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata, tidak perlu mencari hubungan korelasi, hubungan sebab akibat dan tidak perlu mencari hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap suatu penelitian.

3.2. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini bersifat deskripsi dan mencoba menganalisis kekuatan-kekuatan strengths, kelemahan-kelemahan weaknesses, peluang-peluang opportunities dan ancaman-ancaman threats yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.