Walaupun pada beberapa UKM telah memiliki pengetahuan dan tata cara pencatatan transaksi yang baik.
Penelitian ini akan membahas permasalahan yaitu mengenai pemahaman dan penerapan pencatatan keuangan pada UKM depot pak Djo. Hal ini dilakukan
peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga peneliti merasa bahwa tujuan
penelitian ini telah dicapai. Informan kunci dalam penelitian ini sebagai pemilik dan pelaksana Depot Pak Djo adalah pasangan suami istri atas nama bapak
Soepardjiyono dan ibu Endang. Dari informasi yang didapat dari bapak Soepardjiyono, peneliti mendapatkan informan lainnya yaitu pegawai kasir dari
Depot Pak Djo atas nama mbak Sum, lalu dikembangkan pada informan lain yang juga pegawai dan kasir yang bekerja pada sore hari atas nama mbak Ika, dan
dikembangkan lagi pada informan lain yang juga sebagai informan terakhir yaitu mbak Icha sebagai anak dari bapak Soepardjiyono dan ibu Endang.
4.2. Profil UKM Depot Pak Djo
Usaha yang dimiliki pasangan suami istri atas nama bapak Soepardjiyono dan ibu Endang adalah bidang kuliner yang berlokasi di jl.Dharmawangsa no 35.
Nama Depot Pak Djo sendiri diambil dari nama almarhum orangtua dari bapak Soepardjiyono yaitu bapak Ngatidjo untuk usahanya tersebut. Usaha tersebut
merupakan usaha turun temurun yang didirikan pada tahun 1970 hingga 1998 dikelola oleh alamarhum orang tua bapak Soepardjiyono, yang kemudian mulai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1998 sampai sekarang dikelola oleh beliau. Omset penjualan Depot Pak Djo mampu mencapai penjualan 10.800 ekor ayam kampung per tahun dengan
nominal sebesar Rp 720.000.000 tujuh ratus dua puluh juta rupiah. Perjuangan bapak Soepardjiyono dan ibu Endang dimulai pada tahun 1998. Sebelumnya
bapak Soepardjiyono bekerja disebuah hotel di Surabaya dibidang operasional perhotelan. Karena melihat bidang kuliner dianggap sangat menjajikan untuk
masa depan, akhirnya usaha kuliner almarhum kedua orangtua pemilik diteruskan diambil alih oleh bapak Soepardjiyono dan ibu Endang, yang pada waktu itu
usaha tersebut hampir mendekati kebangkrutan, dan setelah dikelola oleh beliau bisa kembali memperoleh keuntungan. Dengan cara membenahi berbagai menu
yang ada termasuk rasa dan sajian. Begitu pula dengan peningkatan pelayanan pada pembeli termasuk kebersihan, kerapian, merenovasi tempat usahanya guna
untuk menyesuaikan dengan persaingan terhadap para pemilik UKM di daerah tersebut. Lalu pada tahun 2002 ibu Endang memotivasi bapak Soepardjiyono
untuk mengembangkan usahanya dengan membuka cabang di jl.Pacar keling yang bekerjasama dengan kerabat saat bekerja dihotel. Dengan modal awal sebesar
Rp.10.000.000,00 sepuluh juta rupiah yang difungsikan untuk berbagai biaya operasional. Namun hanya mampu bertahan selama 6 bln, yang dikarenakan
adanya persaingan yang tidak sehat. Lalu kembali ibu Endang tetap optimis terhadap kemampuan bapak Soepardjiyono yang mengembangkan usahanya lagi
dengan membuka cabang di jl.Raya tenggilis pada akhir tahun 2002. Kondisi saat itu dengan menggunakan sebagian tabungan dari hasil usahanya untuk modal awal
sebesar Rp. 2.000.000,00 dua juta rupiah bapak Sopardjiyono mampu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menjalankan usahanya untuk bisa berjalan dan bertahan hingga tahun 2010. Yang dikarenakan tempat tersebut tidak bisa mendapat ijin untuk disewa kembali yang
akhirnya harus memaksa bapak Soepardjiyono menutup usahanya dilokasi tersebut. Setelah dari berbagai usaha yang dicoba, beliau memutuskan untuk
berfokus pada satu tempat yang masih beroperasi sampai saat ini, yang berharap adanya suntikan danapeminjaman modal untuk meningkatkan fungsi pelayanan
serta fasilitas yang memadai.
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian