Asumsi Konsep Dasar 1. Asumsi Dasar
Menurut Warren and Reeve, 2008 secara umum akuntansi dapat di definisikan sebagai sistem Informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-
pihak yang yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Contoh dari kegiatan ini seperti menghitung kegiatan jam kerja,
pengeluaran yang dilakukan, dan tagihan yang telah jatuh tempo. Pihak-pihak yang yang berkepentingan akan penggunaan dari akuntansi ini adalah kreditor,
orang-orang yang bergantung pada hasil informasi tersebut, dan pemerintah. Sistem informasi ini sangat penting dikarenakan melalui akuntansi inilah
dikomunikasikan informasi-informasi penting kepada pihak yang berkepentingan, demikian pula para analis keuangan yang bekerja di bank dimana melalui laporan
akuntansi tersebut mereka dapat merekomendasikan untuk memberikan pinjaman modal terhadap pemohon pinjaman. Terakhir, sistem akuntansi juga mencatat data
ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnnya dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai
dengan kebutuhan informasi mereka.
2.2.2. Asumsi Konsep Dasar 2.2.2.1. Asumsi Dasar
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi. Asumsi – asumsi tersebut menurut Baridwan 2004:8 adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Kesatuan Usaha Khusus
Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain
perusahaan dianggap sebagai “unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Dengan anggapan
seperti ini maka transaksi – transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi – transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua
pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi. 2
Kontinuitas Usaha Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus,
dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa
akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak – kontrak dan perjanjian – perjanjian. Oleh karena itu
dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini.Sebagai contoh adalah prosedur
amortisasi dan depresiasi. Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan
usaha itu harus dipandang akan hidup terus. 3
Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat
dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan – kesulitan di dalam pencatatan
dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi – transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam
catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana
perusahaan itu berdiri. 4
Periode Waktu IAI 2002 menyatakan bahwa asumsi dasar dalam pencapaian tujuan
laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha.Dasar akrual adalah pencatatan transaksi pada saat terjadinya dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan, bukan pada saat kas diterima atau dikeluarkan.