9 arpeggio
, dan menimbulkan bunyi : crong, crong yang akhirnya timbulah istilah “Keroncong”.
B. Perkembangan Musik Keroncong
Musik keroncong adalah salah satu jenis musik yang berkembang di Indonesia seperti halnya musik dangdut, musik pop, musik jazz, musik rock, dan
musik-musik yang lain. Menurut Ensiklopedi Musik Indonesia, musik keroncong adalah musik tradisional dengan tata nada diatonik yang merupakan bentuk baku
dari sebuah orkestra, nyanyian vokal dengan iringan alat musik berdawai Ensiklopedi Musik Indonesia, 1985: 69. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa
musik keroncong terdiri atas alat musik gitar melodi, ukulele, cello, dan alat musik bass yang dimainkan secara
Pizzicato
atau dimainkan dengan cara dipetik, dalam isitilah permainan musik keroncong sering disebut dengan teknik
kendhangan
atau meniru efek bunyi kendhang, kemudian ditambah dengan alat musik lainya seperti biola dan flute yang digunakan untuk meperkaya melodi
maupun ritme dari musik keroncong yang dimainkan. Dengan berkembangnya musik keroncong di Indonesia, maka munculah
beberapa jenis musik keroncong, antara lain: a.
Keroncong asli b.
Langgam c.
Stambul d.
Lagu ekstra
10
Untuk mengetahui secara lebih jauh bentuk dan jenis lagu-lagu keroncong, maka akan diuraikan sebagai berikut:
a. Keroncong Asli Keroncong asli adalah musik keroncong yang belum mengalami
perubahan dan belum tercampur oleh kebudayaan musik lain. Musik keroncong asli masih menggunakan pakem atau pokok-pokok aturan permainan musik
keroncong, hal tersebut juga disampaikan oleh Agoes 2007:42 : “Keroncong Asli ialah musik keroncong yang belum mengalami
perubahan ataupun percampuran dengan musik lain. Keroncong asli menggunakan sukat 44, terdiri dari 28 birama dan mempunyai 3 bagian
kalimat lagu, yaitu lagu bagian A, bagian B, dan bagian C. Dalam pola lagu keroncong asli berkesinambungan diawali dari introduksi
vroospel
.”
Vroospel
mempunyai tiga bagian yaitu bagian pertama disambut dengan bunyi serempak
rall
panjang dalam akor tonika, bagian kedua disambut serempak mengejutkan dalam akor dominan septim, sedangkan pada bagian ketiga disambut
dalam akor tonika kemudian masuk dalm tempo irama keroncong, Budiman,1979: 4.
Kemudian disusul kembali oleh alat musik flute dan biola yang memainkan tema melodi dari kalimat awal bentuk lagu bagian C. Untuk
memainkan
vroospel
ini bukan hanya pemain biola saja, malainkan flute atau pemain gitar melodi secara bergantian, sebagai contoh bagian pertama dimainkan
oleh alat musik biola, bagian ketiga dimainkan oleh instrumen flute, kemudian dimainkan oleh gitar melodi, dilanjutkan intro yang merupakan bagian melodi
dari lagu. Hal tersebut dijabarkan lebih jelas oleh Soeharto 1996: 81 :
11
“Di dalam bentuk kalimat keroncong terdapat lagu keroncong bagian A terdiri dari 8 birama disebut angakatan, musik tengah disebut dengan
midlenspel,
bentuk lagu bagian B terdiri dari 10 birma disebut
ole-ole
atau refrain tengah, bentuk lagu bagian C terdiri dari 8 birama disebut dengan s
enggakan.
kata kata dalam syair lagu keroncong asli yaitu berupa pantun yang dimainkan 2x 28 Bar”
Contoh melodi keroncong asli Soeharto, 1996: 114 :
Gambar 1. Partitur lagu Kr. Senandung Nusantara Dokumentasi: Ashila 2015
Sementara progresi akor yang digunakan dalam lagu Senandung Nusatara sebagai berikut:
I ... |
I ... |
V ... | V ... |
II ... | II ... |
V ... | V ... |
V .. |
V ... | IV ... |
IV ... | IV ... | IV . V . |
I ... |
I ... |
V ... | V ... | I
... | IV ... |
I ... |
IV . V . | I
... | I ... |
V ... | V ... |
I ... |
I ...C
oda
Gambar 2. Skema progresi akor lagu Kr. Senandung Nusantara. Dokumentasi: Ashila 2015
12
a. Langgam Keroncong
Menurut Harmunah 1994: 19 langgam adalah musik keroncong dalam tangga nada mayor dan tangga nada yang diarahkan dari musik daerah, sedangkan
menurut Herry 20013: 16 musik langgam keroncong meski memiliki bentuk yang baku, namun pada perkembangganya memiliki irama yang lebih bebas. Dari
beberpa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa langgam adalah musik keroncong yang mengadaptasi dari musik-musik daerah yang berkembang
contohnya seperti lagu keroncong yang mengadaptasi dari musik campur sari, bagian-bagian dari lnggam dijabarkan jelas oleh Soeharto 1996: 82 :
“Bentuk langgam keroncong menggunakan sukat 44, terdiri atas 32 birama dengan bentuk A-
A’-B-A’. Adapun bentuk tersebut di dalam teori musik disebut
song from.
Pola penyajian langgam keroncong secara berkesinambungan diawali dengan introduksi, yang diambil dari 4 birama
melodi vokal dimainkan oleh biola atau flute. Lagu biasanya dibawakan dua kali, ulangan kedua bagian kalimat A
– A dibawakan secara instrumental, vokal dimulai pada bagian kalimat B, dan dilanjutkan A.
intro lagu biasanya diambilkan dari empat birama terakhir dari lagu langgam tersebut, sedangkan coda berupa kadens lengkap dan syair lagu
yang digunakan dalam keroncong langgam biasanya bahasa daerah
setempat”. Contoh melodi keroncong langgam Soeharto, 1996: 118
Gambar 3. Partitur lagu Lgm. Putri Ngayogyakarta. Dokumentasi Ashil
13
Sementara progresi akor yang digunakan dalam lagu Lgm. Putri Ngayogyakarta sebagai berikut:
I ... |
IV. V . | I
... | I
... |
V ... |
V ... |
I ... |
I ...
| I
... | IV . V . |
I ... |
I ...
| V
... | V
... | I
... | I
... |
IV ... |
IV ... |
I ... |
I ...
| II
... | II
... | V ... |
V ...
| V ... | I
... | IV . V . |
I ... |
I ...
| V
... | V
... | I
... | I
...
Coda
Gambar 4. Skema progresi akor lagu Lgm. Putri Ngayogyakarta. Dokumentasi: Ashila 2015
b. Stambul
“Istilah Stambul berasal dari kata “istambul” ialah rombongan Opera dari Istambul yang mengadakan pertunjukan di Indonesia.Untuk menarik
penonton, maka Opera ini menggunakan selingan dan bahkan bagian- bagian dari drama itu sendiri diiringi dengan irama lagu-lagu keroncong,
sehingga masyarakat merasa tertarik karena dalam Opera tersebut mengandung unsur musik keroncong, kemudian Opera dari istambul
tersebut disebut “Teater Rakyat Komedi Istambul”. Oleh karena lagu- lagu yang diperdengarkan seringkali berirama syahdu melancholis maka
lagu-lagu jenis yang demikian itu seringkali disebut dengan lagu jenis
stambul Soeharto, 1996: 84” Bagian bagian lagu dari keroncong Stamabul II dan II telah dijabarkan oleh Anton
2009: 27 : “Dalam lagu keroncong stambul dibagi menjadi stambul I dan stambul II
dengan mempunyai bentuk yang sama, yaitu bentuk lagu dua bagian, namun jumalh birama pada lagu stambul II mempunyai kelipatan dari
jumlah birama pada lagu stambul I. Lagu stambul I terdiri atas 16 birama
dan mempunyai bentuk lagu dua bagian, yaitu A, dan A’. Pola penyajian lagu keroncong stambul I secara berkesinambungan diawali dari
introduksi dengan urutan bentuk lagu bagian A, kemudian bentuk lagu
bagian A’.Introduksi pada lagu keroncong stambul diawali dengan permainan melodi yang dimainkan oleh alat musik gitar melodi
kemudian istirahat setelah itu vokal mulai masuk mgengisi. Bentuk lagu bagian A terdiri atas 8 birama yang diisi oleh vokal, sedangkan bentuk
lag
u bagian A’sama dengan bentuk lagu bagian A, yaitu terdiri atas 8 birama yang diisi vocal.”
14
Contoh melodi keroncong stambul I Soeharto, 1996: 115
Gambar 5. Partitur lagu Stb. I Jampang Dokumentasi: Ashila 2015
Sementara progresi akor yang digunakan dalam lagu stb. I Jampang sebagai berikut:
IV ...
| IV ... | I ...
| I ... |
V ...
| V ... | I ...
| I ... |
IV ...
| IV ... | I ...
| I ... |
V ...
| V ... | I ...
| I ...
Coda
Gambar 6. Skema progresi akor lagu Stb. I Jampang. Dikumentasi: Ashila 2015
Kemudian Menurut Anton 2009: 27 pada lagu keroncong stambul II terdiri dari : “32 birama namun hanya 16 birama yang diulang sehingga mempunyi
lagu dua bagian, yaitu bentuk lagu bagian A dan B. Pola penyajian lagu stambul II secara berkesinambungan diawali dari introduksi, bentuk lag
bagian A, kemudian bentuk lagu bagian B. Pada bagian introduksi diawali dengan permainan melodi oleh alat musik gitar kemudian
dilanjutkan vokal yang dinyanyikan secara
recitative. Recitative
ialah suatu bagian kalimat lagu yang dimainkan secara deklamasi, contohnya
seperti nyanyian dalam drama opera dan dinyanyikan dengan ritme yang bebas. Bentuk lagu bagian A terdiri atas birama yang diisi oleh vokal.
Bentuk lagu bagian B terdiri atas birama yang diisi juga oleh vokal dan penyajia
nnya dinyanyikan dua kali penuh.”
Contoh melodi keroncong stambul II: Soeharto, 1996: 116
15
Gambar 7. Partitur lagu Stb II Lambang kehidupan Dokumentasi: Ashila 2015
Sementara progresi akor yang digunakan dalam lagu stb II. Lambang Kehidupan sebagai berikut:
IV ...
| IV
... |
IV .V. |
I ...
| IV
.V. | I
... | I ... |
V ...
| V
... |
V ...
| V ... | I
... |
IV .V. |
I ...
| I ... | Dua birama seperti tersebut di atas terus masuk
coda
Gambar 8. Skema progresi akor lagu Stb. II Lambang Kehidupan Dokumetasi: Ashila 2015
c. Lagu Ekstra
Pengertian ekstra menurut Soeharto adalah khusus untuk menampung semua jenis irama keroncong yang bentuknya menyimpang dari ketiga jenis
keroncong yang telah diuraikan Soeharto, 1996: 83.Bentuk lagu ekstra bersifat merayu, riang gembira, jenaka, dan sangat terpengaruh oleh lagu lagu tradisional
dan lagu- lagu modern.Contoh lagu ekstra antaralain, Jali-jali, Walang Kekek, Kala Cinta Menggoda Chrisye, dan sebagainya.
16
Pada masa sekarang musik keroncong sudah banyak berkembang dengan mengadopsi barbagai aliran musik lain sehingga tidak lagi murni sebagai musik
keroncong. Lisbijanto, 2013: 19. Musik keroncong seringkali bekolaborasi dengan jenis musi rock, musik dangdut, musik rap, bahkan dengan musik
mandarin dan yang lainya. Musik keroncong saat ini sudah megalami banyak perkembangan, baik
dari irama musik, tema lagu maupun alat musik yang mengirinya. Walaupun masih berpegang pada patokan musik keroncong , namun seniman musik
keroncong saat ini sudah banyak melakukan inovasi terhadap irama musik keroncong, hal ini dilakukan agar musik keroncong bisa dinikmati oleh generasi
muda yang kurang menggemari jenis musik ini. Dengan beberapa inovasi pada aransemen lagu dan alat musik yang digunakan, syair-syair lagu keroncong lama
di daur ulang kembali dengan lagu keroncong versi baru.
17
C. Permainan musik keroncong