MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) STUDI KASUS PADA DEPOT PAKDJO di SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas

Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi

Oleh:

Rangga Adhek Saputra

0713010233/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

PAK DJO DI SURABAYA)

Yang diajukan

RANGGA ADHEK SAPUTRA 0713010233/FE/EA

Telah disetujui untuk ujian lisan oleh:

Pembimbing Utama

DRA. EC DWI SUHARTINI, MAks NIP. 196 812 150 319 942 001

   

Tanggal:...  

   

Mengetahui

Wadek 1 Fakultas Ekonomi UPN “ Veteran “ Jawa Timur

DRS. EC. RAHMAT A. SUWAIDI, MS. NIP . 196 003 301 986 031 001  


(3)

berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat anugrahNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul

“ MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ; (STUDI KASUS PADA DEPOT PAK DJO DI SURABAYA) ”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE,MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak. Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE,Msi. selaku Ketua Progdi Akuntansi


(4)

6. Ibu Indrawati Yuhertiana. selaku Dosen Wali yang telah memberi bantuan dan nasihat.

7. Bapak Ir. Mutasim Billah, MS. selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Teknologi Industri yang telah memberi banyak bantuan dan nasihat.

8. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

9. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 12 Juni 2012


(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Fokus Penelitian ... 6

1.3. Permasalahan ... 6

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 9

1.5.1. Manfaat Praktis ... 9

1.5.2. Manfaat Teoritis ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 17

2.2.1. Pengertian Akuntansi ... 17

2.2.2. Asumsi Konsep Dasar ... 20

2.2.2.1. Asumsi Dasar ... 20


(6)

iv

2.2.6. Industri Kecil ... 25

2.2.6.1. Pengertian Industri Kecil ... 25

2.2.6.2. Perlakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil .. 27

2.2.7. Kewirausahaan (Spirit of Entrepreneurship) ... 31

2.2.8. Sistem Informasi Akuntansi ... 33

2.2.8.1. Pengertian Sistem ... 33

2.2.8.2. Pengertian Informasi ... 33

2.2.8.3. Sifat – Sifat Informasi ... 34

2.2.8.4. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi ... 35

2.2.9. Siklus Pengolahan Data ... 36

2.2.10. Akuntabilitas Usaha ... 37

2.2.11. Usaha Kecil dan Menengah ... 39

2.2.11.1. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 39

2.2.11.2. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah ... 40

2.2.11.3. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah ... 42

2.2.11.4. Peluang Usaha Kecil dan Menengah ... 43

2.3. Makna Pencatatan Keuangan Bagi Usaha Kecil dan Menengah .... 44

BAB III : METODE PENELITIAN ... 47

3.1. Jenis Penelitian ... 47


(7)

3.6. Teknis Analisa ... 58

3.7. Pengujian Kredibilitabilitas Data ... 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ... 63

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63

4.2. Profil UKM Depot Pak Djo ... 64

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

4.3.1. Pemahaman Pencatatan Keuangan ... 66

4.3.1.1. Pemahaman atas Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo 66 4.3.1.2. Bentuk Pemahaman atas Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo ... ... 68

4.3.1.3. Awal Pemahaman Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo ... 71

4.3.2. Penerapan Bentuk Pencatatan Keuangan Pada Depot Pak Djo 74 4.3.2.1. Penanggung Jawab Pemrosesan Pencatatan Keuangan Pada Depot Pak Djo ... 75

4.3.2.2. Proses Pencatatan Keuangan di Depot Pak Djo ... 77

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1. Kesimpulan ... 82


(8)

(9)

(10)

viii

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Secara Komputer ... 36

Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data Dengan Manual ... 37

Gambar 3.1 Menekankan Pada Pola Pikir ... 48


(11)

HAL

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 85

Lampiran 2.1 Foto Tampak depan Depot Pak Djo ... ... 86

Lampiran 2.2. Foto Pintu masuk Depot Pak Djo ... 86

Lampiran 2.3. Foto Area ruangan ... 86

Lampiran 2.4. Foto Tempat duduk bagi pengunjung ... 86

Lampiran 2.5. Foto Area pembuatan bahan baku dan dapur ... .. 86

Lampiran 2.6. Foto Bahan Baku Ayam yang diperoleh dari suplier dalam Bentuk sudah bersih dan dipotong – potong ... .. 86

Lampiran 2.7. Foto Proses Ayam yang telah direbus dan dibumbui yang siap untuk digoreng ... 86

Lampiran 2.8. Foto Finishing ... 87

Lampiran 2.9. Foto Bahan baku Gudeg yang siap diproses ... 87

Lampiran 2.10. Foto Finishing ... 87

Lampiran 2.11. Foto Aktivitas pegawai ... 87

Lampiran 2.12. Foto Hasil jadi menu Ayam Goreng dan Gudeg yang siap disajikan ... 87

Lampiran 3.1. Foto Laporan Pencatatan Keuangan Harian ... 88

Lampiran 3.2. Foto Laporan Pencatatan Keuangan Bulanan ... 88

Lampiran 4.1. Foto Wawancara peneliti dengan bapak Soepardjiyono pemilik Depot Pak Djo ... 89


(12)

x

Pak Djo ...

Lampiran 4.4. Foto Wawancara peneliti dengan mbak Ika pegawai Depot Pak 89 Djo ...

Lampiran 4.5. Foto Wawancara peneliti dengan mbak Icha anak dari bapak

Soepardjiyono dan ibu Endang pemilik Depot Pak Djo ... 89 Lampiran 5. Jadwal Absensi Pegawai Depot Pak Djo ... 90


(13)

Oleh:

Rangga Adhek Saputra ABSTRAK

Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan perekonomian rakyat banyak didapat dari sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Informasi akuntansi mempunyai pengaruh sangat penting dalam pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak memiliki pengetahuan akuntansi dan diantara mereka juga belum memahami pentingnya pencatatan keuangan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Oleh karena itu, penelitian ini mengungkapkan makna penerapan pencatatan keuangan bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

Penelitian ini menggunakan motode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini diperlukan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitian yang sifatnya interaktif untuk memahami realita obyek penelitian. Teknik pertama yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam terhadap informan. Teknik kedua yang digunakan adalah observasi terhadap tindakan di dalam penerapan system akuntansi. Teknik ketiga yang digunakan yaitu dokumentasi untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Analisis data, yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode waktu tertentu.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pemilik UKM masih kurang dalam pemahaman pencatatan keuangan dan model pencatatannya masih sederhana hanya sebatas pada pencatatan cash flow saja.

Keywords : Makna Pemahaman, Penerapan Pencatatan Akuntansi, UKM, Depot Pak Djo


(14)

1.1. Latar Belakang

Pembangunan dibidang perekonomian merupakan salah satu unsur penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan keberhasilan dalam membangun ekonomi akan membawa dampak pembangunan dibidang-bidang lainnya, karena keberhasilan pembangunan bidang ekonomi akan nampak dalam kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu cara untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat adalah dengan melakukan wirausaha, karena dengan wirausaha akan membuat masyarakat menjadi mandiri dan dengan wirausaha akan membuka peluang untuk dirinya sendiri dan menarik keuntungan dari peluang yang diciptakan tersebut. Selain itu wirausaha dapat berguna untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain yang berada disekitar usaha tersebut (Negara, 2008). Hakikat setiap usaha didirikan yaitu untuk mencapai tujuan tertentu, dimana tujuan masing-masing usaha secara umum dapat dikatakan sama, hanya prioritasnya yang berbeda. Tujuan paling utama bagi sebuah usaha adalah mendapatkan keuntungan seoptimal mungkin, begitu juga bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), mereka memiliki tujuan tertentu selain mendapatkan keuntungan dari usahanya tersebut yaitu dapat mengurangi tingkat penggangguran tenaga kerja di Indonesia.

Pemerintah menyelenggarakan program untuk melatih kewirausahaan masyarakat. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara dan memberikan kontribusi dalam


(15)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khusunya di negara-negara yang jumlah penduduknya padat seperti Indonesia. UKM menyediakan kesempatan kerja dan pendapatan yang cukup besar bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia yaitu pengangguran.

Pada saat ini bisnis kuliner merupakan bisnis yang sangat ramai digeluti oleh masyarakat, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya rumah makan, pujasera dan depot yang berada di sekitar masyarakat. Kuliner adalah suatu jenis usaha dimana para wirausahawan tersebut menyediakan serta menawarkan berbagai jenis menu makanan, baik makanan yang berbentuk cepat saji, di masak terlebih dulu, makanan ringan, atau juga minuman yang butuh waktu untuk pemrosesan dan minuman botol. Hal ini juga ditunjang dengan pesatnya para kompetitor yang melihat peluang dalam usaha kecil menengah (UKM) dan juga kebutuhan akan pemenuhan asupan gizi dan vitamin dalam tubuh. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan ekonomi kerakyatan banyak didapat dari sektor Usaha Menengah Kecil (UKM). Sektor ini mempunyai peranan penting baik untuk perekonomian nasional maupun daerah. Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap domestik bruto sebesar 44% dan mempunyai potensi sebagai salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor non-migas (Indonesia Small Business Research Center,2003 dalam pinasti, 2007).

Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al,. 2000


(16)

menjadi modal dasar bagi UKM untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolahan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain-lain, dalam hubungannya dengan pemerintahan dan kreditur (bank). Apabila tidak adanya sebuah sistem akuntansi yang baik dan benar, maka sebuah rencana tidak akan bisa disusun dengan sempurna, banyak usaha yang dibangun tidak didasari oleh suatu sistem pencatatan keuangan yang baik dan benar menurut standar akuntansi. Umumnya mereka membangun usaha manakala ada kesempatan, disatu pihak hal ini tidak bisa dipersalahkan, tetapi dilain pihak usaha yang tidak direncanakan dengan cermat tidak akan bertahan lama. Perusahan tidak tahu seberapa besar kekuatan dan kelemahan-kelemahan apa saja yang ada pada perusahaan, manakala perusahaan telah semakin berkembang, maka laporan keuangan itu akan semakin kompleks, manakala perusahaan semakin mengembangkan usaha maka mereka butuh yang namanya dana besar dan itu harus dilakukan peminjaman dan kepada pihak bank, seringkali pinjaman itu ditolak hanya karena prusahaan tersebut tidak menerapkan pencatatan keuangan dengan baik dan benar, sangat disayangkan apabila hal itu terjadi dikalangan sekitar kita (Krisdiartiwi, 2008;141).

Semakin banyaknya usaha kuliner saat ini dan meningkatnya kompetitor maka persaingan diantaranya makin berkembang juga, dimana pada depot Pak Djo berbagai jenis makanan dibedakan melalui menu makanan tersebut yang ditawarkan diantaranya adalah nasi ayam goreng lalapan Pak Djo, nasi gudeg jogja, nasi sambal goreng krecek, nasi kari ayam, bubur ayam, nasi krawu, nasi ayam penyet, nasi tempe penyet, pecel lele, nasi gurame lalapan, dll. Dengan kata


(17)

lain kuliner dapat dikategorikan sebagai suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku makanan dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dagang bagi pelanggan ( Warren & Reeve ; 2005 ).

Definisi dari pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final. Sedangkan definisi dari pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir. Pembukuan biasanya dilakukan oleh seorang ahli pembukuan. Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Proses akuntansi biasanya dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan membuat laporan dari transaksi keuangan tercatat yang ditulis oleh ahli pembukuan (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembukuan).

Pada umumnya pemilik UKM beranggapan bahwa pencatatan keuangan tidaklah perlu. Membutuhkan kecermatan, waktu dan juga biaya dengan jumlah tertentu membuat beberapa pemilik UKM enggan untuk melakukan aktifitas pencatatan keuangan. Mengandalkan ingatan untuk mengingat segala sesuatu yang berkaitan dengan operasional perusahaan menjadi pilihan yang menarik bagi  kebanyakan pelaku UKM, namun masih ada beberapa kelemahan, diantaranya adalah tidak disinggung bagaimana UKM harus menyusun laporan keuangan.


(18)

Kelemahan UKM dalam pembukuan terkadang membuat UKM menghadapi kendala dalam pendanaan oleh bank ( Martani, 2007). Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolahan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal ( Hapsah, 2004 : 42 ). Ada pula beberapa kendala yg dialami usaha depot Pak Djo saat ini yaitu, sang pemilik melakukan kegiatan yang benar-benar dilakukan sendiri dalam hal perbelanjaan dan penataan dos-dos apabila terjadinya pemesanan yang sangat tinggi, terkadang sang pemilik masih juga membantu untuk melayani pelanggan. Lemahnya modal membuat usaha ini sulit untuk mengembangkan usahanya karena tidak terpenuhinya standart pelaporan pencatatan keuangan untuk pinjaman modal ke bank, dan dari status kependudukan yang ada bahwa pada usaha ini tidak mendukung untuk memperoleh kepercayaan pada lembaga perkreditan atau bank yang dikarenakan status tempat tersebut masih kontrak, serta belum mengantongi surat ujin usaha pada bidang UKM ini dari departemen perdagangan yang dikarenakan lemahnya modal pemilik.

Faktor accountability mutlak diperlukan jika usaha tersebut menginginkan lebih maju karena untuk pengajuan kredit kepada bank atau lembaga perkreditan lain yang memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan (accountability). Secara teoritis, perbankan di mana pun dalam memberikan modal usaha bagi UKM memiliki standar penilaian yang sering diistilahkan dalam 5C yakni caracter (kepribadian pengusaha), capacity (kemampuan nasabah dalam bidang usaha), capital (jumlah modal yang dimiliki), collateral (nilai jaminan dari


(19)

kredit yang diberikan) dan condition (pengaruh kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi yang dinilai oleh pihak bank). Standar penilaian ini merupakan aturan baku yang berlaku umum bagi setiap konsumen pemakai fasilitas kredit bank, termasuk UKM (www.korwilpdip.org/17UKM300404.htm).

Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap :

Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ; (Studi Kasus pada Depot Pak Djo di Surabaya).

1.2. Fokus Penelitian

Sebagian besar permasalahan yang dihadapi oleh UKM diantaranya adalah sulitnya mendapatkan pembiayaan dari perbankan, dikarenakan keterbatasan kelengkapan administrasi berupa laporan keuangan dan diketahui bahwa sebagian besar UKM tidak membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP, namun sebatas membuat pencatatan keuangan secara sederhana. Dengan demikian fokus penelitian ini adalah terkait dengan aktifitas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo.

1.3. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka Main Research Question berikut ini dibuat suatu perumusan masalah :

1. Bagaimana pemahaman atas pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo?


(20)

Untuk lebih detail memecahkan permasalahan penelitian diatas, peneliti menampilkan dalam beberapa pertanyaan pendukung seperti yang terlihat dalam tabel 1.1 Main Research Question.

Tabel.1.1. Main Research Question

Tabel 1.1: Pertanyaan Pendukung Permasalahan

Main Research Question

Mini Research Question

Sumber Data Metode Justifikasi Temuan

1. Apakah Depot Pak Djo telah memiliki pemahaman mengenai pencatatan keuangan ? Pemahaman menurut pemilik UKM Depot Pak Djo sebatas apa yang dicatat dan ditulis pada buku dan mampu dimengerti sendiri

2. Sampai sejauh mana bentuk pemahaman atas pencatatan keuangan ?

Hanya berupa dari pencatatan

pembelian dan penjualan aktivitas usaha sehari – hari

3.Darimanakah pemahaman pencatatan keuangan di Depot Pak Djo ?

Hanya sebatas pengetahuan umum secara pribadi atau semasa kuliah dulu 1. Bagaimana Depot Pak Djo memiki pemahaman atas pencatatan keuangan ? Dokumen pencatatan dan Informan yaitu pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo. Analisis dokumen, wawancara, dan observasi

Dari dokumen tersebut diharapkan peneliti bisa mendapatkan gambaran

tentang pemahaman pencatatan keuangan

Depot Pak Djo.

Dari observasi dan wawancara diharapkan

dapat mengetahui bagaimana proses pencatatan dilakukan dan pemahaman Depot


(21)

2. Bagaimana penerapan bentuk pencatatan keuangan pada usaha Depot Pak Djo ?

4. Apakah dalam melakukan proses pencatatan keuangan dilakukan oleh pemilik atau pegawai ? 5.Bagaimana proses pencatatan keuangan tersebut? Dokumen pencatatan dan Informan yaitu pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo Analisis dokumen, wawancara, dan observasi

Dari dokumen tersebut diharapkan peneliti bisa mendapatkan gambaran

tentang pemahaman pencatatan keuangan

Depot Pak Djo.

Dari observasi dan wawancara diharapkan

dapat mengetahui bagaimana proses pencatatan dilakukan dan pemahaman Depot

Pak Djo

Pencatatan laporan keuangan di Depot Pak Djo dilakukan oleh pegawainya, akan tetapi pemilik dan pelaksana tetap memantau

(memeriksa) laporan tersebut.

Berdasarkan dari nota lalu dicatat dibuku tulis.

Sumber : Penelitian Pendahuluan oleh Peneliti

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian berikut ini antara lain adalah sebagai berikut :


(22)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pemahaman pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan pencatatan keuangan pada Depot Pak Djo.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Praktis

Pencatatan keuangan telah dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk keberlangsungan usaha yang dikelola dengan harapan mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan laba usaha tersebut, agar sang pemilik usaha bisa menerapkan dengan baik dan benar. Dan pemilik mampu menerapkan kontribusi atau solusi yang didapat dari penelitian ini sesuai ilmu akuntansi garis besarnya dalam penyusunan laporan keungan, yaitu berawal dari bukti transaksi, jurnal, laba rugi dan neraca. Dengan kata lain peneliti berharap pengelola dapat mengelola unit usaha menjadi lebih baik sehingga usaha yang dikelola akan mengalami kemajuan yang signifikan.

1.5.2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu akuntansi terutama pada aspek pencatatan di usaha kecil. Tentunya pengetahuan dan kontribusi yang didapat dari sang peneliti, yaitu sesuai dengan siklus akuntansi dengan garis besarnya yang berawal dari bukti-bukti transaksi, lalu penjurnalan, diposting ke buku besar, dan pembuatan laporan laba rugi, neraca,


(23)

aruskas, ekuitas, dan catatan keuangan. Dan pemilik sendiri mampu meningkatkan semangat kewirausahaan di masyarakat.

Gambar 1.1 ( Mind Mapping )

Jenis Transaksi dan Bentuk Laporan Keuangan :  Jenis Transaksi di Depot

Pak Djo yaitu pembelian dan penjualan.

 Bentuk laporan pencatatan keuangan menjadi satu dicatat di nota transaksi kemudian dicatat dibuku tulis.

Main Research Question

Tingkat Pemahaman di Depot Pak Djo : Tingkat pemahaman yang rendah mengenai pemahaman akuntansi menjadi kendala dalam terseleggaranya pencatatan akuntansi.

Kendala Pencatatan Keuangan : Tidak adanya Sumber Daya Manusia yang menangani secara khusus mengenai pencatatan keuangan yang baik, serta kurangnya pemahaman dan kesadaran akan petingnya pencatatan keuangan menjadi faktor penting penyebab tidak terselenggaranya informasi akuntansi yang baik.

Tujuan Pencatatan Keuangan:

Dengan adanya pencatatan keuangan yang memadai maka, tujuan pelaku usaha agar usaha yang dijalankan tidak mati maka tidak akan mustahil dapat tercapai. Usaha yang dijalankan akan tetap survive.


(24)

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan juga oleh peneliti terdahulu. Penelitian tersebut meneliti tentang perusahaan dagang khususnya Usaha Menengah Kecil (UKM) dari berbagai macam sudut pandang. Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :

1. Margani Pinasti (2007)

“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen”.

a. Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Apakah penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi ?

b. Kesimpulan :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.


(25)

2. Mohammad Jafar Hafsah (2004)

Penelitian tentang UKM juga dilakukan oleh Mohammad Jafar Hafsah (2004) denganjudul “Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah”sebagai berikut, pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah (UKM), antara lain meliputi : faktor internal dan faktor eksternal. Permasalahan yang termasuk dalam faktor internal antara lain kurangnya permodalan, sumber daya manusia yang terbatas, lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar. Sedangkan permasalahan yang termasuk dalam faktor eksternal antara lain iklim usaha belum sepenuhnya kondusif, terbatasnya sarana dan prasarana usaha, implikasi otonomi daerah, implikasi perdagangan bebas, sifat produk dengan lifetime pendek, dan terbatasnya akses pasar.Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM, maka kedepan perlu diupayakan hal – hal sebagai berikut : penciptaan iklim usaha yang kondusif, bantuan permodalan, perlindungan usaha, pengembangan kemitraan, pelatihan, membentuk lembaga khusus, memantapkan asosiasi, mengembangkan promosi, dan mengembangkan kerjasama yang setara.


(26)

“Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil”.

a. Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor – faktor seperti proses belajar, motivasi, dan kepribadian mempunyai pengaruh yang positif terhadap persepsi manajer atas informasi keuangan ?

2. Apakah ada pengaruh yang positif antara persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil?

3. Sejauh mana pengaruh antara persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil ?

b. Kesimpulan :

1. Proses belajar, motivasi, dan kepribadian terbukti secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan.

2. Persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan mempunyai pengaruh yang positif terhadap keberhasilan perusahaan kecil.


(27)

3. Persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan mempunyai hubungan yang nyata dengan keberhasilan perusahaan kecil.

4. Herri, Irda ( 2005 )

“Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Barat (Suatu Kajian Empiris)”.

a. Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh karakteristik entrepreneurial dan perusahaan terhadap prestasi UKM Sumatera Barat ?

2. Adakah UKM yang prestasi tinggi memiliki karakteristik

entrepreneurial UKM yang berbeda dibanding UKM yang

berprestasi rendah ?

b. Kesimpulan :

1. Modal dasar pendirian UKM umumnya berasal dari tabungan, hal ini bisa menunjukkan bahwa terbatasnya modal usaha UKM dalam membuka usaha. Oleh itu untuk mendorong lahirnya pengusaha atau entrepreneur maka tidak hanya diperlukan ransangan peningkatan jiwa kewirausahaan tetapi juga skim pembukaan usaha baru oleh pengambil kebijakan.


(28)

2. Walaupun tidak ditemui adanya pengaruh keluasan daerah pemasaran dengan prestasi UKM. Namun terlihat adanya kecenderungan bahwa UKM yang memasarkan produknya pada lingkup pasar yang lebih luas seperti ke luar propinsi dan ekspor memiliki prestasi yang relatif lebih tinggi disbanding dengan UKM yang hanya memasarkan produknya pada daerah sekitar.

3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa sifat kewirausahaan (entrepreneurial) memberikan kontribusi terhadap variasi prestasi UKM terutamanya sifat inovatif dan suka menanggung resiko. Penelitian juga mendapatkan bahwa karakteristik UKM seperti jumlah tenaga kerja dan daerah pemasaran cenderung memberikan kontribusi terhadap perbedaan prestasi. UKM dengan daerah pemasaran yang luas termasuk ekspor memiliki prestasi lebih tinggi dibanding UKM yang hanya memasarkan produknya pada daerah sekitar mereka.Penelitian yang dilakukan sekarang ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sampel dan metode penelitian. Sedangkan persamaannya adalah sama – sama meneliti tentang UKM dan informasi akuntansi. Oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian terdahulu.


(29)

“Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah”

a. Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1) Secara umum, apakah model yang dirancang sesuai dengan data di lapangan ?

2) Secara khusus, apakah dalam model empiris variabel sikap berwirausaha, norma subjektif, efikasi diri mempunyai peran terhadap perilaku berwirausaha melalui intensi berwirausaha serta peran efikasi diri secara langsung terhadap perilaku berwirausaha?

b. Kesimpulan :

1) Secara umum penelitian ini bertujuan menguji kelayakan rancangan model peran sikap berwirausaha, norma subjektif, efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha melalui intense berwirausaha.

2) Secara khusus penelitian ini bertujuan memperoleh hasil analisis peran antar variabel yaitu besaran peran sikap berwirausaha, norma subjektif, efikasi diri terhadap intensi berwirausaha,


(30)

besaran peran efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha dan besaran peran intensi berwirausaha terhadap perilaku berwirausaha.

3) Penelitian yang sekarang ini berbeda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sampel dan metode penelitian. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang UKM dan informasi akuntansi. Oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari peneliti terdahulu.

6. TK Fredia (2011)

“ Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) Pada UD.Indah Furniture di Tuban ”.

a. Permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemahaman pencatatan keuangan bagi usaha kecil menengah ?

2. Bagaimana penerapan pencatatan bagi usaha kecil menengah ?

b. Kesimpulan :

1. Pemahaman yang dimiliki oleh pemilik UKM hanya sebatas kemampuan alamiah, dalam arti alamiah dari bekal-bekal. Karena sedikit banyak ada dasar ilmiah atau dasar ilmiah dari istrinya yang dari pendidikan ekonomi juga. Meskipun sifatnya pembukuan sederhana, namun dengan tuntutan atau kondisi perusahaan menjadikan pemilik UKM kreatif dalam


(31)

mengkombinasikan antara dasar - dasar ilmiah yang di dapat dengan praktek perjalanan roda perusahaan sehingga mampu membuat model cash flow keuangan yang seperti dilakukan pemilik UKM.

2. Bahwa bentuk atau model pencatatan keuangannya adalah pencatatan yang sederhana, namun hal itu sudah memberikan informasi keuangan yang sangat berguna bagi pelaku UKM tersebut. Terbukti pemilik UKM bisa melakukan perencanaan biaya produksi dalam membeli atau belanja bahan-bahan finishing atau bahan-bahan setengah jadi dan masih bisa dikatakan “eksis” atau masih bisa bertahan sampai dengan sekarang.

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa lembaga terkait dan beberapa para ahli, menurut Suwardjono (2006 : 9 ) definisi tersebut antara lain :

1. Paul Grady dalam ARS No.7, AICPA, 1965, mendefinisikan :

Akuntansi merupakan suatu body of knowledgeserta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis, menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang


(32)

2. Accounting Principles Board (APB) dalam Statements APB No.4 disebutkan :

Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa ( service activity ) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Suwaldiman (2005:12) produk akuntansi adalah informasi keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan dengan aktifitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produk seni sama sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang disajikan secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitikberatkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan keandalan informasi keuangan yang dihasilkannya.Menurut Belkaoni (1987:7) akuntansi senantiasa dipandang sebagai suatu sistem informasi. Akuntansi dianggap sebagai suatu proses yang menjalin sumber informasi atau pemancar / transmitter (biasanya adalah akuntan), saluran komunikasi, dan seperangkat penerima / receivers (pemakai eksternal). Keunggulan citra akuntansi sebagai suatu sistem informasi adalah sistem akuntansi alternatif tidak perlu lagi dinilai dalam hal kemampuannya untuk menghasilkan “laba yang sebenarnya” atau keandalannya untuk menyajikan sejarah.Selama para pemakai yang berbeda mendapatkan bahwa informasi itu berguna, maka kegunaan sistem itu dapat ditentukan.


(33)

Menurut (Warren and Reeve, 2008) secara umum akuntansi dapat di definisikan sebagai sistem Informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Contoh dari kegiatan ini seperti menghitung kegiatan jam kerja, pengeluaran yang dilakukan, dan tagihan yang telah jatuh tempo. Pihak-pihak yang yang berkepentingan akan penggunaan dari akuntansi ini adalah kreditor, orang-orang yang bergantung pada hasil informasi tersebut, dan pemerintah. Sistem informasi ini sangat penting dikarenakan melalui akuntansi inilah dikomunikasikan informasi-informasi penting kepada pihak yang berkepentingan, demikian pula para analis keuangan yang bekerja di bank dimana melalui laporan akuntansi tersebut mereka dapat merekomendasikan untuk memberikan pinjaman modal terhadap pemohon pinjaman. Terakhir, sistem akuntansi juga mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnnya dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

2.2.2. Asumsi Konsep Dasar 2.2.2.1. Asumsi Dasar

 Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi – asumsi tersebut menurut Baridwan ( 2004:8 ) adalah :


(34)

1) Kesatuan Usaha Khusus

Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Dengan anggapan seperti ini maka transaksi – transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.

2) Kontinuitas Usaha

Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak – kontrak dan perjanjian – perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini.Sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.

3) Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan

Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak


(35)

semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan – kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi – transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.

4) Periode Waktu

IAI (2002) menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan.

2.2.2.2. Konsep Dasar

Konsep (prinsip) dasar yang mendasari penyusuan standar akuntansi menurut Baridwan ( 2004:10 ) adalah :

1) Prinsip Biaya Historis

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.


(36)

2) Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan adalah aliran masuk harta – harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.

3) Prinsip Mempertemukan

Yangdimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut.Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode.Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

4) Prinsip Konsistensi

Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur – prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.


(37)

Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai.Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sikap dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinisp tersebut.

5) Prinsip Pengungkapan Lengkap

Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap (full disclousure) adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi – transaksi dalam satu periode dan juga saldo – saldo dari rekening – rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi – informasi yang ada ke dalam laporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk (a) catatan kaki (footnotes), (b) dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening – rekening tertentu dan (c) sebagai lampiran – lampiran.


(38)

Pemahaman menurut Sadiman (masbied.com) adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

Menurut Zulaiha (2006: 19) pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari.Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat dan benar.Suharsimi (masbied.com) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.

Berdasarkan hasil kutipan diatas maka bisa disimpulkan bahwa, pengertian dari suatu pemahaman merupakan dasar pemikiran dari seseorang untuk mengerti dan mampu menjabarkan dengan caranya tersendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

2.2.4. Pengertian Penerapan

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam

(http://internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/07/pengertian-penerapan.html), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan


(39)

yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Arti kata penerapan adalah bisa berarti pemakaian suatu cara atau metode atau suatu teori atau sistem. Sedangkan definisi penerapan menurut kamus istilah Manajemen (1994;155) yang telah dikutip pada (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-nanangalfi-26731-6-unikom_n-i.pdf ) adalah sebagai berikut “ Penerapan adalah pemanfaatan keterampilan dan pengetahuan baru di bidang manajemen ”. Dengan demikian penerapan adalah tindakan pelaksanaan atau pemanfaatan keterampilan pengetahuan baru di bidang manajemen untuk suatu kegunaan dan tujuan khusus. Dan pengaruh penerapan adalah daya yang timbul yang dapat mengubah atau tindakan pelakasanaan di bidang manajemen untuk suatu tujuan khusus.

2.2.5. Pengertian Proses

Menurut(kakilimasubang.wordpress.com), proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan.Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan. Dan pada (http://www.businessdictionary.com/definition/process.html), proses adalah urutan saling tergantung dan terkait prosedur yangpada setiap tahap, mengkonsumsi satu atau lebih sumber daya (karyawan waktu, energi , mesin , uang) untuk mengkonversi input (data, bahan, bagian, dll) ke output . Output ini kemudian melayani sebagai masukan untuk tahap berikutnya sampai diketahui tujuan atau hasil akhir tercapai.


(40)

2.2.6. Industri Kecil

2.2.6.1. Pengertian Industri Kecil

Menurut (Mintzberg, 1992), yaitu merupakan organisasi yang memiliki entreprenual organization dengan ciri antara lain: struktur organisasi sangat sedehana, mempunyai karakteristik khas, tanpa kolaborasi, tanpa staf yang berlebihan, pembagian kerja yang kendur, memiliki hierarki manajemen yang kecil, sedikit aktivitas, yang diformalkan, sangat sedikit yang menggunakan proses perencanaan, jarang mengadakan pelatihan untuk karyawan, pengusaha sering sulit membedakan anatar asset pribadi dan perusahaan, sistem akuntansi kurang baik dan bahkan sering tidak memilikinya, dan pengusaha mempunyai sifat dalam menghadapi investasi hampir sama dengan perorangan, pendapat ini didukung oleh (Huib Poot et al. dalam Sirat ,2002), yaitu :

Small scale industry plays an important rolr in the process of industrialization from a number of different perspective. It employs the majority of the workers in the industrial labor force and trough its labor intensive nature, also has a great potential of new employment creation. Moreover, small scale industry is regionally highly dispersed, playing important role in the runal sector. Many small scale industries have strong ties wits the agricultural sector and are in highly dependennton domestic resources

Pernyataan di atas secara implisit menunjukkan karakteristik, struktur industri, intensitas faktor produksi, tenaga kerja, produktivitas, maupun kebijakan dan strategi industri kecil. Perusahaan industri kecil, pada umumnya menjalankan kegiatan usahanya dengan memiliki keterbatasan-keterbatasan, seperti : skala


(41)

usaha yang kecil, modal sendiri dan terbatas, kurang menguasai teknologi, tenaga kerja yang dipekerjakan dengan sebagian besar terdiri dari kalangan anggota keluarga pada usia 40 tahun mencapai puncaknya. Fase 40 sampai 50 tahun dan 50 tahun sampai 65 tahun adalah fase puncak karir. Pada usia ini konflik pada pekerjaan relatif kecil. (Menurut Gibson, 1997), seseorang yang sudah berumur 50- 60 tahun sangat menyukai pekerjaannya.

2.2.6.2. Perlakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industri kecildimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan SAKETAP yang berlaku, dimana menurut SAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangan entitas sebagai berikut :

 Neraca

Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu – akhir periode pelaporan. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas

b. Piutang usaha dan piutang usaha dan piutang lainnya. c. Persediaan

d. Properti investasi e. Aset tetap

f. Aset tidak berwujud


(42)

h. Aset dan kewajiban pajak i. Kewajiban diestimasi j. Ekuitas

Entitas menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas.SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.

 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi memasukan semua pos penghasilan dan beban yang diakui daalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu, dan bukan sebagai bagian dari laba atau rug dalam periode terjadinya perubahan.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :  Pendapatan

 Beban keuangan

 Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas

 Beban pajak  Laba atau rugi neto


(43)

Entitas harus menyajikan Pos, judul dan sub-jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas..Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

A. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan :  Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau

 Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Penyajian perubahan dalam ekuitas entitas selama suatu periode, baik dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba (jika memenuhi kondisi tertentu). Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut. Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas.

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan :  Laba atau rugi untuk periode.

 Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas.

 Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui.


(44)

 Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari laba atau rugi, pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, jumlah investasi dividen, dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian.

B. Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas :  Aktivitas operasi

 Aktivitas investasi  Aktivitas pendanaan

C. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus :


(45)

 Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu.

 Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

 Memberikan informasi tembahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

2.2.7. Kewirausahaan (Spirit of Entrepreneurship)

Menurut (Kotler, 1997) pasar berubah luar biasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.Setiap perusahaan harus selalu berorientasi ke pasar agar tidak mati.Perusahaan yang mati adalah perusahaan yang tidak memberi apa yang siap dibeli orang.Oleh karena itu perusahaan dapat meningkatkan pendapatan bila memiliki visi yang berorientasi kebutuhuan masyarakat sehingga merupakan peluang menghasilkan nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang mau dibeli orang.

Tantangan yang dihadapi setiap organisai adalah perubahan yang tidak pernah berakhir.Perubahan merupaka fenomena kehidupan yang mengharuskn setiap organisasi bahkan setiap manusia untuk mempunyai kemampuan dan daya penyesuaian yang tinggi terhadap segal bentuk kemungkinan terjadinya perubahan akibat munculnya produk dan jasa sebagai pemenuhan manusia.Seperti yang dikatakan oleh Kao (2001) Nothing living can be static.(Kao, 2001) berpendapat perusahaan kecil dalam mengembangkan usahanya perlu menggunakan strategi yang disebut sebagai strategi kewirausahaan dan keinginan pasar yang didalamnya


(46)

terdapat strategi objektif dan fundamental agar perusahaan dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinganan konsumen.

Seorang pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya haruslah memiliki semangat kewirausahaan yang berkaitan dengan mental manusia yaitu optimis, percaya diri, determinan, dan fleksibel.Ada beberapa pengertian semangat kewirausahaanmenurut pakar yangmerupakan sifat atau ciri wirausaha (entrepreneur) yaitu percaya diri, berorientasi terhadap tugas, berani mengambil resiko (uang, waktu, dan kesehatan jiwa), mempunyai sikap kepemimpinan (leadership), mempunyai keaslian, berorientasi ke depan.Sedangkan (Gibson et al, 1997) menyatakan wirausaha adalah sebagai pencipta dan pimpinan dari sebuah usaha. (Meredith et al. 2000) menyatakan wirausaha adalah Individu yang mampu melihat dan menemukan peluang dan percaya atas kemampuan untuk merencanakan, mengambil resiko serta melakukan tindakan untuk mencapai tujuan.Sedangkan Kao (2001) menyatakan individu yang dapat mengkombinasikan resiko, inovasi, keahlian dan seni sehingga menciptakan bentuk organisasi baru, sebagai team dalam emnciptakan produk dan jasa baru, metode produksi baru, pasar-pasar baru, bahan bauku baru ataupun bisnis baru sehingga ia merupakan orang bertanggung jawab terhadap perubahan dan inovasi bagi perusahaannya.Semangat wirausaha yang harus dimiliki adalah dapat menyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke depan, bermotivasi tinggi, percaya diri, dan dapat fleksibel terhadap situasi dan kondisi serta memiliki perencanaan dalam menjalankan usahanya.


(47)

2.2.8. Sistem Informasi Akuntansi 2.2.8.1.Pengertian Sistem

Menurut Bodnar dan Hopwood ( 2006:3 ), “ sistem merupakan sekumpulan sumber daya yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan ”. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart ( 2004:2 ), “ sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.Dari kedua definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen-komponen yang saling terkait dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.

2.2.8.2. Pengertian Informasi

Informasi pada dasarnya tidak sama dengan data, menurut (Cushing 1981:11), bahwa “data dapat terdiri dari sekumpulan karakter yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan serta diolah. Informasi diartikan sebagai output pengelolah data yang diorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya”, sedangkan menurut (Wikkinson, 1993:3) “data adalah fakta, angka, bahkan symbol mentah, secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri


(48)

dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan. Idealnya informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran”.

Peran informasi merupakan kumpulan dari data yang telah dioalah sehingga bermanfaat bagi penerimanya, biasanya data belum dapat digunakan sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, sehingga agar dapat berguna bagi pemakainya, data harus diproses sehingga dapat menghasilkan output yang berupa informasi.

2.2.8.3. Sifat-Sifat Informasi

Menurut (Wilkinson, 1993:121) sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Relevansi

Hubungan antara inforasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.

2. Kuantifiabilitas

Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk numeric).

3. Akurasi

Keandalan dan kepresisisan informasi. 4. Kepadatan

Sejauh mana informasi diringkas atau dipadatkan. 5. Ketepatan waktu


(49)

Keyakinan informasi. 6. Cakupan

Rentang yang dicakup oleh informasi.

2.2.8.4. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam lingkungan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut. Secara garis besar (Weygandt, dkk, 2007:6) pihak - pihak tersebut adalah :

a. Pengguna Internal, yaitu manajer yang merencanakan mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis, antara lain: manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan.

b. Pengguna Eksternal, yaitu :

1. Investor, menggunakan informasi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

2. Kreditor, seperti pemasok dan banker menggunakan informasi akuntansi guna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman. 3. Badan Perpajakan Amerika Serikat, seperti Internal Revenue Service

(IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi undang-undang perpajakan.

4. Badan-badan pembuat peraturan, seperti Securities and Exchange Commission (badan pengawas pasar modal Amerika Serikat) dan Federal Trade Commission, ingin mengetahui apakah perusahaan telah beropeasi sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.


(50)

5. Pelanggan, akan tertarik dengan apakah sebuah perusahaan tetap terus menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini-lini produknya.

6. Serikat Pekerja, ingin mengetahui apakah para pemilik dapat membayar kenaikan upah dan tunjangan.

7. Perencana ekonomi menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktivitas perekonomian.

2.2.9. Siklus Pengolahan Data

Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebut siklus akuntansi. Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan tertentu, yaitu sistem informasi akuntansi yang diproses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang diproses dengan komputer.

Gambar 2.1: Siklus Pengolahan data dengan komputer

Input Pengolahan Output

Bukti 

Transaksi  

Jurnal

Buku 

Besar 

Laporan 

Keuangan 

Buku  


(51)

Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Kedua, Hal. 5.

Gambar 2.2: Siklus Pengolahan data secara manual

Sumber : Mulyadi, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, Edisi Kedua, hal. 4.

2.2.10. Akuntanbilitas Usaha

Akuntanbilitas secara harfiah dalam bahasa inggris biasanya disebut dengan accountability yang berarti sebagai “yang dapat dipertanggung jawabkan”, atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable. Lalu bedanya dengan responsibility yang juga diartikan sebagai “tanggung jawab”. Pengertian

accountability dan responsibility seringkali diartikan sama, padahal maknanya

jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang diberikan oleh atasan untuk menjelaskan suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut.

Bukti 

Transaksi   Jurnal Buku 

Besar 

Laporan 

Keuangan 

Buku  


(52)

Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, (Sirajudin H Saleh dan Aslam Iqbal, dalam Nugraha 2008) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap watak kehidupan manusia yang meliputi internal dan eksternal seseorang, dari sisi internal seseorang akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban orang tersebut kepada Tuhan Nya, sedangkan akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut terhadap lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-bawahan) maupun lingkungan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, pencatatan keuangan memegang peranan penting bagi dunia usaha yang dinamis karena laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan (accountability) mutlak diperlukan. Usaha yang pada awalnya tergolong kecil tidak menutup kemungkinan akan menjadi besar disaat mendatang, salah satu cara yang ditempuh adalah pengajuan kredit bank namun seringkali proposal yang diajukan tidak memenuhi persyaratan dari pihak bank.

Proposal merupakan dokumen yang sangat penting bagi bank. Banyak kasus, UKM masih susah mendapatkan pinjaman kredit bukankarena pihak UKM tersebut tidak memiliki jaminan atas kredit yang mereka ajukan, tetapi karena proposal yang mereka ajukan tidak sesuai dengan keinginan pihak bank. Masalah lain yang sering terjadi adalah bank sudah mendapat pinjaman atas kredit yang diajukan, tetapi bank masih menangguhkan kredit pinjaman tersebut karena proposal yang diajukan UKM tidak meyakinkan, dan juga birokrasi pada pihak bank terkadang terlalu berbelit-belit dalam menyikapi pinjaman dari para pelaku UKM, hal tersebut disebabkan karen pihak bank bukanlah penjual jaminan, tetapi lebih mengharapkan siklus dari pinjaman kredit yang telah diberikan.


(53)

2.2.11. Usaha Kecil Menengah (UKM)

2.2.11.1. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah

Menurut KADIN dan Asosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil, juga kriteria dari bank Indonesia dalam Subanar , maka yang termasuk kategori usaha-kecil adalah :

a. Usaha Perdagangan

Keagenan, Pengecer, Ekspor/Impor, dan lain-lain dengan Modal aktif Perusahaan (MAP) tidak melebihi Rp 150.000.000/tahun dan Capital Turn-Over (CTO) atau Perputaran Modal tidak melebihi Rp 600.000,00.

b. Usaha Pertanian

Pertanian Pangan maupun Perkebunan, Perikanan Darat/laut, Peternakan dan Usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan Departemen Pertanian. Ketentuan Batas MAP dan CTO seperti butir (a) di atas.

c. Usaha Industri

Industry Logam/Kimia, Makanan/Minuman, Pertambangan, Bahan-Galian, serta Aneka Industri Kecil Lainnya, dengan Batas MAP = Rp250.000.000,00 serta batas CTO = Rp 1.000.000.000,00.


(54)

Menjual tenaga/Pelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, Perencana, Perbengkelan, Transportasi serta Restoran dan lainnya dengan batas MAP dan CTO seperti butir a. di atas.

e. Usaha Jasa Konstruksi

Kontaktor bangunan, Jalan, Kelistrikan, Jembatan, Pengaliran dan usaha-usaha lain yan berkaitan dengan Teknis Kontruksi Bangunan, dengan Batas MAP dan CTO seperti butir c. di atas.

2.2.11.2 Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Subanar ( 2001 : 8) menyatakan beberapa kelemahan Usaha Kecil dan Menengah antara lain :

1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai/kas, serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis.

2. Tidak memiliki perencanan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat-alat kegiatan manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha) yang umunya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit-oriented.

3. Kekuarangan informasi bisnis, hanya mengacu pada instuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi.


(55)

4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan-order/pesanan, yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

5. Tingginya labour Turn-Over (PHK).

6. Terlalu banyak biaya-biaya yang di luar pengendalian serta utang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan pembukuan standar.

7. Pembagian kerja tidak proposional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar.

8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja, sebagi akibat tidak adanya perencanaan kas. 9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang yang salah

(kurang laku).

10. Lain-lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidak pedulianpengelola terhadap prinsip-prinsip manajerial.

11. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.

12. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal.


(56)

14. Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.

2.2.11.3. Keunggulan Usaha Kecil dan Menengah

Subanar ( 2001: 6 ) menyatakan beberapa keunggulan usaha kecil antara lain :

1. Pemilik merangkap Manajer Perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri (merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).

2. Perusahaan Keluarga, di mana pengelolanya mungkin tidak memiliki keahlian Manajerial yang handal.

3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.

4. Risiko usaha menjadi beban pemilik.

5. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan premature (premature high-growth).

6. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki Rencana Jangka Panjang (Corporate-Plan).

7. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang atau jasa-jasanya.


(57)

9. Pajak relative ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.

10. Kontak-kontak dengan pihak luar bersifat pribadi. 11. Mudah dalam proses pendiriannya.

12. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. 13. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 14. Pemilik menerima seluruh laba.

15. Umunya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive.

16. Merupakan type usaha yang paling cocok untu mengelola produk, jasa atau proyek perintisan, yang sama sekali baru atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.

17. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia.

18. Diservifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.

19. Relative tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.

20. Meskipun tidak terlihat nyata, masing-masing usaha kecil dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara moril dan semangat berusaha.


(58)

2.2.11.4. Peluang Usaha Kecil dan Menengah

(Marbun, 1986:44) menyatakan bahwa peluang usaha kecil yang masih bisa diraih antara lain :

1. Belajar ilmu manajemen sederhana. 2. Meminta jasa konsultan manajemen.

3. Meminta jasa keluarga / kenalan yang pintar. 4. Kembali ke bangku belajar.

2.3. MaknaPencatatan Keuangan Bagi Usaha Kecil dan Menengah

Pencatatan keuangan bagi pelaku usaha kecil dan menengah mempunyai suatu manfaat yang hanya bisa dirasakan oleh pelaku UKM itu sendiri, dikarenakan hasil bentuk pencatatan keuangan itu tidak (belum) terstandart sesuai aturan yang ada, sehingga belum mampu mencari atau mendapatkan kredit/kucuran dana modal dari pihak bank atau pinjaman dari pemodal yang lain. Hal ini sesuai dengan latar belakang akuntansi yang diawali dengan periode pertama bahwa akuntansi adalah bentuk pencatatan yg terjadi di dalam dunia bisnis, seperti yg dikutip dari “ Fahmibaharun’s Blog “ yang dimana menjelaskan tentang latar belakang sejarah akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Pada periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan


(59)

masa lahirnya double-entry bookeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri – debit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173).

Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai : 1) alat hitung menghitung ; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan ; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengalaman) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000:174). Dan di dalam kutipan “ Teori Akuntansi Ahmed Belkaoui “ mengatakan bahwa Panitia Bidang Peristilahan The AICPA semula mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :

 Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran menurut suatu cara yang signifikan dan dinyatakan dalam suatu uang, transaksi dan kejadian, yang sebagian darinya setidak-tidaknya berkarakter finansiil, serta penginterpretasian hasilnya.

Terakhir sekali akuntansi didefinisikan berkaitan dengan konsep informasi, yakni sebagai berikut :


(60)

 Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Berfungsi memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat finansiil tentang pengambilan keputusan ekonomi dan dalam pengambilan pilihan yang beralasan diantara cara bertindak alternatif.

Jadi dengan demikian bisa disimpulkan bahwa walaupun pencatatan keuangan tersebut belum menjadi suatu laporan keuangan yang standart namun pencatatan keuangan tersebut sudah mampu memberikan keterangan dan pengertian sendiri bagi sang pemilik usaha dalam penyediaan bahan, pendapatan, pengeluaran, oprasional usaha, dll.


(61)

3.1. Jenis Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pencatatan keuangan pada usaha kecil menengah UKM (dengan studi kasus Depot Pak Djo) dan juga apakah pengusaha UKM tersebut memahami akuntansi, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir – butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna penerapan keuangan bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM), dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol obyek penelitian. Penelitian memerlukan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas obyek.

Menurut (Sugiyono, 2008:8) metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah (natural setting).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian sendiri sebagai alat untuk mencapai suatu kesimpulan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, kekuatan pendekatan ini bukan pada “objektivitas” hasil studi diperoleh, namun lebih ke pengenalan secara mendalam atas fenomena yang diteliti.


(62)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan temuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Yuhertiana dalam Strauss dan Corbin,2003).

Adapun Karateristik penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif adalah (Yuhertiana,2009) :

a. Menekankan pada pola berpikir induktif

Pada dasarnya penelitian kualitatif berfokus untuk mengamati secara subyektif berbagai tema dari sebuah realita sosial, menghubungkan berbagi tema yang muncul sehingga akan menjadi sebuah penyataan teori.

Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melakukan generalisasi, setiap hipotesis hendaknya dapat diuji kebenarannya secara deduktif sesuai atau tidak dengan kenyataan di lapangan.

Gambar 3.1: Menekankan Pada Pola pikir

Penalaran Deduksi Penalaran Induksi

TEORI  TEORI 


(63)

Sumber: Indrawati Yuhertiana, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, Eureka Smart Publishing, hal 5.

b. Melihat pada setting dan manusia sebagai satu kesatuan, secara holistic (utuh).

Penelitian kualitatif memandang sebuah realita sosial secara holistic, menyeluruh dan utuh, dengan menggunakan pola piker holistik pula. Berpikir holistik berarti berpikir sebagai aktivitas gabungan antara dimensi-dimensi spiritual (moral, etika, tujuan hidup), psikososial (motivasi, empati), rasional dan fisikal (eksekusi, implementsi, menerima feedbacks). Kecerdasan pada dimensi-dimensi tersebut dilabeli dengan istilah SQ (spiritual), EQ (emosional), IQ (rasional), dan PQ (fisikal). Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang

berdasarkan pada pola pikir reduktif, melakukan penyederhanaan pada sebuah sistem sosial yang sebenarnya amatlah kompleks.

c. Memahami perilaku manusia dari sudut pandang mereka sendiri-verstehen.

Hal ini di lakukan dengan cara melakukan empati pada orang yang di teliti dalam upaya memahami bagaimana mereka melihat berbagai hal dalam kehidupan. Pemahaman mengandung makna pemahaman dari dalam (verstehen) yang mempunyai arti bahwa peneliti dalam

melakukan penelitian hendaknya memahami permasalahan dari dalam konteks masalah yang diteliti, oleh karena itu peneliti kualitatif tidak


(64)

d. Lebih mementingkan proses penelitian daripada hasil penelitian. Bukan pemahaman yang di cari melainkan pemahaman mendalam tentang kehidupan sosial. Proses awal, getting in, mendekati informan, mencoba memahami latar belakangnya dan mengapa informan

berpendapat atau berperilaku demikian. Terlebih lagi pada proses getting along, ber-relasi untuk dapat menjaga kepercayaan sehingga memahami benar-benar obyek yang diteliti adalah lebih penting daripada hasil penelitian itu sendiri.

e. Bersifat humanities.

Peneliti mencoba memhami secara pribadi orang yang di teliti dan ikut mengalami apa yang yang di alami orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa definisi Penelitian Kualitatif:

 Pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunias ekitarnya (Nasution, 1988 : 55 dalam Sugiyono, 2008 : 180).

Qualitative research adalah penelitian yang menghasilkan temuan


(65)

dengan cara kuantifikasi lainnya. (Strauss dan Corbin, 2003 dalam Yuhertiana).

 Prosedur penelitian yang bertujuan menumpulkan dan menganalisis data deskriptif berupa tulisan, ungkapan lisan dari orang dan perilakunya yang dapat diamati. (Bogdandan Taylor, 1993).

 Penelitian kualitatif merupakan tradisi dalam ilmu social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang menurut bahasa dan peristilahannya sendiri. (Kirk dan Miller, 1986).

Penelitian Kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, yaitu pemilik, dan tenaga kerja atau kasir. Kasir adalah posisi yang rawan juga, dikarenakan justru disinilah lalulintas uang yang padat terjadi. Terkadang para pemilik juga merangkap sebagai kasir. Walaupun terlihat mudah, namun apabila tidak teliti maka akan timbul kerugian.

Oleh karena itu untuk posisi ini minimal harus mengerti bagaimana pencatatan pemasukan yang diperoleh, apalagi kalau sumber daya manusia yang berada di dalam posisi ini mengerti sedikit tentang akuntansi. Interaksi antara pemilik dan pegawai dengan tempat atau lingkungan dimana unit usaha tersebut berdiri (place), kemudian berapa lama unit usaha tersebut telah lama beroperasi akan menghasilkan suatu situasi social tertentu.

Dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapatakan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian


(66)

dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena metode ini baru, tetapi memang permasalahan lebih tepat datanya dengan metode kualitatif. Dengan metode kuantitatif, hanya bias diteliti beberapa variable saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta – fakta yang bersifat empiric dan terukur. Fakta - fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkapkan. Dengan metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi.

3.2. AlasanKetertarikanPeneliti (Acknowledge)

Alasan peneliti untuk meneliti tentang permasalahan ini adalah pengalaman yang dialami sendiri oleh peneliti sehari-hari. Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan usaha yang unik karena tidak perlu memerlukan modal besar untuk mendirikan sebuah usaha berskala kecil dan menengah. Hanya bermodal creative, berani menerima tantangan, dan pantang menyerah mereka bisa mempertahankan usaha yang mereka geluti, dan tidak menutup kemungkinan penghasilan mereka melebihi pegawai kantoran. Suatu perusahaan besar dimulai dari sebuah usaha kecil terlebih dulu, tanpa disadari sebuah usaha kecil ini telah menumbuhkan suatu keberanian dalam berwirausaha kepada “bos-bos” kecil ini untuk lebih maju dan menjadi “bos-bos” besar pada nantinya.

Menarikmya lagi, seorang wirausaha pada setiap harinya mereka memegang uang hasil usaha mereka meskipun tidak terlalu banyak, tapi menurut mereka cukup untuk menghidupi keluarga mereka pada saat dan hari itu juga,


(67)

tidak seperti pegawai kantoran yang hanya pada awal bulan mereka memiliki uang lebih dan setelah itu mereka harus “mengencangkan ikat pinggang” supaya tidak kekurangan uang belanja saat akhir bulan.

Pada dasarnya, setiap orang bisa menjadi seorang wirausahawan, kunci dari seorang wirausaha adalah kemampuan memutar otak, memotivasi diri dan membangun hubungan dengan orang yang tepat.

Jiwa kewirausahaan pun seharusnya sudah dikenalkan untuk menumbuh kembangkan potensi kewirausahaan pada seseorang sejak dini. Ini dikarenakan kewirausahaan merupakan suatu jiwa bukan keahlian semata, tetapi didalamnya terdapat dimensi-dimensi yang tercampur menjadi satu, beberapa diantaranya menurut peneliti adalah rasa, keinginan untuk sukses. Didalam era pembangunan dalam mewujudkan cita-cita bangsa, munculnya pengusaha muda yang berkualitas merupakan pionir untuk menunjang suksesnya pembangunan (Sudradjad, 1999:10).

Berbicara mengenai menjalankan suatu usaha tentu banyak dimensi yang terlibat didalam roda usaha tersebut, misalnya dimensi pemasaran, sumber daya manusia, financial dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini kita akan membahas dimensi financial tersebut, karena diasadari atau tidak dimensi financial hanya memperhatikan bagaimana mendapat untung (laba) sebanyaknya tanpa memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.

Masalah pengelolaankeuangan dari para pelaku usaha terganjal masalah sumber daya manusia perihal pengetahuan mereka mengenai akuntansi, ilmu akuntansi diaangap sebagai suatu yang merepotkan. Penelitian ini juga akan


(68)

mencari tahu pemahaman mereka mengenai pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan karena sebagai seorang pengusaha, para pelaku UKM dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dan berani melangkah lebih maju untuk menjawab tantangan dunia usaha yang dinamis.

3.3. Lokasi Penelitian

Surabaya merupakan daerah yang cukup luas dan daerah yang ingin dicakup dalam penelitan ini, maka perlu ambaran minimal tentang pencatatan keuangan oleh pelaku usaha di industry kecil .Lokasi ini dipilih peneliti karena di kota besar dimungkinkan perkembangan informasi cepat tersebar dan berkembang seiring dengan kemajuan jaman. Peneliti melakukan penelitian di depot Pak Djo yang khas dengan makanan Ayam Goreng dan Gudeg Jogja terletak di jalan Dharmawangsa No.32 (daerah kawasan kampus C Unair), Surabaya.

3.4. Informan

Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Menurut (Sumarsono, 2004:52) snowball sampling adalah teknik penarikan sample yang pada awalnya responden dipilih secara random dengan menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah terpilih yaitu pemiliknya (owner) dari depot Pak Djo tersebut adalah bapak Soepardjiyono atau biasa dipanggil akrab Pak Djo yang diminta untuk memberikan informasi mengenai responden-responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Semakin lama kelompok responden tersebut semakin besar, ibarat bola salju yang jika menggelinding semakin lama semakin besar.


(69)

Informan yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi adalah sepasang suami istri pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo bapak Soepardjiyono dan ibu Endang, anak kandung dari bapak Soepardjiyono dan ibu Endang yaitu mbak Icha, serta pegawai dari UKM depot tersebut yang merangkap sebagai kasir. Mengapa saya memilih kedua orang tersebut di karenakan pekerjaan mereka berhubungan dengan hal mengklasifikasikan, mencatat, mengikhtisarkan dan penafsiran transaksi keuangan yang terjadi di unit usaha tersebut sebab hal – hal yang saya sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang bergun bagi usaha tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka mendatangkan suatu aturan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan kepuasan pelanggan terhadap layanan yang ditawarkan.

3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah (Sugiyono,2005) : 1. Sumber data utama (primer)

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber di dalam perusahaan, seperti bukti pembukuan transaksi.

2. Sumber data kedua (sekunder)

Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan menggunakan dokumentasi dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.


(70)

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan dan penelitian secara umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data penelitian di survey pendahuluan ini ada dua proses yang kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Proses memasuki lokasi (getting in)

Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan administratif maupun semua

persoalan yang berhubungan dengan setting dan subyek peneitian dan mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan dengan informan.

b. Ketika berada dilokasi penelitian (getting along)

Ketika berada dilokasi penelitian, peneliti melakukan hubungan pribadi dan membangun kepercayaan pada subyek penelitian (informan). Hal ini dilakukan karena kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan komprehensivitas data penelitian

 Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :


(1)

84   

a. Dengan melihat kondisi yang terjadi di lapangan, peneliti berharap

khususnya kepada pemerintah agar bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk memberikan sumbangan pemikiran guna meringankan permasalahan yang dihadapi oleh UKM. Karena itulah pemerintahdan perguruan tinggi harus turun kelapangan untukmemberikan program pendampingan bagi UKM, untuk memberikan pelatihan manajemen keuangan usaha, dengan system akuntansi sederhana yang bisadipertanggungjawabkan.

b. Di sisi lain pemerintah pun juga akan terbantu dalam hal mengurangi

angka pengangguran karena dengan adanya program pendampingan tersebut, diharapkan UKM bias berkembang lebih besar lagi sehingga mampu untuk menyerap tenagakerja.

3. Bagi PerguruanTinggi

Fenomenareal yang terjadi di lapangan, bias dijadikan sebagai lahan bagi

perguruan tinggi untuk melaksanakan PKL atau KKN di wilayah – wilayah yang merupakan sentra UKM sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, selain itu juga mendidik para mahasiswa untuk bias menjadi

seorang entrepreneur.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menelitik ajian secara lebih mendalam atau dari sudut pandang yang berbeda, karena permasalahan yang terjadi di UKM


(2)

85   

sangat beragam dan ini bias menambah ilmu pengetahuan selain yang didapat di bangkuperkuliahan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan

Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur.

Anonim, 1995, Undang - Undang RI No.9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

Anonim, 2008, Undang – Undang No.20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah

Anonim, Keragaman Definisi UKM di Indonesia, infoukm.wordpress.com,

diakses bulan Mei 2010.

Arda, Fatah, 2011, Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Waralaba

Lokal ( Studi Kasus Usaha Waralaba Warung Bakso Mandiri Bogor),

Warren & Reeve, 2005, Literatur Skripsi Bab 1, hal 5.

Arda, Fatah, 2011, Implementasi Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Waralaba

Lokal ( Studi Kasus Usaha Waralaba Warung Bakso Mandiri Bogor),

www.korwilpdip.org/17UKM300404.htm, 2005, Literatur Skripsi Bab 1, hal 5.

Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Cetakan

Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Cushing, Berry E, 1989, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi

Perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Fredia, TK, 2011, Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha

Kecil Menengah (UKM) Pada UD.Indah Furniture di Tuban, Jurnal

Skripsi FE UPN.

Fredia, TK, 2011, Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha

Kecil Menengah (UKM) Pada UD.Indah Furniture di Tuban, Wijaya

Toni (2008), Jurnal Skripsi FE UPN.

Herri dan Irda, 2005, “ Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan

Menengah Sumatra Barat “, Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi,


(4)

Wilayah Surabaya Utara dan Barat), Megginson et al 2000 dalam Pinasti

2007,Literatur Skripsi Bab I, hal 1.

Irma, 2011, Studi Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Usaha Mikro dan

Kecil ; (Studi Kasus pada UMK Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita di

Wilayah Surabaya Utara dan Barat), Mohammad Jafar Hafsa (2004) ,

Jurnal Skripsi Bab II, hal 9

Irma, 2011, Studi Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Usaha Mikro dan

Kecil ; (Studi Kasus pada UMK Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita di

Wilayah Surabaya Utara dan Barat), dalam www.gunadama.ac.id,

Literatur Skripsi Bab IV, hal 53.

Irma, 2011, Studi Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Usaha Mikro dan

Kecil ; (Studi Kasus pada UMK Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita di Wilayah Surabaya Utara dan Barat), Megginson et al 2000 dalam Pinasti 2007, Literatur Skripsi Bab IV, hal 63.

Irma, 2011, Studi Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Usaha Mikro dan

Kecil ; (Studi Kasus pada UMK Pengrajin Sepatu dan Sandal Wanita di

Wilayah Surabaya Utara dan Barat), Suwaldiman (2005:12), Literatur

Skripsi Bab IV, hal 75.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan ETAP, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta

Kao, Jhon, 1991, Enterpeneurship, Creativity and Organization, New Jersey :

Practice Hall.

Krisdiartiwi, Mamik, 2008, Pembukuan Sederhana Untuk UKM Disertai

Dengan Contoh, Penerbit Media Presindo.

Kiryanto, Dedi Rusdi, Sutapa, 2001, “ Pengaruh Persepsi Manajer atas

Indormasi Akuntansi Keuangan terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil “, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 4 No 2 Mei 2001, Hal 199 – 211.

Marbuan, B N, 1986, Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil. Penerbit PT.

Pustaka Hermawan Pressindo.

Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Cetakan Keenam, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya


(5)

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntasi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Miles, Matthew B, dan Huberman, A. Michael, 2007, Analisis Data Kualitatif :

Buku Tentang Sumber Metode – Metode Baru. Cetakan Pertama,

Penerbit Universitas Indonesia ( UI – Press ).

Nugraha, Silvester surya, 2008, Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi

Pelaku Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) ”, S-1, Fakultas Ekonomi,

UPN “ Veteran “ Jawa Timur, Surabaya.

Negara, Uddiyana, 2008, “Perlindungan Hukum Bagi Franchisor dalam

Perjanjian Waralaba”. Tesis Mahasiswa S2, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Pinasti, Martani, 2007, “Pengaruh penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi

Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi

Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia

(JRAI),

Sugiyono, 2005:129, Metode Penelitian Jenis Dan Sumber Data.

http.repository.ipb.ac.id.

Warren, Reeve, 2005, Pengantar Akuntansi, Penerbit, Salemba Empat, Jakarta

Widyanto, Wasis Rizki, 2009, Implementasi Pencatatan Akuntansi di Industri

Rumahan (Studi Kasus pada Pengusaha Warung Internet di Daerah

Wadungasri ), UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Yuhertiana, Indrawati, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif bagi Pemula, Eureka

Smart Publishing.

Website :

(http:/ / id.wikipedia.org/ wiki/ Pembukuan). Sadiman (masbied.com).

Menurut Zulaiha (2006: 19). Suharsimi (masbied.com)


(6)

Manajemen (1994;155).

(

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-nanangalfi-26731-6-unikom_n-i.pdf ).

(kakilimasubang.wordpress.com)

(http:/ / www.businessdictionary.com/ definition/ process.html). (http:/ / id.wikipedia.org/ wiki/ Pembukuan


Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Analisis Pengembangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : UKM Kecamatan Medan Tembung)

0 35 85

Studi Tentang Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ; (Studi Kasus Pada Tiga Counter Pulsa di Kecamatan Kenjeran).

1 0 89

STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada Usaha Warnet di Daerah Surabaya Timur).

7 17 89

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM)(STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN).

7 7 80

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS PADA PECEL PONOROGO BU TARI).

1 5 75

KATA PENGANTAR - MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (STUDI KASUS PADA PECEL PONOROGO BU TARI)

0 0 16

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM)(STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN)

0 0 17

SKRIPSI MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ; (STUDI KASUS PADA DEPOT PAK DJO DI SURABAYA) Yang diajukan RANGGA ADHEK SAPUTRA 0713010233FEEA Telah disetujui untuk ujian lisan oleh:

0 1 23

Studi Tentang Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ; (Studi Kasus Pada Tiga Counter Pulsa di Kecamatan Kenjeran)

0 1 18