Analisa dan Pembahasan Data yang Digunakan untuk menilai
53
Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pelanggan internal, dapat disimpulkan bahwa siswa merasa puas terhadap proses
belajar mengajar yang diselenggarakan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Tim pengajar juga disesuaikan
dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, selain itu para pengajar juga meng-
upgrate
materi-materi pembelajaran. Sehingga para siswa merasa mendapat banyak manfaat dari tim pengajar di
sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar dan mengajar yang terdapat di sekolah telah berjalan dengan baik.
c. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah
Dalam penilaian ini ukuran strategik yang digunakan adalah dukungan motivasi yang diberikan oleh guru dan
karyawan kepada siswa dan metode pengajaran yang digunakan yang mendukung suasana belajar siswa. Berdasarkan hasil
kuesioner diperoleh data: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2 Interval kelas = 10
– 2 5 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 6.
54
Tabel 5.10: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim Sekolah
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
10 – 9
13 18,6
Sangat Puas 8
– 7 38
54,3 Puas
6 – 5
15 21,4
Cukup Puas 4
– 3 4
5,7 Kurang Puas
2 Tidak Puas
Jumlah 70
100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 18,6 siswa merasa sangat puas, 54,3 siswa merasa puas, 21,4 siswa
merasa cukup puas, dan 5,7 siswa merasa kurang puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan rata-
rata siswa merasa puas terhadap dukungan motivasi dan metode pembelajaran yang diselenggarakan di SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan meskipun masih terdapat beberapa siswa yang merasa kurang puas.
Pembahasan:
Iklim belajar yang mendukung berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Iklim belajar tersebut meliputi dukungan motivasi bagi siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang mendukung proses
pembelajaran. Dukungan motivasi menunjukkan antusiasme guru kepada
peserta didiknya
dalam mewujudkan
suasana
55
pembelajaran yang menyenangkan. Seluruh anggota sekolah memiliki peranan penting dalam penciptaan iklim pembelajaran
yang mendukung karena penciptaan iklim pembelajaran ini tidak dapat hanya dilakukan oleh siswa atau guru saja.
Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang penciptaan iklim pembelajaran yang mendukung dapat disimpulkan
bahwa siswa merasa puas terhadap iklim yang tercipta di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan, meskipun beberapa
siswa berpendapat bahwa mereka masih merasa kurang puas. Beberapa siswa tersebut berpendapat bahwa mereka merasa kurang
puas kemungkinan diakibatkan karena metode pembelajaran yang
digunakan pada
beberapa pelajaran
tertentu terkadang
membosankan bagi siswa. Meskipun demikian sebagian besar siswa telah merasa nyaman terhadap iklim sekolah yang
berlangsung di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah telah dapat menciptakan iklim pembelajaran yang baik dan efektif untuk
mendukung proses belajar mengajar.
d. Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan
Sekolah Fokus dalam penilaian kepuasan siswa terhadap pelayanan
yang diberikan oleh sekolah adalah sistem pelayanan administrasi, sistem pelayanan sekolah, sistem pelayanan
56
perpustakaan, dan
sistem pelayanan
pendukung yang
diselenggarakan oleh sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4 5 = 3
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 7.
Tabel 5.11: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelangaan Internal terhadap Pelayanan Sekolah
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
20 – 17
3 4,3
Sangat Puas 16
– 13 29
41,4 Puas
12 – 10
25 35,7
Cukup Puas 9
– 7 12
17,1 Kurang Puas
6 – 4
1 1,4
Tidak Puas Jumlah
70 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 4,3 siswa merasa sangat puas, 41,4 siswa merasa puas, 35,7 siswa
merasa cukup puas, 17,1 siswa merasa kurang puas, dan 1,4 siswa merasa tidak puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa hampir seluruh siswa merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius
Mertoyudan. Siswa merasa puas dalam pelayanan sistem keuangan, administrasi sekolah dan pelayanan perpustakaan.
57
Pembahasan:
Pelayanan merupakan tujuan utama dari sekolah, pelayanan ini berupa pelayanan jasa khususnya dalam bidang
pendidikan. Pelayanan terdiri atas pelayanan dalam bidang administrasi umum dan keuangan, administrasi akademik,
administrasi perpustakaan, dan pelayanan administrasi pendukung lainnya seperti laboratorium bahasa, laboratorium biologi,
laboratorium komputer, dan lain sebagainya. Pelayanan yang diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa selama
bersekolah. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang
peningkatan pelayanan sekolah dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa merasa puas terhadap pelayanan yang ada di SMA Seminari
St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh sekolah kepada siswa telah berjalan
dengan baik. Namun masih terdapat beberapa siswa merasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah, hal tersebut
kemungkinan disebabkan kurangnya penggunaan dan pemanfaatan layanan secara optimal. Pada penggunaan ruang laboratorium IPA
yang kurang optimal disebabkan karena SMA Seminari ini merupakan sekolah pandidikan calon imam, sehingga lebih
menekankan dalam bidang rasa yaitu mengolah dalam hal humaniora dan bahasa.
58
e. Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Peningkatan
Kualitas SDM Siswa Untuk menilai siswa pada kepuasan terhadap peningkatan
kualitas SDM, ukuran strategik yanng digunakan adalah pengadaan kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler serta
pengadaan kegiatan pelatihan bagi para siswa. Dari penilaian tersebut akan diketahui tingkat kepuasan siswa terhadap program
peningkatan kualitas SDM. Dari hasil kuesioner diperoleh data: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3 Interval kelas = 15
– 3 5 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 8.
Tabel 5.12: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Peningkatan Kualitas SDM
Siswa
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
15 – 13
19 27,1
Sangat Puas 12
– 10 22
31,4 Puas
9 – 7
26 37,1
Cukup Puas 6
– 5 3
4,3 Kurang Puas
4 – 3
Tidak Puas Jumlah
70 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 27,1 siswa merasa sangat puas, 31,4 siswa merasa puas, 37,1 siswa
merasa cukup puas, dan 4,3 siswa merasa kurang puas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa
59
puas terhadap kegiatan peningkatan kualitas SDM yang diselenggarakan oleh SMA Seminari St. Petrus Canisius
Mertoyudan.
Pembahasan:
Peningkatan kualitas bagi siswa merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk mengasah kemempuan dan kompetensi
yang dimiliki oleh siswa. Bentuk kegiatan ini dapat berupa kegiatan
ekstrakurikuler dan
intrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler dapat berupa sidang akademik dan seminar, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan yang
mengasah kemampuan siswa di bidang non akademik seperti kegiatan olah raga dan seni musik.
Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal tentang peningkatan kualitas SDM siswa dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan siswa merasa puas terhadap kegiatan peningkatan kualitas yang diselenggarakan oleh SMA Seminari
St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hal ini menunjukkan bahwa program peningkatan kualitas siswa telah berlangsung dengan
baik dengan mendapat respon positif dari siswa. Sekolah memiliki kebijakan yaitu mewajibkan kepada setiap siswanya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal satu kegiatan. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan sekolah untuk
60
melibatkan siswa ikut serta dalam kegiatan pengembangan siswa. Namun terdapat beberapa siswa merasa kurang puas terhadap
kegiatan peningkatan kualitas siswa, hal ini kemungkinan karena terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana secara rutin.
2. Perspektif Keuangan
Data yang digunakan untuk menentukan kinerja SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan dari perspektif keuangan adalah
laporan biaya anggaran dan realisasi serta sumber-sumber pendapatan periode tahun ajaran 20102011 dan 20112012. Perhitungan dan
analisanya adalah sebagai berikut: a.
Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.13: Total Biaya Non Program
Biaya Non Program
Tahun Ajaran 20102011
20112012 Bi. Setoran
Rp442.710.213 Rp203.764.500
Bi. Umum dan Rumah tangga
Rp1.538.452.165 Rp1.476.821.523
Bi. Administrasi Rp108.445.875
Rp148.126.316 Bi. Program
Rp76.354.500 Rp63.077.950
Total Rp2.165.962.753
Rp1.891.790.289 Biaya yang berkaitan dengan dengan program sekolah yang tidak
terkait langsung dengan visi dan misi sekolah
61
Tabel 5.14: Total Biaya Program
Biaya Program Tahun Ajaran
20102011 20112012
Bi. tenaga kerja Rp1.887.917.125
Rp2.075.094.235 Bi. Sarana dan
prasarana Rp286.027.200
Rp223.577.100 Bi. Pemeliharaan
Rp33.551.750 Rp185.800.555
Bi. Kegiatan Rp337.677.325
Rp446.997.250 Bi. Lainnya
Rp48.894.500 Rp48.600.000
Total Rp2.594.067.900
Rp2.980.069.740
Tabel 5.15: Perhitungan Rasio Biaya Operasional terhadap Total Biaya Program
Tahun Ajaran
Total Biaya Non Program
Total Biaya Program
Rasio B. Non
Program thd B.
Program I
II III100
20102011 Rp2.165.962.753 Rp2.594.067.900
83,5 20112012 Rp1.891.790.289
Rp2.980.069.740 63,5
Pembahasan:
Rasio biaya non program terhadap biaya program menggambarkan seberapa besar perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan misi sekolah dengan biaya yang terkait langsung dengan program
sekolah. Rasio yang kecil dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa sekolah membutuhkan sedikit biaya administrasi untuk
menjalankan programnya, ini berarti bahwa sekolah semakin efisien dari tahun ke tahunnya.
Dari tabel perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rasio biaya operasional terhadap biaya program pada tahun ajaran
62
20102011 sebesar 83,5 dan pada tahun ajaran 20112012 mengalami penurunan menjadi 63,5. Dari perhitungan rasio
tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan dari tahun ajaran 20102011 ke tahun
ajaran 20112012 semakin efisien.
b. Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St Petrus Canisius:
Tabel 5.16: Perhitungan Total Pendapatan Donasi
Pendapatan Donasi Tahun Ajaran
20102011 20112012
Pendapatan dari sumbangan
Rp1.809.145.329 Rp1.536.638.175
Pendapatan dari subsidi
Rp75.000.000 Rp100.000.000
Total Rp1.884.145.329
Rp1.636.638.175
Tabel 5.17: Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi
Tahun Ajaran
Total Biaya Program
Pendapatan Donasi
Rasio Bi. Prgrm thd
P. Donasi I
II III
20102011 Rp2.594.067.900 Rp1.884.145.329 1,4
20112012 Rp2.980.069.740 Rp1.636.638.175 1,8
63
Pembahasan:
Rasio yang menunjukkan nilai lebih dari satu berarti sekolah memiliki sumber dana lain untuk membiayai programnya.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah semakin baik karena biaya program sekolah tidak ditentukan oleh
besar kecilnya pendapatan dari sumbangan, karena sekolah memiliki sumber pendapatan lainnya. Sumbangan tersebut berasal
dari sumbangan umat, sumbangan gereja, sumbangan alumni dan subsidi dari pemerintah.
Dari tabel perhitungan tersebut rasio biaya program ke pendapatan donasi pada tahun ajran 20102011 menunjukkan
angka 1,4 dan pada tahun ajaran 20112012 menunjukkan angka 1,8. Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sekolah
memiliki sumber dana lain seperti dana dari siswa dan dana dari kegiatan usaha lain. Hal ini berarti bahwa sekolah mampu
menjalankan program sesuai misinya tanpa tergantung dengan adanya pendapatan dari sumbangan.
c. Rasio
Surplus
64
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.18: Total
Surplus
Tahun Ajaran
Total Surplus
20102011 Rp302.096.345
20112012 Rp1.071.770.891
Tabel 5.19: Total Pendapatan
Tahun Ajaran Total Pendapatan
20102011 Rp5.067.987.358
20112012 Rp5.978.456.621
Tabel 5.20: Perhitungan Rasio Surplus
Tahun Ajaran
Total
Surplus
Total Pendapatan
Rasio
Surplus
I II
III100 20102011
Rp302.096.345 Rp5.067.987.358 6,0
20112012 Rp1.071.770.891 Rp5.978.456.621 17,9
Pembahasan:
Surplus
laba dalam rasio ini menunjukkan selisih angka
antara total seluruh pendapatan sekolah dibandingkan total seluruh
biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekolah. Semakin tinggi rasio menunjukkan
bahwa sekolah bahwa sekolah mampu mengumpulkan
surplus
untuk bertahan dan mengembangkan misinya. Dari tabel perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pada
tahun ajaran 20102011 menunjukkan angka sebesar 6,0 dan pada tahun ajaran 20112012 mengalami peningkatan menjadi
17,9. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
surplus
dari
65
tahun ke tahun. Kenaikan
surplus
ini diakibatkan kerana adanya penurunan biaya-biaya yang terjadi di tahun ajaran 20112012
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga, kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa kinerja sekolah semakin baik
dan sekolah mampu menjalankan program sesuai dengan misinya.
d. Biaya Rata-Rata Per Siswa
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.21: Jumlah Biaya Anggaran Pengeluaran Sekolah
Tahun Ajaran Biaya Anggaran
20102011 Rp4.496.296.013
20112012 Rp5.279.234.977
Tabel 5.22: Perhitungan Biaya Rata-Rata per Siswa
Tahun Ajaran
Biaya Anggaran Sekolah
Jumlah Siswa
Biaya Rata-Rata
Siswa I
II III100
20102011 Rp4.496.296.013 227
Rp19.807.471 20112012 Rp5.279.234.977
252 Rp20.949.345
Pembahasan:
Biaya ini menunjukkan selisih seluruh biaya anggaran pengeluaran sekolah dibagi dengan total seluruh siswa. Biaya ini
66
menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan sekolah. Semakin tinggi biaya rata-rata yang di dapatkan menunjukkan pengelolaan
yang dilakukan oleh pihak sekolah kurang efisien. Berdasarkan tabel perhitungan biaya rata-rata siswa di
atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan biaya rata-rata siswa dari tahun ajaran 20102011 sebersar Rp19.807.471 menjadi
Rp20.949.345 di
tahun ajaran
20112012. Hal
ini mengindikasikan bahwa untuk biaya rata-rata per siswa di sekolah
ini kurang efisien. Namun penilaian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar acuan bahwa sekolah tidak dapat meningkatkan
keefisiennya, karena jumlah siswa mengalami peningkatan di tahun ajaran 20112012 dibandingkan dengan tahun ajaran
20102011. Kenaikan rasio ini juga dipengaruhi karena adanya penambahan dan perbaikan investasi sekolah seperti pembelian
komputer dan renovasi laboratorium kimia. Selain itu pada tahun ajaran 20112012 sekolah menganggarkan beberapa biaya untuk
kegiatan rutin yang lebih tinggi karena dari data tahun sebelumnya biaya yang dibutuhkan untuk pembiayaan kegiatan-
kegiatan tertentu realisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan anggarannya.
e. Rasio Sumbangan Siswa
67
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.23: Jumlah Sumbangan atau Pendapatan dari Siswa
Tahun Ajaran Total Sumbangan
Siswa 20102011
Rp2.554.545.000 20112012
Rp3.268.471.500
Tabel 5.24: Perhitungan Rasio Sumbangan Siswa
Tahun Ajaran
Total Sumbangan
Siswa Total
Pendapatan Rasio
Sumbangan Siswa
I II
III100 20102011 Rp2.554.545.000 Rp5.062.126.998
50,5 20112012 Rp3.268.471.500 Rp5.978.456.621
54,7
Pembahasan:
Rasio sumbangan
siswa merupakan
rasio yang
menunjukkan jumlah antara pendapatan atau sumbangan yang diterima sekolah dengan total pendapatan. Rasio ini menunjukkan
seberapa tinggi ketergantungan pendapatan pada sumbangan siswa. Apabila rasio ini menunjukkan angka yang tinggi, ini
berarti bahwa sekolah memiliki tingkat ketergantungan terhadap sumbangan siswa.
Pada tabel perhitungan tersebut menunujukkan bahwa rasio sumbangan siswa terhadap total pendapatan sekolah pada tahun
20102011 menunjukkan angka 50,5 dan pada tahun 20112012 mengalami kenaikan menjadi 54,7, hal ini berarti bahwa
68
setengah dari seluruh pendapatan sekolah berasal dari siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan
sekolah terhadap sumbangan siswa pada tahun 20112012 lebih tinggi dibandingkan pada tahun 20102011. Kenaikan rasio ini
dipengaruhi oleh banyaknya siswa yang mendaftar di tahun ajaran 20112012 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga
jumlah pendapatan sekolah yang berasal dari siswa lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
f. Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha
Berikut adalah hasil analisis pada SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan:
Tabel 5.25: Total Pendapatan Kegiatan Usaha
Tahun Ajaran Total Pendapatan
Kegiatan Usaha 20102011
Rp174.936.110 20112012
Rp283.729.105
Tabel 5.26: Perhitungan Rasio Pendapatan Kegiatan Usaha
Tahun Ajaran
Pendapatan Total
Pendapatan Rasio
Pendapatan Kegiatan
Usaha Kegiatan
Usaha I
II III100
20102011 Rp174.936.110 Rp5.067.987.358 3,4
20112012 Rp283.729.105 Rp5.978.456.621 4,7
69
Pembahasan:
Rasio pendapatan
kegiatan usaha
menunjukkan berdandingan antara jumlah pendapatan dari kegiatan usaha
dengan jumlah seluruh pendapatan. Rasio ini menunjukkan tingkat kemampuan sekolah mencari sumber dana lain. Semakin
tinggi rasio, semakin tinggi pula kemampuan sekolah menggali sumber dana dari luar.
Dari tabel hasil perhitungan di atas menunujukkan bahwa rasio pendapatan kegiatan usaha pada tahun 20102011
menunjukkan angka 3,4 dan pada tahun 20112012 menunjukkan angka 4,7. Peningkatan rasio dari tahun ke tahun
ini mengindikasikan
bahwa sekolah
mampu untuk
mengumpulkan dana dari luar. Pendapatan kegiatan usaha yang dimiliki sekolah ini meliputi pendapatan dari telepon siswa, sewa
mess bagi pegawai, penjualan hasil ternak babi, penjualan hasil kebun, dan pendapatan lain-lain yang bersumber dari siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan perspektif keuangan di atas diperoleh total skor adalah 14, nilai ini berada dalam rentang nilai
antara 15,5 sampai dengan 13,2. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemandirian keuangan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan
baik. Sekolah telah mampu memenuhi kebutuhan keuangan dengan
70
mandiri dan mampu menggali dana dari luar sekolah demi mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Fokus pada penilaian dalam perspektif proses bisnis internal ini adalah penggunaan saranana dan prasarana penunjang PBM,
peningkatan kualitas SDM dalam hal ini adalah guru dan karyawan, peningkatan kualitas SDM yaitu siswa, peningkatan kualitas
kurikulum, dan pengadaan kegiatan promosi panggilan. Data yang digunakan dalam penilaian ini adalah dari hasil kuesioner yang
ditujukan kepada kepala sekolah SMA Seminari St Petrus Canisius lampiran 2. Hasil kuesioner akan dianalisa berdasarkan total skor
pada responden, dari skor tersebut kemudian akan dibandingkan pada skor kriteria penilaian kinerja sekolah.
a. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah secara Umum
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 18 = 90 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 18 = 18
Interval kelas = 90 – 18 5 = 14,4
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 9.
71
Skala penilaian kepuasan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan:
18 32,4
46,8 61,2
75,6 90
80 Dari hasil kuesioner proses bisnis internal tentang kepuasan kepala
sekolah dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merasa sangat puas terhadap strategi yang telah dijalankan SMA Seminari St.
Petrus Canisius Mertoyudan.
b. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Sarana dan Prasarana
Penunjang PBM Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimal yang diperoleh = 5 x 7 = 35 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 7 = 7
Interval kelas = 35 – 7 5 = 5,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 10. Berikut ini merupakan skala penilaian terhadap kepuasan kepala
sekolah berdasarkan hasil kuesioner terhadap penggunaan sarana dan prasarana penunjang PBM:
7 12,6
18,2 23,8
29,4 35
34
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
72
Berdasarkan hasil kuesioner proses bisnis internal tentang kepuasan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merasa sangat puas terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar yang terdapat di SMA
Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sarana dan prasarana ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur mutu sekolah. Diperlukannya ketersediaan sarana dan prasarana
yang mendukung merupakan proses tercapainya pembelajaran yang efektif serta pemanfaatan secara optimal.
Fokus dalam penilaian ini adalah pemanfaatan pelayanan administrasi keuangan dan akademik yang terkomputerisasi,
penyediaan sistem informasi perpustakaan, penyediaan buku-buku perpustakaan yang
up to date,
dan penyediaan teknologi informasi. Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan telah memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran dengan baik. Mulai dari pemanfaat
pelayanan terkomputerisasi sampai dengan penyedian buku perpustakaan yang
up to date.
Sekolah juga menganggarkan biaya yang digunakan untuk pemeliharaan buku perpustakaan. Hal ini
73
juga salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa. Sekolah telah menyediakan fasilitas umum yang menunjang proses
belajar sesuai dengan kebutuhan. Sekolah juga menyediakan fasilitas yang mendukung pendidikan, fasilitas tersebut berupa
fasilitas pelayanan administrasi dan fasilitas ketersediaan ruang belajar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
c. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kualitas SDM Guru
dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4 5 = 3,2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 11. Berikut merupakan skala penilaian kepuasan kepala sekolah
berdasarkan hasil kuesioner terhadap kualitas SDM guru dan karyawan:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
17 Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah merasa sangat puas terhadap kualitas dan kemampuan yang
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
74
dimiliki oleh guru dan karyawan SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Guru dan karyawan merupakan indikator penting dalam proses penciptaan pendidikan yang berkualitas. Guru memegang
peranan dalam pendampingan belajar bagi siswa, sedangkan karyawan memberikan pelayanan dalam bidang non akademik.
Fokus dalam penilaian kinerja ini adalah pada proses rekruitment guru dan karyawan yang selektif, kemampuan guru dan karyawan
sesuai dengan bidangnya, serta guru dan karyawan yang kompeten sesuai dengan bidangnya.
Dari hasil
kuesioner menunjukkan
bahwa proses
rekruitment guru dan karyawan telah dilaksanakan secara selektif. Dalam proses penerimaan pegawaipun telah dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan sekolah dengan seleksi terhadap calon pegawai berkompeten dan ahli dalam bidangnya masing-masing. Dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah diperoleh informasi bahwa dalam proses rekruitment pegawai ini melalui dua tahapan, yaitu
tahap pertama berupa test dari pihak sekolah itu sendiri dan tahapan kedua penilaian berupa test kepribadian yang bekerjasama
dengan fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
75
d. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kualitas SDM
Siswa Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2 5 = 1,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 12. Berikut merupakan skala penilaian kepuasan kepala sekolah
berdasarkan kuesioner terhadap kualitas SDM siswa: 2
3,6 5,2
6,8 8,4
10
8 Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah merasa puas terhadap kegiatan yang diselenggaran untuk siswa dalam pengembangan kualitas SDM yang terdapat di
SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Fokus dalam penilaian ini adalah pengadaan kegiatan
study tour
serta pengadaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler untuk melatih siswa dalam berorganisasi dan bersosialisasi. Dari hasil
kuesioner tersebut diketahui bahwa kepala sekolah merasa puas terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah untuk
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
76
meningkatkan kualitas siswa. Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa sekolah telah menjalankan kegiatan yang
melatih siswa dalam berorganisasi dan bersosialisasi. Kegiatan tersebut berupa kegiatan ekstrakurikuler dan intrakulikuler yang
dilaksanana secara rutin. Kegiatan intrakurikuler tersebut berupa
public speaking,
pelatihan jurnalistik, kegiatan olah rohani, katekese iman, dan lain sebagainya. Kegiatan intrakurikuler
tersebut diupayakan oleh sekolah untuk meningkatkan kepribadian siswa dalam bidang akademik maupun olah rohani. Kegiatan ini
rutin dilaksanakan disetiap semester dan akhir tahunnya. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler meliputi kegiatan olah
raga dan seni musik. Selama periode tahun ajaran 20102011 dan 20112012 sekolah tidak memiliki penambahan program
ekstrakurikuler baru bagi para siswa. Sekolah juga mengadakan kegiatan pembelajaran di luar
sekolah seperti
study tour
bagi siswa. Kegiatan
study tour
ini akan memberikan suasana belajar yang berbeda bagi siswa, karena
dengan mengadakan kegiatan tersebut siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Lulusan peserta didik SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan ini disiapkan untuk dapat melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi khususnya kejenjang seminari tinggi dan novisiat, karena fokus dalam pendidikannya adalah mendidik calon iman
77
yang handal dan berkompeten. Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa 95 siswa melanjutkan studi ke seminari tinggi,
novisiat, dan tahun rohani pembinaan, sedangkan 5 siswa melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tingkat kelulusan selama tahun ajaran 20102011 dan tahun ajaran 20112012 adalah sebesar 100 dengan nilai rata-rata
kelulusan masing-masing adalah 7,40 dan 7,29. Nilai tersebut di atas nilai rata-rata standart kelulusan yang ditetapkan oleh
pemerintah yaitu 5,00. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah mampu menciptakan lulusan yang berkualitas dan berkompeten
serta sekolah juga mampu mempersiapkan peserta didiknya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
e. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kualitas Kurikulum
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4 Interval kelas = 20
– 4 5 = 3,2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 13.
78
Berikut merupakan skala penilaian kepuasan kepala sekolah berdasarkan hasil kuesioner terhadap kualitas kurikulum:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
17 Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merasa sangat puas terhadap kualitas kurikulum yang terdapat di SMA Seminari St Petrus Canisius.
Pembahasan:
Kurikulum merupakan pedoman materi pembelajaran bagi guru untuk merancang, melaksanakan dan memberikan penilaian
selama proses pembelajaran kepada siswa. Kurikulum ini juga dapat dijadikan sebagai alat penentuan kualitas kelulusan bagi
peserta didiknya, sehingga diperlukannya
review
terhadap kurikulum secara berkala untuk mendapatkan kurikulum yang
up to date.
Fokus pada penilaian ini adalah disiplin waktu pengajaran dan penyususnan rencana pembelajaran serta review kurikulum
secara berkala. Dari hasil kuesioner tersebut dapat diketahui bahwa guru
telah memanfaatkan dengan baik alokasi waktu dalam proses pembelajaran, selain itu para guru juga mampu menyelesaikan
silabus tepat waktu. Pihak sekolah juga telah melaksanakan
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
79
program
review
kurikulum secara berkala yang dilakukan setiap akhir tahun pembelajaran yaitu bulan Juni untuk melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kurikulum selama satu tahun ajaran. Sistem pendidikan yang terdapat di SMA Seminari St Petrus
Canisius mengacu pada visi sekolah yaitu mendidik calon iman dengan menyesuaikan kurikulum yang diberlakukan oleh
pemerintah, sehingga terdapat tambahan-tambahan mata pelajaran bagi siswa.
f. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Kegiatan Promosi
Panggilan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 1 = 5 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 1 = 1
Interval kelas = 5 – 1 5 = 0,8
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 14. Berikut merupakan skala penilaian kepuasan kepala sekolah
berdasarkan hasil kuesioner terhadap kegiatan promosi panggilan: 1
1,8 2,6
3,4 4,2
5
4
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
80
Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah merasa puas terhadap program promosi panggilan yang
dijalankan di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Fokus dalam penilaian ini adalah pengadaan kegiatan hari panggilan secara rutin dan berkala. Dari hasil kuesioner tersebut
menggambarkan bahwa sekolah telah melaksanakan kegiatan promosi panggilan yang dilaksanakan SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan. Rata-rata kegiatan promosi panggilan ini dilaksanakan empat kali dalam satu tahun. Kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan dengan banyak media diantaranya melalui paroki yaitu dengan khotbah dan
live in
, promosi ke sekolah- sekolah, brosur, tampilan-tampilan kreativitas para seminaris
seperti orkes, drama musik serta operada, dan kegiatan
open house.
Selama periode tahun ajaran 20102011 sampai dengan periode 20112012 sekolah belum mengadakan penambahan program
promosi panggilan. Program yang dilaksanakan sekolah untuk menarik minat siswa masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan promosi panggilan ini juga sebagai sarana bagi sekolah untuk menjalin hubungan kerjasama dengan pihak luar.
Menjalin kerjasama dengan pihak luar sangat penting bagi sekolah, karena dengan adanya kerjasama ini sekolah dapat terus
81
meningkatkan kinerja dan eksistensi sekolah. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain kerjasama lintas jejaring yaitu
kerjasama dengan Universitas Sanata Dharma dan Universitas Kristen Duta Wacana, kerjasama ini dalam bidang tes rekruitment
dan pengembangan bagi guru. Kerjasama jejaring antar kolose Jesuit
dalam bidang
pengembangan nilai-nilai
semangat pendidikan katolik dan MPK Majelis Pendidikan Keuskupan
dalam bidang pengembangan pengelolaan sekolah katolik. Kerjasama dengan pemerintah yaitu DIKNAS Pendidikan
Nasional, MKS Musyawarah Kurikulum Sekolah dan MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran dalam bidang pendalaman
materi-materi pembelajaran.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Fokus dalam penilaian pada perspektif ini adalah evaluasi terhadap pegawai, pengembangan kompetensi guru dan karyawan,
peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan, peningkatan kepuasan kerja guru dan karyawan, penciptaan iklim kerja yang menyenangkan,
dan pengembangan kompetensi SDM guru dan karyawan. Data yang digunakan dalam perspektif ini adalah kuesioner tentang kepuasan
kepala sekolah lampiran 3 dan kuesioner tentang kepuasan guru dan karyawan lampiran 4.
82
a. Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah
Pada penilaian ini menunjukkan sejauh mana kepala sekolah merasa puas terhadap pembelajaran dan pertubuhan
sekolah. Penilaian yang dilakukan dalam perspektif ini adalah evaluasi terhadap pegawai, pengembangan kompetensi guru dan
karyawan, serta peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. 1
Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah secara Umum Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 7 = 35
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 7 = 7 Interval kelas = 35
– 7 5 = 5,6 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 15.
Skala penilaian kepuasan kepala sekolah secara keseluruhan: 7
12,6 18,2
23,8 29,4
35
30 Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah merasa sangat puas terhadap pembelajaran dan pertumbuhan di SMA Seminari St. Petrus Canisius
Mertoyudan.
2 Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Evaluasi
Pegawai Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
83
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2 5 = 1,6
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 16. Skala penilaian pembelajaran dan pertumbuhan kepuasan
kepala sekolah terhadap evaluasi pegawai: 2
3,6 5,2
6,8 8,4
10
8 Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merasa puas terhadap evaluasi yang telah dilakukan kepada guru dan karyawan di SMA Seminari St. Petrus Canisius
Mertoyudan.
Pembahasan:
Keberhasilan suatu organisasi ditentukan pula dari keberhasilan guru dan karyawan itu sendiri, untuk itu
diperlukannya suatu penilaian kinerja terhadap kinerja guru dan karyawan. Fokus pada penilaian ini adalah tingkat
perpindahan pegawai dan retensi penolakan terhadap teknologi. Penilaian ini ditujukan kepada kepala sekolah untuk
mengetahui tingkat kepuasan kepala sekolah tentang evaluasi terhadap guru dan karyawan.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
84
Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa kepala sekolah merasa puas terhadap tingkat perpindahan pegawai.
Perpindahan yang berlaku di sekolah ini adalah rotasi jabatan dalam lingkungan sekolah. Rotasi pegawai seperti rotasi
karyawan rumah tangga yang dilakukan setiap satu tahun sekali, sedangkan untuk wali kelas setiap tahun ajaran baru,
dan bagian administrasi setiap tiga tahun sekali. Dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa rata-rata masa
kerja pegawai di sekolah ini adalah 12 tahun, dengan masa kerja
paling lama
adalah 28
tahun. Hal
tersebut menggambarkan bahwa sekolah mampu mempertahankan
masa kerja guru dan karyawan yang bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Pada penilaian kepuasan kepala sekolah terhadap retensi penolakan terhadap teknologi diperoleh informasi
bahwa kepala sekolah merasa puas. Hal ini didukung dengan penggunaan teknologi terkomputerisasi dalam memberikan
pelayanan akademik kepada para siswa. Sekolah telah menggunakan
teknologi terkomputerisasi
sehingga mempermudah
dalam pemberian
pelayanan-pelayanan akademik terhadap para siswa, siswa akan merasa nyaman dan
mudah dalam mendapatkan pelayanan tersebut.
85
3 Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Pengembangan
potensi Guru dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 4 = 20 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 4 = 4
Interval kelas = 20 – 4 5 = 3,2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 17. Skala penilaian pembelajaran dan pertumbuhan kepuasan
kepala sekolah terhadap pengembangan potensi guru dan karyawan:
4 7,2
10,4 13,6
16,8 20
18 Dari hasil kuesoner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah merasa sangat puas terhadap pengembangan potensi guru dan karyawan yang terdapat di SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Pengembangan potensi sangat dibutuhkan dalam kemajuan
suatu organisasi
karena dengan
adanya pengembangan potensi ini guru dan karyawan dapat semakin
terlatih dalam pengembangan kemampuan yang dimilikinya.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
86
Fokus dalam penilaian kepuasan kepala sekolah terhadap pengembangan potensi guru dan karyawan adalah pengadaan
kegiatan pelatihan, kegiatan
study
banding, rasio guru, dan disiplin waktu kerja.
Dari hasil kuesioner diperoleh informasi bahwa kepala sekolah merasa sangat puas terhadap program pelatihan
yang diberikan kepada guru dan karyawan. Program pelatihan yang terdapat di sekolah ini adalah pelatihan spriritualitas,
pelatihan terhadap KBM Kegiatan Belajar Mengajar, pelatihan terhadap tata kelola administrasi, pelatihan terhadap
tata kelola perpustakaan, dan lain-lain. Rata-rata pelatihan bagi guru dan karyawan dilakukan dua kali dalam satu tahun.
Sekolah juga berkomitmen mengirimkan guru untuk studi banding. Dari data sekolah diperoleh juga informasi bahwa
pada tahun ajaran 20102011 terdapat satu orang guru yang sedang melanjutkan studi lanjut. Dengan adanya program
pelatihan terhadap kemampuan guru dan karyawan tersebut menggambarkan bahwa sekolah mampu mempertahankan dan
meningkatkan pengembangan potensi dapat berjalan sangat baik.
Guru dan karyawan memiliki disiplin kerja yang baik, hal ini ditunjukkan bahwa adanya peningkatan prosentase
kehadiran guru dan karyawan. Pada tahun ajaran 20102011
87
tingkat kehadiran guru dan karyawan adalah 97 sedangkan pada tahun ajaran 20112012 mengalami peningkatan menjadi
98. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru dan karyawan mengalami peningkatan yang lebih baik.
4 Penilaian Kepuasan Kepala Sekolah terhadap Peningkatan
Kesejahteraan Guru dan Karyawan Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 1 = 5 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 1 = 1
Interval kelas = 5 – 1 5 = 0,8
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 18. Skala penilaian pembelajaran dan pertumbuhan kepuasan
kepala sekolah terhadap peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan:
1 1,8
2,6 3,4
4,2 5
4 Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah merasa puas terhadap pemberian penghargaan bagi guru dan karyawan yang berprestasi.
Tidak Puas Kurang
Puas Cukup
Puas Puas
Sangat Puas
88
Pembahasan:
Kesejahteraan pegawai
dalam bekerja
perlu diperhatikan oleh organisasi, karena hal tersebut merupakan
salah satu upaya dalam peningkatan kualitas kerja pegawai. Fokus dalam penilaian ini adalah berkaitan tentang pemberian
penghargaan terhadap guru dan karyawan yang berprestasi. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa kepala sekolah
merasa puas terhadap program pemberian penghargaan. Program ini telah dilaksanakan dengan baik oleh pihak
sekolah. Penghargaan ini diberikan kepada guru dan
karyawan yang bersprestasi dan disiplin kerja, penghargaan yang diberikan tidak selalu dalam bentuk uang. Penghargaan
yang diberikan oleh pihak sekolah anatara lain adalah penghargaan dalam bentuk pemberian buku, piagam, ataupun
studi lanjut. Di sekolah ini juga memberikan penghargaan berupa pemberian cicin emas yang diberikan kepada guru dan
karyawan yang telah bekerja lebih dari 25 tahun. Dengan adanya pemberian penghargaan ini diharapkan dapat
memberikan dorongan dan semangat terhadap guru dan karyawan untuk semakin lebih baik.
89
b. Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan
Pada penilaian ini akan menunjukkan tingkat kepuasan guru dan karyawan terhadap pembelajaran dan pertumbuhan selama
mereka bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Penilaian ini mencakup penilaian tentang kepuasan kerja,
penciptaan iklim kerja, pengembangan poetnsi SDM, dan peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. Dari 29 guru dan
karyawan tetap diperoleh responden sebanyak 15 orang. 1
Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan Secara Umum Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 10 = 50
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 10 = 10 Interval kelas = 50
– 10 5 = 8 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 19.
Tabel 5.27: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan Secara Umum
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden Frekuensi
Kinerja 50
– 42 Sangat Puas
41 – 34
9 60
Puas 33
– 26 6
40 Cukup Puas
25 – 18
Kurang Puas 17 - 10
Tidak Puas Jumlah
15 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 60 guru dan karyawan merasa puas dan 40 guru dan karyawan
merasa cukup puas. Berdasarkan tabel tersebut dapat
90
disimpulkan bahawa rata-rata guru dan karyawan merasa puas terhadap kepuasan kerja, penciptaan iklim kerja,
pengembangan SDM serta peningkatan kesejahteraan bagi guru dan karyawan.
2 Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kepuasan
Kerja Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3
Interval kelas = 15 – 3 5 = 2,4 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 20.
Tabel 5.28: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kepuasan Kerja
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden
Frekuensi Kinerja
15 – 13
Sangat Puas 12
– 10 12
80 Puas
9 – 7
3 20
Cukup Puas 6
– 5 Kurang Puas
4 – 3
Tidak Puas Jumlah
15 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 80 guru dan karyawan merasa puas dan 20 guru dan karyawan
merasa cukup puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru dan karyawan merasa puas terhadap
91
kepuasan kerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah telah dapat
menciptakan suasana
kerja yang
mendukung dan
menyenangkan bagi guru dan karyawan.
Pembahasan:
Untuk menilai kepuasan guru dan karyawan terhadap kepuasan kerja ukuran strategik yang digunakan
adalah pemenuhan kebutuhan guru dan karyawan dan penilaian guru dan karyawan. Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui tingkat kepuasan kerja guru dan karyawan dimana mereka bekerja. Dengan adanya pemenuhan kebutuhan ini,
dapat meningkatkan kompetesni kerja terhadap guru dan karyawan. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa rata-rata
guru dan karyawan telah merasa puas bekerja di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan. Sekolah telah
mampu memenuhi kebutuhan guru dan karyawan.
3 Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan
Iklim Kerja Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 3 = 15 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 3 = 3
92
Interval kelas = 15 – 3 5 = 2,4 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 21.
Tabel 5.29: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan
Iklim Kerja
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden Frekuensi
Kinerja 15
– 13 1
6,7 Sangat Puas
12 – 10
7 46,7
Puas 9
– 7 7
46,7 Cukup Puas
6 – 5
Kurang Puas 4
– 3 Tidak Puas
Jumlah 15
100
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 6,7 guru dan karyawan merasa sangat puas, 46,7 guru dan
karyawan merasa puas, dan 46,7 guru dan karyawan merasa cukup puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-
rata guru dan karyawan merasa puas terhadap penciptaan iklim kerja yang terdapat di SMA Seminari St. Petrus
Canisius Mertoyudan.
Pembahasan:
Suasana bekerja yang nyaman tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja guru dan karyawan pada
organisasi. Untuk itulah diperlukannya penilaian kepuasan guru dan karyawan terhadap penciptaan iklim kerja yabng
nyaman. Ukuran strategik yang digunakan dalam penilaian
93
ini adalah keterlibatan guru dan karyawan dalam pengambilan keputusan, dukungan motivas bagi guru dan
karyawan, dan kemudahan dalam mengakses informasi. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa secara keseluruhan rata-
rata guru dan karyawan merasa puas terhadap iklim kerja yang diciptakan oleh sekolah. Penciptaan iklim kerja ini
sangat penting karena dengan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dapat mendukung dalam peningkatan kinerja
organisasi.
4 Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap
Pengembangan Potensi SDM Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut:
Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10 Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2
Interval kelas = 10 – 2 5 = 1,6 = 2
Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 22.
Tabel 5.30: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Pengembangan Potensi SDM
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden Frekuensi
Kinerja 10
– 9 Sangat Puas
8 – 7
9 60,0
Puas 6
– 5 4
26,6 Cukup Puas
4 – 3
2 13,3
Kurang Puas 2
Tidak Puas Jumlah
15 100
94
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 60,0 guru dan karyawan merasa puas, 26,6 merasa cukup puas,
dan 13,3 guru dan karyawan merasa kurang puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru dan
karyawan merasa puas terhadap pengadaan pelatihan ketrampilan, meskipun masih terdapat beberapa guru dan
karyawan yang merasa kurang puas. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan yang diadakan oleh sekolah
berjalan dengan baik.
Pembahasan:
Pengadaan pelatihan pengembangan potensi sangat dibutuhkan untuk kemajuan suatu organisasi. Dengan adanya
pelatihan pengembangan potensi ini, kemampuan guru dan karyawannya dapat terus berkembang sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki masing-masing. Untuk menilai kepuasan
guru dan
karyawan terhadap
program pengembangan potensi, ukuran strategik yang digunakan
adalah pengadaan pelatihan peningkatan ketrampilan. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa guru dan
karyawan merasa puas terhadap program pelatihan pengembangan yang telah diselenggarakan oleh pihak
sekolah. Hal ini juga menandakan bahwa sekolah telah
95
menjalankan program tersebut dengan baik. Namun terdapat beberapa guru dan karyawan juga memberikan pendapat
kurang puas. Upaya pengembangan potensi terhadap guru dan karyawan yang dilakukan oleh sekolah antara lain adalah
dengan pelatihan spiritualitas, pelatihan KBM, pelatihan tata kelola administrasi dan perpustakaan, serta pelatihan
pengembangan relasi guru terhadap siswa. Kegiatan tersebut mengundang antusiasme guru dan karyawan yang sangat
tinggi. 5
Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh data sebagai berikut: Nilai maksimum yang diperoleh = 5 x 2 = 10
Nilai minimum yang diperoleh = 1 x 2 = 2 Interval kelas = 10
– 2 5 = 1,6 = 2 Ringkasan kuesioner terdapat dalam lampiran 23.
Tabel 5.31: Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Kelas-Kelas Frekuensi
Presentase Penilaian
Interval Responden Frekuensi
Kinerja 10
– 9 Sangat Puas
8 – 7
10 86,7
Puas 6
– 5 2
13,3 Cukup Puas
4 – 3
Kurang Puas 2
Tidak Puas Jumlah
15 100
96
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 86,7 guru dan karyawan merasa puas dan 13,3 guru dan
karyawan merasa cukup puas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru dan karyawan merasa puas
terhadap usaha peningkatan kesejahteraan.
Pembahasan:
Untuk menilai kepuasan guru dan karyawan terhadap peningkatan kesejahteraan kerja, ukuran strategik
yang digunakan adalah pemberian penghargaan dan sistem kompensasi. Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa guru
dan karyawan merasa puas terhadap sistem kompensasi yang berlaku di SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan.
Hal ini
menunjukkan bahwa
program peningkatan
kesejahteraan guru dan karyawan telah berjalan dengan baik. Penghargaan ini diberikan kepada guru dan karyawan yang
berprestasi dan displin kerja.