Perkembangan Musik Keroncong Periode 2005

51 Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan musik kerocong pada tahun 80- an juga dipengaruhi oleh peran serta para generasi muda di era tersebut, salah satu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan musik keroncoong yaitu dengan menginovasi dan mengembangkan musik keroncong agar lebih menarik.

B. Perkembangan Musik Keroncong Periode 2005

Setelah memasuki era modernisasi musik keroncong lambat laun mulai berkurang popularitasnya salah satu faktor yang mempengaruhinya ialah munccuknya musik-musik jenis baru yang lebih modern. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Adhi, setelah memasuki era moderenisasi musik keroncong dirasa kurang berkembang dengan baik dibandingkan pada saat tahun 80-an dimana musik keroncong tumbuh dan berkembang dengan pesat dan bahkan banyak melahirkan para seniman keroncong muda seperti Koko Tole dan Budiman B.J. Kurangnya minat generasi muda pada saat ini terhadap musik keroncong salah satunya dipengaruhi oleh munculnya musik-musik jenis baru yang kemudian memunculkan anggapan bahwa musik keroncong adalah musiknya orang tua atau musik kuno. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Adhi pada 7 Maret 2015 menyatakan : “Pada jaman sekarang anak -anak muda hanya tertarik pada musik- musik modern saja dan kurang berminat untuk mengenal dan mencoba memainkan musik keroncong, karena anggapan anak muda terhadap musik keroncong adalah musik yang kuno musiknya orang-orang tua, yang membuat ngantuk kalo didengarkan. Kalo pas jaman saya dulu musik keroncong itu sangat populer di kalangan anak muda bahkan banyak seniman muda keroncong seperti Koko Tole dan Budiman B.J. 52 Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa musik keronconng semakin lama semakin ditinggalkan dikarenakan arus modernisasi. Melihat kondisi tersebut munculah ide dan gagasan para seniman- seniman keroncong yang ada di Borobudur mempunyai untuk menggemakan dan memperkenalkan kembali musik keroncong di masyarakat khususnya dikalangan generasi muda. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan mengadakan suatu acara komunitas grup keroncong yang diberi nama Gemilang keroncong Menggema. Puri Rama pertama kali dibentuk pada 28 November 2005 dan salah satu grup keroncong pencetus dan penngerak dari terbentuknya komunitas ialah grup keroncong Puri Rama yang bersal dari desa Brojonalan. Komunitas tersebut dibentuk karena kecintaanya terhadap musik keroncong dan rasa keprihatinan para seniman dan pemusik keroncong melihat kondisi pada saat itu dimana musik keroncong mulai dilupakan oleh generasi muda, kemudian munculah ide-ide untuk menginovasi musik keroncong sedemikian rupa agar lebih menarik, hal tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk mengenalkan musik keroncong kepada generasi muda dan usaha untuk menjaga kelestarian musik keroncong supaya tidak terlupakan dan tersaingi oleh musik-musik dengan modern. Isi dari acara Gemilang keroncong Menggema yaitu diskusi tentang keroncong, atau saling tukar ide dan gagasan yang berhubungan dengan musik keroncong. Berikut ini adalah dokumentasi pada saat acara Gemilang Keroncong Menggema berlangsung, para anggota komunitas keroncong sedang mengadakan diskusi membahas tentanng musik keronocong 53 Gambar 20. Diskusi acara gemilang keroncong menggema Dokumentasi: Ashila 2015 Bagi orang yang awam tentang musik keroncong dan igin mempelajari musik keroncong di acara tersebut juga akan diberi arahan pengetahuan oleh para seniman keroncong, karena anggota dari acara tersebut tidak hanya para seniman keroncong saja namun bagi siapa saja yang ingin belajar musik keroncong bahkan untuk mereka yang tidak bisa main alat musik sama sekali. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Adhi pada 7 Maret 2015: “ Di acara Gemilang keroncong menggema anggotanya tidak harus yang bisa main keroncong atau seniman keroncong, tapi orang yang tidak bisa main musik ba bar blas juga boleh ikut dalam acara tersebut, yang penting mereka suka sama musik keroncong,dan umur tidak dibatasi dari anak muda sampai orang tua juga boleh ikut ” . Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta dari gemilang keroncong menggema tidak hanya boleh diikuti oleh para seniman keroncong atau orang- orang yang mahir dalam bermain alat musik keroncong, namun acara tersebut semua orang yang tertarik dan ingin belajar keroncong meskipun tidak bisa memainkan alat musik sekalipun boleh ikut, dan tidak dibatasi oleh umur 54 karena dari anak muda sampai orang tua juga boleh ikut. hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak. Rudi pada 14 maret 2015: “ Pada acara gemilang keroncong menggema siapapun boleh tampil untuk mengisi acara arep pemuala opo rung lancar main e ya rapopo. Hal ini dilakukan untuk menginterpretasi para seniman keroncong yang lain untuk melihat bagaimana karakter permainan keroncong pada setiap grup”. Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pada acara komunitas gemilang keroncong menggema tidak hanya dilakukan diskusi saja namun juga diselingi dengan penampilan grup-grup keroncong yang ikut dalam komunitas tersebut, meskipun para pemain masih pemula atau pun permainan belum lancar tidak dimasalahkan, hal tersebut dilakukan untuk mengintepretasi para semiman keroncong supaya tau kelebihan dan kekurangan tiap grup-grup keroncong, dengan begitu diharapkan para angggota komunitas bisa saling belajar dan mngajarkan. Dengan diadakannya acara Komunitas Gemilang keroncong menggema kemudian diadakanlah berbagai pertunjukan musik keroncong, lomba dan festival musik keroncong di lingkungan kecamatan Borobudur, meskipun diadakan di wilayah Borobudur namun para peserta lomba dan festival tak hanya dari ruang lingkup Borobudur saja. Festival dan lombaa ini juga diikuti dari berbagai wilayah kota Magelang, contohnya seperti grup musik keroncong Putra kasih yang berasal dari wilayah Muntilan. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Adi pada tanggal 7 Maret 2015: “Dari acara komunitas itu terbentuklah pemikiran untuk mengadakan acara festival dan lomba yan didakan untuk mengenalkan komunitas gemilang keroncong menggema dan menambah anggta komunitas agar 55 tidak hanya dari wilayah Borobudur saja namun juga ruang lingkup yang lebih luas lagi, sehingga musik keroncong bisa lebih dikenal oeh masyrakat luas” Dari wancara tersebut disimpulkan bahwa dari acara komunitas Gemilang Keroncong Menggema munculah ide untuk mengadakan suatu acara festival atau lomba yang bertujuan untuk mengenalkan komunitas Gemilang Keroncong Menggema ke masyarakat se-Kabupaten Magelang khususnya kepada para seniman dan pecinta musik keroncong, dan dari acara tersebut diharapkan anggota dari komunitas Gemilang Keroncong Menggema menjadi bertambah dengan ruang lingkup anggota komunitas yang lebih luas dari berbagai daerah yang berada di wilayah Kabupaten Magelang. Memasuki tahun ketiga dari dibentuknya acara komunitas Gemilang Keroncong Menggema intensitas pengdaan lomba dan festival- festival musik keroncong mulai berkurang, hal terebut dikarenakan para anggota komunitas yang mempunyai tanggungan ataupun kesibukan- kesibukan bari seperti pekerjaan dan berkeluarga yang mengkibatkan kurangnya waktu untuk berkumpul untuk sekedar berdiskusi ataupun bermain musik bersama. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Adi pada tanggal 15 Oktober 2015: “ Pada tahun 2008 komunitas gemilang keronocong menggema ini mulai kurang mengadakan lomba dan festival dan juga sempat vakum dikarenakan saya selaku ketua dari acara komunitas tersebut mendapat tugas untuk berkerja mengurusi Candi Borobudur di bidang arkeologi, sehingga tidak waktu untuk berlatih dan berdiskusi, dan juga belum ada yang menggantikan posisi sebagai ketua komunitas dikarenakan banyak anggota komunitas yang berkerluarga sehingga punya ksibukan- kesibukan sendiri” Dari hasil wwancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Komunitas Gemilang Keroncong Menggema sempat vakum dikarenakan para anggota dari komunitas 56 tersebut yang memiliki kesibukan- kesibukan dan tugas yang tak bisa ditinggalkan sehingga menjadikan kurangnya intensitas untuk bermain musik kroncong bersama atau sekedar berbagi pengetahuan dan wawasan musik keroncong. Pada tahun 2010 komunitas Gemilang Keroncong Menggema mulai kembali aktif walaupun anggota komunitas tak sebanyak seperti dulu,dengan kondisi tersebut menjadikan rasa prihatin para pemusik keroncong, kemudian terciptalah seatu ide untuk menarik minat para seniman dan pecinta musik kerncong agar kembali ikut dalam komunitas Gemilang Keroncong Menggema, Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pertunjukan musik keroncong yang diadakan di pendopo hotel Pomdok Tingal. Pada acara tersebut diisi oleh beberapa grup-grup keroncong yang berasal dari wilayah Borobudur salah satunya yaitu Puri Rama. Berikut ini adalah dokumentasi yang diambil pada saat grup musik puri rama tampil di acara gemilang keroncong menggema. Gambar 21. Penampilan Puri Rama saat tampil di acara gemilang keroncong menggema. Dokumentasi: Ashila 2010 Dalam pertujukan musik keroncog aantar grup keroncong juga bisa saling berkolaborasi dengan grup keroncong yang lain, hal ini dimaksudkan untuk 57 menambah keakraban dan kekompakan antar grup keroncong dan agar salaing memahami tiap karakter permainan setiap grup. Hal tersebut dinyatakan oleh Bapak Rudi pada 14 maret 2015: “Grup -grup keroncong juga bisa saling berkolaborasi missal grup keroncong A dengan pemain cak keroncong B, atau grup keroncong B dengan vokalis keroncong A, hal tersebut dilakukan untuk menjalin kakraban antar grup dan juga untuk belajar medalami tiap-tiap karakter gaya permainan tap masing-masing grup. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa antar grup keroncong bisa salaling berkolaborasi, hal tersbut dilakukan untuk menjalin keakraban antar anggota dan untuk belajar mendalami karakter atau gaya permainan pada tiap-tiap grup keroncong. Berikut ini dalah dokumnetasi saat grup musik Puri Rama tampil dan berkolaborasi dengan vokal dari grup lain. Gambar 22. Penampilan Puri rama saat berkolaborasi dengan vokalis dari grup keroncong yang lain Dokumentasi: Ashila 2010

C. Perkembangan Musik Keroncong Periode 2015