2. Analisis Trend
Setelah mengetahui rasio belanja rutin terhadap APBD dilakukan analisis trend untuk melihat perkembangannya dengan
formula sebagai berikut: Y’ = a + bX
Tabel 5.12 Trend Rasio Belanja Rutin terhadap APBD Kota Yogyakarta tahun
2007 - 2011
Tahun Rasio Belanja
Rutin terhadap APBD Y
X XY
X
2
Y
2007 77.41
-2 -154.82
4 79.51
2008 82.09
-1 -82.09
1 83.75
2009 92.71
0.00 88.00
2010 96.20
1 96.20
1 92.24
2011 91.57
2 183.13
4 96.48
Total 439.98
42.42 10
439.98
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus: ∑
∑
Sehingga menghasilkan persamaan trend sebagai berikut: Y’ = 88 + 4,24 X
Tabel 5.12 dan gambar 5.7 menunjukkan bahwa rasio belanja rutin terhadap APBD Kota Yogyakarta memiliki
kecenderungan meningkat.
Gambar 5.7 Grafik Trend Rasio Belanja Rutin Terhadap APBD Kota
Yogyakarta Tahun 2007 - 2011
Untuk mengetahui
perkembangan rasio
belanja pembangunan terhadap APBD dilakukan analisis trend rasio
belanja pembangunan dengan formula sebagai berikut: Y’ = a + bX
Tabel 5.13 Trend Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD Kota
Yogyakarta tahun 2007-2011
Tahun Rasio Bel.
Pembangunan terhadap
APBD Y X
XY X
2
Y
2007 14.62
-2 -29.23
4 15.80
2008 14.90
-1 -14.90
1 13.29
2009 11.56
0.00 10.78
2010 6.63
1 6.63
1 8.28
2011 6.22
2 12.43
4 5.77
Total 53.92
-25.07 10
53.92
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus: ∑
2007 2008
2009 2010
2011 Trend Rasio Belanja
Rutin terhadap APBD 79.51
83.75 88.00
92.24 96.48
79.51 83.75
88.00 92.24
96.48
20 40
60 80
100 120
Y T
re n
d
∑
Sehingga menghasilkan persamaan trend sebagai berikut: Y’ = 10,79 – 2,51 X
Tabel 5.13 dan gambar 5.8 menunjukkan bahwa rasio belanja pembangunan Kota Yogyakarta memiliki kecenderungan
menurun.
Gambar 5.8 Grafik Trend Rasio Belanja Pembangunan Terhadap APBD Kota
Yogyakarta Tahun 2007 - 2011
3. Pembahasan
Menurut Mahmudi 2010: 164, pada umumnya proporsi belanja operasi mendominasi total belanja daerah, yaitu antara 60-
90. Gambar 5.5 menunjukkan bahwa rasio belanja rutin terhadap APBD Kota Yogyakarta pada tahun 2007 dan 2008 sudah
memenuhi proporsi tersebut, namun pada tahun 2009 - 2011 rasio belanja rutin terhadap APBD melebihi angka 90. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja keserasian antara belanja rutin dan
2007 2008
2009 2010
2011 Trend R. Belanja
Pembangunan terhadap APBD
15.8 13.29
10.78 8.28
5.77 15.8
13.29 10.78
8.28 5.77
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Y T
re n
d
belanja modal terhadap total belanja daerah masih belum baik. Belanja rutin masih mendominasi dari total belanja daerah. Artinya
proporsi belanja pembangunan untuk sarana dan prasarana masyarakat masih kurang.
Pada tahun 2009 - 2011 rasio belanja pembangunan cenderung mengalami penurunan.Ini berarti kinerja Kota
Yogyakarta untuk mengalokasikan belanja pembangunan masih belum baik dan dapat dikatakan bahwa Pemkot Yogyakarta belum
mampu untuk meningkatkan belanja sebagai alokasi pembangunan. Dilihat dari perhitungan rasio belanja rutin dan belanja
pembangunan diketahui
bahwa Kota
Yogyakarta lebih
memprioritaskan belanja rutin dibanding belanja pembangunan, karena belanja pegawai yang memberikan kontribusi terbesar
dalam belanja rutin telah mencapai 50 persen lebih dari total anggaran sehingga lebih mendesak untuk segera dipenuhi daripada
belanja pembangunan yang manfaatnya baru akan dirasakan pada jangka menengah maupun jangka panjang. Belanja pegawai juga
menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun berturut-turut. Pada tahun 2008 belanja pegawai naik sebesar Rp95.966.330.737
dari tahun
2007.Kemudian kembali
meningkat sebesar
Rp33.018.325.753 pada tahun 2009. Pada tahun 2011 belanja pegawai masih mengalami kenaikan menjadi Rp608.147.454.347
dari Rp559.146.974.048 pada tahun 2010
Menurut Mahmudi 2010: 164, pengeluaran belanja modal yang dilakukan saat ini akan memberikan manfaat jangka
menengah dan panjang. Pemerintah daerah dengan tingkat pendapatan rendah pada umumnya justru memiliki proporsi belanja
modal yang tinggi disebabkan pemerintah daerah dengan pendapatan rendah berorientasi untuk giat melakukan belanja
modal sebagai bagian dari investasi modal jangka panjang dan pemerintah daerah dengan pendapatan tinggi biasanya telah
memiliki aset modal yang mencukupi. Pada umumnya proporsi belanja modal terhadap total belanja daerah adalah 5 - 20
Mahmudi, 2010: 165. Dilihat dari proporsi belanja modal terhadap total belanja
daerah, sebenarnya Kota Yogyakarta sudah memenuhi proporsi tersebut, namun belanja pembangunan ini belum dapat
mendominasi dari alokasi total belanja daerah. Pertumbuhan pendapatan yang meningkat pada tahun 2007 - 2011 justru
berbanding terbalik dengan rasio belanja pembangunan.Semakin meningkatnya pendapatan, rasio belanja pembangunan justru
mengalami penurunan.Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pemerintah daerah dengan pendapatan tinggi biasanya telah
memiliki aset modal yang mencukupi sehingga cenderung memiliki porsi belanja rutin yang lebih tinggi Mahmudi, 2010:
164.
D. Perkembangan Keuangan Kota Yogyakarta Ditinjau dari