Pembahasan Perkembangan Keuangan Kota Yogyakarta Ditinjau dari Rasio

3. Pembahasan

Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki dua perusahaan daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Marta dan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Jogja Kota Yogyakarta.Berdasarkan peraturan perundangan kedua perusahaan tersebut dalam pengelolaannya merupakan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.Selain itu, pendirian perusahaan daerah tingkat Pemerintah Daerah Propinsi DIY dilakukan dengan sistem penyertaan modal oleh masing-masing Pemerintah Propinsi, KabupatenKota di wilayah Propinsi DIY. Perusahaan Daerah tersebut telah diatur melalui Peraturan daerah Propinsi DIY Nomor 2 Tahun 1993 tentang Bank Pembangunan Daerah Propinsi DIY yang telah diubah dan ditambah dengan Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 4 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 2 Tahun 1993 tentang Bank Pembangunan Daerah Propinsi DIY. Dari ketiga perusahaan daerah tersebut, laba perusahaan telah memberikan kontribusi tiap tahunnya ke dalam APBD Kota Yogyakarta yang disajikan dalam tabel 5.29.Semakin tinggi rasio derajat kontribusi BUMD semakin baik pula tingkat kontribusi perusahaan daerah dalam menambah PAD. Kontribusi BUMD tertinggi berada pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,70. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan daerah memberikan kontribusi terbesar dalam menambah PAD seperti ditampilkan pada gambar 5.20, namun tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2008 – 2011 derajat kontribusi BUMD terus mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena dalam perkembangan perusahaan daerah atau BUMD yang sangat penting dalam meningkatkan penerimaan PAD justru sering mengalami rugi dan bahkan mempunyai hutang. Gambar 5.20 Diagram Derajat Kontribusi BUMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011

J. Perkembangan Keuangan Kota Yogyakarta Ditinjau dari Rasio

Efisiensi Belanja Daerah 1. Analisis Data Rasio efisiensi belanja daerah digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah.Rasio ini dapat dihitung dari perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja. 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 2007 2008 2009 2010 2011 Derajat Kontribusi BUMD 7.70 6.38 6.33 6.15 4.42 7.70 6.38 6.33 6.15 4.42 D e ra ja t K o n tr ib u si B U M D

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

2 13 87

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DILIHAT DARI RASIO Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan Daerah APBD Tahun 2009-2010.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan Daerah APBD Tahun 2009-2010.

0 1 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN DAERAH APBD TAHUN 2009-2010 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan

0 1 15

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

Analisis kinerja pemerintah daerah berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

1 8 138

nalisis kinerja pemerintah daerah berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) studi kasus di Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja

0 0 136

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA MAGELANG UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2008-2012.

0 0 119

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

0 1 123

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

1 3 100