Usaha Kecil Menengah UKM 1. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah

2.2.11. Usaha Kecil Menengah UKM 2.2.11.1. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah Menurut KADIN dan Asosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil, juga kriteria dari bank Indonesia dalam Subanar , maka yang termasuk kategori usaha- kecil adalah : a. Usaha Perdagangan Keagenan, Pengecer, EksporImpor, dan lain-lain dengan Modal aktif Perusahaan MAP tidak melebihi Rp 150.000.000tahun dan Capital Turn-Over CTO atau Perputaran Modal tidak melebihi Rp 600.000,00. b. Usaha Pertanian Pertanian Pangan maupun Perkebunan, Perikanan Daratlaut, Peternakan dan Usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan Departemen Pertanian. Ketentuan Batas MAP dan CTO seperti butir a di atas. c. Usaha Industri Industry LogamKimia, MakananMinuman, Pertambangan, Bahan- Galian, serta Aneka Industri Kecil Lainnya, dengan Batas MAP = Rp250.000.000,00 serta batas CTO = Rp 1.000.000.000,00. d. Usaha Jasa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menjual tenagaPelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, Perencana, Perbengkelan, Transportasi serta Restoran dan lainnya dengan batas MAP dan CTO seperti butir a. di atas. e. Usaha Jasa Konstruksi Kontaktor bangunan, Jalan, Kelistrikan, Jembatan, Pengaliran dan usaha- usaha lain yan berkaitan dengan Teknis Kontruksi Bangunan, dengan Batas MAP dan CTO seperti butir c. di atas.

2.2.11.2 Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Subanar 2001 : 8 menyatakan beberapa kelemahan Usaha Kecil dan Menengah antara lain : 1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunaikas, serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis. 2. Tidak memiliki perencanan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat-alat kegiatan manajerial lainnya perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha yang umunya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit-oriented. 3. Kekuarangan informasi bisnis, hanya mengacu pada instuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan-orderpesanan, yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak. 5. Tingginya labour Turn-Over PHK. 6. Terlalu banyak biaya-biaya yang di luar pengendalian serta utang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan pembukuan standar. 7. Pembagian kerja tidak proposional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar. 8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja, sebagi akibat tidak adanya perencanaan kas. 9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang yang salah kurang laku. 10. Lain-lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidak pedulianpengelola terhadap prinsip-prinsip manajerial. 11. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik. 12. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal. 13. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14. Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.

2.2.11.3. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah

Subanar 2001: 6 menyatakan beberapa keunggulan usaha kecil antara lain : 1. Pemilik merangkap Manajer Perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi. 2. Perusahaan Keluarga, di mana pengelolanya mungkin tidak memiliki keahlian Manajerial yang handal. 3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru. 4. Risiko usaha menjadi beban pemilik. 5. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan premature premature high-growth. 6. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki Rencana Jangka Panjang Corporate-Plan. 7. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang atau jasa- jasanya. 8. Prosedur hukumnya sederhana. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 9. Pajak relative ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadipengusaha, bukan perusahaannya. 10. Kontak-kontak dengan pihak luar bersifat pribadi. 11. Mudah dalam proses pendiriannya. 12. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. 13. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 14. Pemilik menerima seluruh laba. 15. Umunya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive. 16. Merupakan type usaha yang paling cocok untu mengelola produk, jasa atau proyek perintisan, yang sama sekali baru atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing. 17. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia. 18. Diservifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola. 19. Relative tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal. 20. Meskipun tidak terlihat nyata, masing-masing usaha kecil dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara moril dan semangat berusaha. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.11.4. Peluang Usaha Kecil dan Menengah

Marbun, 1986:44 menyatakan bahwa peluang usaha kecil yang masih bisa diraih antara lain : 1. Belajar ilmu manajemen sederhana. 2. Meminta jasa konsultan manajemen. 3. Meminta jasa keluarga kenalan yang pintar. 4. Kembali ke bangku belajar.

2.3. MaknaPencatatan Keuangan Bagi Usaha Kecil dan Menengah

Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : UKM Kecamatan Medan Tembung)

0 35 85

Studi Tentang Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ; (Studi Kasus Pada Tiga Counter Pulsa di Kecamatan Kenjeran).

1 0 89

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada Usaha Warnet di Daerah Surabaya Timur).

7 17 89

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM)(STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN).

7 7 80

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS PADA PECEL PONOROGO BU TARI).

1 5 75

KATA PENGANTAR - MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS PADA PECEL PONOROGO BU TARI)

0 0 16

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM)(STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN)

0 0 17

SKRIPSI MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ; (STUDI KASUS PADA DEPOT PAK DJO DI SURABAYA) Yang diajukan RANGGA ADHEK SAPUTRA 0713010233FEEA Telah disetujui untuk ujian lisan oleh:

0 1 23

Studi Tentang Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ; (Studi Kasus Pada Tiga Counter Pulsa di Kecamatan Kenjeran)

0 1 18