79
E. Perkembangan Aransemen Musik Keroncong Periode 2015
Perkembangan musik keroncong dari segi aransemen ditahun 2015 ini semakin berkembang dengan adanya media aplikasi penunjang yang digunakan
dalam pembuatan aransemen sehingga memudahkan arranger didalam penulisan aransemen, namun penulisan dengan simbol- simbol akor pada permainan alat
musik cak, cuk, cello, dan bass masih digunkan. Hal tersebut terjadi karena para pemain pengiring lebih mudah memainkan dengan simbol- simbol akor dibanding
notasi balok, hal itu terjadi karena para pemain yang tidak berasal dari akademis musik.
Dengan penggunaan aplikasi arransemen ini para aranger jadi lebih teliti di dalam penulisan filer- filer, karena pada aransemen pada periode 2005
penulisan filer- filer jarang sekali ditulis di dalam partitur lagu, dengan adanya hal tersebutjuga lebih memudahkan para pemusik pada saat meminkan lagu. Pada
periode 2015 ini formasi pemain keroncong juga dikembangkan dimana jika pada umumnya permainan musik keroncong terdiri dari enam pemain musik, pada
periode ini musik keroncong lebih deikembangkan lagi dengan memasukan mini orekestra didalam perminnanya., mini orkestra yang dimaksud ialah dengan
menmbahkan
double quartet
didalam pemainannya. Dengan pengembangan penambahan alat musik tersebut diharapkan musik keroncong lebih indah dan
harmonis. Berikut ini adalah penampilan Puri Rama dengan formasi mini orkestra:
80
Gambar 42. Penampilan Puri Rama dngan formasi mini orkestra Dokumentasi: Ashila 2015
Aransemen pada periode 2015 lebih difokuskan pada permainan filer- filer yang dimainkan oleh alat musik biola dan flute. Penggunaan filer- filer ini
ditujukan agar pemainan lagu keroncong terkesan lebih energik dan tidak terkesan sepi atau kosong saat dinyanyikannya nada- nada panjang pada vokal. Berikut ini
adalah melodi filer yang dimainkan oleh alat musik biola:
Gambar 43. Melodi filer yang dimainkan alat musik biola Dokumentasi: Ashila2015
Jika diperiode 2005 aranger banyak menggunakan senggakan- senggakan dalam permainan musik keroncong disini aranger lebih banyak memberikan
harmonisasi pembagian suara yang dimainkan oleh alat musik biola I II, flute dan cello. Berikut ini melodi pembagian suara pada filler yang diaminakan oleh alat
musik biola dan flute:
81
Gambar 44. Melodi filer yang dimainkn biola dan flute Dokumentasi: Ashila 2015
Melihat perkembangan aransemen di periode 2015 ini, perkembangan terlihat pada cara penulisan dan pemberian filer- filer meodi yang harmonis yang
tidk diberikan pada saat periode 2005. Penambahan formasi pemain musik juga mempengaruhi aransemen musik tersebut, dimana dengan penambahan formasi
pemainan musik keroncong akan lebih harmonis dan indah, namun patokan atau pakemnya alur- alur pemainan lagu keroncong juga masih dipertahankan tanpa
meninggalkan unsur keroncong asli atau masih sama dengan pakemnya.
82
Pada penelitian ini penulis mencoba merangkum
fullscore
partitur lagu Kr. Fajar Indah kemudian mencoba membandingkan lagu Keroncong Asli yang
sudah diaransemen dengan lagu Keroncong Asli yang belum diaransemen Berikut ini adalah tabel rangkumanya:
Tabel 5. Perbedaan keroncong yang belum diaransemen dan yang sudah diaransemen pada periode 2015.
No Keroncong yang belum
diaransemen Keroncong yang sudah
diaransemen
1. Jumlah birama pada keroncong asli
mempunyai jumlah birama 28 bar dan menggunakan sukat 44 serta
memainkan duap putaran lagu atau dua koplet.
Keroncong yang sudah diaransir ini memiliki jumlah birama 47 bar
dengan memainkan dua putaran lagu atau dua koplet.
2. Bentuk dari keroncong terdapat
kalimat bagian A-B-C.
Bagian A mempunyai progresi akord : I
– I – I – V – V – II – II – V
– V. Sama
dengan keroncong
asli, keroncong asli yang sudah diaransir
ini juga terdapat bagian A-B-C. Di dalam keroncong asli yang sudah
diaransir ini pada bagian A juga memiliki progresi akor yang sama.
3. Voorspel pada keroncong asli
hanya menggunkan dua bagian voorspel, dengan menggunakan
progresi akor I- V dilanjut dengan bagian
angkatan yang
menggunakan progresi akor I- IV- IV- I.
Keroncong yang sudah diaransemen ini langsung menuju bagian intro I
yang dimainkan secara bersama atau
tutti
, yang dimainkan oleh alat musik biola, flute dan cello dengan diiringi
irama
engkel
tanpa menggunakan permainan
voorspel
.
4. Bagian
Angkatan
atau permainan irama keroncong yang dimainkan
setelah voorspel yang mempunyai
Angkatan
pada keroncong yang sudah diaransir
ini dimainkan
setelah pemainan intro dengan progresi akor
83
progresi akor: I – IV – V – I
V- V- IV- I
5
6. Setelah bagian
Angkatan
pada keroncong asli biasanya terdapat
middle spell,
dalam musik
keroncong yang
biasanya dimainkan oleh pemain flute atau
biola dengan mengunakan akor dominan septim V7 yang berisi
nada : 5-7- 2- 4.
Ole-ole
atau refrain dalam lagu keroncong asli.
Pada lagu keroncong yang sudah diaransir ini terdapat midel spell yang
diaminkan oleh alat musik biola I, II dan flute.
Ole-ole
pada keroncong yang sudah diaransir sama dengan lagu keroncong
yang belum diaransir.
7.
Overgang
atau progresi akor yang biasa dimainkan pada setiap akhir
melodi dengan akor tonika I pada satu
birama yang
kemudian disambut akor subdominan IV ke
akor dominan septim V7 dan kembali ke akor tonika I atau : I-
IV- V7- I, didalam istilah musik barat diesebut dengan
kadensa. Overgang
pada keroncong yang sudah diransir mempunyai progresi akor V-
VI- III- V7- I.
8.
Senggakan,
atau bagian
coda biasanya dimainkan di akhir lagu
dan dimainkan oleh alat musik biola atau flute dengan progresi
akor subdominan, dominan ke tonika atau IV- V- I. Pada akor
tonika
yang terahir terkadang pemain
memperlambat tempo
permainan secara berangsur-angsur atau
ritardando
Pada lagu keroncong yang sudah diaransemen ini senggakan dimainkan
oleh alat musik biola dan flute cello dengan
memainkan melodi
meaminkan progresi akor I- V-V7- I- V yang dimainkan berangsur- angsur
melambat atau ritardando.
84
Keroncong asli yang belum diaransemen memiliki jumlah birama 28 bar dengan memainkan dua putaran lagu atau dua koplet, namun pada
keroncong yang sudah diaransmen ini terdapat 47 birama dengn memainkan dua putaran lagu. Jumlah birama yang memlebihi dari pakemnya tersebut disebabkan
karena adanya variasi- variasi nada yang diselipkan agar aransemen lebih harmonis dan lebih indah diperdengarkan. Pada permainan keroncong asli pada
awal lagu terdapat bagian
voorspell
yang biasanya diaminkan oleh alat musik biola atau alat musik flute, namun pada aransem lagu keroncong ini tidak
menggunakan
voorspell. Voorspell
pada aransemen lagu ini digantikn dengan permainan alat muik secara bersama atau dalam istilah musik disebut
tutti
dengan diiringi oleh irama engkel. Berikut ini permainan melodi yang dimainkan oleh alat
musik biola, flute dan cello:
Gambar 45. Melodi intro yang dimainkan secara bersama yang dimainkan oleh alat musik biola, flute dan cello.
Dokumntasi: Ashila 2015 Pada introdukis I ini melodi utama dimainkan oleh alat musik flute, berikut ini
melodi introdukis I yang dimainkan oleh alat musik flute:
85
Gambar 46. Melodi utama introduksi yang dimainkan oleh alat musik flute
Dokumentasi: Ashila 2015 Setelah bagian introduksi I langsung masuk pada bagian awal lagu atau bagian
angkatan
yang diiringi dengan permainan irama
engkel
. Bagain
angkatan
pada pakemnya dimainkan setelah permainan pada bagian
voorspell,
namun pada aransemen yang sudah diaransemen ini bagian angkatan dimainkan setelah
permainan introduksi. Berikut ini melodi angkatan tang dimainkan yang terdapat pada birama 10:
Gambar 47. Melodi bagian a
ngkatan
yang dinyanyikan oleh vokal Dokumentasi: Ashila 2015
Setelah memasuki bagian angkatan pada permainan musik keroncong terdapat bgian
middel spell
atau
interlude
dalam permainan musik keroncong yang biasanya dimainkan oleh permainan alat musik flute atau biola dengan progresi
akor V7 dengan jumlah 3 birama sebelum masuk ke musik
ole-ole
atau
reffrain
. Fungsi dari permainan middle spell ialah menjebatani vokal menuju
reffrain
. Berikut ini melodi bgian
middle spell
yang terdapat pada birama 18 dimainkan oleh alat musik biola I, II, flute dan cello:
86
Gambar 48. Melodi bagian
middle spell
yang dimainkan oleh alat musik biola, flute dan cello
Dokumentasi: Ashila 2015 Berbeda dengan aransemen pada 2005 yang penulis teliti pada aransmen
pada 2015 ini masih menggunakan pakemnya dengan menggunakan bagian
middle spell
. Pada aransemen periode 2005 yang diteliti oleh penulis bagian
middle spell
digantikan oleh
senggakan
yang membentuk sebuah variasi ritmis. Setelah memasuki bagian
middle spell
pada permainan musik keroncong terdapat bagian yang disebut
ole- ole
atau pada istilah musik biasa disebut
reffrain
. Setelah memasuki bagian reffrain atau ole- ole pada permainan musik
kerocong terdapat bagian overgang. Overgang yaitu progresi akor yang biasa dimainkan pada seriap akhir melodi dengan memainkan akor I pada satu birama
yang kemudian disambut ke akor IV ke akor V7. Pada istilah musik istilah
overgang
biasa juga disebut dengan
cadensa
. Berikut ini melodi bagian overgang yang dimainkan oleh alat musik biola, flute dan cello, gitar, cak, cuk dan vokal
yang terdapat pada birama 24:
Gambar 49. Melodi permaian bagian
overgang
Dokumentasi: Ashila 2015
87
Jika pada aransemen sebelumnya pada periode 2005 bagian
overgang
diisi dengan variasi ritmis dengan memainkan progresi akor I- IV- iv- I berbeda dengan aransmen yang digunakan pada periode 2015, karena pada aransmen ini
aranger menggunakan filer- filer yang diamiankan oleh alat musik biola I, II, flute dan cello dengan memainkan progresi akor pada pakemnya permainan musik
keroncong. pada aransemen periode 2005 setelah memasuki bagian overgang kemudian dilanjut masuk pada bagian
senggakan
atau dalam istilah musik disebut
coda,
namun pada aransmen lagu ini bagian coda masuk setelah pengulangan bagian
ole- oleh
atau
refrain
pada birama 21 yang diiringi dengan irama
double
oleh permainan musik pengiring pada keroncong yang kemudian dilanjut dengan masuk pada bagian
senggakan
atau coda yang dimulai padabirama 38.
Senggakan
atau bagian
coda
biasanya dimainkan pada setiap akhir lagu yang biasa dimainkan oleh alat musik biola atau flute dengan memainkan progresi
akor I-V-I. Pada akor I yang terahir terkadang pemain memperlambat tempo pada permainan lagu secara berangsur angsur atau diaminkan secara
ritardando
. Pada aransemen keroncong periode 2005 bagian senggakan dimainkan oleh alat musik
flute dengan memainkan progresi akor VI- ii- V- VI- ii- VI dan pada bagian akhir coda tidak dimainkan dengan cara
ritardando
namun dimainkan dengan
a tempo
dengan memainkan
senggakan kromatis
dengan memainkan progresi akor VI- II dan diaminkan dengan dinamik yang keras atau
fortesimo
. Pada ransemen periode 2015 ini bagian
senggakan
atau
coda
dimainkan oleh alat musik biola I, II,
flute dan cello dengan pemecahan suara akor yang berbeda- beda di setiap alat
88
musik dengan memainkan progresi akor I- V- V7- I- V. Berikut ini gambar melodi bagian
coda
yang dimulai pada birama 43 :
Gambar 50. Melodi bagian
coda
Dokumentasi: Ashila 2015
F. Pembahsan