menjalankan usahanya untuk bisa berjalan dan bertahan hingga tahun 2010. Yang dikarenakan tempat tersebut tidak bisa mendapat ijin untuk disewa kembali yang
akhirnya harus memaksa bapak Soepardjiyono menutup usahanya dilokasi tersebut. Setelah dari berbagai usaha yang dicoba, beliau memutuskan untuk
berfokus pada satu tempat yang masih beroperasi sampai saat ini, yang berharap adanya suntikan danapeminjaman modal untuk meningkatkan fungsi pelayanan
serta fasilitas yang memadai.
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Pemahaman Pencatatan Keuangan 4.3.1.1. Pemahaman atas pencatatan keuangan di Depot Pak Djo.
Dalam melakukan pemahaman atas suatu pengetahuan, memerlukan usaha secara terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan. Suharsimi masbied.com
menyatakan bahwa pemahaman comprehension adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga estimates, menerangkan, memperluas,
menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Untuk itu, maka agar bisa menjawab mini research question yang pertama tentang “ Bagaimana Depot Pak Djo memiki pemahaman atas pencatatan
keuangan ? “, maka dilakukan wawancara dengan bapak Soepardjiyono sebagai key informan. Dengan menanyakan apakah Depot Pak Djo memiliki pemahaman
mengenai pencatatan keuangan. Berikut pernyataannya bapak Soepardjiyono:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
“...pemahaman yang saya tau ya itu mas, dari setiap bukti transaksi itu dijadikan laporan keuangan yang dicatet terus dibuat jurnal, dbikin laporan laba
rugi sama neracanya... tapinya mas, bapak ini engak bikin laporan yang lengkap soalnya kesuween... jadi cuman tak bikin laporan keuangan yang biasa sederhana
aja wis bisa dibaca dan dimengerti...” Demikian jawaban dari bapak Soepardjiyono sebagai pemilik sekaligus
merangkap fungsi sebagai bosnya. Jawaban ini diperjelas oleh bu Endang sebagai istri dari bapak Soepardjiyono dengan menanyakan pertanyaan yang sama.
Berikut pernyataan dari bu Endang: ”...yang saya ngerti ya dari pembelian sama penjualan sama nota – nota
dicatet terus ditulis dibuku yang biasanya bapak nulis... ya disini ini loh mas sambil menunjukkan bukunya”.
Kemudian peneliti mencoba menanyakan masih dengan pertanyaan yang sama pada mbak Sum sebagai pegawai di Depot Pak Djo. Berikut pernyataannya:
“Waduh mas... kulo sekolah ngantun SD, boten ngertos....” aduh mas... saya sekolah ya cuman sampai SD, tidak tahu...
Menurut Suharsimi dalam http:www.masbied.com20110902definisi- pemahaman-menurut-para-ahli pengertian pemahaman merupakan dasar
pemikiran dari seseorang untuk mengerti dan mampu menjabarkan dengan caranya tersendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Berdasarkan
konsep pemikiran tersebut, bahwa informan telah memahami pencatatan keuangan yang telah dilakukan sesuai dengan caranya sendiri dan dengan pengetahuan yang
dimiliki, yang dimana hanya terjadi aktivitas pencatatan laporan penjualan dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pembelian sebagai informasi dari pendapatan dan pengeluaran bisnisnya. Meskipun laporan pencatatan yang dilakukan cukup sederhana, namun pemilik
dan pelaksana Depot Pak Djo mampu untuk tetap eksis di dalam menjalankan usahanya.
4.3.1.2 Bentuk Pemahaman atas Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil Megginson et al.,
2000 dalam Pinasti 2007 . Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain
keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, mengajukan permohonan kredit ke bank, dan lain – lain. Bentuk atau model pencatatan keuangan yang diterapkan
oleh Depot Pak Djo menganut pola paling mudah, artinya pola yang diterapkan yang dipandang mudah untuk dipahami itulah yang dipakai untuk pengelolaan
keuangan. Bermacam – macam latar belakang karakter dan pendidikan yang dimiliki oleh pelaku UKM menjadikan pola tata kelola keuangan menjadi berbeda
– beda antara pemilik yang satu dengan yang lainnya Informan kunci yang menjadi tujuan pertama wawancara penelitian ini
adalah pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo yaitu bapak Soepardjiyono dan ibu Endang. Dalam wawancara tersebut, bapak Soepardjiyono tidak ikut memberikan
informasi karena beliau tengah sibuk melayani pemesanan kardus bersama para karyawannya, maka peneliti melakukan wawancara dengan ibu endang dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menanyakan sampai sejauh mana bentuk pemahaman atas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo ini. Berikut pemaparan ibu Endang :
“Ya... semuanya ada catatannya. Mulai dari pendapatan, pengeluaran untuk belanja bahan baku, gaji karyawan, kasbon karyawan”.
Demikian jawaban dari ibu Endang sebagai pemilik dan pelaksana. Jawaban ini diperjelas oleh bapak Soepardjiyono dengan menanyakan pertanyaan
yang sama. Berikut pernyataan dari bapak Soepardjiyono: “Kalo di tempat saya jualan disini memang bentuk catatan keuangan
cuman sederhana, soalnya mau buat laporan keuangan sing komplit gitu wis ga ada waktu mas... ya cuman sebatas catatan utang puitang dari karyawan, toko
sembako, kadang anak – anaku ambil duit juga, blanja keluarga, terus belanja buat masakan, pendapatan pagi, pendapatan malem... pokoknya semua
pengeluaran sama pendapatan transaksi, dsb di catat buku tulis, lainnya itu wis inget diluar kepala...”.
Dari pemaparan diatas menyatakan bahwa bentuk pemahaman dari bapak Soepardjiyono lebih jelas. Yang sebenarnya beliau paham, hanya saja menurut
pernyataanya membuat pencatatan laporan yang komplit memakan waktu menjadikan tidak dapat menanggulangi kegiatan yang lain, sehingga melakukan
pencatatan keuangan dengan ala kadarnya saja dan tidak lengkap. Bapak Soepardjiyono menilai bahwa dirinya mampu mengingat dengan baik bahkan
diluar kepala, segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan dalam proses produksi makanan, karena sudah memproduksi makanan sejak lama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan hasil informasi dari kedua informan, masing – masing memberikan jawaban yang intinya hampir sama, dan peneliti melanjutkan
wawancara dengan informan yang lain yaitu pegawai Depot Pak Djo atas nama mbak Sum yang berprofesi sebagai kasir pagi dan mbak Ika sebagai kasir sore.
Dalam hal ini yang lebih banyak memberikan informasi adalah mbak Sum. Berikut pemaparan dari mbak Sum:
“ ya, tak catet mas, ngunu kui lah pokoke... enten tiang tumbas kulo catet pesenane nopo... terus sampe mengke ganti kasir sing sore di total kabeh duite...
mulai belanja, olehe pagi piro, terus duite dicocokne ambe sing tak tulis mau, wis”. ya, saya catat mas, gitulah pokoknya... ada orang beli saya catat pesen
apa... terus sampai nanti ganti kasir sore di total semua duitnya... mulai belanja, pendapatan pagi berapa, terus duitnya dicocokan sama yang saya tulis tadi,
sudah Menurut keterangan mbak Sum, bentuk pemahaman yang dia terapkan
hanya berdasar nota – nota yang direkap dan dicatat di buku tulis harian. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan nara sumber berikutnya untuk
mencari tahu lebih dalam lagi, yaitu mbak Icha sebagai anak dari pasangan suami istri bapak Soepardjiyono dan ibu Endang. Peneliti menanyakan sampai sejauh
mana bentuk pemahaman atas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo ini. Berikut pemaparan mbak Icha:
“Setauku mas... ya paling ditulis dari nota terus di rekap ke buku tulis harian gitu ndak pake pembukuan lengkap kaya laporan keuangan yang standart
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
gitu mas…yang ada laporan laba rugi, neraca, arus kas, ekuitas pemilik, sama apa namanya...ehm, laporan atas pencatatan keuangan, gitu ya..”
Berdasarkan informasi dari ke empat narasumber yang telah diwawancarai, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa bentuk pemahaman yang ada pada Depot
Pak Djo segala bentuk transaksi, pencatatan penjualan, pembelian bahan baku, pendapatan, utang piutang, gaji karyawan semuanya memang dicatat. Namun
hanya ditulis pada buku tulis harian dan hanya dengan bentuk pencatatan sederhana lihat lampiran gambar 3.1 dan 3.2, hal 88.
Bentuk pencatatan seperti itu saja pemilik UKM Depot Pak Djo sudah mengerti diluar kepala dengan kondisi dari usahanya sendiri, dan bila dilihat dari
profil depot Pak Djo masih bisa bertahan sampai dengan sekarang. Artinya seperti yang dikutip pada Fahmibaharuns BlogJust another WordPress.com weblog
mengatakan bahwa pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record – keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa
saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double -
entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah
masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.1.3. Awal Pemahaman Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo
Pencatatan keuangan mempunyai peran yang sangat penting bagi kelangsungan sebuah usaha. Tidak hanya usaha yang berskala besar, yang
berskala kecil pun memerlukan suatu pencatatan keuangan. Bagi usaha yang berskala besar apalagi yang telah berbadan hukum, pencatatan keuangan yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan mutlak diperlukan. Bagi usaha yang berskala kecil seperti UKM, pencatatan keuangan yang baik dan benar tentu akan
sangat membantu untuk memantau perkembangan usahanya. Ilmu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses hidup umat manusia. Sekolah adalah
media formal yang disediakan pemerintah dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945. Dewasa ini
pendidikan dan ilmu tidak hanya diperoleh melalui proses pendidikan formal. Pengalaman hidup yang telah dialami oleh seseorang di masa lalu,
terkadang menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Lalu peneliti mewawancarai kunci informan yaitu bapak
Soepardjiyono sebagai pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo. Peneliti bertanya darimanakah pemahaman pencatatan keuangan di Depot Pak Djo. Berikut
pemaparannya: “ …Dari dulu ya saya sendiri, belajar sendiri. Sedikit ingat-ingat pas
waktu kuliah dulu. Tapi ya selama ini ya ndak ada kendala apa – apa sampe sekarang... soalnya pencatatan keuangan itu sangat penting, termasuk untuk
mengetahui omset perbulan atau pertahun....selama dalam jangka bulanan atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tahunan itu omset saya ada kenaikan atau tidak. Dan juga bisa melihat manfaat misal dari koreksi modal, modalnya masih sisa atau enggak. ”.
Dari pernyataan bapak Soepardjiyono diatas, dalam melakukan pencatatan keuangan, hanya mengandalkan kemampuannya sendiri. Hal itu telah berlangsung
kurang lebih hampir 20 tahun. Peneliti kemudian mewawancarai informan berikutnya yaitu ibu Endang. Masih dengan pertanyaan yang sama yaitu
darimanakah pemahaman pencatatan keuangan di Depot Pak Djo. Berikut pemaparan ibu Endang:
“…diajarin dikit – dikit sama bapak, tapi juga ada pemikiran aku sendiri… .nek aku tak pikir aku sendiri, tak kumpulno, tak itung sendiri. Pingin
tau ini dapet laba apa ndak baru akhir tahun direkap…”. Berdasarkan pemaparan diatas menurut ibu Endang, beliau mendapat
gambaran dari suaminya dan juga mengandalkan pemikirannya sendiri dalam melakukan pencatatan keuangan. Ibu Endang ingin mengetahui berapa laba yang
diperoleh dari usahanya, dengan menggunakan perhitungannya sendiri. Wawancara berikutnya ditujukan kepada mbak Sum. Berikut pemaparan mbak
Sum: “…awale di kasih tau kalih bapak, terus wis kebiasaan sendiri… tumbas
niki, blonjo niki, pengluaran utowo hasile piro, dicatet ditulis teng buku disusun mantun keterangane…” awalnya dibelajari sama bapak, terus sudah kebiasaan
sendiri... beli ini dicatet, blanja ini, pengeluaran atau hasilnya berapa, dicatat dibuku disusun menurut keterangannya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan kutipan wawancara diatas mbak Sum mengatakan bahwa pencatatan keuangan yang dilakukannya selama ini, berdasarkan ilmu yang
diberikan oleh bapak Soepardjiyono. Dan selanjutnya peneliti menayakan pertanyaan yang sama pada mbak Ika, berikut pemaparannya:
“...kulo ngerti saking mbak Sum... tiange sing ngajari...” saya ngerti dari mbak Sum... orangya yang ngajari
Rata-rata pendidikan formal pegawai Depot Pak Djo dan juga istri dari bapak Soepardjiyono yaitu ibu Endang sebagai pemilik dan pelaksana adalah yang
terendah setingkat SD sekolah dasar sampai dengan yang tertinggi setingkat SMU sekolah menengah umum, sehingga hal ini yang memungkinkan
minimnya pengetahuan tentang pencatatan keuangan. Namun dengan pengalaman yang diperoleh dari bapak Soepardjiyono yang telah mempunyai pendidikan pada
masa kuliah dulu telah memberikan ilmu yang berarti bagi usahanya, dan selama menjalankan usaha bertahun-tahun dan turun menurun para pemilik dan pelaksana
UKM tersebut, tetap “eksis” dalam menjalankan usahanya hingga saat ini. Ini bisa membuktikan bahwa meskipun tidak memiliki pendidikan formal, para pemilik
dan pelaksana UKM tersebut mampu bertahan dalam situasi ekonomi yang serba sulit seperti saat ini, sehingga jika ada pernyataan yang menyatakan pengalaman
adalah guru yang terbaik dan yang bisa peneliti teladani dari pelaku UKM adalah semangat yang luar biasa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.3.2. Penerapan Bentuk Pencatatan Keuangan Pada Depot Pak Djo