STUDI PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada Usaha Warnet di Daerah Surabaya Timur).

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FUAD ABSIF NPM. 0713010094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(2)

(Studi Kasus Pada Usaha Warnet di Daerah Surabaya Timur)

Oleh : Fuad Absif ABSTRAK

Usaha warung internet (Warnet) semakin tahun semakin banyak diminati sebagai pilihan usaha yang menguntungkan kondisi ini terlihat dari perkembangan semakin maraknya pengguna jasa warnet. Hal ini dapat dilihat pada tahun 1998 dimana awalnya pengguna dari jasa telekomunikasih ini hanya sebatas browsing dan email saja, itupun hanya kalangan terbatas saja. Pada tahun 2008, dimana internet memiliki peran semakin penting dikarenakan memiliki fungsi lain seperti pemasaran suatu produk, membentuk forum diskusi, sampai digunakan untuk hiburan. Untuk saat ini banyak sekali usaha warnet yang brangkut. Hal ini disebabkan banyaknya persaingan yang terjadi dalam usaha tersebut serta pelayanan dan sistem pengelolahan keuangan yang kurang baik. Berdasarkan fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pelaku usaha warnet belum memahami tentang pencatatan akuntansi yang baik dan benar, mereka menganggap pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan hanya melakukan pencatatan yang sederhana

Peneliti ini bertujuan untuk mengatahui penerapan pencatatan keuangan pada usaha kecil menengah dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha warnet terhadap akuntansi. Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif untuk menggali dan menjelaskan penerapan pencatatan keuangn pada usaha kecil menengah,

Berdasarkan observasi bahwa ditemukan adalah pandangan pemahaman pencatatan keuangan oleh pemilik warnet Grand Office ini sudah memahami pencatatan laporan keuangan berdasarkan dengan standart akuntansi, namun untuk warnet yang lain ketika penelitian masih menggunakan pencatatan keuangan sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Hal tersebut dilakukan karena mereka berfikir bagaimana usaha mereka bertahan dan untuk berkembang serta menambah pendapatan mereka.


(3)

(Studi Kasus Pada Usaha Warnet di Daerah Surabaya Timur) Oleh :

Fuad Absif ABSTRAC

Business internet (warnet) the years more and more popular as a profitable enterprise selection condition can be seen from the increasingly widespread development of service users cafe. It can be seen in 1998 where the first users of telecommunications services is only limited to just browsing and email, and even then only a limited circle only. In 2008, in which the internet has an increasingly important role due to having other functions such as marketing a product, create a forum, to be used for entertainment. For now a lot of cafe business which went insolvent. This is because there is competition going on in the business and service and financial processing systems that are less good. Based on this

phenomenon in the field showed that the cafe business accounting records do not understand about the good and true, they think the record is too complicated to implement and just make a simple spreadsheet.

Researchers are aiming to know the application of financial records in the medium and small businesses to determine the extent of employers' understanding of the accounting cafe. The method used is a qualitative method to explore and explain the application of financial records on small and medium businesses.

Based on the observation that was found is a view of understanding the financial records by the owner of the warnet Grand Office has been to understand the recording of financial statements with accounting standards, but for another cafe when the study was to use the financial records in accordance with the knowledge and understanding. This is done because they think how their business to survive and to grow and increase their income.


(4)

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunitas akuntansi internasional dewasa ini menunjukkan perhatian

besar pada usaha kecil. International Accounting Standards Board (IASB) pada

bulan juni 2004 mengeluarkan suatu discussion paper tentang standart akuntansi

untuk usaha kecil dan menengah (Preliminary view on accounting standards for

small and medium sizedentities). AICP juga memberikan perhatian besar bagi

usaha-usaha kecil, terutama dalam hal dampak penetapan suatu standar akuntansi bagi usaha kecil. Metzler (2005) menyatakan bahwa AICP mempunyai program-program untuk membantu para akuntansi dalam menyediakan jasa yang berkualitas tinggi bagi klien usaha kecil.

Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap produk domestic bruto sebesar 40%, dan mempunyai potensi sebagai salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor,

khususnya ekspor non-migas (Indonesia Small Busnisess Research center, 2003).

Informasi akuntansi mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan

usaha, termasuk bagi usaha kecil menengah (Megginson et al., 2000). Informasi

akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambil keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar,


(5)

penetapan harga, dan lain-lain. Dalam hubungan usaha kecil dengan pemerintah dan kreditur (bank), penyediaan informasi akuntansi juga diperlukan. Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi yang baik bagi usaha kecil menengah di Indonesia sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dan dalam undang-undang perpajakan.

Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggarakan informasi akuntansi bagi usaha kecil menengah,

walaupun dalam kenyataannya desakan hukum (law enforcement) dari regulator

belum memadai. Sedangkan untuk perannya di Industri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting. Sedangkan pemerintah tidak menyampingkan (IKRT) sebagai salah satu penggerak kegiatan ekonomi di Indonesia. Sebaliknya, pemerintah harus turut berperan serta dalam membedayakan IKRT diantaranya dengan menciptakan kebijakan yang berpihak pada IKRT.

Usaha pemerintah menyelenggarakan kegiatan untuk melatih kewirausahaan masyarakat. PKMP mandiri salah satu contoh berbagai saran untuk melatih warga Indonesia agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan cara diberi modal pinjaman agar dapat mempunyai usaha sendiri sehingga secara tidak langsung mendidik masyarakat untuk menjadi wirausahawan. Menjadi wirausahawan sangatlah diperlukan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk mengabdi kepada Bangsa dan Negara dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.


(6)

Kesenjangan antara lapangan pekerjaan dengan kelulusan institusi pendidikan. Salah satu caranya yaitu dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang kita miliki dan menjadikan usaha yang berkah dan bisa membantu. Oleh sebab itu semua pihak harus berfikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi mengurangi angka pengangguran selama ini.

Salah satu solusi yang tepat untuk mewujudkan karya nyata tersebut yang berguna mengurangi angka pengangguran salah satunya dengan mendirikan usaha kecil menengah atau usaha rumahan yaitu warnet. Warung internet atau biasa disingkat warnet adalah salah satu jenis usaha dimana para wirausahawan tersebut telah menyediakan serta menawarkan jasa yang berhubungan dengan dunia maya atau dunia digital. Hal ini juga ditunjang dengan pesatnya informasi yang

berkembang saat ini, dan juga kebutuhan akan update informasi atau browsing

tersebut sekarang menjadi suatu yang primer dibandingkan dengan lima sampai sepuluh tahun yang lalu, dimana kebutuhan informasi tersebut masih sebatas pelengkap saja atau dapat dikatakan sebagai kebutuhan tersier.

Internet telah menggantikan posisi perpustakaan ataupun buku yang merupakan gudang ilmu pengetahuan. Semua informasi dari dulu hingga sekarang termuat dengan cukup lengkap di internet. Internet adalah singkatan dari Interconnection Networking, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai global network of computer networks (Randal and Latulipe, 1995). Negara yang menguasai internet di era milinium dipastikan menjadi Negara yang maju jika internet dipergunakan secara bijak terutama dalam bidang riset, pendidikan,


(7)

sangat mudah dan efisien terhadap waktu. Internet juga bisa digunakan untuk memperluas pengetahuan serta memperluas pergaulan kita sebagai makhluk social.

(http://mr-freeman-blog.blogspot.com/2010/02/statistik-internet-dunia.html)

Hal ini dapat dilihat dari perkembangan pengguna internet yang dimulai pada tahun 1998 dimana awal pengguna dari jasa telekomunikasi ini hanya

sebatas browsing dan emaii saja, itupun hanya kalangan terbatas saja. Pada tahun

2008, dimana internet memiliki peranan semakain penting dikarenakan memiliki fungsi lain seperti pemasaran suatu produk, membentuk forum diskusi, sampai digunakan untuk hiburan. Berikut ini data pertumbuhan pengguana internet secara global atau lingkup Asia, dimana untuk wilayah Asia sendiri memilki presentase sebesar 56,3% dari total pengguna internet di seluruh dunia yang dikutip dari www.internetworldstats.com .

Gambar 1.1 Statistik Internet Dunia

       


(8)

Berdasarkan laporan yang diambil dari situs http://www.internet worldstats.com/, ternyata hingga bulan Desenber 2009 jumlah pengguna internet di Dunia sudah mencapai angka 1.733,993,741. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia sebesar 6,767,805,208. Maka jumlah pengguna internet ini mencapai angka 25.6 % pertumbuhan pengguna internet untuk jangka waktu tahun 2000 hingga 2009 mencapai angka 380.3 %. Artinya dibandingkan dengan kondisi 9 tahun lalu, maka pengguna internet di seluruh dunia baik hampir empat kali lipatnya.

Sementara itu berdasarkan statistik demografi pengguna internet di Wilayah Asia menduduki prosentase tertinggi. Angkanya mencapai 42.6 %. Prosentase ini adalah serta dengan jumlah pengguna sekitar 738,257,230 orang. Mengacu pada data bulan Desember 2009, maka diantara Negara-negara Asia, China mendominasi dalam hal jumlah pengguna internet. Angka mencapai 360,000,000 orang. Indonesia sendiri ada diurutan ke lima dengan jumlah pengguna sebesar 30,000,000.


(9)

Untuk Negara Indonesia sendiri, angka sebesar 30.000.000 pengguna internet pada bulan Desenber 2009 tersebut adalah sebuah prestasi peningkatan, karena bila dibandingkan dengan delapan tahun yang lalu, maka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai angka 1,150.0 %. Cukup fantastis pertumbuhannya. Namun tentunya bila dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia itu sendiri, pengguna internet di Indonesia masih di angka 12.5 % sementara bila dibandingkan penduduk asia secara keseluruhan, pengguna internet di Indonesia adalah sekitar 4.1 %. Penetrasi pengguna internet tertinggi di Asia di pegang oleh Korea Selatan sebanyak 77.3 %. Artinya lebih dari ¾ penduduk Korea Selatan sudah bersinggungan dengan internet. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencapai angka 12.5 %.

Untuk wilayah Asia Tenggara sendiri, Singapura menduduki tempat teratas dalam hal penetrasi pengguna internetnya, angkanya mencapai 72.4 %. Dibawah Singapura adalah Malaysia, Brunei, Vietnam, Philipina kemudian Thailand. Berikutnya barulah Indonesia diikuti oleh Laos dan terakhir Myanmar. Jadi memang benar kalau Indonesia kalau jauh dengan Vietnam dalam hal penetrasi pengguna internet ini. Yang agak luar biasa adalah negara India. Negara ini dikenal sebagai salah satu macan TI di dunia. Terkenal dengan kualitas SDM TI-nya. Namun ternyata penetrasi pengguna internetnya hanya sekitar 7.0 %. Barangkali yang 7.0 % ini adalah pengguna internet di negara India sendiri, karena kalau kita lihat distribusi SDM TI warga negara India ternyata ada di hampir seluruh penjuru dunia. Jadi memang India ini luar biasa dalam hal


(10)

manajemen SDM TI-nya. Walaupun penetrasi pengguna internetnya sedikit, namun punya kualitas untuk menguasai dunia.

Dari data diatas Indonesia menempati posisi ke lima ini dikarenakan antusias penduduk Indonesia sudah semakin meningkat dan sadar akan kepentingan dari pengguna internet tersebut, bahkan hingga awal tahun 2009. Pengguna internet sudah mulai berubah sesuai dengan kebutuhan serta kepentingan penggunanya, untuk berkembang di Indonesia sendiri sejak tahun 1998 hingga tahun 2007 dapat dilihat pada table berikut:

Table 1.1: Perkembangan Internet Indonesia


(11)

Terbukti dari data statistik Asosiasi penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, mulai dari 512.000 di tahun 1998 menjadi 4.500.000 di tahun 2002. Bahkan sampai di akhir tahun 2007, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 25.000.000. Sedangkan untuk perkembangan internet pada tahun 2010 comscore telah merilis laporan lengkap mereka tentang keadaan internet pada tahun 2010 di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Di laporan tersebut terdapat poin-poin yang menarik tentang perkembangan Internet di Indonesia, berikut adalah poin-poin tersebut:

a. Indonesia mengalami peningkatan pengguna Internet sebesar 32 % pada

tahun 2010, paling tinggi perkembangannya di antara negara Asia Tenggara lainnya.

b. Total pengguna Internet di Indonesia pada Desember 2010 adalah

sebanyak 8,6 juta pengguna.

c. Pengguna Internet di Indonesia kebanyakan adalah pengguna berumur 15-

25 tahun (40% total pengguna Internet di Indonesia).

d. Lama penggunaan Internet per pengguna di Indonesia adalah 14,8 jam,

paling rendah di antara negara Asia Tenggara lainnya.


(12)

perempuan di Indonesia (dengan perempuan menguasai 36% pasar Internet Indonesia).

f. Penetrasi jejaring sosial (terutama FaceBook) di Indonesia mencapai 90%.

g. Indonesia adalah negara ke-8 tertinggi untuk penetrasi FaceBook di dunia.

h. 21% pengguna Internet di Indonesia mengakses website Twitter pada

Januari 2011, menempati urutan ke-4 di dunia untuk penggunaan Twitter.

i. Pengakses website yang menyajikan fitur sharing foto (terutama

FaceBook) mencapai 90% di Indonesia.

j. Penetrasi situs travel di Indonesia sebesar 22% di tahun 2010 (meningkat

42% dibanding tahun 2009).

k. Penetrasi situs ritel di Indonesia sebesar 50% di tahun 2010 (meningkat

20% dibanding tahun 2009).

l. Pengguna online banking di Indonesia meningkat 72% pada tahun 2010

(mencapai 749 ribu pengguna unik).

m. Online banking yang paling banyak diakses di Indonesia adalah:

bankmandiri.co.id, bni.co.id, dan citigroup.


(13)

o. Penetrasi situs blog di Indonesia mencapai 68% pada tahun 2010,

meningkat 8% dibanding tahun 2009 dan merupakan penetrasi paling besar di antar negara Asia Tenggara lainnya.

p. Pangsa pasa Google search di Indonesia mencapai 85% dan rata-rata

search per pengguna di Indonesia mencapai 91,4.

Kategori-kategori utama untuk penggunaan Internet di Indonesia pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Gambar 1.3 Perkembangan Internet di Indonesia pada tahun 2010


(14)

Dengan Informasi yang telah ada menunjukan betapa besar peminat masyarakat Indonesia dalam penggunaan Internet. Di samping itu, dapat dilihat juga fenomena makin meluasnya fasilitas-fasilitas yang menyediakan akses internet di kota-kota besar Indonesia saat ini, dimana tempat akses internet tidak hanya bisa ditemui di warung internet saja yang dalam bentuk pc, tetapi juga di sekolah, perpustakaan-perpustakaan, bahkan di area public yang telah memasang

hotspot wifi (wireless fidelity).

Warnet merupakan suatu organisasi dimana dia harus memperhitungkan bahwa output lebih besar dari pada input sehingga dia menghasilkan keuntungan atau laba dimana setiap perusahaan ingin mengetahui keberhasilan usahanya yang diukur dari kinerja perusahaan tersebut karena kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi akuntansi. Oleh karena itu informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi industry kecil. Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi industry kecil untuk mengambil keputusan-keputusan dalam mengelolaan industri kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain-lain. Serta bermanfaat untuk mengintegrasikan keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan proses administrasi dan keuangan yang terjadi ke dalam suatu system informasi akuntansi, sehingga dapat memberikan peningkatan control terhadap data keuangan perusahaan dan perbaikan tingkat keandalan informasi akuntansi.


(15)

dalam pinasti 2007) informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi dari suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang usaha jasa, dagang, maupun industri, agar informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Hal-hal diatas yang berhubungan dengan seharusnya profesi akuntan tersebut tidak terlaksana, dan bahkan beberapa dari pengusaha kecil melakukan usaha tersebut dengan seadanya karena adanya anggapan kegiatan tersebut terlalu menyulitkan. Jika mereka mengerti pencatatan dan pengikhtisiran transaksi sesuai dengan ketentuan dan penafsiran suatu transaksi maka mereka dapat bertindak sesuai dengan ketentuan atau aturan dalam mengukur, prosedur, mengumpulkan, dan melaporkan informasi yang berguna tentang kegiatan dan tujuan yang menyangkut keuangan dalam suatu organisasi.

Dari uraian diatas jelas bahwa pengusaha kecil masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami informasi keuangan dengan baik. Semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang mampu memenangkan persaingan. Oleh karena itu, penelitian mengangkat tema tentang usaha kecil menengah pada jasa warnet agar pengusah kecil dapat mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pencatatan keuangan yang sesuia dengan ketentuan akuntansi sehingga usaha mereka dapat bertahan dan terus berkembang yang tentunya hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian rakyat Indonesia.


(16)

1.2 Fokus Penelitian

Setelah melakukan observasi secara umum pada industri kecil (studi kasus warnet), maka objek yang diterapkan sebagai tempat penelitian berjumlah empat unit industri kecil (studi kasus warnet).

Kempat unit industri kecil tersebut dipilih oleh peneliti karena masing-masing tempat penelitian memiliki kondisi yang berbeda, pada tempat atau lingkungan dimana unit usaha tersebut berdiri, kemudian beberapa lama unit usaha tersebut telah lama dalam usaha warnet, lalu latar belakang dari sang pemilik dan pegawai yang melakukan pencatatan pendapatan serta jenis jasa yang ditawarkan untuk melayani pelanggan.

Fokus penelitian diarahkan pada:

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, hal-hal yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut :

1. Pencatatan keuangan pada masing-masing warnet tersebut.

2. Penyisihan biaya promosi yang digunakan menarik pelanggan.

3. Jenis transaksi di masing-masing warnet.

1.3 Permasalahan


(17)

Bagaimana penerapan pencatatan keuangan pada usaha kecil menengah (UKM) pada usaha warnet ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pencatatan keuangan pada usaha warnet dan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha warnet terhadap akuntansi.

1.5 Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat praktis dan teoritis.

a. Manfaat Praktis

Studi penerapan pencatatan akuntansi telah dilakukan dengan baik, maka akan bermanfaat untuk menelusuri lebih detail lagi dari aktifitas yang mendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan mutu layanan yang ditawarkan tersebut, dengan kata lain penelitian berharap pengelola dapat mengelola unit usaha menjadi lebih prefesional.

b. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu akuntansi terutama pada aspek, pencatatan transaksi di industry kecil rumahan serta meningkatkan kewirausahaan di masyarakat.


(18)

1.6 Sistematika Penulisan.

Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan pembuatan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang jenis penelitian, Acknowledge,


(19)

data, teknik analisis dan pengujian kredibilitas data.

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan tentang pendahuluan yang menyangkut tentang penelitian usaha warnet, sejarah, perkembangan usaha warnet, permasalahan pada usaha, pencatatan keuangan usaha dan penentuan tarif.

BAB V HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pemahaman usaha warnet dalam pencatatan keuangan usaha dan keterbatasan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai uraian kesimpulan tentang pencatatan keuangan dalam usaha warnet beserta saran yang dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pengembangan usaha tersebut.


(20)

2.1 Hasil-Hasil Penelitan Terdahulu

Dalam menunjang penelitian ini, maka di dukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, penulis :

1. Margani Pinasti (2007)

“ Pengaruh Penyelenggaraan dan Pengguna Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi Suatu Riset Eksperimen “

a. Permasalahan

Apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?

b. Tujuan

Untuk menguji pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan informasi akuntansi melalui metode eksperimen.

c. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa penyelenggaraan dan pengguna informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh


(21)

2. Herri dan Irda (2005)

“ Sifat Kewirausahawan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatra Barat “

a. Permasalahan

1. Adakah pengaruh karakteristik entrepreneurial dan perusahaan terhadap prestasi

UKM Sumatra Barat?

2. Adakan UKM yang prestasi tinggi memiliki karakteristik entrepreneurial UKM

yang berbeda disbanding UKM yang beprestasi rendah?

b. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara empiris karakteristik jiwa kewirausahawan manajer atau

pemilik dan karakteristik UKM di Sumatra Barat.

2. Untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik entrepreneurial dan

perusahaan terhadap prestasi UKM.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik antara UKM yang

berprestasi dengan yang berprestasi rendah.

c. Kesimpulan

1. Modal dasar pendirian UKM umumnya berasal dari tabungan, hal ini bisa

menunjukkan bahwa terbatasnya modal usaha dalam membuka usaha. Oleh

karena itu untuk mendorong lainnya pengusaha atau entrepreneur maka tidak


(22)

2. Walaupun tidak ditemui adanya pengaruh peluasan daerah pemasaran dengan prestasi UKM. Namun terlihat adanya kecenderungan bahwa UKM yang memasarkan produknya pada lingkungan pasar yang lebih luas seperti keluar provinsi dan ekspor memiliki prestasi yang lebih tinggi disbanding UKM yang hanya memasarkan produknya di daerah sekitar.

Penelitian terdahulu yang telah diulas memiliki kesamaan dalam bentuk metedologinya, yaitu penelitian-penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian yang dilakukan sekarang ini beda dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sample, dan metodelogi penelitian. Oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari penelitian terdahulu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Usaha Kecil Menengah

a. Menurut Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1995 pasal 5 tentang kriteria

usaha kecil :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua

ratu juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).


(23)

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun idak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum, termasuk koperasi.

b. Kementrian Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(Menegkop dan UKM) : (www.google.co.id) diunduh pada tanggal 20

desember 2011.

Bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk usaha Mikro (UM), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memilki penjualan tahunan banyak Rp. 1000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000.000 termasuk tanah dan bangunan.

c. Badan Pusat Statistik (BPS): (www.google.co.id) diunduh pada

tanggal 21 desember 2011.

Memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memilki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.


(24)

d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27

Juni 1994 : (www.google.co.id) diunduh pada tanggal 21 desember

2011.

Usaha kecil didefinisikan sebagai perseorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset pertahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditepati) terdiri dari :

1. Badan usaha (Fa, CV, PT dan koperasi) dan

2. Perorangan (pengrajinan/industry rumah tangga, petani, peternak, nelayan,

perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).

e. Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan

menengah. (www.google.co.id) diunduh pada tanggal 21 desember 2011.

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam dua pengertian yakni:

Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).


(25)

- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

Kriteria Usaha Menengah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua miliar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah).

2.2.2 Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil

2.2.2.1 Kekuatan usaha kecil

Tidak dapat dipungkiri bahwa asal-usul hampir semua pengusaha nasional yang tangguh dan berumur panjang saat ini telah dimulai dari usaha kecil menengah yang sukses karena berbagai factor kejelian, ketajaman manganalisis keadaan, pandai mengikuti dan memanfaatkan


(26)

situasi, tekun, hemat, tanggap terhadap pembaharuan, pembinaan karyawan yang terus menerus, mengikuti pendidikan dan dalam hal tersebut juga karena “nasib baik”.

Kalau hal ini kita telusuri pada perusahaan kecil maka kita dapat

menjelaskan berbagai kekuatan perusahaan kecil di Indonesia antara lai

disebabkan karena:

1. Pengalaman bisnis sederhana

Bagaimana setiap pengusaha kecil telah telah mampunyai pengalaman suka duka betapa “enaknya” dan “susahnya” berusaha dalam suasana Indonesia yang terus berubah.

2. Tidak birokrasi atau mandiri

Karena dari naturnya (asal-usulnya) perusahaan kecil kebanyakan “one man show” (pemain tunggal) atau bersama beberapa orang pembantu tetap atau musiman, maka segala prosedur keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan mungkin tepat.

3. Cepat tanggap dan fleksibel

Kehidupan pengusaha kecil yang relative dinamis dan terus menerus berhubungan dengan penjual dan pembeli biasanya memudahkan mereka untuk cepat tanggap terhadap situasi dan serta merta mengambil langkah-langkah yang perlu. Mereka juga sangat tanggap dan fleksibel terhadap barang-barang yang cepat laku atau barang baru.


(27)

4. Cukup dinamis dan ulet

Rata-rata pengusaha kecil cukup dinamis menanggapi perkembangan suplai dan selera pembeli. Memang, nampaknya mereka seakan-akan meniru saja, tetapi berkat pangalaman dan ketajaman mereka sangat cepat dapat menyesuaikan diri dengan perkembang keadaan. Adalah juga merupakan fakta konkret bahwa rata-rata mereka yang bergerak di perusahaan kecil bekerja lebih lama, lebih tekun disbanding dengan pegawai negeri atau swasta. (Marbun B,N,1986).

2.2.2.2 Kelemahan perusahaan kecil

Dalam urain di depan sudah terungkap juga bahwa setipa tahun beribu-ribu pengusaha kecil bangkrut dan gagal. Adapun sebab-sebab kegagalan itu biasanya bermuara pada segi kelemahan perusahaan kecil itu sendiri disamping faktor ekstern yang berbeda di luar jangkauan atau kemampuannya.

Kalau kita menganalisis pengalaman perusahaan kecil selama ini akan segera nampak dan menonjol segudang kelemahan disamping kekuatannya,

Adapun berbagai kelemahan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:


(28)

Memang mungkin agak berlebihan kalau kita gampang saja menuduh perusahaan kecil tidak memiliki perencanaan usaha. Karena dalam prakteknya, juga banyak perusahaan menengah atau besar, terutama perusahaan yang dikelola keluarga, ternyata tidak memiliki jangka perencanaan usaha, baik jangka panjang, tahunan ataupun semester.

Besar kemungkinan sinyalemen ini sangat susah diterima begitu saja oleh pengusaha kecil dengan argumentasi: sasaran perencanaan mereka cukup “dikepala” dan hasil akhir ukurannya adalah “laba”.

2. Tidak berorientasi ke masa depan, melainkan kepada hari kemarin atau

hari kemarin atau hari ini.

Bukan rahasia lagi bahwa kebanyakan pengusaha kecil memulai usahanya karena lihat usaha orang lain maju, atau sekedar mencoba atau asal jalan karena tidak ada kegiatan lain. Umumnya, orientasi mereka ialah barang atau usaha yang laku kemarin atau saat ini. Umumnya kurang pengalaman, kurang bimbingan dan kurang pendidikan.

3. Tidak memiliki pedidikan yang relevan

Pada awalnya mugkin kurang tepat menuntut mereka yang berusaha di perusahaan kecil harus memiliki pendidikan yang tepat atau relevan dengan bidang usaha yang hendak mereka geluti. Setelah 40 tahun kemerdekaan, anehnya mereka yang sempat menikmati pendidikan kejuruan apakah itu SMP, SMA, STM, Pertanian, Akuntansi dan lain-lain, jarang terjun jadi pengusaha. Kebanyakan tamatan sekolah kejuruan ini


(29)

Dari kenyataan ini menjadikan tidak aneh bahwa mereka yang terjun di perusahaan kecil umumnya tanpa pendidikan yang relevan dan sering bukan anak terpandai di antara anggota keluarga mereka.

4. Tanpa pembukuan yang teratur dan tanpa neraca rugi-laba

Akibat tanpa perencanaan tertulis dan kurang pendidikan serta karena tidak ada pelaksanaan pemerintah (pajak), umumnya perusahaan kecil tidak memiliki san tidak mempraktekkan pembukuan yang teratur. Paling banter hanya mempunyai catatan tercecer beberap yang laku hari ini. Umumnya, perusahaan kecil juga tidak memiliki neraca rugi-laba baik karena tidak mempunyai keahlian juga karena tidak atau belum merasa memerlukan. Akibatnya dapat diduga bahwa mereka pada setiap akhir tahun atau tahun buku tidak tidak dapat mengetahui berapa sebenarnya laba atau rugi yang mereka dapat dan alami pada tahun ini.

5. Tidak mempunyai atau tidak mengadakan analisis pasar yang “up to date”

atau tepat waktu dan mutakhir.

Tidak adanya perencanaan dan pendidikan yang relevan ditambah lagi tanpa pembukuan yang teratur, umumnya perusahaan kecil juga tidak memiliki anlisa pasar yang relevan, pengusaha kecil hanya mengira-ngira dan bertumpu pada pengalaman hari kemarin. Mereka tidak tahu pasti berapa besar potensi pasar, berapa pesaing, apa kekuatan dan kelemahan pesaing, bagaiman kecenderungan selera pembeli, bagaimana perkembangan teknologi atau perkembangan produk lain-lain.


(30)

Kelemahan perencanaan atau tidak adanya peramalan (forecasting) yang relevan menjadikan posisi pengusaha kecil terserah “nasib”. Ketidakadaan analisis pasar automatis menghambat spesialisasi atau difersifikasi yang dalam beberapa hal merupakan keharusan. Akibatnya dapat diramalkan, hampir semua pengusaha kecil di daerah atau lokasi tertentu menjual barang atau membuat produk yang sama, baik ukuran, warna, ataupun rasa.

7. Jarang mengadakan pembaharuan (inovasi)

Terkadang kita merasa aneh mengamati bahwa jenis barang yang dijual, tata letak barang, lemari, jenis penerangan dari beberapa perusahan kecil tetap sama setelah sekian lama. Demikian juga, beberapa perusahaan pembuat barang tidak mengalami perubahan atau perubahan setelah sekian tahun atau, setelah berubah generasi, tetap membuat barang yang sama dan peralatannya menua sejalan dengan umur pemiliknya.

Adapun beberapa pembaharuan yang terjadi hanyalah sekedara meniru tetanga tetapi bukan hasil analisa pasar dan rencana pembaharuan yang konsekuen, padahal, dalam hidup ini tanpa pembaharuan tidak ada masa depan.

8. Tidak ada atau jarang terjadi pengkaderan

Di Eropa atau Cina ternyata pepatah “patah tumbu hilang berganti” merupakan kenyataan yang hidup dan berkesinambungan, seperti peran “empu”, hampir semua pengusaha di Eropa Barat mendidik kader


(31)

Menurut pengamatan kami, di Indonesia hal yang sama tidak atau jarang terjadi. Kebanyakan pemilik atau pendekar perusahaan kecil segan menurunkan ilmu kepada pembantu-pembantunya, entah karena takut disaingi atau kurang percaya atau tidak ada kesadaran akan pengkaderan tersebut.

9. Cepat puas

Karena tidak ada perencanaan dan tanpa pengalam biasanya pemilik perusahaan kecil cepat puas dan kurang ambisius. Pengusaha kecil umumnya setelah berusia 10 atau 20 tahun bidang usahanya bukannya malah semakin besar atau berkembang bahkan ikut menua sesuai umur pemiliknya. Hal ini kaitanya erat dengan kelemahan lain – tanpa pendidikan yang relevan dan tanpa pengalaman yang menantang.

10. Kurang percaya pada ilmu modern

Bagi kebanyakan pemilik perusahaan kecil, belajar lagi atau mempelajari ilmu baru sepeti pembukuan dan manajemen dianggap pemborosan atau tidak perlu. Sebagaian perusahaan kecil begitu percaya diri dan menutup diri dengan semboyan “ masakan ayam diajari bertelor ”. pengusaha kecil menafsirkan ilmu modern sebagai akal-akalan dan sekedar cari duit bagi pengajar. (B.N. Marbun 1986)


(32)

2.2.3 Kewirausahaan

Menurut John J. Kao (1993) kewiaruasahaan adalah uasaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan resiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk mobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya pelaksanaan dengan baik.

Menurut Robert D. Hisrich et al. (2005) kewirausahaan adalah suatu proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utam dengan syarat-syarat yang wajar, waktu atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa.

Menurut instruksi Presiden RI No. 4 tahun 1995: “ kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar ”.

Semangat wirausaha yang harus di miliki adalah dapat menyesuaikan perusahaan terhadap situasi yang terus berubah-ubah karena berorientasi ke depan, bermotivasi tinggi , percaya diri, dan dapat fleksibel terhadap situasi dan kondisi serta memiliki perencanaan dalam


(33)

2.2.4 Siklus Pengolahan Data

Untuk mengubah data informasi, dilakukan proses pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebutkan siklus akuntansi. Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahapan tertentu, yaitu sistem informasi akuntansi yang diproses secara manual dan sistem informasi yang diproses dengan computer.

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data

Sumber : Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi Salemba Empat, Edisi Ketiga, hal 15

2.2.5 Akuntansi

Menurut Warren dan Reeve (2008: 10) secara umum akuntansi dapat di definisikan sebagai informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkempentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Contoh dari kegiatan ini seperti menghitung kegiatan Bukti 

Transaksi  

  Jurnal Buku  Besar 

Laporan  Keuangan 

Buku  Pembantu  


(34)

jam kerja, pengeluaran yang dilakukan, dan tagihan yang telah jatuh tempo. Pihak-pihak yang berkempentingan akan penggunaan dari akuntansi ini adalah kreditor orang-orang yang bergantung pada hasil informasi tersebut, dan pemerintah. Sistem informasi ini sangat penting dikarenakan melalui akuntansi inilah dikomunikasikan informasi-informasi penting kepada pihak yang berkepentingan, demikian pula analisis keuangan yang berkerja di bank dimana melalui laporan akuntansi tersebut mereka dapat merekomendasikan untuk memberikan pinjaman modal terhadap pemohon peminjam. Terakhir, sistem akuntansi juga mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkembang sesuai dengan kebutuhan informasi.

2.2.6 Perlakuan Akuntansi untuk Perusahaan Industri Kecil

Perlakuan akuntansi untuk perusahaan industry kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi unutuk jenis perusahaan lainnya, dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Perlakuan yang disebutkan adalah penyajian yang sesuai dengan PSAK yang berlaku, dimana menurut PSAK dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut (PSAK 2009: 1.7), yaitu :


(35)

Dalam neraca ini perusahaan menyajikan aktiva lancar tersisa dari aktiva tidak lancer dan kewajiban jangka pendek, terpisah dan kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.

Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.

2. Laporan Laba rugi

Adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha periode tertentu. Tujuan utama perusahaan, adalah mendapat laba. Laporan laba/rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu.

Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :

a. Pendapatan.

b. Laba rugi usaha.


(36)

d. Bagian dari Laba/rugi perusahaan afiliasi dan assosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas.

e. Beban pajak.

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan.

g. Pos luar biasa.

h. Hak minoritas.

i. Laba atau rugi untuk periode berjalan.

Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh pernyataan akuntansi keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja perusahaan secara wajar.

3. Laporan perubahan ekuitas

Adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu periode tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan :

a. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan.

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuangan atau kerugian beserta

jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.


(37)

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagai mana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya, dan

f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal

saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakaian dalam mengambil keputusan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat di dalam catatanatas laporan keuangan.


(38)

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi

keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dal laporan perubahan ekuitas.

c. Informasi tambah yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Perusahaan dapat pula menyajikan pelaporan tambahan seperti

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added

statment) khususnya bagi industri dimana factor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting (PSAK 2009 : 1.3), sedangkan untuk industri yang berjenis kecil apabila belum ada pengaturan di dalam PSAK, maka manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan.

Akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan, dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan : (PSAK 2009 : 1.3)

a. Persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(39)

b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, penghasilan dan beban yang diterapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dan

c. Pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat oleh badan pembuat

satandar lain dan praktek industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b paragraph ini.

Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam PSAK. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi : (PSAK 2009 : 1.3)

a. Relevan terhadap kebutuhan pengguan laporan untuk mengambil

keputusan dan

b. Dapat diandalkan, dengan pengertian :

- Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan

perusahaan.

- Menggambarkan susbtansi ekonomi dari suatu kejadian atau

transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumannya.

- Netral, yaitu bebas dari keberpihakan.

- Mencerminkan kehati-hatian.


(40)

Untuk pelaporan laba-rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh : penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan) dan tidak dialokasika menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapakan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai data fungsi dalam perusahaan.

Menurut Institut Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), 2008, panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisah tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai computer, dikarenakan mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :

a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber.

b. Memasukkan data ke dalam sistem.

c. Menjalankan computer.

d. Mengubah program dan data file.

e. Menjalankan atau mendistribusikan keluar, dan

f. Mengubah sistem operasi.

Hal-hal yang disebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisah tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko pengendalian.


(41)

Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut Ikatan Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), 2008, sebagai berikut :

a. Kosentrasi dari pemilik dan atau manajemen senior.

b. Sumber-sumber pendapatan (source of revenue) dan sumber

pendanaan (source of financing) yang terbatas.

c. Pencatatan yang tidak terlalu kompleks atau rumit.

d. Pengendalian tingkat entitas yang tidak terlalu kompleks atau


(42)

3.1 Jenis Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pencatatan keuangan pada industri rumahan (dengan studi kasus pengusaha warnet) dan juga apakah pengusaha warnet tersebut memahami akuntansi, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan mengungkap makna penerapan keuangan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), dengan pendekatan ini peneliti berada dalam posisi tidak bisa mengontrol obyek penelitian. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitian yang bersifat interaksi untuk memahami realitas obyek.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dalam penelitian ini yang akan

diamati adalah orang, yaitu pemilik atau tenaga kerjanya atau kasir dan operator

billing server pada industri kecil rumahan berbentuk usaha Warnet dengan


(43)

atau operator billing server adalah posisi yang rawan juga, dikarenakan justru disinilah lalu lintas uang yang padat terjadi. Walaupun terlihat mudah, namun apabila tidak teliti maka akan timbul kerugian. Oleh karena itu untuk posisi ini minimal harus mengerti bagaimana pencatatan pemasukan yang diperoleh, apalagi kalau sumber daya manusia yang berada di dalam posisi ini mengerti sedikit

tentang akuntansi. Interaksi antar pemilik dan pegawai atau operator billing

server dengan tempat atau lingkungan dimana unit usaha tersebut berdiri (place), kemudian berapa lama unit usaha tersebut telah lama beropasi akan menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.

Dengan demikian metode kualitatif maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiric dan terukur. Fakta-fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkap.

3.2 Alasan Ketertarikan penelitian (Acknowledge)

Alasan peneliti untuk meneliti tentang permasalahan ini adalah pengalaman yang dialami sendiri oleh peneliti sehari-hari. Perkembangan unit usaha warung internet (warnet) mulai berkembang 1998, namunpenelitian baru merasakan perkembangan usaha tersebut empat tahun setelah yaitu tahun 2002.


(44)

Hal ini disebabkan waktu itu warnet yang ada sedang dilanda sebuah trend, yaitu penggunaan warnet sebagai sarana hiburan.

Warnet sebagai sarana hiburan waktu itu menawarkan sesuatu yang baru yaitu menyediakan layanan untuk bermain game secara online, memang saat itu adalah masa transisi dimana layanan internet adalah suatu layanan yang eksklusif dan hanya dinikmati oleh segelintir orang saja menjadi layanan yang dapat dinikmati oleh public dengan harga yang mulai terjangkau, pada tahun ini

memang dua kegunaan sebelumnya dari warung internet yaitu browsing dan

E-mail tidak serta merta hilang namun penggunaan jasa internet untuk kedua hal tersebut mengalami penurunan. Penurunan pengguna jasa internet untuk kedua hal diatas dikarenakan selain berubah fungsinya warnet menjadi sarana bermain, juga disebabkan kebutuhan akan kecepatan internet yang digunakan untuk mengunduh

data serta browsing semakin tinggi maka pengusaha warung internet yang jeli

melihat peluang ini dan bertahan daam menjalankan bisnis internet yang digunakan untuk dua layanan sebelumnya, menggunakan kesempatan ini untu memperbaiki layanan mereka demi menarik konsumen.

Penggolongan yang jelas akan fungsi dan kegunaan penyediaan layanan jasa internet sehingga warung internet sehingga memiliki fungsi khusus. Warnet

yang konsumennya kebanyakan dari para gamers menjadi warnet game online,

untuk warnet yang menyediakan jasa internet untuk browsing dan e-mail

menggolongkan usahanya menjadi warnet untuk surfing atau biasanya


(45)

Seiring berkembangnya kebutuhan akan teknologi yang semakin maju banyak layanan di warung internet yang dulunya dianggap sebagai layanan grtis sekarang dikenakan biaya untuk penggunaan layanan tersebut, contohnya adalah pengguna layanan scan virus, mengedit dokumen dan masih banyak lagi hal yang komersialkan lagi disebabkan mereka menganggap kegiatan tersebut dapat menambah pendapatan mereka.

Kondisi terakhir ini menimbulkan pertanyaan di dalam peneliti, yaitu bagaimana jenis transaksi yang terjadi di dalam usaha warnet tersebut? Dan bagaimana pula menentukan tarif dari jasa layanan yang ditawarkan oleh warnet? Kemudian bagaimana penyisihan dana yang digunakan untuk melakukan promosi yang digunakan untuk menarik pelanggan? Lalu yang terakhir adalah bagaimana perlakuan biaya promosi yang digunakan?

Dengan penelitian ini peneliti berharap dapat mengetahui sampai sejauh mana kepahaman dari para pengusaha warung internet akan akuntansi sebab pertanyaan yang ada didalam benak peneliti yang ada diatas erat hubungannya dengan seni pencatatan bukti transaksi. Hal ini disebabkan keadaan dilapangan yang dialami oleh peneliti ada ketidak mengertian akan penggolongan akan transaksi dan ketidak jelasan pengenaan tarif akan layanan yang diberikan oleh warnet tersebut, sehingga peneliti berharap dengan adanya peneliti ini dapat mengetahui dasar-dasar dari pengenaan tarif yang diterapkan oleh pengusaha warnet kepada para pelanggannya sehingga timbul transparansi dana yang ada didalam usaha tersebut dan pelanggan dapat memilih sendiri dimana tempat mereka akan menggunakan layanan yang ditawarkan.


(46)

3.3 Informan

Informan yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi adalah pemilik atau penjaga, atau serta orang yang berada di warung internet tersebut. Peneliti memilih orang-orang tersebut untuk dijadikan sebagai informan dalam penelitian di karenakan pekerjaan mereka berhubungan dengan hal mengklasifikasikan, mencatat, mengikhtisarkan dan penafsiran transaksi keuangan yang terjadi di unit usaha tersebut sebab hal-hal peneliti sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang berguna bagi usaha tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka mendatang dan suatu aturan yang digunakan untuk mengukur kinerja dan keputusan pelanggan terhadap layanan yang ditawarkan.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk peneliti ini adalah usaha warnet

“ GRAND OFFICE” di jalan ARIEF HAKIM No. 14 A Surabaya, lokasi sangat strategis karena dekat dengan Universitas ITATS, Universitas NAROTAMA, Universitas STESIA dan lebih strategis lagi lokasinya berada pada pemukiman warga dan juga kos-kosan, Dengan nama usaha adalah GRAN OFFICE. GRAN OFFICE ini mulai beropasi pada tahun 2006, bergerak di bidang Business Service Center, meliputi Warnet, Wartel, Fax, Movie Zone, Fotocopy, Print, Burning CD/DVD, Stationary (alat tulis kantor), Pengiriman barang, Voucher pulsa, dll. Latar belakang pendiri dan pemilik usaha ini adalah seorang usahawan dengan


(47)

usaha yang tekun. Beliau tertarik untuk mengembangkan usaha ini karena melihat bahwa banyaknya masyarakat yang membutuhkan untuk mnyelesaikan tugas tugas baik para siswa, mahasiswa dan juga pekerja, selain itu pemiliki usaha ingin membantu kalangan pebisnis atau entrepreneur dan usaha kecil menengah (UKM). Sehingga beliau berpikir untuk membantu usaha tersebut untuk memanfaatkan letak dan situasi yang ada disekitar serta adanya peluang bisnis yang menjadikan untuk masa depan.

3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah :

1. Sumber data utama (primer)

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber di dalam perusahan seperti bukti pembukuan transaksi dan struktur kepemilikan usaha.

2. Sumber data kedua (sekunder)

Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang terkait dengan peelitian, yang diperoleh dari studi keperpustakaan, dengan menggunakan dokumentasi dan literature-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.


(48)

1. Survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan penelitian secara umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga maslah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data penelitian survey pendahuluan ini ada dua proses yang kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

a. Proses memasuki lokasi (getting in)

Agar proses prngumpulan data dari informasi berjalan baik, peneliti terlebih dahulu menyiapakan segala sesuatu yang diperlukan, baik kelengkapan adminstratif maupun semua persoalan yang berhubungan dengan setting dan subyek penelitian dan mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian, peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin hubungan dengan informasi.

b. Ketika berada dilokasi peneliti (getting along)

Ketika berada di lokasi penelitian, peniliti melakukan hubungan pribadi dan membangun kepercayaan pada subyek peneliti (informan). Hal ini dilakukan karena kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan kompehensivitas data penelitian.

2. Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung

yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :

a. Wawancara secara informal maupun formal dengan pihak-pihak yang


(49)

instrument dituntut bagaimana membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data.

Untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya terutama yang berkaitan dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian, sehingga terjadi semacam diskusi, obrolan santai spontanitas (alamiah) dengan subjek peneliti sebagai pemecahan masalah dan peneliti sebagai timbulnya permasalahan agar muncul wacana detail. Wawancara diharapkan berjalan tidak teratur (terbuka, bicara apa aja) dalam garis besar yang terstruktur (mengarah menjawab permasalahan penelitian).

b. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulakan dokumen-dokumen

yang terkait dengan penelitian.

c. Studi kepustaka, berupa pengumpulan data-data dari literature yang

relevan dengan permasalahan ini dan digunakan sebagai landasan teori.

d. Observasi, dilakukan oleh penelitian dengan cara observasi partisipan

untuk mengamati kegiatan pencatatan dan pengolahan dari bisnis warung internet.


(50)

3.6 Teknik Analisis

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian.. Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah

berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan

membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di

dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan.

Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan Teknik analisis data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, jadi penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk penelitaian kualitatif deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Sedangkan dalam Mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Hubermen. Miles dan Huberman (2007:16-21), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahap penelitian hingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu :

   


(51)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, meyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, yang memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu. Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian. Dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh pertanyaan penelitian yang harus dijawab berdasarkan data. Bagi peneliti pemula, reduksi data dapat dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat atau orang yang dipandang ahli dalam bidangnya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari apabila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan data, dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang palig sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. penyajian data dalam bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan


(52)

sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

3. Verification (menarik Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, namun mungkin juga tidak karena rumuskan sejak awal, namun mungkin juga tidak karena rumusan masalah data penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Rencananya, kesimpulan dibuat dengan melalui tahap-tahap analisis data sehingga mencapai saran dari peneliti yang berasal dari fakta lapangan.

3.6.1 Definisi Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan


(53)

berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif . Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

3.6.2 Teknik Deskriptif

Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu


(54)

studi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kini. Pemaparan peristiwa tersebut dilakukan secara sistematik, akurat dan lebih menekankan pada data faktual.

Ciri-ciri Metode Deskriptif

Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian


(55)

metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam

mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule

questionair ataupun interview guide.

Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada

kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

2. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari

penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah

3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian

deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.


(56)

4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.

5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya

dengan masalah yang ingin dipecahkan.

6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit

maupun secara implisit.

7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik

pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang

telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada

batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang

sepadan.

9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi

sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.


(57)

3.7 Rancangan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, maka peneliti memiliki Rancangan penelitian, rancangan penelitian tersebut meliputi:

a. Pengambilan data

Peneliti disini telah melakukan studi dalam pencatatan keuangan pada usaha kecil menengah (UKM). Peneliti telah melakukan pengamatan dan pengelompokan terhadap data-data yang dibutuhkan, yang berguna sebagai bukti penelitian dan pertanggung jawaban atas kegiatan penelitian selama ini. Untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti melakukan teknik penelitian dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi kepada pemilik warnet atau kepada karyawannya untuk mendapatkan data yang di inginkan. Data tersebut berupa bentuk pencatatan keuangan pada usaha warnet. Data yang di dapat sang peneliti berupa buntuk pencatatan keuangn yang berisi tentang Daily Report yang berisi biaya ketika menggunakan jasa internet dan juga pemasukan pendapatan.

Dalam pengambilan data sang peneliti telah mendapatkan hasil yang berbeda-beda selama penelitian dalam penerapan pencatatan laporan keuangan. Disini untuk usaha warnet yang memiliki keunggulan kompetitif dan sumber daya manusia yang kompeten mereka telah melakukan pencatatan sesuai berdasarkan informasi akuntansi. Sedangkan untuk usaha warnet yang tidak memiliki keunggulan kompetitif dan sumber daya manusia yang kurang dalam pencatatan laporan keuangan hanya berdasarkan kemampuan saja yang tidak sesuai dengan informasi akuntansi, demikian realita sesungguhnya keadaan usaha kecil


(58)

menengah di Indonesia. Meraka cenderung tidak memiliki atau jarang mempunyai perencanaan tertulis dan tidak berorientasi ke masa depan, melainkan kepada hari kemarin atau hari kemarin atau hari ini.

b. Pengelompokan

Dalam proses penelitian terdapat pengelompokan dimana terdapat usaha kecil menengah yang telah malakukan pencatatan yang sesuai berdasarkan informasi akuntansi dan tidak mengunakan informasi akuntansi sebagai mestinya yang terdapat pada Standart Akuntansi Keuangan.

Jadi pada warnet GRAEN OFFICE misalnya disini mereka telah memiliki keunggulan dalam berbisnis yaitu berupa laporan yang sesuai dengan informasi akuntansi seperti terdapat laporan laba rugi, kas harian dan laporan bulanan.

c. Penerapan pencatatan keuangan bagi usaha kecil menengah

Untuk penerapan di warnet yang saya teliti condong mereka belum bisa menerapkan pencatatan yang baik. Hanya usaha kecil yang baik dan yang memiliki keunggulan kompetitif dalam sumber daya manusianya mampu menerapkan pencatatan keuangan yang baik. Jadi peneliti mengambil keputusan bahwa masih terdapat ketidak tauan terhadap ilmu akutansi berupa pencatatan laporan keuangn yang baik berdasar Standart Akuntansi Keuangan bagi usaha kecil yang berupa usaha warnet.


(59)

Jadi informasi akuntansi disini mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha termasuk bagi Usaha Kecil Menengah (Megginson et al., 2000). Informasi akuntansi dapat menjadikan dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolahan usaha kecil, antara lain keputusan dalam pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Pemerintah maupun komunikasi akuntansi disini telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansi bagi usaha kecil menengah, walaupun dalam kenyataannya desakan hukum (law enforcement) dari regulator belum memadai.

Dan dalam kenyataannya kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolahan usahanya. Salah seorang menejer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Idrus (2000), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memadai pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan.

Sedangkan dalam penelitian yang saya lakukan selama ini di usaha kecil yaitu Warnet bahwa keadaan sesungguhnya terdapat perbedaan dalam membuat laporan keuangan. Hanya perusahan yang memiliki keunggulan kompetitif di era globalisasi bisa bertahan. Sedangkan untuk usaha kecil yang tidak memiliki keuanggulan mereka hanya membuat laporan berdasarkan kemampuan yang tidak berdasarkan informasi akuntansi. Demikian lah usaha kecil memiliki keunggulan


(60)

dan kelamahan. Salah satunya kelemahan pada usaha yang saya teliti mereka cenderung berpikiran tidak mau melihat ke masa depan melainkan melihat hanya pada hari itu saja, dan mereka memliki karyawan yang kuran kompeten dalam tugasnya..

3.8 Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara : (Sugiyono,2005:122-125)

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui msupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini hubungan berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila sudah benar berarti kredibel, maka waktu pepanjangan pengamatan dapat diakhiri.


(61)

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengn cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca sebagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang teliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau dipercaya atau tidak.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Dalam penelitian ini Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah pemilik dan operator atau kasir.


(62)

Triangulasi waktu artinya pengumpulan data data dilakukan apakah narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Kalau narasumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya belum kredibel.


(63)

BAB IV

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

4.1. Pendahuluan

Penelitian ini disusun dengan mengambil objek penelitian pada usaha warnet. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap, lebih kredibel, lebih mendalam dan bermakna sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian telah tercapai. Dengan membahas permasalahan yang sama mengenai penerapan pencatatan keuangan pada lokus ini, peneliti dapat mengkaji lebih dalam sejauh mana pencatatan keuangan telah diterapkan pada usaha warnet yang selama melakukan penelitian di masing- masing warnet di daerah Surabaya Timur.

Usaha warnet yang menjadi lokus penelitian ini adalah usaha warnet di Jl. Arief Rahman Hakim 14 A Surabaya. Bapak santoso adalah pemilik usaha GRAND OFFICE, beliau memilih nama usaha warnet GRAND OFFICE karena sebelumnya nama dari warnet ini adalah BLUE OFFICE dikarenakan pemilik yang pertama telah mengundurkan diri maka bapak santoso telah mengganti nama warnet sampai sekarang.

Awal memulai usaha warnet ini adalah pada tahun 2006. Hal ini dilatar belakangi oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, makin praktisnya gaya hidup, dan berbagai alasan antara lain dari kesibukan manusia dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kini mayoritas dari pelanggan banyak yang menggunakan jasa


(64)

mereka menggunakan jasa warnet tersebut. Selain itu harga dari jasa tersebut terjangkau dan memiliki kenyamana lokasi. Mayoritas pengguna jasa warnet ini adalah para mahasiswa dan pelajar sekolah dasar namun tidak mungkin kadang para karyawan sehingga warnet menjadi solusi yang tepat untuk mengerjakan tugas-tugas mereka.

4.2 Industri Warung Internet di Indonesia

Data dari APW Komitel (Asosiasi Pusat Warung Komputer, Internet dan Telepon), menyebutkan bahwa terdapat sekitar 5000 unit warung internet diseluruh kota besar di Indonesia pada tahun 2006, dimana kesemuanya itu menyediakan jasa yang berhubungan dengan computer seperti pengetikan, pelatiha, PC Game sampai menyediakan jasa internet. Jasa yang ditawarkan tersebut sering digunakan oleh orang yang dirumahnya yang tidak memiliki komputer sendiri, baik itu melakukan penegetikan atau mengakses internet secara pribadi.

Sebagian besar pengguna internet di Indonesia adalah kalangan menengah keatas dan mereka yang sedang belajar atau pelajar, namun secara keseluruan dari pengguna jasa telekomunikasi digital ini adalah para pelajar dan pekerja kantoran yang selalu membutuhkan akses internet kapan saja dan dimana saja. Kebutuhan akan internet ini didukung juga semakin banyaknya informasi yang beredar di internet tiap harinya dan semakin mudanya untuk mengakses informasi tersebut dengan berbagai cara.


(65)

4.3 Sejarah Warung Internet Ini

Awal mula bisnis ini berdiri pada tahun 2006, usaha terletak di Jl. Arif Rahman Hakim 14 A Surabaya. Lokasi cukup strategis karena berada diantara rumah-rumah warga dan di sekitar Universitas dan sekolahan. Tidak sedikit telah menggunakan jasa warnet untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Alasan pemilik mendirikan usaha warnet ini tidak laen untuk membantu kalangan pebisnis / entrepreneur, usaha kecil menengah (UKM), start up dan freelance. Dan mencoba mengembangkan pakaet layanan Virtual Office dan Instant Office yang semakin terjangkau dangan fasilitas lengkap layaknya kantor ideal yang dimiliki oleh perusahaan besar.

Bapak santoso disini menjadikan usaha warnet ini sebagai peluang bisnis untuk mencari keuntungan. Jasa warnet menawarkan berbagai jasa, dengan kualitas yang baik, dengan harga yang terjangkau, selain itu dengan bisnis ini bapak santoso dapat mendapatkan pengalaman dalam bernisnis dan juga menambang penghasilan yang sebelumnya beliau telah membuka production house.

4.4 Permasalahan yang Terjadi pada Usaha Warung Internet

Setiap usaha pasti memiliki permasalahan yang harus dihadapi dalam keseharian, begitu juga dalam unit usaha penyediaan jasa internet. Memang didalam


(66)

untuk hiburan game online. Permasalahan yang biasanya terjadi sering trouble jaringan internet dan kuarang sabarnya pengguna saat menunggu lamanya loading. Hal ini bisa saja terjadi masalah bagi pelanggan dan pengelola usaha jadi intinya satu sama laen harus sabar. Berikut ini pemaparan oleh pemilik jasa warnet sebagai berikut:

“kendala yang dialami oleh Grand Office adalah koneksi yang gak stabil, server sering trouble, komputernya versi lama dan makin banyaknya orang menggunakan hp untuk meng akses internet. Untuk modal sendiri awal kredit bank untuk membuka usaha warnet ini.

(Informan Mbak Ulfa)

Sekilas dari pemaparan diats adalah bentuk kendala yang beralasan, sebab peralatan tersebut pastinya memilki batasan pengguna, baik cepat maupun lambat. Permasalahan yang lain yaitu computer dalam versi lama sehingga kerja computer bisa mempengaruhi dalam mengerjakan tugas / untuk mengakses. Disini pemilik telah meminjam dana dari bank untuk membuka usaha warnet.

Kendalanya utama yaitu modal, disini saya seorang mahasiswa untuk

mencari modal sangat susah, dan kendala yang lainnya adalah tempat, susah mencari tempat yang trategis, di daerah gebang tempatnya kecil-kecil.


(67)

Sekilas pemaparan tersebut adalah keadaan yang sesuai dengan keadaan yang dialami. Disini pemilik Warnet Nusantara seoarang mahasiswa ITS sekaligus pemilik usaha warnet telah memiliki kendala dalam mengembangkan usahanya berupa modal dan tempat. Meskipun terganjal dengan kendala tetapi usahanya sampai sekarang bertahan dengan baik.

Dalam mengakses internet belum seberapa paham jadi apabila di tempat

usaha warnet mengalamilampu mati sedangkan ada pelanggan yang masih

mengunakan jasa warnetnya maka aktvitas gak bisa berjalan.

(Informan Ibu Atik)

Kondisi diatas telah dialami oleh pemilik warnet, beliau tidak mengerti masalah komputer. Jadi ketika lampu mati pemilik ibu Atik merasakan bingung untuk mengawalinya kembali saat menjaga warnetnya. Hanya suaminya dan anknya yang tau caranya untuk mengembalikan seperti semula.

“Kendala ini sering terjadi, ketika lampu mati, terus gangguan dari Telkomnya, kondisi yang sepi itu bisa mengganggu pendapatan warnet ini mas”


(68)

Pernyataan dari informan mbak Santi memang beralasan, sebab semua kendala yang disebutkan tersebut pasti mengggu pendapatan dari warnet. Sehingga bila terjadi lampu mati atau gangguan pada koneksi nternetnya maka para pengelola tersebut tidak dapat berbuat apa- apa. Melihat permasalahan tersebut pengelola mempersalahkan masalah non teknis yang terjadi, karena tidak bisa ditangani secara langsung dan biasanya terletak pada peraturan yang telah disepakati oleh kedua pihak,

4.5 Pencatatan Keuangan Usaha

Semuan badan usaha pasti memiliki pencatatan keuangan yang berasal dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam sehari-hari, begitu pula juga dengan warung internet. Warung internet yang dibahas pencatatan ini termasuk UKM berjenis industry kecil rumahan.

Sama seperti semua UKM mereka masih memeliki pencatatan yang sederhana, namun ada pula yang telah memiliki pencatatan yang sesuai dengan informasi akuntansi, terlihat dari pemaparan dari informasi mbak ulfa selaku admin warnet Grand office :

jadi laporan harian ada di operator, setiap save berbeda lalu dimasukkan ke laporan keuangan bulanan untuk mengetahui besarnya pendapatan dan pengeluaran per bulan, setalah satu tahun dibuatkan laba ruginya.


(1)

82

peneliti mengharapkan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan melalui


(2)

83

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dengan berakhirnya penelitian ini, maka peneliti dapat mengambil suatu

kesimpulan dan suatu gambaran yang sangat jelas mengenai penerapan pencatatan

keuangan pada usaha warung internet atau bisanya disebut warnet, karena

menurut survey ada beberapa warnet yang sudah menggunakan pencatatan yang

sesuai dengan standar akuntansi (PSAK), namun ada pula warnet yang masih

melakukan pencatatan keuangan dengan sederhana, yaitu hanya pada keluar dan

masuknya pendapatan serta jumlah barang.

Pada dasarnya, pandangan pemahaman pencatatan keuangan oleh

pengusaha Warnet sudah memahami adanya laporan keuangan dan telah berusaha

menerapkan laporan keuangan berdasarkan standat akuntansi, namun pengusaha

masih melakukan pencatatan sederhana yang sesuai dengan pengetahuan,

kemampuan dan pemahaman pengusaha itu sendiri, tujuan dibuatnya laporan

keuangan oleh pemilik usaha yaitu untuk mengontrol pendapatan dan pengeluaran

dalam menjalankan unit usaha tersebut.

Hal ini menunjukan bahwa pengusaha belum sepenuhnya memahami

pencatatan atas laporan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi. Hal

tersebut juga diperkuat dengan adanya keterangan informan yang mengakui

bahwa pemahaman tentang akuntansi hanya sebatas mengetahui keluar masuknya


(3)

84

pentingnya pencatatan keuangan yang dimiliki pengusaha warnet tersebut.

Pencatatan keuangan yang sesuai dengan akuntansi penting untuk diterapkan

karena akuntansi adalah sebuah informasi, informasi yang akan menuntun

pengusaha dalam pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Selain itu,

pencatatan keuangan yang baik dan teratur dibutuhkan apabila pemilik usaha akan

melakukan peminjaman modal pada kreditur (bank) atau lembaga lainnya.

Adapun jenis transaksi pada salah satu studi kasus di usaha warnet

Surabaya timur yaitu: Wartel, Fax, Movie Zone, Fotocopy, Print, Biro iklan, Mini

Café, Virtual Office, Instant Officr, Pembayaran tagihan listrik (PLN),

Spedy(Telkom), cicilan sepeda motor dll. Dari pencatatan pada usaha warnet

tersebut sudah menggunakan pencatatan yang ada di standar akuntansi, disini

pengelola untuk memulai pencatatn laporan segala transaksi digunakan perhari

yang dikerjakan oleh karyawan dan dikumpulkan terlebuh dahulu di karyawan

lalu sesudah terkumpul maka di serahkan ke bagian admin untuk diproses, untuk

selanjutnya dibuatkan laporan per bulan dan selanjutnya per tahun, gunanya untuk

mengetahui berapa besar pendapatan dan kerugian yang dialami oleh warnet

tersebut.

Dalam menarik pelanggan tidak ada pembebanan biaya untuk promosi

yang dilakukan oleh pengusaha warnet tersebut dengan memberikan pelayanan

yang baik untuk mengikat hati para pelanggan yang datang. Karena di tengah

persaingan yang makin ketat ini harus ada upaya aktif dan inisiatif untuk

menggaet pelanggan atau calon pembeli. Promosi sederhana untuk menggaet


(4)

85

pelanggan, sikap loyalitas yang ditunjukkan kepada pelanggan dan mendengarkan

komplain dari pelanggan meskipun pengusaha kurang setuju dengan hal tersebut.

6.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas dapat di kemukakan beberapa saran yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan :

1. Bagi Pengusaha Warung Internet (Warnet)

Sebaiknya dapat menerapkan pencatatan keuangan lebih sesuai dengan

standar, lengkap, tidak hanya pencatatan pendapatan dan pengeluaran tapi

setiap transaksi juga perlu ada pencatatan serta jelas, ada batasan

penggunaan pribadi dengan penggunaan untuk keperluan usaha.

Pengusaha juga sebaiknya memperhatikan pentingnya pemahaman

akuntansi yang baik akan mendorong terciptanya pencatatan akuntansi

yang baik pula, sehingga pengelolaan keuangan pun dapat terkontrol

dengan baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharpakan dengan adanya peneliti ini, akan banyak peneliti-peneliti lain

yang tertarik untuk menggunakan metode penelitian kualitatif dalam

melakukan penelitian, untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik lagi bila

penelitian tidak hanya dilakukan pada usaha warnet saja tapi pada usaha

yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai

sejauh mana penerapan pencatatan keuangan pada unit usaha warnet


(5)

DAFTAR PUSTAKA

---, 1995, Undang-Undang No.9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

Anonim, 2010, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran“ Jawa Timur, Surabaya.

Agoes, Sukrisno, 2004, Auditing, Edisi Ketiga, Penerbit Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Herri dan Irda, 2005, ”Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan

Menengah Sumatra Barat”, Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi,

Vol 5 No 2 Agustus 2005, Hal 198-215.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan ETAP, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2008, Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Julia Sari, Merisa, 2011,Penerapam Pencatata Keuangan Pada Industri Kecil Rumahan (Studi Kasus Pada Pengusaha Laundry Kiloan ”De Clean Priority” di Surabaya)”, Skripsi Fakultas Ekonomi UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Marbun, B, N, 1986, Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil, Penerbit PT Pestaka Binama Pressindo.

Miles, Matthew B, dan Huberman, A.Michael, 2007, Analisa Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS).

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Pinasti, Margani, 2007, “Pengaruh penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI),


(6)

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Hal 122-125, Penerbit C.V. ALFABETA, Bandung.

Suryana, 2007, Kewirausahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Reeve, 2008, Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dari Website :

www.internetworldstates.com www.teknojurnal.com

http://mr-freeman-blog-blogspot.com/2010/02/statistik-internetdunia.html

http://prakosobhairawa.blogspot.com/2009/03/ragam-bahasa-dan-publikasi-sastra-di.html

http://dayintapinasthika.wordpress.com/2011/04/12/usaha-kecil-menengah-ukm/ http://frenndw.wordpress.com/tag/reduksi-data/

http://blog.uin-malang.ac.id/muttaqin/2010/11/28/10/

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/11/teknik-analisis-data.html