Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerahAPBD

dalam Nordiawan 2006: 132-133 menjelaskan tujuan laporan keuangan sektor publik adalah laporan keuangan organisasi nonbisnis yang hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan pengguna dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya ekonomi, dalam menilai pelayanan, dalam menilai kinerja manajer organisasi atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan dan yang lainnya. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, kekayaan organisasi, kinerja organisasi, pelaksanaan pembelanjaan kas, dan untuk membantu dalam memahami informasi keuangan.

3. Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerahAPBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah daftar yang memuat rincian penerimaan daerah dan pengeluaranbelanja daerah selama satu tahun yang ditetapkan dengan peraturan daerah perda untuk masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember Mahsun, et.all, 2011: 81. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.Dalam menyusun APBD, diupayakan agar belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.Penyusunan Rancangan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber- sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaan surplus tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.Penggunaan surplus anggaran perlu mempertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antargenerasi, sehingga penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang, pembentukan cadangan, dan peningkatan jaminan sosial Mahsun, et.all, 2011: 82. Menurut Basuki 2007: 47-48, dalam struktur APBD terdapat beberapa pengertian sebagai berikut: a Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. b Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. c Pendapatan yang tercantum dalam APBD adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. d Belanja daerah yang tercantum dalam APBD adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. e Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran berikutnya. APBD merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari: a Pendapatan Daerah b Belanja Daerah c Pembiayaan Daerah Anggaran Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah.Sebagai instrumen kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dan berbagai unit kerja Mardiasmo, 2002: 9. Fungsi APBD menurut Memesah 1995: 18 adalah sebagai berikut: a Menentukan jumlah pajak yang dibebankan pada rakyat daerah yang bersangkutan. b Merupakan suatu sarana untuk mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. c Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan kepala daerah khususnya, karena APBD itu menggambarkan seluruh kebijakan pemerintah daerah. d Merupakan suatu sarana untuk melaksanakan pengawasan terhadap daerah dengan cara yang lebih mudah dan berhasil guna. e Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah di dalam batas-batas tertentu.

4. Laporan Realisasi Anggaran

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

2 13 87

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DILIHAT DARI RASIO Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan Daerah APBD Tahun 2009-2010.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan Daerah APBD Tahun 2009-2010.

0 1 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DILIHAT DARI RASIO PENDAPATAN DAERAH APBD TAHUN 2009-2010 Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta Dilihat dari Rasio Pendapatan

0 1 15

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

Analisis kinerja pemerintah daerah berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

1 8 138

nalisis kinerja pemerintah daerah berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) studi kasus di Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja

0 0 136

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA MAGELANG UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2008-2012.

0 0 119

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

0 1 123

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

1 3 100